Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN

KEHAMILAN PLASENTA PREVIA

Di susun oleh Kelompok 5

Rosilawati Tan (1901008)

Riyandi Hamundu (1801024)

Anggelia Van Gobel (1901012)

Heldy srikandhy sadale (1901021)

Nurfitrianingsi Muhammad (1901015)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya.

Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada

kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan

kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus .

Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah

kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22

minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya

lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu . Oleh karena itu

perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya

bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada

kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada

setiap perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber

pada kelainan plasenta.

Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis

biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio

plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya . Perdarahan anterpartum terjadi kira-

kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan

perdarahan yang belum jelas penyebabnya.

Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia

kehamilan , namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-sedikit kemungkinan

tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai
tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang berlangsung banyak ,

mereka datang untuk mendapatkan pertolongan.

Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada

permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun

penyebabnya , penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk

transfusi darah dan operasi . Perdarahan anterpartum diharapkan penanganan yang adekuat

dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek keperawatannya yang sangat membantu

dalam penyelamatan ibu dan janinnya.

B.     Tujuan

1.      Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan keperawatan klien dengan plasenta previa

2.      Tujuan Khusus

a.       Dapat melakukan pengkajian secara langsung pada klien plasenta previa.

b.      Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada klien plasenta previa.

c.       Dapat membuat perencanaan pada klien plasenta previa.

d.      Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu mengevaluasi tindakan yang telah

dilakukan pada klien plasenta previa. 


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Menurut FK. UNPAD. 1996, plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya tidak
normal, rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium interna.
Menurut Cuningham, dkk (1995), plasenta previa adalah suatu keadaan di mana
jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpus uteri tetapi terletak sangat dekat atau pada
ostium internum.

B.     Klasifikasi
1. Plasenta previa totalis
2. Plasenta previa parsialis
3. Plasenta previa marginalis
4. Plasenta letak rendah

C.     Etiologi
Menurut Kloosterman (1973), frekuensi plasenta previa pada primigravida yang
berumur > 35 tahun kira – kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang
berumur < 25 tahun. Dan begitu juga  pada grande multippara plasenta sering terjadi pada
umur > 35 tahun dibandingkan umur < 25 tahun.
Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah
mencakup:
1. Perdarahan (hemorrhaging)
2. Usia lebih dari 35 tahun
3. Multiparitas
4. Pengobatan infertilitas
5. Multiple gestation
6. Erythroblastosis
7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya
8. Keguguran berulang
9. Status sosial ekonomi yang rendah
10. Jarak antar kehamilan yang pendek
11. Merokok
Menurut Hanafiah (2004) klasifikasi plasenta previa dapat dibedakan menjadi 4
derajat yaitu:
a. Total bila menutup seluruh serviks
b. Partial bila menutup sebagian serviks
c. Lateral bila menutup 75% (bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup
d. oleh plasenta).
e. Marginal bila menutup 30% (bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
f. pembukaan jalan lahir).

D. Patofisiologi
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadisejak kehamilan 20 minggu
saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serat menipis.
Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan seviks
menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau
karenaa perobekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat
dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontaksi seperti pada plasenta letak normal (Sudarti, 2014).
Pendarahan trimester awal, pada perdarahan trimester dua dan tiga biasanya
sekunder karena implantasi abnormal dari plasenta. Plasenta previa diawali dengan
implantasi embrio pada bagian bawah uterus. Dengan melekatnya dan
bertumbuhannya plasenta, plasenta yang telah berkembang bisa menutupi ostium
uteri. Hal ini diduga terjadi karena vaskularisasi desidua yang jelek, inflamasi atau
perubahan atropik (Ashari, 2009).
Pendarahan antepartum akibat plasenta previaterjadi sejak kehamilan 20 minggu saat
segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umunya
terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dsn pembukaan serviks menyebabkan
sinus robek karena lepasnya palsenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus
marginalis dari plasenta. Pendarahan tak dapat dihindari karena ketidak mampuan
serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta letak normal
(Nugroho, 2010).
E. Tanda dan gejala

Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah:
a. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang
b. Darah biasanya berwarna merah segar.
c. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
d. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
e. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali
bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent
bleeding) biasanya lebih banyak.

F. Gambaran klinik
Perdarahan tanpa alas an dan tanpa nyeri merupakan gejala utaama dan pertama
dari plasenta previa yang biasanya darahnya berwarna merah segar. Perdarahan dapat
terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa.
Turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu atas panggul akan terhalang
sehingga kepalanya akan didapatkan belum masuk ke dalam PAP dan tidak jarang
terjadi kelainan letak, seperti llentak lintang atau letak sungsang.

G.     Pemeriksaan diagnostik


1.      pemeriksaan USG
2.      pemeriksaan dalam hanya dilakukan apabila sudah dilakukan persiapan SC.
3.      laboratorium, contoh : darah lengkap.

H.    Komplikasi
1.      prolap tali pusat
2.      perdarahan post partum
3.      infeksi karena perdarahan berlebih
4.      bayi prematur / lahir mati

I.    Penatalaksanaan
1.      Penanganan Aktif
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang memebawa maut, contoh
melakukan SC.
2.      Penanganan Pasif
Kehamilannya tidak segera diakhiri karena perdarahannya tidak berbahaya walaupun
janinnya masih premature (Johnson dan Macafee, 1945)
3.      Pengobatan Ekspektatif
a. Ibu dirawat bedrest sampai berat anak ditaksir telah mencapai 2500 gram atau ± 37
minggu sehingga kehamilan bias diakhiri.
b. Prinsip dasar penangannya adalah transfuse darah dan operasi
c. Pemberian antibiotic untuk mengatasi infeksi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. S DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD PRABUMULIH

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama                   : Ny. S                                   
Umur                     : 28 Tahun                              
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Karang Rajo No 3
Suku/Bangsa : WNI
Tanggal Masuk RS  : 28 Oktober 2013 pukul 12.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 28 oktober 2013 pukul 12.15 WIB
Ruangan : IGD Prabumulih
Diagnosa Medis : Plasenta Previa

Nama suami : Tn. J


Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Karang Rajo No 3
Suku/Bangsa : WNI

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatatakan keluar darah dari vaginanya
.2. Tanda-tanda inpartu
a.         Kontraksi : Tidak Ada
b.        Frekuensi :-
c.         Lamanya :-
Pengeluaran pervaginam
a.         Darah+lendir : -
b.        Darah : Ada .
Jumlah : Sedikit
Warna : Coklat
c.         Air Ketuban : +
3.      Riwayat Kehamilan Sekarang
a.         G=1 P=0 A=0
b.        HPHT :16-02-2013
c.         Usia Kehamilan : 32 Minggu
d.        Taksiran partus : 23-11-2013
e.         Masalah selama kehamilan sekarang :
Klien mengatakan terkadang terdapat sedikit darah di celana dalamnya
f.         Pemakaian obat-obatan :-
4.      Pergerakan anak
Usia kehamilan : 20 minggu
5.      Frekuensi gerakan anak/24 Jam : <10 kali
6.      Diet
Pola makan : 3x/hari
Komposisi makanan : Nasi ,sayur ,lauk pauk
Perubahan makan yang dialami : Selama hamil klian makan sering nambah
7.      Eliminasi
Pola eliminasi BAB : 1-2x/hari
Karakteristik : Lunak terkadang keras
Pola eliminasi BAK : 6-7x/hari
Karekteristik : Kuning (urin)
8.      Aktivitas sehari-hari :
Klien adalah seorang ibu rumah tangga ,sehari - hari mengurusi rumah dan suaminya
Personal hygiene : Klien tampak cukup bersih
9.      Pola istirahat/tidur : Klien tidur 7-8 jam/hari
10.     Seksualitas :
Akhir –akhir menjelang 8 bulan dan perut semakin membesar aktivitas seksual jarang
dilakukan
11.  Kontrasepsi :-
12.  Imunisasi I : April 2013
Imunisasi II : Mei 2013
13.  Riwayat Alergi :-
14.  Riwayat operasi :-
C. RIWAYAT MENSTRUASI
1. Menerche : umur 14 Tahun
2.Teratur/tidak teratur : teratur
3.Siklus : 28 hari
4.Lamanya : 6-7 hari
5.Banyaknya : 1-2 pembalut/hari
6.Sifat darah : Amis dan kental
7.Dismenorrhoe : Ada namun tidak mengganggu aktivitas
D. RIWAYAT PENYAKIT SISTEMIK YANG PERNAH DIDERITA
1. Hipertensi : Tidak Ada
2. Jantung : Tidak Ada
3. Ginjal : Tidak Ada
4. Hepatitis : Tidak Ada
5. DM : Tidak Ada
6. Epilepsi : Tidak Ada
7.Asma/TB paru : Tidak Ada
F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Hipertensi : Tidak Ada
2. Jantung : Tidak Ada
3. Ginjal : Tidak Ada
4. Hepatitis : Tidak Ada
5. Riwayat gemeli : Tidak Ada
6.Asma : Tidak Ada
G. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Denyut nadi : 90x/menit
Pernafasan : 28x/menit
Suhu : 36,5 C
BB sebelum hamil : 52 kg
BB setelah hamil : 64 kg
TB : 162 cm
Wajah
Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak Ada
Cloasma : Tidak Ada
Gravidarum :-
Mata
Bentuk : Bulat;simetris
Oedema : Tidak Ada
Conjungtiva : Non anemis
Sclera : Isokor
Hidung
Bentuk : Simetris
Perdarahan : Tidak Ada
Polip : Tidak Ada
Sinusitis : Tidak Ada
Mulut
Bentuk : Simetris
Warna : Hitam
Kelembaban : Cukup
Hipersaliva : Tidak
Gigi caries : Ada
Leher
Pembesaran kelenjar typoid :-
Peningkatan JVP :-
Dada
Payudara
Bentuk payudara : Simetris
Puting susu : menonjol
Hiperpigmentasi :+
Kebersihan : cukup
Benjolan abnormal : tidak ada
Kolostrum :-
Paru-paru
Inspeksi : terdapat pergerakan diafragma
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi : normal
Jantung
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi : terdengar suara jantung 1 dan 2
Abdomen
Besar perut sesuai dengan usia kehamilan: Sesuai
Bekas Luka Operasi : Tidak Ada
Striae : Ada
Leopold I : tinggi fundus uteri 22 cm

Genitalia
Vulva dan vagina
Varises :-
Luka :-
Kemerahan :-
Nyeri :+
Kebersiaha n : Cukup
Perineum
Luka Parut :-
Pemeriksaan Dalam
Posisi Plasenta dibagian bawah
Ekstremitas
Aksila
Pembesaran kelenjar :-
Ekstremitas atas
Oedema tangan/jari :-
Ekstremitas bawah
Oedema Kaki :+
Varises :-
H. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Rasa cemas,tegang :
Klien cemas dengan kondisinya sekarang
2. Konsep Diri :
Klien menyadari tentang kondisinya yang tidak memungkinkan melahirkan normal
3. Mekanisme Koping :
Klien selalu berdoa dan shalat ketika menghadapi masalah dalam hidupnya
4. Support sistem : Suami klien selalu berada disampingnya
I.       ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ruptur plasenta Penurunan cardiac out put.
DS :  
Klien mengatakan sudah
Perdarahan
ada darah keluar
sedang
kemaluannya

DO:
-Tampak bercak darah di
celana dalam klien
-TD : 140/90 mmHg
-Nadi : 90x/menit
-RR : 28x/menit

2. Perdarahan Ansietas yang berhubungan.


DS:  
Umur kehamilan
Klien mengatakan cemas
belum mencapai usia
dengan keadaannya
partus
DO:
 
-Klien tampak cemas
ansietas
-Klien berkeringat
TD: 140/90 mmHg

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN & INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Penurunan Cardiac output berhubungan dengan perdarahan
2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang keadaannya

Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Setelah dilakukkanya 1.Pengkajian yang akurat
tindakan keperawatan mengenai status
.. X 24 jam diharapkan 1.    Kaji dan catat TTV, hemodinamik merupakan
penurunan kardiak output TD serta jumlah dasar untuk perencanaan,
tidak terjadi atau teratasi perdarahan. intervensi, evaluasi.
dengan kriteria hasil : 2.Memperbaiki volume
Penurunan kardiak
a.Volume darah 2.    Bantu pemberian vaskuler membutuhkan
1 output berhubungan
intravaskuler dan kardiak pelayanan kesehatan terapi IV dan intervensi
dengan perdarahan
output dapat diperbaiki atau mulai sarankan farmakologi. Kehilangan
sampai nadi, tekanan terapi cairan IV atau volume darah harus
darah, nilai hemodinamik, terapi transfusi darah diperbaiki untuk mencegah
serta nilai laboratorium sesuai kebutuhan. komplikasi seperti infeksi,
menunjukkan tanda gangguan janin dan
normal gangguan vital ibu hamil.
2 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1.    Terapi bersama 1.Kehadiran perawat dan
dengan kurangnya keperawatan selama x 24 pasangan dan pemahaman secara empati
pengetahuan tentang diharapkan ansietas dapat menyatakan perasaan. merupakan alat terapi yang
keadaanya berkurang dengan kriteria 2.    Menentukan tingkat potensial untuk
hasil : pemahaman pasangan mempersiapkan pasangan
1.    Pasangan dapat tentang situasi dan untuk menanggulangi situasi
mengungkapkan manajemen yang sudah yang tidak diharapkan.
harapannya dengan kata- direncanakan. 2.Hal yang diberikan
kata tentang manajemen 3.    Berikan pasangan perawat akan memperkuat
yang sudah direncanakan, informasi tentang penjelasan dokter dan untuk
sehingga dapat manajemen yang sudah memberitahu dokter jika ada
mengurangi kecemasan direncanakan. penjelasan yang penting.
pasangan. 3.Pendidikan pasien yang
diberikan merupakan cara
yang efektif mencegah dan
menurunkan rasa cemas.
Pengetahuan akan
mengurangi ketakutan akan
ha-hal yang tidak diketahui.

III. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif.

Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.

IV. EVALUASI

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana

tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara

berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam

keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal

dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukur

keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam

memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi

sebagian.

BAB III

PENUTUP
A.       Kesimpulan

Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat menyebabkan

kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya. Faktor resiko yang juga

penting dalam terjadinya plasenta previa adalah kehamilan setelah menjalani seksio

sebelumnya ,kejadian plasenta previa meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat seksio.

Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated

Intravascular Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu dapat disebabkan karena

komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia post operatif

dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion (Hanafiah, 2004).

Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan kongenital dan

pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang

dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa. Risiko

kematian neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasenta previa (Hanafiah, 2004).

B.       Saran

1.      Bagi Mahasiswa

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan

pelayanan keperawatan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.      Bagi petugas-petugas Kesehatan

Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya

dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health

education dalam perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI .Jakarta

Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, edisi

kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian /SMF

obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.

Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai