DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah dengan judul
“Pengendalian Rokok”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam
mata Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis
ilmiah ini.Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan.Makalah ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait.Dalam menyusun
makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang
sebaik-baiknya.
Sebagaimana peribahasa mengatakan tak ada gading yang tak retak oleh karenanya masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 4
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 7
2.1 Konsep Rokok dan Tembakau....................................................................... 7
2.2 Kimiawi Rokok ........................................................................................... 18
2.3 Pandemi Rokok............................................................................................ 20
2.4 Kecenderungan Masalah Rokok.................................................................. 21
2.5 Merokok Sebagai Faktor Resiko.................................................................. 22
2.6 PenelitianEpidemiologi Pengaruh Rokok.................................................... 24
2.7 Pengendalian Rokok.................................................................................... 33
2.8 Berhenti Merokok..........................................................................................33
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 36
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 36
3.2 Saran............................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan.Mulai dari berolahraga, membaca, menulis
dan sebagainya. Diantara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan manusia
yang sangat merugikan bagi kesehatan mereka. Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini serinng
dilakukan oleh masyarakat kita, yakni merokok.
Merokok sendiri bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita, meskipun yang
melakukannya adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah. Hal ini sangat
memprihatinkan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa didalam rokok terdapat banyak zat
beracun yang nantinya akan menganggu kesehatan tubuh kita.
Di negara berkembang, penyuluhan tentang bahaya merokok belum dilaksanakan secara
intensif. Hal ini selain karena industri rokok merupakan sumber pemasukan bagi negara dan
sumber kesempatan kerja, juga karena di sebagian besar negara – negara sedang berkembang,
dana untuk ini walaupun ada, sangat kecil dibandingkan dengan dana yang dipergunakan oleh
perusahaan – perusahaan rokok untuk memasarkan rokok. Industri rokok melaksanakan secara
agresif dan dengan mengaitkan merokok dengan gaya hidup modern, masyarakat
terutama remaja yang paling sangat terpengaruh.
Sebagian besar orang bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi rokok dengan berlebih.
Awalnya memang tidak terasa sakit, tetapi semakin lama seseorang mengkonsumsi rokok,
maka akan banyak timbul berbagai penyakit dalam tubuhnya. Sebagian besar penyakit yang
akan diderita oleh orang yang merokok adalah penyakit yang umumnya tidak dapat
disembuhkan. Oleh sebab itu, atas dasar realita inilah penulis merasa tertarik untuk
membahasnya dalam bentuk makalah dengan judul “ Pengendalian Rokok “
1.2 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui konsep rokok dan tembakau
A. Pengertian Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotiana
Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan
tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani, 2014). Rokok terbuat dari bahan dasar
tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana Tobacum L.Tembakau dipergunakan sebagai
bahan untuk sigaret dan cerutu, baik penggunaannya dengan pipa maupun tanpa pipa. Ketika
anda sedang membakar sepuntung rokok, hakikatnya ibarat cerobong asap sebuah pabrik kimia
yang menghasilkan ribuan komponen beracun akibat berbagai proses yang terjadi didalamnya
(Saktyowati, 2010).
Merokok dalam bahasa Arab disebut “tadkhin” dan dalam bahasa Inggris disebut
“smoking” , merupakan istilah yang digunakan untuk aktivitas menghisap rokok atau tembakau
dengan berbagai cara. Kata merokok itu sendiri nampaknya ditujukan untuk perbuatan
menyalakan api pada rokok sigaret atau cerutu, atau tembajkau dalam pipa rokok. Asap dari
tembakau atau bahan sejenis terkena api itu disedot melalui mulut sehingga merasuk ke bagian
dalam tubuh, lalu diihisap masuk kedalan rongga dada, lalu dilepaskan keluar melalui hidung
atau mulut, atau melalui keduanya sekaligus. Perilaku itu lah yang disebut “merokok” (Basyir,
2005).
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Dimana-mana, mudah menemui orang merokok, lelaki-wanita, anak kecil-tua renta, kaya-
miskin; tidak ada terkecuali. Betapa merokok merupakan bagian hidup masyarakat. Dari segi
kesehatan, tidak ada satu titik yang menyetujui atau melihat manfaat yang dikandungnya. Namun
tidak mudah untuk menurunkan terlebih menghilangkannya. Karena itu gaya hidup ini menarik
sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor risiko dari berbagai macam
penyakit. (M.N. Bustan, 2007: 204)
Pasien-pasien perokok juga berisiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya
penyembuhan luka setelah pembedahan termasuk bedah plastik dan rekonstruksi, operasi plastik
pembentukan payudara dan operai yang menyangkut anggota tubuh, bagian bawah.Pada
kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu
kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan tekanan
emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki
latar belakang depresi.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-
bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok
akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau
serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewaatau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa
Eropa menemukan benua Amerika,sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokokdan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan
merokokmulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.Tapi berbeda dengan bangsaIndian yang
merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanyauntuk kesenangan semata-
mata.Abad 17 para pedagang Spanyol masuk keTurki dan saat itu kebiasaan merokok mulai
masuk negara-negara Islam.
Menurut WHO, merokok akan menciptakan beban ganda, karenamerokok akan menganggu
kesehatan sehingga lebih banyak biaya harusdikeluarkan untuk mengobati penyakitnya.
Disamping itu meropok jugamenghabiskan uang yang seharusnya digunakan untuk membeli
makananyang bergizi. Untuk mengurangi/menghilangkan kemiskinan, pemerintah perlusegera
mengatasi masalah konsumsi tembakau.Karena itu KepalaPerwakilan WHO untuk Indonesia
mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih serius lagi mempertimbangkan untuk
menandatangani globalFramework Convention on Tobacco Control (FCTC) akhir
masa penandatangan akhir Juni 2004. Dengan demikian Indonesia dapat menjadi pemimpin
regional dalam gerakan pengawasan tembakau.
Menurut Poetra (2012) kebiasaan merokok di Indonesia diperkirakan dimulai pada awal abad
ke-19, dimana warisan budaya luhur bangsa Indonesia ialah rokok kretek. Rokok kretek adalah
rokok yang menggunakan tembakau asli yang dikeringkan, dipadukan dengan cengkeh dan saat
dihisap terdengar bunyi ‘kretek’. Sejarah rokok kretek di Indonesia bermula dari kota Kudus,
Jawa Tengah.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat rokok adalah sebagai berikut:
1. Tembakau
Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di Indonesia termasuk dalam
spesies Nicotiana tabacum (Santika, 2011).
2. Cengkeh
Bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang belum mekar.Bunga cengkeh dipetik
dengan tangan oleh para pekerja, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari,
kemudian cengkeh ditimbang dan dirajang dengan mesin sebelum ditambahkan ke dalam
campuran tembakau untuk membuat rokok kretek (Anonim, 2013).
3. Saus Rahasia
Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-buahan untuk menciptakan
aroma serta cita rasa tertentu.Saus ini yang menjadi pembeda antara setiap merek dan
varian kretek (Anonim, 2013).
Rokok merupakan salah satu produk industry dan komoditi internasional yang mengandung
sekitar 3.000 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain: tar, nikotin, benzopyrin,
metil-kloride, aseton, ammonia dan karbon dioksida. Tapi diantara zat – zat yang disebutkan
tadi, ada 3 zat yang paling berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok (M.N. Bustan,
2007: 205). Zat – zat itu adalah:
1. Nikotin
Nikotin merangsang pelepasan catecholamine yang bisa meningkatkan denyut
jantung (M.N Bustan, 2007: 205). Nikotin adalah suatu zat yang dapat membuat
kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi
detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung. Selain itu zat ini
paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh,
meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan
menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg
yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.
Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi
karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui
aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar.
Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni
kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang
membuat jantung berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung
meningkat dan kontraksi jantung meningkat sehingga menimbulkan tekanan darah
meningkat (Tawbariah et al., 2014).
2. Tar
Tar mengandung ratusan zat kimiawi yang kebanyakan bersifat karsinogenik (M.N.
Bustan, 2007). Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan
mengiritasi paru - paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit
bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru -
paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ). Racun
kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di
urine. TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker
kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi
kemampuan sel - sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga
sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-
paru, mengandung bahan-bahan karsinogen (Mardjun, 2012). Zat berbahaya ini berupa
kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru - paru dan sistem pernafasan,
sehinggamenyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus
menyebabkan kanker paru - paru (penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka
yang bukan perokok).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah
dan kemudian dikeluarkan diurine. TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat
menyebabkan
3. Karbon monoksida (CO)
CO merupakan 1-5% dari asap rokok, zat ini mengusung oksigen dalam darah
(eritrosit) dan membentuk carboxihaemoglobin. Seorang perokok akan mempunyai
carboxihaemoglobin lebih tinggi dari orang normal, sekitar 2-15%. Pda orang normal
carboxihaemoglobin hanya sekitar 0,5-2%. Se;ain itu CO merusak dinding arteri yang
pada akhirnya dapat menyebabkan atherosclerosis dan penyakit jantung koroner. CO juga
marusak bayi dalam kandungan (M.N. Bustan, 2007: 205).
Zat ini dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel - sel darah
merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya
terhadap sistem peredaran darah.Selain itu, karbonmonoksida memudahkan penumpukan
zat - zat penyumbat pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan jantung yang
fatal selain itu juga dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah di kaki.
E. Jenis-jenis Rokok
1. Rokok klobot
Rokok ini terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh.Disebut rokok klobot karena
pembungkusnya terbuat dari bahan daun jagung kering
2. Rokok kawung
Rokok kawung hampir sama dengan rokok klobot. Bahan rokok ini adalah tembakau
cengkeh dan pembungkusnya terbuat dari daun kawung.
3. Rokok kretek
Disebut sebagai rokok kretek karena suara rokok ini saat disulut api berbunyi kretek-
kretek, suara ini berasal dari cengkeh yang terbakar api, awalnya rokok ini dibungkus
dengan daun jagung kering, namun sekerang bahan pembungkusnya sudah diganti kertas.
4. Rokok filter
Bahan pembuat rokok filter hamper sama dengan rokok kretek yang membedakan yaitu
ditambahkanya saringan yang terbuat dari gabus berserat lembut yang digunakan untuk
menyaring asap rokok.
5. Rokok mild
Rokok mild termasuk rokok filter. Bedanya pada kardar nikotin dan tar yang lebih rendah
dari rokok filter pada umumnya.
6. Rokok cerutu
Cerutu berbeda dengan rokok lain dalam hal ukuan dan pembungkusnya. Ukuran cerutu
lebih besar daripada rokok pada umumya.Pembungkusnya tembakau, bukan daun kering
maupun kertas.
2.1.2 Tembakau
Famili : Solanaceae
Sub Famili : Nicotianae
Genus : Nicotianae
Spesies : Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica
Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, di mana bangsa
pribumi menggunakannya dalam upacara adat dan untuk pengobatan. Tembakau digunakan
pertama kali di Amerika Utara, tembakau masuk ke Eropa melalui Spanyol (Basyir 2006). Pada
awalnya hanya digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteraan serta medis saja. Setelah
masuknya tembakau ke Eropa tembakau menjadi semakin populer sebagai barang dagangan,
sehingga tanaman tembakau menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan
Australia (Matnawi, 1997).
Mulai abad ke-15, konsumsi tembakau terus tumbuh.Pada abad ke-18, tembakau telah
diperdagangkan secara internasional dan menjadi bagian dari kebudayaan sebagian besar bangsa
di dunia.Lalu pada abad ke-19 orang – orang Spanyol memperkenalkan cerutu ke Asia lewat
Fhilipina dan kemudian ke Rusia dan Turki sehinga rokok mulai menggantikan penggunaan
tembakau pada pipa, tembakau kunyah dan hirup. Dengan cara itulah, tembakau menyebar ke
negara – negara lainnya (Basyir, 2006).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tembakau membunuh lebih dari lima
juta orang per tahun, dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta sampai tahun 2020. Dari jumlah
itu, 70 persen korban berasal dari Negara berkembang. Lembaga Demografi UI mencatat, angka
kematian akibat penyakit yang disebabkan olem tambakau/rokok tahun 2004 adalah 427.948
jiwa, berarti 1.172 jiwa perhari atau sekitar 22,5 persen dari total kematian di Indonesia (M.N.
Bustan, 2007: 204).
Berlainan dengan tanaman lain, tanaman tembakau diusahakan terutama dimanfaatkan untuk
dirokok. Asap yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kenikmatan bagi perokok. Dari
2.500 komponen kimia yang sudah teridentifikasi, beberapa komponen berpengaruh terhadap
mutu asap. Tembakau yang bermutu tinggi adalah aromanya harum, rasa isapnya enteng, dan
menyegarkan; dan tidak memiliki ciri-ciri negatif misalnya rasa pahit, pedas, dan menggigit. Zat-
zat yang berpengaruh terhadap mutu tembakau dan asap antara lain (Hiroe et al., 1975; Tso,
1999):
Sebelum digunakan untuk racikan rokok, tembakau kering hasil pengolahan petani yang
berupa rajangan atau kerosok masih harus mengalami proses pengeringan ulang (redrying) dan
fermentasi (aging). Pengeringan 14%. Kadar air yangulang dilakukan agar tembakau mencapai
kadar air ideal, yaitu 12 terlalu tinggi atau terlalu rendah sangat mengganggu proses fermentasi
yang memerlukan 3 tahun. Mesin-mesin pengering ulangwaktu 1 modern seperti GLT (green
leaves thresser), selain mengeringkan sekaligus juga dapat digunakan untuk menghilangkan
gagang, membersihkan debu dan kotoran lain, memotong dan mencampur, sehingga dihasilkan
racikan awal (preblended).
Pada saat ini hampir semua jenis tembakau (rajangan, cerutu, dan pipa) mengalami proses
menjadi preblended sebelum difermentasi, kecuali tembakau rajangan temanggung dan
sejenisnya (muntilan, prambanan). Untuk jenis tembakau ini pembelian dilakukan dalam
keranjang dan langsung disimpan untuk proses fermentasi. Selama proses pengeringan ulang dan
fermentasi akan terjadi perubahan kimia akibat kegiatan fisiologi lanjutan yang dikatalisir oleh
enzimenzim tertentu yang masih aktif. Setelah selesai proses fermentasi, maka tembakau
menjadi siap pakai untuk pembuatan rokok. Kandungan kimia tembakau siap pakai dibagi
menjadi 10 kelompok seperti pada Tabel 1 (Geiss dan Kotzias, 2007).Bahan kimia tersebut
sebagian mempunyai korelasi positif terhadap mutu rokok, khususnya rokok keretek.Kandungan
gula diinginkan dalam jumlah tinggi. Gula yang dimaksud disini adalah gula yang terbentuk di
dalam sel-sel tembakau, bukan gula yang ditambahkan.
Untuk tembakau tertentu yaitu temanggung, papie, dan klodan, fermentasi dilakukan sampai
warna menjadi cokelat, sehingga seluruh pati dan gula terdegradasi.Kandungan pati dan klorofil
untuk semua jenis tembakau dikehendaki rendah karena menyebabkan iritasi pada tenggorokan
saat dirokok. Gula yang ditambahkan pada saat perajangan daun tembakau mempunyai dampak
negatif karena sangat menganggu proses fermentasi, dan meningkatkan daya serap air
(higroskopisitas). Tembakau mutu baik, umumnya mengandung kadar nikotin tinggi, juga asam-
asam lemak, minyak atsiri, dan bahan organik lain yang berfungsi memberikan rasa dan aroma
saat dibakar. Abu sisa pembakaran rokok yang baik berwarna putih dan tidak mudah putus, yang
merupakan indikasi hasil pembakaran yang sempurna. Daya bakar yang baik disebabkan antara
lain karena tembakau banyak mengandung garam kalium dan natrium.
C. Jenis Tembakau
Setiap jenis tembakau mempunyai kandungan kimia yang berbeda untuk menghasilkan
karakter yang dikehendaki, sehingga perlakuan budi dayanya juga berbeda. Pada tembakau
virginia FC dibudidayakan dengan pupuk N cukup dan air cukup, sehingga kandungan gula
tinggi dan nikotin se dang. Tembakau temanggung dibudidayakan dengan pupuk kandang dan
nitrogen tinggi, pangkasan awal, kurang air, sehingga nikotin tinggi.
Tembakau madura dibudidayakan dengan pupuk N agak rendah, kurang air, pangkasan
awal, sehingga kadar nikotinnya sedang, gula sedang, tetapi asam organik dan resin tinggi
sehingga sangat aromatis. Tembakau cerutu dikehendaki daun tipis, kuat, dan elastis, sehingga
dipupuk N rendah, tidak dipangkas, dan dipanen musim penghujan.Kandungan nikotin tembakau
cerutu rendah. Tembakau lumajang VO ditanam pada tanah berpasir, musim hujan, dosis pupuk
N rendah, tidak dipangkas sehingga kadar nikotin rendah.
Cerutu - 0,9-2,68
2.2 Kimiawi Rokok
Menurut Sitepoe (2000), terdapat lebih dari 3040 jenis bahan kimia yang dijumpai di dalam
daun tembakau kering. Bahan-bahan ini berasal dari pertumbuhan daun tembakau itu sendiri,
misalnya bersumber dari tanah, udara dan bahan kimia yang digunakan semasa penanaman
tembakau maupun semasa proses pembuatan rokok. Hal ini bermaksud, komposisi kimia pada
daun tembakau juga dipengaruhi oleh cara pemprosesan dan kawasan tempat penanaman
tembakau tersebut. Pada waktu rokok dibakar, maka akan terbentuk pula bahan kimia lain hasil
reaksi dari proses pembakaran yang terjadi. Asap rokok mainstream dikatakan mengandung 4000
jenis bahan kimia. Bahan kimia ini dibedakan menjadi fase partikulat dan fase gas.Fase
partikulat terdiri daripada nikotine, nitrosamine, nitrosonornikotin, polisiklik hidorkarbon, logam
berat dan karsinogenik amine.Sedangkan, fase yang dapat menguap atau seperti gas adalah
karbon monoksida, karbon dioksida, benzene, amonia, formaldehid, hidrosianida dan lain-lain.
Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yangmerupakan
hasil daripada pembakaran bahan yang mengandung karbon seperti arang, gasdan kayu. Ia terdiri
dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan
ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalenkoordinasi antara atom karbon dan
oksigen.Apabila gas karbon dioksida memasuki sirkulasi darah, ia akan berikatan
denganhemoglobin sama seperti oksigen. Tetapi, ikatan karbon monoksida terhadap
hemoglobinadalah 250 kali lebih kuat berbanding pengikatan oksigen terhadap
hemoglobin.Maka, pada konsentrasi sekecil 0.1% saja pun Gas karbon monoksida dapat
ditemukan di dalamasap pembakaran, asap dari kendaraan dan juga asap rokok. Apabila hal ini
berlanjutan, tubuh akan menjalankan mekanisme kompensasi berupapeningkatan proses
erythropoiesis sebagai usaha untuk meningkatkan kadar penghantaran, karbonmonoksida akan
berikatan dengan separuh daripada total hemolgobin di dalam darah danmengurangkan kapasitas
membawa oksigen darah sebesar 50%. Apabila hal ini berlanjutan, tubuh akan menjalankan
mekanisme kompensasi berupa pningkatan kadar penghantaran oksigen ke jaringan. Maka, kadar
hemoglobin akan meningkat dan menjadi lebih tinggi berbanding pada kondisi normal. Salah
satu penyebab terjadinya hipoksia akibat peningkatan kadar karbon monoksida adalah merokok
(Asyraf, 2010).
Komponen kimia rokok yang berbahaya bagi kesehatan berasal dari lima sumber sebagai
berikut:
1. Terkandung dalam tanaman tembakau dan diwariskan secara genetik, yaitu senyawa
alkaloid. Nikotin, salah satu jenis alkaloid yang penting, meningkat jumlahnya karena
pemupukan nitrogen, pemangkasan tanaman awal yang diikuti pembuangan tunas ketiak
secara intensif, daerah tumbuh, dan lain-lain (Collins dan Hawks, 1993). Nikotin dapat
mengakibatkan ketagihan dan gangguan pada jantung serta paruparu (Asmino dan
Sudoko, 1987; Voges, 2000).
2. Terkandung dalam daun tembakau dalam jumlah kecil tetapi akan meningkat akibat
pengovenan terlalu lama. Misalnya TSNA, yang dapat meningkat akibat kegiatan
mikrobia tertentu yang banyak menghasilkan senyawa nitrit (Maksimoviez, 2001;
Universal, 2000; Morin et al., 2004). TSNA merupakan bahan karsinogenik, yang juga
banyak terdapat pada makanan yang diolah dengan pengasapan atau pembakaran.
3. Residu bahan bakar pada pengovenan dengan pemanasan langsung. Sisa pembakaran
juga membawa senyawa nitrit selain residu B-a-P (Voges, 2000; Reid, 2007). Seperti
TSNA, B-a-P juga bersifat karsinogenik. 4. Residu pupuk dan pestisida seperti klor,
cadmium, sipermetrin, provenofos, dan lain-lain. 5. Bahan asing terutama bahan plastik
seperti tali, pembungkus, dan lain-lain yang dikriteriakan sebagai bahan lain terbawa
tembakau (NTRM = nontobacco relatedmaterial).
2.2.2 Kimia Asap Rokok
Jumlah komponen kimia pada asap rokok yang telah diidentifikasi mencapai 4.800
macam. Suhu perokokan atau proses distilasi kering (pyrolysis) mencapai 884o C saat diisap dan
turun menjadi 835oC atau kurang jika lama tidak diisap (Geiss dan Kotzias, 2007).
Kesempurnaan pembakaran, terutama tingginya suhu, akan mempengaruhi produksi komponen
kimia asap, sehingga komponen kimia yang dihasilkan juga beragam. Beberapa penyebab
keragaman suhu perokokan adalah sebagai berikut:
a. Kepadatan massa tembakau dan ukuran atau diameter rokok. Massa yang padat dan tebal
akan sulit diisap atau terbakar.
b. Kandungan garam kalium atau natrium di dalam racikan rokok dapat memperbaiki
pembakaran.
c. Adanya bahan-bahan yang menghambat pembakaran seperti klor (Cl) atau gula, terutama
gula sukrose, atau yang lain. Klor mempunyai pengaruh menghambat pembakaran paling
besar.
d. Kelembapan tembakau yang tinggi akan menghambat pembakaran.
e. Filter yang rapat akan menghambat kelancaran pembakaran.
f. Pori-pori kertas rokok terletak pada pangkal batang rokok dan berfungsi memasukkan
udara pada saat pengisapan rokok. Penggunaan kertas rokok berpori akan mengencerkan
asap yang masuk ke mulut perokok, sehingga menurunkan konsentrasi komponen kimia
yang terkandung di dalamnya.
Aliran asap rokok dibagi menjadi dua, yaitu aliran asap pada saat rokok diisap (mainstream),
dan aliran asap pada saat tidak diisap (sidestream). Untuk menganalisa kandungan kimia asap
dilakukan dengan smoking machine, yang dilengkapi filter Cambridge untuk menangkap
kondensat asap. Massa asap dibagi menjadi dua sebagai berikut:
a. Asap yang tertangkap filter Cambridge pada saat rokok diisap smoking machine sebagai
kondensat asap. Kondensat asap ini disebut TPM (total particulate matter) yang komponen
utamanya adalah air, nikotin, dan tar. Kondensat kering, adalah TPM setelah dikurangi air,
sedangkan tar adalah TPM setelah dikurangi air dan nikotin. Kan-dungan kimia tar terdiri atas
bermacammacam senyawa. Hasil analisis kandungan kimia kondensat asap tercantum pada
Tabel 9.
b. Asap yang lolos dari filter Cambridge pada saat rokok diisap smoking machine dan asap
yang keluar saat tidak diisap atau asap samping (sidestream). Kandungan kimia dari massa asap
ini tercantum pada Tabel 10. Selain itu di dalam asap ini juga terkandung B-a-P (benzo-a-pyrine)
dan TSNA (tobacco spesific nitrosamine).
2.3 Pandemi Rokok
Selain AIDS maka rokok boleh dikatakan sudah mencapai tingkat pandemitas.Merokok
sudah menjalari seluruh penduduk dunia dengan pevalensi yang cukup tinggi, ditambah dengn
kecenderungan peningkatan penggunaannya, terutama dinegara-negara berkembang.
Negara yang paling menonjol dalam hal merokok adalah Cina dimana:
Tanda-tanda pandemitas secara rinci dapat dituliskan sebagai berikut: (M.N. Bustan, 2007:
205-206)
Diperkirakan sejumlah 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas, sepertiga
dari total penduduk dunia.
800 juta perokok berada di Negara-negara sedang berkembang didominasi oleh kaum
lelaki (700 juta), dan terutama di Asia.
Peningkatan konsumsi rokok yang sudah mencapai 7 juta ton, dengan peningkatan
1,4% per tahun. Rata-rata rokok yang diisap per hari 24gr/hari di negara-negara maju
dan 14gr/hari di Negara-negara sedang berkembang
Menjelang tahun 2020 kematian yang disebabkan oleh rokok akan meningkat sampai
10 juta, dimana 70% terjadi di negara-negara berkembang.
2.4 Kecenderungan Masalah Rokok
Rokok secara luas telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Diduga
hingga menjelang tahun 2030 kematian akibat merokok akan mencapai 10 juta orang
pertahunnya. Sejauh ini, wabah merokok telah terjadi dinegara-negara maju. Diperkirakan pada
tahun 2030 tidak kurang dari 70% kematian yang disebabkan oleh rokok akan terjadi dinegara
berkembang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki tingkat
konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi.Variasi produk dan harga rokok di Indonesia
telah menyebabkan Indonesia menjadi salah satu produsen sekaligus konsumen rokok terbesar di
dunia.
Menurut Bank Dunia, konsumsi rokok Indonesia sekitar 6,6% dari seluruh konsumsi
dunia. Hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 2001 menyebutkan bahwa:
27% penduduk berusia di atas 10 tahun menyatakan dalam satu bulan terakhir
54,%% penduduk pria merupakan perokok dan hanya 1,2% wanita yang merokok
Terdapat peningkatan sebesar 4% penduduk, umur diatas 10 tahun yang merokok
dalam kurun waktu enam tahun
92,0% dari perokok menyatakan kebiasaannya merokok di dalam rumah, ketika
bersama anggota rumah lainnya, dengan demikian sebagian besar anggota rumah
tangga merupakan perokok pasif
65,5% penduduk mulai merokok pada usia 20 tahun, meningkat 8% dari Susenas
1995 yaitu 60,0%
Peningkatan usia muda yang merokok, kelompok umur 25-29 tahun (75%) dan
kelompok usia 20-24 tahun (84,0%)
Menurut Bustan,M.N. (2007:206-209), terdapata beberapa kecenderungan mengenai situasi
rokok yang cukup mencemaskan dalam pembengkakan permasalahan merokok :
Tidak disadari bahwa mengiklankan rokok sama dengan mempromosikan bahan adiktif
terhadap anak-anak. Padahal UU No 23/2002 tentang perlindungan anak menyatakan,
pemerintah wajib dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada
anak termasuk yang menjadi korban zat adiktif (pasal 59). Pasal 89 ayat 2 menegaskan,
“setiap orang yang dengan sengaja menempatkan, produksi atau distribusi alcohol dan zat
adiktif lainnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun…” Badan
POM mencatat 14.249 iklan rokok tersebar di media elektronik (9.230), media luar
ruangan (3.239), dan media cetak (1.780). hingga kini, tanpa kendala, iklan rokok terus
mempromosikan bahan yang sarat pelanggaran hak anak, baik hak hidup, hak tumbuh
dan berkembang, maupun hak untuk memperoleh perlindungan.
Menurut WHO, ada 4 macam penyakit kronis yang tergolong PTM utama yaitu, penyakit
kardiovaskular(serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit paru kronik (PPOK, asthma) dan
diabetes.80% kematian PTM disebabkan oleh penyakit: kardiovaskuler (17 juta),kanker (7.6
juta),pernafasan (4.2 juta), dan diabetes (1.3 juta).Salah satu faktor risiko ke-4 PTM tersebut
adalah mengkonsumsi rokok. Selain itu, ada faktor pendukung lain yaitu non-aktivitas fisik,
minuman beralkohol dandiet tak sehat. Menurut Depkes (2007), penggunaan rokok merupakan
salah satu faktor risiko terbesar pada penyakit tidak menular.
Berdasarkan penelitian, 87% dari 430,000 kematian orang dewasa per tahun diakibatkan
oleh arol (asap rokok oranglain/ lingkungan) disebabkan penyakitjantung iskemik.Pemahaman
masyarakat akan arolsebagai penyebab penyakit jantungiskemik sangat rendah
dibandingkanpemahaman terhadap arol sebagai penyebabkanker paru. Penyakit jantung iskemik/
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penumpukan plak di arteri jantung yang dapat
menyebabkan serangan jantung (American Heart Association,2013).
Tembakau berada pada peringkat utama penyebab kematian yang dapat dicegah di dunia.
Merokok juga merupakan penyebab kematian satudari 10 kematian orang dewasa di seluruh
dunia, serta mengakibatkan 5,4juta kematian pada tahun 2006, ini berarti rata-rata satu kematian
setiap 6,5detik (Jia-Xiang, 2014). Lebih lanjut Dr. Agus mengungkapkan bahwa pasienpenderita
kanker paru, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), stroke, danjantung koroner, kebanyakan
adalah perokok (Kompas, 25 Mei 2016).
Menurut data dari situasi rokok Indonesia (Wijaya, 2013) beberapa penyakit tidak
menular yang diakibatkan oleh kegiatan merokok,diantaranya adalah:
1. 90% penyakit kanker paru-paru pada pria dan 70% pada wanita.
6. Abortus spontan, bayi berat lahir rendah, bayi lahir mati dan komplikasi
atau sudden infant death syndrome (SIDS) pada bayi dan anak-anak.
Beberapa penyakit dimana rokok dianggap sebagai faktor risiko penting (Bustan, M.N.,
2007:209),yaitu :
1. Batuk menahun
2. Penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif menahun (PPOM), bronlhitis, dan
empisemi
3. Ulkus peptikum
4. Infertility
5. Gangguan kehamilan, bias berupa keguguran, kehamilan luar Rahim
6. Artherosklerosis sampai penyakit jantung coroner
7. Beberapa jenis kanker seperti kanker mulut, kanker paru, kanker system pernapasan
lainnya. Juga kanker kandung kemih, pancreas, atau ginjal
Yang baru dutemukan adalah rokok mempertinggi kerentanan dan mempercepat
seseorang mendapat AIDS, misalnya yang seharusnya menderita AIDS dalam
setahun, karena merokok, AIDS akan dating dalam setengah tahun.
Dalam buku Bustan,M.N, 2007:211 dikatakan bahwa 90% perokok pernah mencoba
untuk berhenti merokok tetapi sangat kurang yang berhasil untuk menghentikannya.
Menurut Walter S. Ross dalam buku Bustan,M.N., 2007 mengemukakan sepuluh hokum
untuk berhenti merokok :
3.1 Kesimpulan
Rokok memiliki banyak kandungan zat berbahaya.Asap rokok mainstream dikatakan
mengandung 4000 jenis bahan kimia. Bahan kimia ini dibedakan menjadi fase partikulat dan fase
gas.Fase partikulat terdiri daripada nikotine, nitrosamine, nitrosonornikotin, polisiklik
hidorkarbon, logam berat dan karsinogenik amine.Sedangkan, fase yang dapat menguap atau
seperti gas adalah karbon monoksida, karbon dioksida, benzene, amonia, formaldehid,
hidrosianida dan lain-lain.Kandungan zat berbahya dalam rokok dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit terutama pada penyakit kronis.Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan
seperti penyakit kardiovaskular(serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit paru kronik
(PPOK, asthma) dan diabetes.Dalam pengendalian rokok, WHO merekomendasikan strategi
MPOWER.Untuk berhenti merokok, seseorang perlu memiliki tekad dan keseriusan untuk
berhenti merokok.Selain itu, dukungan dari orang sekitar dan lingkungan juga diperlukan.
3.2 Saran
Agar masyarakat mulai berperilaku hidup sehat dengan menjauhi rokok serta memberi
dukungan dan motivasi kepada keluarga, teman dan orang disekitar untuk berhenti merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Rusdi Glugur .2010.Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada Perokok Aktif Dikelurahan
Helvetia Medan.Jurnal penelitian.21(73).1-10
Nadila, Lula. 2016. Pengaruh Negatif Merokok terhadap Kesehatan dan Kesadaran Masyarakat
Urban.