Anda di halaman 1dari 102

Tugas Metode & Media

PromkesKelompok 2
Juman Ahmad Taufik
Putri Widyastuti
Nurul Astria
Salmiah
Ikrima Auliyah
PERANAN PROMOSI KESEHATAN
DALAM PENGENDALIAN
PEROKOK AKTIF
Identifikasi Masalah
Merokok adalah kegiatan yang sudah menjadi
kebiasaan bagi perokok aktif. Dengan zat adiktif yang
terkandung dalam sebatang rokok, membuat para
perokok aktif menjadi candu terhadap rokok. ditambah
lagi tata pola pergaulan dapat menjadi alasan lain
untuk merokok. Oleh sebab itu saat ini, merokok
menjadi kegiatan yang bersifat kontinyu dan
menyebabkan ketergantungan kepada sang perokok
Upaya pencegahan dan pengendalian
penggunaan rokok memerlukan suatu pengetahuan
mengenai penyebab perilaku konsumsi rokok itu,
sumber, perundangan dan program pengobatan.
Selain pengetahuan tersebut, diperlukan juga
keterampilan pengaturan komunitas, ketekunan, dan
kerjasama antar-berbagai pihak yang peduli dan
lembaga pemerintah maupun nonpemerintah.
Dampak Dari
Masalah Merokok
setiap rokok yang dihisap bisa
meningkatkan risiko terkena berbagai
penyakit, seperti penyakit jantung,
stroke, masalah kesuburan, dan
gangguan pada paru-paru.
Besar Masalah
Riset kesehatan dasar yang dilakukan
Kementerian Kesehatan pada tahun 2007
dan tahun 2010 di Aceh menunjukkan
bahwa delapan dari sepuluh lakilaki
merupakan perokok. Mirisnya, sebagian
jumlah perokok aktif di Banda Aceh adalah
remaja. Jumlah perokok usia remaja di
Banda Aceh sebanyak 30% dari total
keseluruhan perokok di Banda Aceh. Di
Indonesia, diperkirakan ada lebih dari
230.000 orang yang meninggal akibat
kebiasaan merokok setiap tahunnya.
Metode dan Media
Promkes
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan fakta
yang ada.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam


penelitian ini ialah pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.
70%

50%
Efektifitas
Pesan anti rokok akan langsung membuat
80% perokok menjadi tidak peduli terhadap promosi
kesehatan tersebut, tetapi pesan mengendalikan
perilaku perokok lebih dapat diterima oleh para
perokok. Perokok merasa tidak dilarang untuk
60% merokok tetapi diajak untuk menjaga sikap saat
merokok.
Hubungan Pengetahuan dan Tindakan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2
Identifikasi Masalah

Penyakit degeneratif merupakan permasalahan


kesehatan yang sudah lama dialami beberapa negara
di dunia, baik negara maju dan negara berkembang.
Penyakit ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup.
Penyakit diabetes merupakan salah satu dari empat
prioritas penyakit tidak menular. Data menyebutkan
bahwa 1 dari 2 orang penyandang diabetes belum
menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes, dimana
sebenarnya 80% kejadian diabetes dapat dicegah.
Dampak Dari
Masalah
Diabetes dapat disebabkan oleh
beberapa faktor risiko. Penyebab
paling banyak ditemui adalah pola
hidup yang tidak sehat. Contoh pola
hidup yang tidak sehat yaitu makan
makanan yang banyak mengandung
gula/lemak, sedikit mengandung
karbohidrat dan/serat serta jarang
melakukan aktivitas fisik (Soegondo
and Sukardji, 2008).
Besar Masalah
Perilaku remaja sejak dini akan mempengaruhi
tingkat kesehatannya dimasa tua nanti. Proporsi
remaja di Indonesia pada 2010 sebesar 18% atau
sekitar 43,5 juta jiwa. Sebanyak 426.786 remaja usia
10-19 di Surabaya. Jumlah remaja yang sangat besar
memiliki risiko yang sangat besar pula terhadap
penyakit diabetes melitus (Badan Pusat Statistik,
2011).
Metode dan Media
Promkes
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Desain yang
digunakan adalah desain cross sectional, dengan
menggunakan analisa data yaitu analisis univariat dan
bivariat dan teknik sampling yang digunakan yaitu simple
random sampling.

Pengumpulan data pada survey pendahuluan


menggunakan teknik wawancara dan angket. Survey ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
aktivitas fisik, merokok, pola makan, istirahat, dan stres
70%

50%
Efektifitas
Pengetahuan responden merupakan hal yang
penting, karena dengan pemahaman mengenai
pengetahuan tersebut, responden dapat
80% menentukan langkah untuk mencegah diabete
melitus. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
ditempuh, maka akan semakin cepat individu
tersebut menerima dan memahami informasi
60% yang didapatkan (Budiman and A., 2013).
Strategi Promosi Kesehatan Mental Di
Lingkungan Kampus Melalui Partisipasi
Dosen Wali
Identifikasi Masalah

WHO menjadikan kesehatan mental sebagai isu


penting, maka dicanangkan gerakan global 2013-2020
dengan empat tujuan utama, yaitu kepemimpinan
efektif dan tata kelola untuk kesehatan mental;
menyediakan pelayanan kesehatan mental dan
pelayanan sosial di masyarakat secara terpadu dan
komprehensif; implementasi strategi promosi dan
pencegahan, dan penguatan sistem informasi (Karyani,
2016)

Dalam hal ini kampus diharapkan memiliki rencana dan


implementasi yang mewujudkan adanya kesadaran
pentingnya mengurangi persoalan kesehatan mental.
Demi tercapainya tujuan pendidikan yaitu mencetak
generasi yang tangguh dan berkualitas.
Dampak Dari
Masalah
kondisi masalah kesehatan mental seperti
stres, cemas dan depresi serta gangguan
lainnya tentu akan memengaruhi kualitas dan
kuantitas mahasiswa untuk melakukan
aktivitas akademik. Lebih lanjut kondisi
mahasiswa dengan masalah kesehatan mental
akan menurunkan kapasitas dan fleksibilitas
fungsi kognitif dan emosional yang
mempengaruhi kemampuan kreatif dan
kesiapan menghadapi informasi dan tantangan
baru (Douce et al., 2014)
Besar Masalah
WHO menyebut 79% kasus bunuh diri
terjadi di negara berpenghasilan rendah
dan menengah pada 2016.

Di Indonesia, Direktur pencegahan dan


pengendalian masalah kesehatan jiwa dan
napza kemenkes RI, dr Fidiansyah, Sp.kj,
menyebut, setiap hari setidaknya ada lima
orang yang bunuh diri. Depresi yang
berujung bunuh diri ini mengancam mereka
yang berada diusia produktif.
Metode dan Media
Promkes
Promosi kesehatan mental di lingkungan kampus
menggunakan pendekatan sistem atau organisasi
sehingga membutuhkan keterlibatan berbagai sektor.
Promosi kesehatan mental juga meliputi keseluruhan yang
mencakup organisasi di sekolah atau kampus sebagai
level yang tertinggi mulai dari kepala sekolah hingga
pegawai. Selanjutnya pihak yang terlibat tidak hanya
dosen dan mahasiswa melainkan pemimpin selaku
pengambil kebijakan.
70%

50%
Efektifitas
Keberadaan dosen wali yang optimal akan
menjadi support sosial bagi mahasiswa yang
sedang berkembang di lingkungan kampus. Hal
80% ini menunjukkan adanya peran yang mendukung
peningkatan kualitas dan kompetensi life skill
mahasiswa. Dalam rangka mewujudkan harapan
tersebut, diperlukan adanya penggalian informasi
60% dari sudut pandang dosen wali yang
mendampingi mahasiswa dalam upaya promosi
kesehatan mental di lingkungan kampus (Smith &
Myriam, 2013).
PEMANFAATAN POSTER “MEMBUANG
SAMPAH PADA TEMPATNYA” SEBAGAI
MEDIA PROMOSI KESEHATAN DI
PUSKESMAS BATUA
Identifikasi Masalah

Promosi kesehatan tidak terlepas dari kegiatan atau


usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya
pesan tersebut maka diharapkan masyarakat,
kelompok, atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
Penyampaian informasi terutama informasi kesehatan
masyarakat yang sasarannya adalah publik, media
adalah salah satu aspek penting yang menunjang agar
informasi cepat diserap.
Dampak Dari
Masalah
Jumlah penduduk yang begitu besar
menghasilkan timbulan sampah yang besar
pula. Sampah merupakan masalah yang paling
sering ditemui terutama pada daerah-daerah
yang sedang berkembang dan di kota-kota
besar. Jika tidak diperlakukan dengan benar,
sampah dapat menimbulkan masalah yang
serius bagi manusia, oleh karenanya sampah
harus diperlakukan dengan benar dan
ditangani secara serius dengan memanfaatkan
sisa-sisa dari kegiatan manusia.
Besar Masalah
Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh Jenna R.
Jambeck dari University of Georgia, pada tahun 2010
ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di
seluruh dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton diantaranya
terbuang dan mencemari laut.

Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta


yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton
sampah plastik yang tak terkelola dengan baik.
Metode dan Media
Promkes
Metode penggunaan poster dalam promosi kesehatan
sudah cukup lama dilaksanakan dan juga sudah banyak
puskesmas maupun tempat kesehatan yang
menerapkannya. Begitupun dengan Puskesmas Batua,
sebagai pusat kesehatan masyarakat di Puskesmas Batua
juga terdapat banyak poster kesehatan, terutama anjuran
membuang sampah pada tempatnya yang dipasang di
dindingdinding dan berbagai lokasi strategis yang ada di
Puskesmas Batua.
70%

50%
Efektifitas
Salah satu faktor pendorong perubahan perilaku
masyarakat (pengunjung) Puskesmas Batua untuk
membuang sampah pada tempatnya adalah karakteristik
80% poster yang menarik dan juga penggunaan bahasa yang
ringan dan mudah dipahami oleh masyarakat. Pada
dasarnya desain poster atau anjuran membuang sampah
pada tempatnya yang ada di Puskesmas Batua lebih
condong pada penggunaan kata-kata atau pesan langsung
60% tanpa disertai gambar. Hal ini disebabkan karena
penempatan poster tersebut berada di dekat tempat
sampah
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation
Putri Widiyastuti S.
70200120028
Kesmas A
01
Pemberian ASI Eksklusif
Terancam Turun karena 62
Persen Nakes Kewalahan
Masalah

Keluhan utama para tenaga kesehatan di layanan primer untuk mempertahankan ibu menyusui karena
ketidaktersediaan layanan antenatal care atau pemantauan kehamilan dan menyusui secara daring. Sementara
itu hampir 50 persen ibu hamil dan menyusui memutuskan untuk mengurangi jumlah kunjungan serta
posyandu dan puskesmas mengurangi pelayanan ibu hamil dan menyusui. 

Pravelensi
Jika di awal 2021, Health Collaborative Center (HCC) membawa kabar gembira dengan peningkatan angka pemberian
Asi eksklusif sebanyak 89 persen selama pandemi, penelitian terbarunya datang dengan kabar tidak menyenangkan.
Sebab angka 89 persen kenaikan pemberian ASI eksklusif selama pandemi terancam menurun. Kali ini Dr. dr. Ray
Wagiu Basrowi, MKK, Peneliti Utama serta Founder & Chairman dari HCC menemukan fakta sebanyak 62 persen
tenaga kesehatan di layanan primer di Indonesia kesulitan mempertahankan ibu untuk memberikan asi eksklusif selama
masa pandemi.
Metode dan Media
Tak kalah penting inovasi antenatal care serta konseling menyusui selama pandemi seperti fasilitas telemedicine dan
konsultasi daring yang mudah digunakan dan gratis. Posyandu daring, kelas menyusui daring dan instrumen berbasis
aplikasi ponsel untuk mengawasi ibu hamil dan menyusui juga harus segera direalisasi.

Evektifitas
Jadi pemberian ASI eksklusif memberi rekomendasi dan kesimpulan untuk menggencarkan opsi konseling daring
seperti WhatsApp/SMS dan telepon atau penjadwalan kunjungan ke rumah lewat perjanjian yang sudah disepakati. Tak
kalah penting inovasi antenatal care serta konseling menyusui selama pandemi seperti fasilitas telemedicine dan
konsultasi daring yang mudah digunakan dan gratis. Posyandu daring, kelas menyusui daring dan instrumen berbasis
aplikasi ponsel untuk mengawasi ibu hamil dan menyusui juga harus segera direalisasi.
02
02
Faktor Demografi dan
Risiko Gizi Buruk dan Gizi
Kurang
Masalah

Di Indonesia, persoalan gizi ini juga merupakan salah satu persoalan utama dalam pembangunan manusia.
Sebagai salah satu negara dengan kompleksitas kependudukan yang sangat beraneka ragam, Indonesia
dihadapi oleh dinamika persoalan gizi buruk.3walaupun proses pembangunan di Indonesia telah mampu
mengatasi persoalan ini, tetapi dilihat dari kecenderungan data statistik, masih banyak persoalan yang perlu
diselesaikan terutama yang menyangkut persoalan balita gizi kurang.

Pravelensi

Ironisnya, data Tahun 2007 menunjukkan, prevalensi anak dengan gizi buruk masih sekitar 20,2 persen; di atas
rata-rata nasional sebesar 18,4 persen.13 Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah ada pengaruh kondisi
demografi. Diharapkan dengan mengetahui karakteristik demografi, maka pola penangganan masalah gizi buruk
dapat dibuat.
Dampak
Gizi buruk akan berdampak pada tumbuh kembang yang tidak
sempurna. Tubuh anak-anak akan terhambat bahkan bisa
menyebabkan terhentinya pertumbuhan sebelum waktunya. Tubuh
anak bisa menjadi pendek (stunting) dan kurus (wasting).
Efektivitas, metode, dan media

Pengumpulan data primer, menghitung status gizi balita, analisis krakteristik risiko gizi buruk (regresi
logistic). Dari implikasi diatas dapat disimpulkan bahwa persoalan gizi dalam masyarakat memiliki
multidimensi faktor yang menjadi penyebab munculnya kasus-kasus gizi buruk dan gizi kurang di
Indonesia. Pangan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dan menjadi penyebab munculnya
persoalan gizi. Gizi Kurang dipengaruhi oleh kurangnya asupan terhadap pangan baik segi kuantitas
maupun dari segi kualitas. Tapi ini tidak mutlak menyebabkan terjadinya kasus gizi buruk dan gizi
kurang.
03
Sampah Membuat
Jadi Kumuh dan Tidak
Sehat
Masalah
Kita masih banyak beranggapan bahwa sampah merupakan barang sepele dan membuangnya sesuka hati kita dimana saja kita
berada. Tidak jarang kita melihat pemakai jalan raya seenaknya membuang sampah di depan dagangan tanpa merasa risih. Di
pinggir jalan terlihat tumpukan sampah yang menyerupai gunung kecil, terpencar-pencar.

Pravelensi

Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) tidak hanya intervensi secara fisik saja melainkan juga sosial, ekonomi maupun
budaya/perilaku hidup masyarakat. Oleh karenanya perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan kumuh. Jangan sampai
kemudian kumuh 0% (berdasarkan luasan yang ada sekarang) tetapi malah muncul kumuh baru di kawasan-kawasan lainnya.
Tentunya perlu dilakukan langkah-langkah taktis dan berkelanjutan oleh seluruh komponen masyarakat demi kelangsungan
hidup manusia.
Metode dan media

Metode ini sangatlah popular di seluruh belahan dunia. Penguburan sampah dapat dilakukan di tanah yang ditinggalkan, lubang
bekas pertambangan, atau lubang alam. Suatu tempat penguburan yang dikelola dengan baik menghasilkan tempat pembuangan
yang hegenis dan murah. Penguburan sampah menghindarkan kontak sampah dengan lapisan atmosfer. Sampah yang terekspose
langsung dapat menimbulkan bau tak sedap, pemandangan yang tidak menarik dan sarang untuk berbagai jenis mikroorganisme
dan makrorganisme penyebab dan pembawa penyakit.di jual di media sosial untuk mendapatkan hasil.
Efektivitas

Jadi hasil peneliti nya menurunya sampah karena sudah di daur ulang dan
Tentunya pemerintah perlu melakukan penyuluhan tentang pengelolaan
sampah yang baik serta memberikan informasi tentang dampak-dampak
negatif sampah bagi masyarakat dan lingkungan, sehingga setiap anggota
masyarakat dapat menyadari bahaya sampah yang terus bertambah.
KAJIAN STRATEGI
PROMOSI KESEHATAN

04
SANITASI TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT
(STBM) KELURAHAN
TIRTO KECAMATAN
PEKALONGAN BARAT
KOTA PEKALONGAN
Masalah
Fenomena yang terjadi di Kelurahan Tirto masih terdapat perilaku BABS sebanyak 84 KK, perilaku buang sampah
secara sembarangan, dan mengalirkan limbah cair rumah tangga ke sungai.

Pravelensi
Hasil laporan Puskesmas Tirto tahun 2014 menunjukkan bahwa, jumlah penduduk Kelurahan Tirto 10.798, jumlah
RW = 8, RW yang ODF ada 6, jumlah Kepala Keluarga (KK) = 2687, jumlah rumah = 2134, jumlah jamban 2050, KK
yang sudah ODF = 2603, KK yang masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) = 84. Hal tersebut belum sesui
dengan target.

Metode dan media


Penelitian ini difokuskan pada pendekatan strategi promosi kesehatan. Pendekatan tersebut meliputi beberapa variabel
advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan
observasi. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi dan studi kepustakaan. Adapun alat pengumpulan data berupa
pedoman wawancara, alat perekam, dan catatan lapangan.
Efektivitas

:Strategi advokasi, bina suasana, dan


pemberdayaan masyrakat lima pilar STBM
yang diupayakan oleh Kelurahan Tirto
belum menuai capaian secara maksimal pada
pilar stop BABS dan pilar pengelolaan
limbah cair rumah tangga secara aman.
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution


Identifikasi Artikel
Nurul Astria (70200120024)
Masalah Kesehatan Mental
Remaja di Era Globalisasi
Identifikasi masalah
• Masa remaja merupakan masa yang kritis dalam siklus perkembangan
seseorang. Di masa ini banyak terjadi perubahan dalam diri seseorang
sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja tidak dapat dikatakan
lagi sebagai anak kecil, namun ia juga belum dapat dikatakan sebagai orang
dewasa. Hal ini terjadi oleh karena di masa ini penuh dengan gejolak
perubahan baik perubahan biologik, psikologik, mapun perubahan sosial.
Dalam keadaan serba tanggung ini seringkali memicu terjadinya konflik
antara remaja dengan dirinya sendiri (konflik internal), maupun tidak
diselesaikan dengan baik maka akan memberikan dampak negatif terhadap
perkembangan remaja tersebut di masa mendatang, terutama terhadap
pematangan karakternya dan tidak jarang memicu terjadinya gangguan
mental.
Dampak dari masalah masalah
Banyak hal dan kondisi yang dapat menimbulkan tekanan (stres) dalam
masa remaja. Mereka berhadapan dengan berbagai perubahan yang
sedang terjadi dalam dirinya maupun target perkembangan yang harus
dicapai sesuai dengan usianya. Di pihak lain, mereka juga berhadapan
dengan berbagai tantangan yang berkaitan dengan pubertas,
perubahan peran sosial, dan lingkungan dalam usaha untuk mencapai
kemandirian.
Besar masalah
Bila remaja terlalu banyak memikul tekanan maka akan muncul dalam dirinya
untuk melampiaskan semuanya dan berakibat pada teman sebayanya,
contohnya melakukan tindakan bullying. Bullying dan hazing merupakan
suatu tekanan yang cukup serius bagi remaja dan berdampak negatif bagi
perkembangan remaja. Prevalensi kedua kondisi di atas diperkirakan sekitar
10 - 26%. Dalam penelitian tersebut dijumpai bahwa siswa yang mengalami
bullying menunjukkan perilaku yang tidak percaya diri, sulit bergaul, merasa
takut datang ke sekolah sehingga angka absebsi menjadi tinggi, dan kesulitan
dalam berkonsetransi di kelas sehingga mengakibatkan penurunan prestasi
belajar; tidak jarang mereka yang mengalami bullying maupun hazing yang
terus menerus menjadi depresi dan melakukan tindak bunuh diri.
Metode dan media promkes
Untuk mencegah terjadinya dampak negatif tersebut, perlu diketahui
perubahan yang terjadi dan karateristik remaja sehingga remaja dapat
melalui periode ini dengan optimal dan ia mampu menjadi individu
dewasa yang matang baik fisis maupun psikisnya. Hal senada
dinyatakan oleh WHO pada tahun 2001 bahwa a world fit for children is
one in which all children, including adolescents have ample opportunity
to develop their individual capacities in a safe and supportive
environment.
Efektivitas
Karena Remaja dituntut untuk menghadapi berbagai kondisi tersebut
baik yang positif maupun yang negatif, baik yang datang dari dalam diri
mereka sendiri maupun yang datang dari lingkungannya. Dengan
demikian, remaja harus mempunyai berbagai keterampilan dalam
hidup mereka sehingga mereka dapat sukses melalui fase ini dengan
optimal.
Sampah Jadi Penyebab Banjir,
Bagaimana Bisa?
Identifikasi masalah
• Banjir kini menjadi kasus bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia. Bahkan,
bencana tersebut saat ini sedang terjadi di Jakarta dan daerah sekitarnya. Banyak
hal yang menyebabkan mengapa kejadian banjir ini bisa terjadi dan tidak kunjung
usai.
• Mulai dari kegiatan alam itu sendiri hingga perbuatan manusia yang merusak
ekosistem. Pada dasarnya banjir yang disebabkan oleh perbuatan alam itu sendiri
hampir tidak bisa kita kontrol. Contoh yang paling mudah adalah curah hujan
yang tinggi.
• Namun, banjir yang disebabkan manusia dan bisa dikontrol justru menjadi salah
satu penyebab utama terjadinya banjir. Salah satu perbuatan manusia yang
sangat mudah kita temukan adalah akibat buangan sampah secara sembarangan.
Dampak dari masalah
Karena kelakuan warga yang membuang sampahnya secara
sembarangan tersebut bisa menyebabkan penumpukan di dasar sungai.
Tumpukan sampah di sungai ini akan mengakibatkan permukaan air
sungai menjadi lebih tinggi sejalan dengan jumlah sampah yang jatuh
ke dasar sungai. Ketika permukaan perairan lebih tinggi dibandingkan
permukaan tanah, maka luapan tersebut akan memasuki permukiman
penduduk sehingga menyebabkan banjir.
Besar masalah
• Selain luapan sungai yang tinggi, tertutupnya aliran sungai ataupun
anak sungai merupakan salah satu penyebab utamanya. Tutupan itu
biasanya berasal dari tumpukan sampah oleh masyarakat. Sampah
dengan berat yang ringan akan mengapung di permukaan air dan
bergerak menuju aliran lainnya.
• Ketika sampah masuk dalam jumlah besar, maka akan terjadi
penumpukan di ujung aliran sehingga dapat menutup aliran tersebut
menuju aliran lainnya. Hal ini hampir sama saja dengan penumpukan
sampah di dasar perairan, namun tertutupnya aliran penyebabnya
bisa lebih parah karena tumpukannya tampak hingga permukaan.
Metode dan media promkes
Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal
membuang sampahnya secara sembarangan tersebut. Mulai dari
membuang sampah pada tempatnya hingga menjualnya dengan cara
yang tidak ribet. Kamu bisa gunakan aplikasi Pemol di Google Playstore
untuk melakukan penjualan sampah yang kamu miliki.
Efektivitas
Jika sampah yang warga kumpulkan di jual lewat aplikasi, maka tidak
perlu repot, semuanya serba online dan sampah kamu akan dijemput
langsung tanpa ongkos kirim. Tinggal order, tunggu, timbang dan
hasilkan uang dari sampah. Warga jadi dapat uang dan lingkungan juga
bersih.
Tak Melulu Kurang Asupan, Ini
Penyebab Gizi Buruk Puluhan
Balita Tulungagung
Identifikasi masalah
Kasus gizi buruk balita tidak sepenuhnya terjadi karena asupan yang
kurang baik dan kurang sehat, banyak faktor pemicunyakondisi itu bisa
dipicu beragam faktor, seperti, penyakit penyerta, faktor ekonomi, pola
asuh yang salah, dan sebagainya. Ia mengungkapkan, kasus gizi buruk
itu juga dilatarbelakangi kesehatan balita yang mengidap penyakit
dalam dan juga kronis, seperti, TBC, kanker, dan jantung.
Dampak Masalah
Sebanyak 36 balita di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur,
teridentifikasi mengalami gizi buruk. Hal ini tampak dari
ketidakseimbangan antara berat dan tinggi badan pada usia
tertentu.balita dengan gizi buruk berimbas pada pertumbuhan anak.
Oleh karena itu, orang tua diminta memperhatikan asupan gizi anak.
Metode dan media promkes
Mengoptimalkan pemberian ASI minimal sampai dua tahun serta rajin
membawa balita mengikuti program posyandu dapat meminimalkan
gizi buruk pada balita.
Efektivitas
Selalu memperhatikan asupan gizi anak agar tidak mengalami gizi
buruk, jika anak masih bayi alangkah baiknya di berikan ASI bukan susu
formula.
Pencemaran Lingkungan Akibat
Pembuangan Sampah
Identifikasi masalah
• Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila terjadi
perubahan-perubahan dalam suatu tatanan lingkungan hidup
tersebut sehingga tidak sama lagi dengan bentuk dan keadaan yang
aslinya. Berbicara mengenai lingkungan, saat ini tidak bisa dilepaskan
dari permasalahan sampah yang ada di hampir seluruh wilayah
indonesia.
Dampak Masalah
Pencemaran tersebut berdampak besar karena bisa saja menimbulkan
berbagai macam bencana alam, namun kenyataan yang lebih buruk
harus diterima karena sampah-sampah ini bukan hanya permasalahan
di darat, tetapi mencakup wilayah yang lebih luas seperti aliran sungai,
pesisir pantai, dan lautan. Bagaimana tidak ? sampah pelastik yang
dihasilkan didaratan merupakan sampah tidak mudah terurai dan akan
membawa aliran sungai hingga ke laut.
Metode dan media promkes
Dengan membuang sampah tidak boleh sembarangan. Dengan keadaan
seperti ini segalanya bisa dimulai dari membiasakan diri sendiri untuk
melakukan hal-hal sepele tetapi ternyata berdampak sangat besar bagi
lingkungan sekitar. Sangat perlu untuk membudayakan mengurangi
produksi sampah terutama plastik yang sulit untuk tergradasi. Misalnya
dengan megurangi penggunaan sedotan plastik, membawa totebag
sebagai pengganti kantong plastik, atau sedekar membawa botol
minum sendiri.
Efektivitas
Kondisi lingkungan saat ini memang masih memperihatinkan. Akan
tetapi, dengan keadaan seperti ini bukan berarti kita tidak bisa
melakukan apa-apa. Sampah merupakan musuh bagi lingkungan karena
mampu menimbulkan dan mencemari lingkungan. Lingkungan yang
tercemar oleh pembuangan sampah akhirnya akan kotor, kumuh, jorok,
dan bau kemudian akan menimbulkan penyakit, seharusnya
pembuangan sampah meupakan maslah yang harus di perhtikan secara
pokok atau utama agar tidak megakibatkan maslah agar tidak
mengakibatkan masalaha yang begitu cukup serius dalam masalah
lingkungan di indonesia.
Identifikasi Artikel
Salmiah ( 70200120065 )
Promosi Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar Sebagai "Agent of cange"
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Dasar Di Wilayah
Pedesaan Putat Nutug Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor 2017
Identifikasi Masalah

Pengelolaan sampah di Indonesia masih menjadi masalah, hal ini terbukti dengan sungai Citarum
merupakan sungai paling tercemar di dunia hal ini juga terjadi di desa Tutat Nutug diman tidak
adanya menejemen pengelolaan sampah yang baik di lingkungan desa Putat Nutug dikarenakan
tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan sampah yang
minim.
Besar Masalah

Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Indonesia hingga mencapai 11.330 ton per hari. Jika
diambil rata – rata maka setiap orang menghasilkan sampah sebesar 0,050 Kg per hari. Dalam
kehidupan sehari - hari yaitu terdapat limbah organik sekitar 30 sampai 80 %. Sedangkan dilaut pantai
Laut Utara untuk memantau sampah laut yang ditemukan dipantai. Jenis sampah laut lebih dominan
sampah plastik dengan tingkat tertinggi sampai 80 % dan rata – rata 900 item sampah setiap 100 m dari
pantai diarea utara. Sedangkan masalah sampah di Desa Putat Nutug merupakan masalah yang sudah
lama tidak terselesaikan. Tidak adanya TPA pengangkut sampah dari Dinas Kebersihan, tidak adanya
kesadaran dan pemahaman masyarakat akan kebersihan lingkungan bahkan pengelolaan sampah yang
baik tanpa mengeluarkan biaya


Dampak Masalah

Mengakibatkan masalah - masalah lingkungan dan kesehatan yang berhubungan dengan udara
polusi, tidak memadainya penyediaan air bersih atau sistem saluran pembuangan yang dikelola
dengan buruk, pestisida, kimia eksposur dan masalah pembuangan limbah juga mengakibatkan
banjir dan berbagai macam pepenyakit.
Media dan Metode di Gunakan

Menggunakan media audio visual dengan model praktik lalu menggunakan metode penelitian dengan
dua pendekatan yaitu model intervensi promosi kesehatan SCT dan rancangan quasi-eksperiment.
Efektifitas Keberhasilan
• Program intervensi anak sebagai agent of change dalam uapa
promosi kesehatan terbukti meningkatkan pengetahuan dan
tindakan anak masing-masing sebesar 59% dan 25%.
• Teknik intervensi yang paling efektif yaitu dengan praktik
langsung dan simulasi dibandingkan dengan penyuluhan
menggunakan audio visual dengan selisih peningkatan skor
40% dan 25%.
• Dampak intervensi anak sebagai agent of change adalah
meningkatnya partisipasi masyarakat dengan cara
menyediakan fasilitas sarana prasarana sampah, menghadiri
rapat sosialisasi dran advokasi perangkat desa.
Promosi Kesehatan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap
Pengetahuan dan Skap Ibu Hamil
Identifikasi masalah

Pemberian ASI eksklusif pada bayi masih kurang eksklusif dan akan mempengaruhi tumbuh
kembang bayi seperti terjadinya stunting. Ibu hamil belum sepenuhnya memberikan ASI eksklusif
kepada bayi usia 0-6 bulan diduga disebabkan promosi kesehatan belum efektif. Pengetahuan dan
sikap ibu dalam pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan masih perlu diberikan promosi
kesehatan.
Besar masalah
Pemberian ASI eksklusif pada bayi masih kurang eksklusif dan akan mempengaruhi tumbuh kembang
bayi seperti terjadinya stunting. Hal ini di buktikan dari data Dinas Kabupaten Deli Serdang tahun 2018
bahwa jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah sebesar 47.04%. Hal ini menunjukkan bahwa
cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif sangat rendah dan belum mencapai target 80%. Hasil survei
awal di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Laporan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2018 bahwa jumlah bayi usia 0-6 bulan sebanyak 901 orang,
diantaranya memberikan ASI eksklusif sebanyak 405 orang (44,9%), belum mencapai target Hasil
Riskesdas Indonesia, prevalensi sangat pendek balita tahun 2013 yaitu 30,8% mengalami peningkatan
menjadi 37,2% tahun 2018.
Pada tahun 2013 prevalensi pendek balita sebesar 18,0% mengalami penurunan tahun 2018
yaitu 11,5% (Kemenkes, 2018). karakteristik proporsi ibu menyusui di dunia antara lain 1)
kelompok etnis Cina 97%, warna kulit hitam 96% dan Asia 95%; 2) ibu tinggal Skotlandia,
Wales dan Irlandia Utara memiliki tingkat menyusui terendah); 3) ibu berusia di atas 30 tahun
(87%)dan di bawah 20 tahun (58%); 4) ibu berhenti sekolah usia di atas 18 tahun (91%) (WHO,
2017a). Proporsi ASI Eksklusif di negara berkembang tahun 2017 seperti Kamboja 74%dan
Malawi 91%, serta persentase peningkatan rata-rata setiap tahunnya sebesar 4% (WHO, 2017b)
Dampak Masalah

Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dapat meningkatkan risiko anak
mengalami pertumbuhan yang tidak optimal (stunting), anak yang tidak diberi ASI mempunyai
Intellectual Quotient (IQ) lebih rendah 7–8 poin dibandingkan diberi ASI secara eksklusif.
Media dan Metode di Gunakan

Media yang di gunakan adalah media leaflet dengan metode penelitian adalah quasi-eksperimen
dengan desain two group
pre test and post test design.
Efektifitas Keberhasilan

Secara statistik terbukti bahwa ada perbedaan rata-rata pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang
ASI eksklusif dalam pencegahanstunting yang signifikan sesudah diberikan intervensi berupa
promosi kesehatan. Disarankan petugas puskesmas memberikan penyuluhan secara berkala
menggunakan lealfet atau alat bantu promosi kesehatan lainnya untuk mempermudah ibu hamil
dalam memahami manfaat pemberian ASI eksklusif.
Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok terhadap sikap pemuda
GMIM diaspora karame kota Manado
Identifikasi masalah
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisapdan/atau
dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari
tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokoksangat berbahaya bagi
kesehatan manusia, senyawa berbahaya yang terkandung dalam rokok sangatlah banyak dan bersifat
racun yang berpotensi merusak sel-sel tubuh. Rokok dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan
dependensi (ketergantungan) bagi penghisap dan orang sekitar dari paparan asap rokok .
Besar Masalah

Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok ketiga terbesar di dunia setelah China
dan India. prevalensi merokok pada penduduk usia 10-18 tahun semakin meningkat dari tahun
2013 dengan persentase 7,2%. Pada tahun 2016 dengan persentase 8,8% dan pada tahun 2018
dengan persentase 9,1%. Provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah jawa barat (32,7%)
sementara itu provinsi sulawesi utara menempati posisi kedelapan dengan persentasi 30,4 %
(Pusdatin, 2018).
Dampak Masalah
Rokok berdampak pada semakin tingginya beban penyakit yang diakibatkan oleh rokok dan semakin
tingginya angka kematian. Data global mencatat, enam juta orang meninggal setiap tahunnya karena
konsekuensi dari merokok. Laporan data penyakit tidak menular (PTM) provinsi sulawesi utara kasus
penyakit tidak menular akibat merokok di kota Manado pada tahun 2013, di antaranya asma 4.9%,
PPOK 3.1%, kanker 0.2% kasus, dan yang melakukan pemeriksaan penyakit tidak menular akibat
bahaya merokok berumur 15-45 tahun di kota Manado, diantaranya jantung koroner di diagnosa oleh
nakes 0.5% dan di diagnosis oleh nakes atau dengan gejala 1.0%, gagal jantung 0.1% dan 0.3%, stroke
1.5%
Media dan Metode di Gunakan

Media yang di gunakan adalah leaflet dengan metode penelitian


menggunakan eksperimen kuasi dengan pendekatan one group pretest
posttes.
Efektifitas Keberhasilan
• Sikap pemuda sebelum dilakukan penyuluhan yaitu masih berada pada kategori kurang baik dengan
jumlah 31 reponden dan 22 responden dengan sikap baik.
• Setelah dilakukan penyuluhan, sikap pemuda tentang bahaya merokokmeningkat menjadi 50 responden
yang memiliki kategori baik dan 3 responden dengan kategori kurang baik.
• Adanya pengaruh perlakuan tentang bahaya merokok terhadap sikap yang signifikan terhadap sikap
tentang bahaya merokok sebelum dan sesudah penyuluhan.
Efektivitas Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tatalaksana
Diare pada Balita di Kota Palopo.
Identifikasi Masalah

Diare sebagaimana yang dilaporkan oleh badan kesehatan dunia (2017), masih menjadi
penyebab kedua kematian balita secara global yaitu sekitar 525.000 balita setiap tahun.
Pengetahuan dan sikap ibu tentang tatalaksana balita diare di tingkat rumah tangga merupakan
faktor predisposisi yang direkomendasikan secara global untuk mengurangi angka kesakitan
dan kematian balita karena diare.
Besar Masalah
Sejak beberapa tahun terakhir, diare masih menjadi sepuluh penyakit langganan masyarakat Kota Palopo.
Pada tahun 2018 tercatat jumlah kasus diare di Kota Palopo mencapai 3287.(Badan Pusat Statistik Kota
Palopo, 2018) Pada studi pendahuluan di puskesmas wara palopo. Di Indonesia, angka prevalensi dan
insidensi diare balita masih terus berfluktuasi. Pada tahun 2018, prevalensinasional diare pada balita
berdasarkan gejala dan diagnosis tenaga kesehatan sekitar 12,3%. Pada tahun yang sama, prevalensi diare
balita di Provinsi Sulawesi Selatan tercatat sekitar 11,8%.(Kemenkes Republik Indonesia, 2019) Lebih dari
itu, dalam Laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, diare bahkan dinobatkan menjadi penyebab
nomor satu (sekitar 10,7%) kematian balita melebihi angka kematian karena pneumonia (sekitar 9,5%).
(Kemenkes RI, 2020)
Dampak Masalah

Beberapa komplikasi yang diakibatkan diare, antara lain: Dehidrasi ringat


hingga berat. Sepsis, infeksi berat yang bisa menyebar ke organ lain. Malnutrisi
terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat
mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh anak.
Media dan Metode di Gunakan

Media yang di gunakan adalah Media Audio visual dan media leaflet dengan
menggunakan metode desain quasi-experimental nonequivalent control group
design dengan pendekatan pre-test post-test.
Efektifitas Keberhasilan
Ada perbedaan skor pengetahuan dan sikap yang signifikan sebelum dan setelah intervensi tatalaksana
diare balita di rumah tangga dengan menggunakan leaflet, audiovisual, diskusi dan demonstrasi.
Berdasarkan perbedaan peningkatan skor pre-test post-test, ada perbedaan peningkatan skor
pengetahuan yang signifikan diantara keempat perlakuan dengan nilai mean skor paling tinggi pada
kelompok audiovisual, artinya audiovisual lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita
diare di Palopodibandingkan media dan metode lainnya.Berdasarkan selisih skor pre-test post-test,
tidak ada perbedaan signifikan pada peningkatan skor sikap diantara keempat kelompok perlakuan.
Pada penelitian ini, post-test dilakukan sesaat setelah intervensi diberikan, sehingga untuk mengetahui
efek audiovisual terhadap pengetahuan jangka panjang masih perlu dikaji.

Anda mungkin juga menyukai