Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENELITIAN PROMOSI KESEHATAN

HUBUNGAN MEDIA GAMBAR DI BUNGKUS ROKOK DENGAN TINGKAT


KETAKUTAN MAHASISWA FAKULTAS USHULUDIN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

Fanny van deyli (0801172232)

Diah Anggraini (0801172148)

Rifqy Fadilla Neraz (0801172174)

Amalia Puji Andjani (0801172203)

Annisa Rahmayani Sitorus (0801172137)

DOSEN PENGAMPU :

PUTRA APRIADI SIREGAR, SKM, M.Kes

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA

MEDAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “EpidemiologiPenyakit
Tidak Menular Stroke “

Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan, Serta disajikan sebagai
bahan materi mata kuliahEpidemiologi Penyakit Tidak Menular, FKM UIN-Sumatera Utara.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang senantiasa membantu kami,
terutama orang tua kami yang selalu mendukung kami, juga dosenpengampu kamiIbu Zata
Ismah, SKM, M.K.M yang selalu mendidik kami. Tanpa bantuan dari kalian kami mungkin tidak
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan kualitas makalah yang akan kami buat
dikemudian hari. Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas kesediaan waktu untuk membaca
makalah kami dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Medan, 9 April 2018

Peulis.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1. Penyebab merokok

Merokok pada sebagian masyarakat merupakan suatu tren kebiasaan yang sangat
menyenangkan. Kebiasaan merokok banyak diikuti oleh kaum muda sebagai ajang gaul dan gaya
supaya diakui dalam pergaulan dilingkunganya. Unsur-unsur yang terdapat dalam rokok seperti
nikotin dan karbon monoksida dapat membuat orang menjadi ketagihan dan ingin merokok lebih
banyak lagi. Perilaku merokok pada usia dewasa diyakini merupakan perilaku yang disadari
efeknya, namun tetap dilakukan karena dirasakan kebutuhannya akan asupan nikotin dari rokok
dengan berbagai alasan. Secara umum, penyebab seseorang merokok dapat dipengaruhi oleh:
a) Pengaruh Orangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari
rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-
anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok
dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.
b) Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin
besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari
fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh
teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja
tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat
87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula
dengan remaja non perokok.
c) Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa
sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang
bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial.

3
Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
penggunadibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.1

2. Upaya pencegahan merokok

Dalam upaya pencegahan merokok dapat dilakukan dengan menumbuhkan motivasi


dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok akan membuat mereka mampu
untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman media massa atau
kebiasaan keluarga.

Berbagai upaya juga telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi bahaya merokok
agar masyarakat tidak merokok atau mengurangi rokok. Upaya tersebut antara lain seperti:

a) Menerbitkan buletin secara berkala segala sesuatu yang berkaitan dengan bahaya rokok dan
perilaku merokok serta upaya untuk berhenti merokok.
b) Menerbitkan secara bersama berbagai buku yang berkaitan dengan bahaya rokok dan
perilaku merokok serta upaya untuk berhenti merokok.
c) Memberikan penyuluhan secara berkesinambungan ke berbagai institusi seperti institusi
pemerintah, swasta termasuk juga berbagai institusi pendidikan.
d) Mendukung dan melakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan bahaya rokok dan
perilaku merokok.
e) Mendirikan klinik berhenti merokok yang melayani berbagai hal yang berkaitan dengan
upaya berhenti merokok pada masyarakat. Salah satu klinik yang berdiri adalah klinik
berhenti merokok yang didirikan atas kerjasama antara Yayasan Jantung Indonesia dengan
Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Klinik ini berlokasi di Rumah Sakit Jantung Harapan
Kita.2

3. Peran pesan gambar terhadap perilakumerokok

1Sitepoe, dr. drh. Mangku, “Kekhususan Rokok Indonesia”, Grasindo. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Penerbit PT. Grasindo. 2000.hlmn.20
2http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18863/ikm-okt2005-

9%20%282%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y
4
Pemasangan gambar pada setiap kemasan rokok adalah sebagai upaya peringatan kepada
para konsumen rokok. Peringatan bahaya merokok adalah pemasangan iklan dengan disertai
gambar penyakit menyeramkan dan tulisan peringatan yang bernada keras yang bertujuan untuk
mencegah anak di bawah umur dan perokok pemula agar tidak mengonsumsi dan berhenti
merokok.

Menurut Wiria (2007), suatu desain kemasan yang menarik dibangun dari elemen visual dan
elemen struktural yang didesain sedemikian rupa untuk menimbulkan suatu respon positif pada
konsumennya. Elemen visual adalah bagian kemasan yang menarik perhatian konsumen pada
saat melihat seperti warna kemasan, bentuk kemasan, dan desain grafis seperti ukuran, gambar
dan slogan pada label kemasan. Sedangkan elemen struktural adalah bahan atau material yang
digunakan pada kemasan.

Menurut Aditama (1997) mencantumkan bahaya merokok pada setiap bungkus rokok
dianggap perlu untuk memberi kesempatan pada calon pembeli agar menimbang-nimbang,
apakah akan membeli barang yang berbahaya. Tulisan dan gambar peringatan merokok
bervariasi dari yang paling sederhana, yang hanya menuliskan “merokok berbahaya bagi
kesehatan” sampai ke tulisan yang lebih spesifik, contohnya “merokok dapat menyebabkan
kanker paru-paru, bronkitis kronik dan emfisema, penyakit jantung koroner dan gangguan pada
janin dalam kandungan. Selain itu, diatur juga mengenai ukuran yang harus digunakan pada
kemasan rokok. Ukuran yang harus digunakan pada semua kemasan rokok adalah panjang 7 cm
dan lebar 5 cm.

4. Data pesan gambar rokok di dunia

Menurut data WHO yang dihimpun AFP, ada sekitar 1 miliar orang di dunia yang aktif
merokok, dan jumlah itu adalah 1/7 dari seluruh populasi manusia di dunia. Dari 1 miliar ini,
jumlah terbesar bermukim di Tiongkok.

Dengan populasi sebesar 1,3 miliar orang, tercatat ada 315 juta perokok di Tiongkok. Para
perokok ini mengonsumsi sepertiga dari produksi rokok dunia setiap tahunnya. Sementara di

5
Indonesia, mayoritas perokok masih didominasi laki-laki (Sekitar 76%) yang umumnya berusia
di atas 15 tahun.

Data WHO juga menyebut bahwa 80% perokok di dunia tinggal menetap di negara dengan
pendapatan menengah dan miskin. Bahkan 226 juta perokok ini masuk kategori orang tidak
mampu. Ini membuktikan bahkan konsumsi rokok pun ttidak ada hubungannya dengan
kemampuan finansial seseorang.

Tapi meski data soal jumlah perokok cukup mencengangkan, tetap ada sedikit perubahan
positif yang terjadi di beberapa negara. Menurut jurmal medis The Lancet, pada April 2017 lalu
tercatat bahwa konsumsi tembakau di dunia sudah menurun selama 25 tahun terakhir ini.

Tercatat, tahun 2015 ada sekitar 1 dari 4 pria dan 1 dari 20 wanita yang merokok. Angka ini
jauh berkurang dari data tahun 1990 yang menyebut bahwa ada 1 dari 3 pria dan 1 dari 12 wanita
yang merokok.

Konsumsi tembakau pun mulai berkurang di beberapa negara seperti Australia, Brasil dan
Inggris yang menerapkan berbagai kebijakan yang lumayan 'mencekik' perokok seperti pajak
yang tinggi, pelarangan merokok di banyak tempat dan juga aktifnya kampanye kesehatan yang
dilakukan.

Tak cuma 3 negara tersebut, Perancis juga berhasil menurunkan satu juta angka populasi
perokok mereka di tahun 2017.Sementara di Tiongkok, data Euromonitor International menyebut
adanya penurunan jumlah penjualan tembakau sebesar 10%. Perlahan tapi pasti.

Beragam cara ditempuh oleh pemerintah di seluruh dunia untuk mencantumkan


peringatan bahaya rokok.Sekitar 30 negara telah mulai memberlakukan ketentuan yang ketat
mengenai label bahaya merokok dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Australia berencana
melarang perusahaan rokok mencantumkan brand dan logo pada kemasan.

Jika rencana pemerintah Australia tersebut benar-benar diberlakukan, peringatan wajib


dipampangkan secara sangat menonjol di setiap kemasan rokok. Warna dominan kemasan rokok
juga diharuskan seragam, hijau lumut.
6
Pemerintah Australia akan mengajukan usul ketentuan baru mengenai kemasan rokok
bulan Juli 2011. Raksasa industri rokok Philip Morris berkeberatan dengan alasan rencana itu
melanggar traktat hak kekayaan intelektual dan akan melayangkan gugatan hukum.

Regulator produk pangan dan obat-obatan Amerika Serikat, FDA, bulan Juni 2011
mengeluarkan sejumlah ketentuan baru tentang label peringatan mengenai risiko merokok. Di
label ini, merokok dikaitkan dengan bahaya penyakit pada sistem pernafasan selain kecanduan.

FDA menetapkan letak dan ukuran label peringatan tentang risiko merokok pada
kemasan. Semua kemasan rokok di AS harus mengikuti ketentuan label peringatan tersebut
paling lambat September 2012.

Ini kali pertama dalam 25 tahun Amerika memperbaharui ketentuan label peringatan
bahaya rokok. Salah satu dari peringatan dalam bentuk gambar dan teks itu mengingatkan
bahaya asap rokok bagi non-perokok

Aparat berwenang menerbitkan model peringatan bahaya merokok pada bungkus rokok
pada 30 Desember 2010. Label peringatan juga menekankan risiko kanker.

Label peringatan pada kemasan rokok di negara Amerika Latin Uruguay bisa dikatakan
sedikit lunak. ''Merokok membuat anda bau,'' begitu kurang lebih terjemahan peringatan dalam
bahasa Spanyol ini.

Uni Eropa memberlakukan ketentuan label peringatan tentang bahaya merokok dengan
menekankan sisi medis. Meski tetap memperkenankan pencantuman merek perusahaan rokok,
label di Uni Eropa mengingatkan bahwa perokok memperpendek usia.

Label peringatan lain yang digariskan Uni Eropa menekankan bahwa merokok bisa
menurunkan kesuburan. Perusahaan rokok masih bisa mencantumkan merek mereka. Proporsi
ukuran label peringatan juga diatur ketat.

5. Data pesan gambar rokok di Indonesia

Dengan semakin meningkatnya angka perokok pemula di Indonesia menurut survey yang
dilakukan oleh Global Youth Tobacco Survey, maka pemerintah tidak tinggal diam dalam
menyikapi hal ini. Pemerintah telah mengatur kebijakan mengenai gambar seram pada kemasan
rokok ini yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012

7
tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi
Kesehatan.
Menurut Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan kemasan adalah bahan
yang digunakan mewadahi dan/atau membungkus produk tembakau baik yang bersentuhan
dengan produk tembakau maupun tidak. Selain pengertian kemasan diketahui juga pengertian
dari Iklan Niaga Produk Tembakau yang selanjutnya disebut Iklan Produk Tembakau, adalah
iklan komersial dengan tujuan memperkenalkan dan/atau memasyarakatkan barang kepada
khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan Produk Tembakau yang
ditawarkan.
Peraturan Pemerintah tersebut selanjutnya ditindak lanjuti dengan diterbitkannya
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2013 tentang Pencantuman
Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau. Di dalam
Permenkes No. 28 tahun 2013 tersebut dijelaskan mengenai ketentuan untuk menggunakan 17
gambar yang berisikan peringatan kesehatan akibat yang ditimbulkan dari rokok.
Klimchuk dan Krasovec (2007) mengatakan bahwa unsur dari desain kemasan yang
terpenting adalah gambar, pesan/informasi, warna dan ukuran. 1. Gambar, yaitu sebuah
representasi spasial dari fenomena obyek, adegan, atau lainnya. 2. Pesan/informasi, adalah
sebuah informasi tertulis yang memiliki tujuan tertentu 3. Warna, adalah spektrum tertentu yang
terdapat di dalam suatu cahaya sempurna. Warna diukur dengan pernyataan terkait persepsi
responden mengenai warna pada gambar peringatan merokok pada kemasan rokok. 4. Ukuran,
adalah besaran, dimensi atau kapasitas yang biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur.
Terdapat 5 jenis gambar berwarna dan tulisan yang harus digunakan untuk kemasan rokok sesuai
dengan Permenkes No 28 Tahun 2013, yaitu:
Berikut ini merupakan 5 gambar yang harus dipakai oleh produsen rokok tentang peringatan
bahaya merokok pada setiap kemasan rokok di Indonesia. Yang telah diatur dan dipersiapkan
oleh Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) :

1. Gambar kanker mulut

Pada gambar pertama (diatas), terdapat tulisan ‘PERINGATAN’ yang ditulis dengan jenis huruf
arial bold kapital, ukuran 10, berwarna putih dan diberi blok latar belakang hitam pekat. Gambar

8
menunjukkan mulut seorang perokok yang tampak mengenaskan karena diserang kanker mulut.
Di bawah gambar terdapat tulisan ‘MEROKOK SEBABKAN KANKER MULUT’.

2. Gambar orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak

Sama dengan gambar pertama, setiap peringatan bergambar di bungkus rokok harus menyertakan
tulisan ‘PERINGATAN’ di bagian atas gambar. Untuk gambar kedua, tampak seorang perokok
yang memegang sebatang rokok sambil menghembuskan asap rokok yang membentuk
tengkorak. Di bawah gambar terdapat tulisan ‘MEROKOK MEMBUNUHMU’.

3. Gambar kanker tenggorokan

Gambar ketiga tidak kalah mengerikan. Tampak seorang pecandu rokok yang menderita kanker
tenggorokan dengan leher bolong dan terdapat benjolan kanker yang menjijikkan. Di bawah
gambar terdapat tulisan besar ‘MEROKOK SEBABKAN KANKER TENGGOROKAN’.
4. Gambar orang merokok dengan anak di dekatnya

Gambar keempat lebih menekankan bahaya merokok bagi orang lain, terutama anak-anak. Pada
gambar tersebut, tampak seorang perokok yang menghisap rokoknya sambil menggendong anak
kecil. Di bawah gambar terdapat tulisan ‘MEROKOK DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI
MEREKA’.

5. Gambar paru-paru yang menghitam karena kanker

Merokok sangat berbahaya bagi paru-paru. Tapi banyak perokok yang tidak takut karena belum
melihatnya sendiri. Nah, pada gambar kelima, peringatan bergambar menunjukkan dengan jelas
bagaimana paru-paru si perokok menghitam karena kanker. Di bawah gambar tersebut terdapat
tulisan ‘MEROKOK SEBABKAN KANKER PARU-PARU DAN BRONKITIS KRONIS’.3

3http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_3620

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pesan Bergambar Rokok

Pesan peringatan kemasan tembakau adalah pesan peringatan yang tertera pada kemasan
rokok dan produk tembakau lainnya (begitu pula pada iklan tembakau) yang memperlihatkan
efek kesehatan produk tersebut.

Pesan peringatan kemasan tembakau mengalami perubahan dari zaman ke zaman. pada
tahun 1999 peringatan hanya berupa tulisan yaitu peringatan pemerintah: merokok dapat
merugikan kesehatan lalu pada tahun 1999-2001 dikembangkan menjadi peringatan pemerintah:
merokok dapat menyebabkan kanker, srangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan
janin, kemudian pada tahun 2002-2013 berubah menjadi merokok dapat menyebabkan kanker,
srangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.

Lalu dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun
2012, kemasan tembakau maupun iklan harus menyertakan gambar peringatan wajib dan
pembatasan usia (18+). Pesan peringatan grafis harus terdiri 40% dari luas bidang depan dan
belakang bungkus rokok dan 20% dari luas iklan rokok. Setelah pengenalan gambar grafis dalam
kemasan rokok Indonesia, branding rokok sebagai "light", "mild", dll., telah dilarang. Namun
gambar-gambar yang digunakan pada bungkus tembakau masih menggunakan gambar yang di
ambil dari negara Thailand. Sejak 31 Mei 2018, Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
meluncurkan peringatan bergambar terbaru, dengan tiga di antaranya merupakan gambar dari
korban-korban perokok Indonesia dengan tulisan sebagai berikut:

1. Peringatan : Karena merokok, saya terkena kanker tenggorokan.


2. Peringatan : Merokok sebabkan kanker mulut.
3. Peringatan : Merokok sebabkan kanker paru.
4. Peringatan : Merokok sebabkan kanker tenggorokan.

10
5. Peringatan : Rokok merenggut kebahagiaan saya satu persatu.4

Peraturan yang dibuat pemerintah dengan memberlakukan aturan pesan bergambar pada
kemasan tembakau bertujuan untuk membuat masyarakat lebih mengerti dampak dampak yang
akan ditimbulkan akibat prilaku merokoknya sehingga dapat mengurangin jumlah perokok di
Indonesia.

2.2. Dampak merokok bagi kesehatan

Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam Octafrida (2011) merokok


membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok menyebabkan penyakit dan memperburuk
kesehatan,seperti :

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok mengalami penurunan
pada Forced Expiratory Volume in second (FEV1), dimana kira-kira hampir 90% perokok
berisiko menderita PPOK.

2. Pengaruh Rokok terhadap Gigi

Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan penurunan fungsi
saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga
kali lebih tinggi disbanding pada bukan perokok.

3. Pegaruh Rokok Terhadap Mata

Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklear, yang terjadi di bagian tengah lensa.
Meskipun mekanisme penyebab tidak diketahui, banyak logam dan bahan kimia lainnya yang
terdapat dalam asap rokok dapat merusak protein lensa.

4. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi

Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria maupun wanita. Pada wanita
hamil yang merokok, anak yang dikandung akan mengalami penuruan berat badan, lahir
prematur, bahkan kematian janin.5

4https://id.wikipedia.org/wiki/Pesan_peringatan_kemasan_produk_tembakau

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik

1. Jenis Kelamin
Dari jenis kelamin responden yang telah mengisi kuesioner tersebut terdapat 7 orang
yang berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 28 orang yang berjenis kelamin laki-laki.
Dilihat dari sudut pandang jenis kelamin, laki-laki lebih dominan memiliki perilaku
merokok dibanding perempuan.
2. Jurusan
Berdasarkan hasil penelitian dari 35 responden bahwa jurusan studi agama-agama
sebanyak 5 orang yang memiliki perilaku merokok, jurusan pemikiran politik islam
sebanyak 4 orang yang memiliki perilaku merokok, jurusan ilmu qur’an dan tafsir tidak
ada yang memiliki perilaku merokok, jurusan komunitas penyiaran islam tidak ada yang
memiliki perilaku merokok, jurusan ushuluddin sebanyak 1 orang yang memilki perilaku
merokok, jurusan aqidah filsafat islam sebanyak 1 orang yang memiliki perilaku
merokok, jurusan ilmu komunikasi islam tidak ada yang memiliki perilaku merokok,
jurusan pendidikan bahasa arab tidak ada yang memiliki perilaku merokok. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat 4 jurusan yang memilki perilaku merokok dengan jumlah
seluruhnya yaitu 11 responden.
3. Usia
Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 1 orang responden dan tidak berperilaku
merokok, 18 responden berusia 19 tahun hanya 3 yang berperilaku merokok, 10 orang
responden 20 tahun terdapat 6 orang yang berperilaku merokok, 2 orang responden
berusia 21 tahun tidak berperilaku merokok, 3 responden yang berusia 22 tahun terdapat
2 orang yang berperilaku merokok.
3.2.Perilaku merokok
1. Alasan Merokok
Dari hasil penelitian dari 35 responden bahwa alasan mereka berperilaku merokok
karena pergaulan dan terpengaruh teman lain saat sedang mengerjakan tugas ataupun

5http://digilib.unila.ac.id/7015/15/BAB%20II.pdf

12
sedang kumpul bersama. Mereka juga mengatakan bahwa dengan mengonsumsi rokok
dapat menghilangkan stress dan beban pikiran mereka yang dapat membawa ketenangan.
Biasanya mereka mengonsumsi rokok saat mereka banyak tekanan.
2. Jumlah Rokok yang dikonsumsi
Dari hasil penelitian dari responden yang berperilaku merokok pada umumnya mereka
dapat menghabiskan 10 batang bahkan lebih.
3.3.Dampak Pesan Gambar Rokok
1. Takut pesan gambar rokok
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat responden yang berperilaku
merokok yang takut sebanyak 5 orang, responden yang merokok tapi tidak takut
sebanyak 6 orang, responden yang tidak merokok tetapi takut sebanyak 21 orang,
responden yang tidak merokok tetapi tidak takut sebanyak 3 orang.
2. Nilai pesan gambar rokok
( dibuat gambar yang paling ditakuti dan tidak ditakuti )
- Pada gambar 1 terdapat 20 responden dengan nilai 10 (paling ditakuti), terdapat 4
responden dengan nilai 8, terdapat 1 responden yang bernilai 7,5, terdapat 3 responden
dengan nilai 5, terdapat 1 responden dengan nilai 2, dan terdapat 2 responden dengan
nilai 1 (tidak ditakuti)
- Pada gambar 2 terdapat 19 responden dengan nilai 10 (paling ditakuti), terdapat 1
responden dengan nilai 9, terdapat 6 responden dengan nilai 8, terdapat 2 responden
dengan nilai 7, terdapat 2 responden dengan nilai 6, terdapat 2 responden dengan nilai 5,
terdapat 1 responden dengan nilai 3, dan terdapat 2 responden dengan nilai 1 (tidak
ditakuti).
- Pada gambar 3 terdapat 22 responden dengan nilai 10 (paling ditakuti), terdapat 2
responden dengan nilai 9, terdapat 4 responden dengan nilai 8, terdapat 2 responden
dengan nilai 6, terdapat 2 responden dengan nilai 5, terdapat 1 responden dengan nilai 4,
1 responden dengan nilai 3, dan terdapat 2 responden dengan nilai 1 (tidak ditakuti).
- Pada gambar 4 terdapat 20 responden dengan nilai 10 (paling ditakuti) 1 responden
dengan nilai 9, terdapat 2 responden dengan nilai 8, terdapat 2 responden dengan nilai 7,
terdapat 1 responden dengan nilai 6, terdapat 3 responden dengan nilai 5, terdapat 1
responden dengan nilai 3, dan terdapat 2 responden dengan nilai 1 (tidak ditakuti).

13
DAFTAR PUSTAKA

 Sitepoe, dr. drh. Mangku, “Kekhususan Rokok Indonesia”, Grasindo.


Gramedia Widiasarana Indonesia, Penerbit PT. Grasindo. 2000.hlmn.20
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18863/ikm-okt2005-
9%20%282%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y
 http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_3620
 http://digilib.unila.ac.id/7015/15/BAB%20II.pdf
 https://id.wikipedia.org/wiki/Pesan_peringatan_kemasan_produk_tembakau

14

Anda mungkin juga menyukai