Anda di halaman 1dari 9

MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT MILENIAL

DAN PENTINGNYA PERAN DOKTER SAAT INI

Oleh :
Anak Agung Bagus Satria Brahmananta
NIM. 1971182001
Program Studi : Sp-1 Ilmu Bedah Plastik

Pembimbing Mata Kuliah :


Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ(K), MARS

DALAM RANGKA MENGIKUTI MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) SP-1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/RSUP SANGLAH
TAHUN 2020

1
Dokter merupakan seseorang yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatan serta dapat
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Secara umum, setiap orang yang sakit
(pasien) pasti membutuhkan pelayanan kesehatan untuk mempercayakan kesembuhan
penyakitnya. Masyarakat beranggapan bahwa dokter adalah seseorang yang dapat
menyembuhkan pasien yang sakit, sehingga dokter dapat dikatakan sebagai salah satu
komponen pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang sering menjadi tujuan
pasien adalah balai pengobatan, rumah sakit dan salah satunya adalah dokter praktik mandiri.
Kompetensi yang harus dicapai seorang dokter antara lain,  keterampilan komunikasi
efektif,   keterampilan klinik dasar,  keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik,
ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran,  keterampilan
pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat, dengan cara
yang komprehesif, holistic, bersinambung, terkoordinasi, dan bekerja sama dalam konteks
pelayanan kesehatan primer, memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informas,
mawas diri dan mengembangkan diri atau belajar sepanjang hayat dan menjunjung tinggi
etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.
Tugas dari seorang dokter antara lain, melakukan pemeriksaan pada pasien untuk
mendiagnosa penyakit pasien secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien, memberikan pelayanan kedokteran
secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit, menangani penyakit akut dan kronik.
Kemudian menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standard, melakukan
tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS, tetap bertanggung-jawab atas pasien
yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS dan memantau pasien yang telah
dirujuk atau di konsultasikan, bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi
pasiennya,  memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan
sakit.
Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien sekarang harus
komprehensif, mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dokter berhak dan
juga berkewajiban melakukan tindakan tersebut untuk kesehatan pasien. Tindakan promotif
misalnya memberikan ceramah, preventif misalnya melakukan vaksinasi, kuratif memberikan
obat atau tindakan operasi, rehabilitatif misalnya rehabilitasi medis,  membina keluarga
pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan dan rehabilitasi, Mawas diri dan mengembangkan diri/ belajar sepanjang hayat
dan melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran, dan tugas dan hak

2
eksklusif dokter untuk memberikan Surat Keterangan Sakit dan Surat Keterangan Berbadan
Sehat setelah melakukan pemeriksaan pada pasien.
Saat ini, pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan akan datang kepada dokter
dengan tujuan upaya penyembuhan penyakit yang dideritanya. Dokter praktik mandiri
menjadi salah satu tujuan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pada praktiknya,
sebelum pasien datang ke tempat praktik dokter mandiri, pasien sudah menentukan apakah
akan ke dokter umum atau spesialis sesuai dengan kebutuhannya.
Pada saat pasien datang ke tempat dokter praktik mandiri tersebut tanpa disadari telah
terjadi transaksi terapeutik/perjanjian terapeutik. Perjanjian terapeutik adalah perbuatan
hukum yang dilakukan antara dokter dan pasien dalam bidang pelayanan kesehatan yang
berdasarkan sikap saling percaya yang menimbulkan hubungan hukum.
Berdasarkan Pasal 21 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik kedokteran,
“Praktik kedokteran dilaksanakan berdasarkan pada kesepakatan berdasarkan hubungan
kepercayaan antara dokter dan pasien dalam upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan”.
Saat ini, peran dokter dalam menangani pasien atau masyarakat menjadi tantangan
yang sulit. Dimana manusia sedang memasuki era baru dunia teknologi dan informasi yang
banyak ahli sebut sebagai masyarakat milenial. Dikatakan bahwa masyarakat milenial
merupakan kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X), tidak ada batas waktu yang
pasti dalam menentukan siapa saja yang termasuk dalam kelompok masyarakat milenial,
ataupun bagaimana awal dan akhir dari kelompok ini. Beberapa acuan waktu yang digunakan
oleh para ahli dan peneliti biasanya menggunakan orang-orang yang lahir pada awal tahun
1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal
2000-an sebagai akhir kelahiran dari kelompok masyarakat milenial.
Karakteristik dari masyarakat Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi
sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan
keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Di sebagian besar belahan dunia,
pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun
pengaruhnya belum dapat dipastikan serta masih sering diperdebatkan. Masa Resesi
Besar (The Great Recession) memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang
mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, dan menimbulkan

3
spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka panjang yang merusak generasi
ini.
Pada tahun 2012, seperti dikutip livescience.com dari USA Today, ada sebuah studi
yang menunjukkan bahwa generasi millenial lebih terkesan individual, cukup mengabaikan
masalah politik, fokus pada nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk membantu
sesama jika dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby boom pada saat usia yang
sama. Studi ini sendiri berdasarkan analisis terhadap dua database dari 9 juta orang yang
duduk di bangku SMA atau yang baru masuk kuliah.
Generasi ini bila dilihat dari sisi negatifnya, merupakan pribadi yang pemalas, narsis,
dan suka sekali melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Akan tetapi, di sisi lain
mereka memiliki sisi positif. Antara lain adalah generasi millenial merupakan pribadi yang
pikirannya terbuka, pendukung kesetaraan hak (misalnya tentang LGBT atau kaum
minoritas). Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu mengekspresikan
perasaannya, pribadi liberal, optimis, dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup.
Jika dilihat dari sisi kesehatan, masyarakat milenial memiliki beberapa masalah antara
lain : Pertama adalah depresi dimana masalah kesehatan generasi milenial yang pertama tidak
berkaitan dengan fisik. Justru generasi milenial rentan terhadap masalah kesehatan psikis.
Depresi menjadi salah satu ancaman terbesar penyakit generasi milenial. Berdasarkan artikel
yang dikeluarkan Health Line, tingkat depresi dan pikiran bunuh diri meningkat dua kali
lebih tinggi dibanding 10 tahun lalu. Hal ini dipicu oleh besarnya tuntutan dan ekspektasi
seseorang terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Sikap kompetitif yang semakin besar
juga bias berdampak memengaruhi tingkat stress dari generasi milenial ini. Tingkat stress
yang semakin tinggi apabila tidak dikendalikan dengan baik akan menyebabkan seseorang
jatuh dalam keadaan depresi. Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai
dengan suasana hati yang terus-menerus merasa tertekan, sedih atau kehilangan minat dalam
beraktivitas, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup sehari-hari.
Kedua adalah hiperaktif dimana Penyakit lainnya yang rentan terjadi pada generasi
milenial adalah hiperaktif. Salah satu penyakit hiperaktif yang terjadi adalah gangguan
kecemasan yang berlebihan atau anxiety disorder. anxiety disorder merupakan gangguan
kesehatan mental yang menyebabkan penderitanya memiliki kecemasan berlebihan yang
diikuti rasa takut dan khawatir yang akan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Media
sosial dan teknologi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap generasi
milenial. Salah satu dampak negatif akibat hal tersebut adalah meningkatnya kecemasan.

4
Terjadinya kecemasan tersebut umumnya dipicu oleh penentuan masa depan yang belum
pasti dan sifat kompetitif yang dimiliki oleh generasi ini. Seperti contoh saat ini dengan
sekolah tinggi saja belum tentu seseorang akan mendapat pekerjaan yang baik, apalagi
ditambah dengan media social pada saat ini yang membuat seseorang terpicu untuk
memamerkan sesuatu kelebihannya, dapat membuat orang semakin cemas terhadap
bagaimana kehidupannya akan berlanjut.
Ketiga adalah gangguan lambung. Seperti yang diketahui, generasi milenial saat ini
adalah generasi yang sedang produktif bekerja. Mereka yang sedang produktif bekerja lebih
rentan terkena stres dan sakit kepala. Untuk menunda makan karena bekerja  menanggulangi
hal itu, banyak generasi milenial yang meminum obat pereda nyeri. Mungkin sakit kepala
atau stres berkurang, namun lambat laun hal itu akan ikut memengaruhi kondisi lambung.
Kebiasaan makan masyarakat milenial saat ini dapat dikatakan cukup memprihatinkan. Dari
segi pola makan, kebanyakan masyarakat milenial mengorbankan jadwal makan mereka demi
pekerjaan. Di sisi lain melalui media social semakin marak mengenai makanan kuliner yang
membuat jenis makanan yang dimakan cenderung tidak sehat, kemudian diikuti dengan
munculnya artis-artis video-blog (vlog) yang mengunggah tantangan makanan yang tidak
biasa. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan masalah pada saluran pencernaan suatu hari
nanti. Lalu banyak juga masyarakat milenial yang lebih mengandalkan kopi untuk mengisi
perut, padahal hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan lambung.
Terdapat beberapa penyakit lambung yang bisa kita derita antara lain, sindrom
dyspepsia, GERD, tukak lambung, dan kanker lambung. Salah satu kasus tersering adalah
syndrom dyspepsia yang merupakan kumpulan gejala yang muncul dan dapat menimbulkan
ketidaknyaman pada perut bagian atas. Adapun gejala dari sindrom dyspepsia adalah nyeri
ulu hati, sesak napas, mual dan muntah, cepat merasa kenyang saat makan dan tidak bisa
menyelesaikan makan, perut terasa penuh sehabis makan makanan dengan porsi normal, rasa
perih hingga panas seperti terbakar pada lambung dan kerongkongan, dan buang gas yang
berlebihan.
Keempat adalah stroke. Masalah kesehatan generasi milenial yang sangat mungkin
terjadi adalah stroke. Stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak
terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah
(stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi,
sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Gejaa umum dari penyakit stroke adalah sakit
kepala tiba-tiba, kehilangan keseimbangan, bermasalah dengan berjalan, kelelahan,

5
kehilangan kesadaran atau koma, vertigo dan pusing, penglihatan yang buram dan
menghitam, kelemahan atau mati rasa pada satu sisi bagian tubuh di wajah, tangan, kaki, dan
adanya masalah dengan berbicara dan pendengaran. Risiko terkena stroke telah mengalami
peningkatan dalam 20 tahun terakhir.
Dilansir dari Reader’s Digest, stroke kini bisa terjadi pada pria berusia 18-34 tahun.
Hal ini dikarenakan gaya hidup yang makin buruk. Sering bergadang, kurang mengonsumsi
makanan bergizi, kebiasaan merokok, hingga obesitas menjadi penyebab stroke mudah
menyerang generasi milenial. Penumpukan plak kolesterol dalam tubuh akibat makanan cepat
saji yang cenderung menjadi pilihan makanan orang generasi milenial semakin lama akan
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah sehingga menyebabkan stroke pada usia
muda.
Kelima adalah gangguan telinga. Zaman sekarang sudah sangat lumrah jika melihat
seseorang menggunakan earphone setiap saat. Mulai dari tempat kerja, commuter line, hingga
mall dapat terlihat kebanyakan orang mendengarkan music pribadi melalui earphone yang
mereka miliki. Faktanya, mendengarkan musik terlalu lama dapat bisa berisiko membuat
telinga mengalami penurunan kemampuan mendengar. Hal yang lebih parah adalah jika
mendengarkan musik menggunakan earphone dalam volume keras dalam jangka waktu lama.
Mendengarkan musik dalam volume tinggi bisa merusak fungsi gendang telinga
dan mengakibatkan tuli.
Keenam adalah hipertensi. Mungkin kita berpikir jika hipertensi atau darah tinggi
hanya diderita oleh mereka yang sudah berusia 50 tahun ke atas. Dikutip dari CNN Indonesia,
dr. Paskariatne Probo Dewi Yamin, SpJP menyebutkan jika salah satu faktor terjadinya
hipertensi adalah gaya hidup tidak tepat yang dijalani oleh kaum milenial. Generasi milenial
cenderung menjalankan gaya hidup instan. Mulai dari kurangnya konsumsi makanan bergizi
lengkap dan memilih terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji yang mengandung
MSG ataupun zat berbahaya lainnya. Selain itu, kebiasaan merokok dan minum alkohol juga
jadi salah satu penyebab risiko hipertensi. Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah berada
pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa
memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai
penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Ketujuh adalah masalah dalam kondisi psikotik. Masalah kesehatan lain yang
mungkin terjadi pada generasi milenial adalah psikotik atau gangguan jiwa. Kondisi yang
dimaksud adalah gangguan pada keadaan mental seseorang sehingga membuat penderita

6
mengalami halusinasi dan delusi. Halusinasi adalah kondisi di mana kamu merasakan hal-hal
yang sebetulnya tidak nyata. Sedangkan, delusi merupakan kondisi di mana kamu meyakini
hal yang tidak benar-benar terjadi. Kondisi psikotik sangat rentan terjadi pada generasi
milenial. Hal ini terjadi karena level stres dan semangat kompetitif masyarakat yang sangat
tinggi. Stress yang dialami seseorang apabila dipendam atau ditumpuk semakin lama akan
membuat seseorang mengalami gangguan jiwa, dan apabila dibiarkan akan jatuh pada kondisi
halusinasi dan delusi yang akan membuat seseorang dikatakan sebagai “orang gila” oleh
masyarakat. Untuk mengatasinya, nih, sangat disarankan pergi liburan atau sekadar hang out
dan ngobrol dengan teman untuk melepas stress. Hal ini sangat penting untuk dilakukan oleh
generasi milenial yang sedang dalam usia produktif. Tingginya persaingan dan tuntutan
pekerjaan sesekali perlu dilepas, sehingga membuat pikiran jiwa menjadi tenang dan akan
terhindar dari gangguan kejiwaan yang mengancam.
Kedelapan adalah gangguan mata. Tidak bisa dipungkiri jika gangguan mata juga
menjadi masalah kesehatan yang rentan terjadi pada generasi milenial. Hampir setiap hari
kita melihat layar ponsel dan komputer. Raadiasi sinar yang dipancarkan oleh alat-alat
elektronik bisa menyebabkan mata lelah. Jika mata lelah tidak ditanggapi dengan serius maka
akan membuat gangguan mata semakin buruk. Gangguan mata yang sering terjadi
adalah mata rabun jauh atau miopi sehingga harus menggunakan kacamata minus. Miopi
merupakan gangguan pada penglihatan yang menyebabkan objek yang letaknya jauh terlihat
kabur, tetapi tidak ada masalah melihat objek yang letaknya dekat. Saat ini banyak orang yang
walaupun masih pada usia muda sudah menggunakan kacamata dengan kekuatan besar. Hal itu
sebenarnya adalah akibat dari penggunaan alat elektronik yang tidak benar. Memang benar kondisi
kerja masyarakat kini sangat banyak berinteraksi dengan layer computer, namun apabila kita tidak
mengetahui atau memperdulikan batasan dari tubuh kita, akan sangat rentan untuk penyakit
mengancam kesehatan kita. Untuk itu pada pekerja yang menggunakan computer secara penuh
disarankan untuk mengalihkan perhatian setiap satu hingga dua jam. Hal itu diyakini dapat
membantu meringankan beban mata kita dalam bekerja didepan layer computer.
Kesembilan adalah masalah kolesterol. Pola makan yang kurang sehat dan kurangnya
asupan bergizi membuat risiko kolesterol tinggi menjadi masalah kesehatan generasi
milenial. Terlalu banyak makanan siap saji dan berminyak pun membuat lemak
menumpuk pada tubuh. Generasi milenial sering asal dalam memilih makanan karena lebih
fokus bekerja, mementingkan bekerja daripada mengatur pola makanannya. Padahal saat ini
sudah banyak penelitian yang mengemukakan bahwa jika sering mengonsumsi makanan

7
dengan kolesterol tinggi, kamu berisiko terkena obesitas dan penyakit jantung. Hal tersebut
nampaknya masih belum disadari oleh sebagian besar masyarakat milenial.
Terakhir yang banyak menjadi masalah masyarakat milenial adalah adiabetes tipe-2.
Masalah kesehatan generasi milenial yang mengintai adalah diabetes tipe-2. Diabetes tipe ini
dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat. Seiring pergantian tahun, angka penderita diabetes
tipe-2 semakin meningkat. Diabetes tipe-2 disebabkkan pola makan tidak seimbang dengan
aktivitas fisik yang dilakukan. Tingginya kesibukan generasi milenial sehingga mereka tidak
lagi memikirkan makanan apa yang dikonsumsi.
Melihat banyak masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat milenial, maka
semakin banyak juga tugas atau peran tenaga kesehatan khususnya dokter untuk memberi
edukasi terhadap masyarakat. Dimana hal ini bertujuan untuk mencegah bukan mengobati
masyarakat.
Secara umum tugas tenaga kesehatan, khususnya Dokter, tidak hanya mengobati,
tetapi kini juga bertugas sebagai advokat di bidang kesehatan bagi pasien. Dokter menjadi
pendamping bagi pasien, memberikan edukasi, menjelaskan dengan detil apa saja yang akan
dilakukan oleh dokter terhadap pasien sampai pasien paham, memberikan informasi,
memberikan support, memberdayakan pasien, mengajari problem solving skills, pendekatan
kepada pasien, keluarga pasien, dan komunitasnya.
Selain itu, mampu melihat pasien secara keseluruhan baik dari sisi biologi, psikologi,
social, cultural, hingga spiritual merupakan sebuah kewajiban dari dokter. Tidak hanya
memeriksa, memberikan resep dan memberi obat, tetapi juga berinteraksi berbagai faktor
munculnya penyakit, dampak penyakit bagi pasien dan keluarganya. Dokter tersebut juga
mampu menangani pasien secara komprehensif yaitu promotive, preventive, curative,
rehabilitative dan palliative care. Palliative care untuk pasien terminal (yang tidak bisa
disembuhkan) bertujuan untuk mempertahankan kualitas hidup dan mencapai good death,
hingga memberikan konseling duka cita.
Dokter berkerja di komunitas dan secara berkesinambungan serta berkelanjutan
mengikuti perjalanan kesehatan pasien. Tentunya bekerjasama dengan primary care,
secondary care dan tertiary care. Sehingga pasien yang belum sakit bisa dilakukan upaya
promotif dan preventif, ketika sudah sakit dapat dirujuk dengan tepat. Pasien menjadi lebih
puas dengan layanan kesehatan primer dan biaya kesehatan bisa ditekan.
Pada era milenial ini, dokter dituntut lebih aktif memberi informasi dan
mengklarifikasi informasi tidak benar yang beredar dimasyarakat. Dengan meningkatnya

8
teknologi komunikasi, semakin tinggi pula kemungkinan adanya berita yang tidak benar yang
kini disebut sebagai “hoax”. Hoax sangat sering muncul di berbagai media social dan banyak
pihak yang sengaja memanfaatkan hoax tersebut dalam mencari keuntungan pribadi, ataupun
membuat kepanikan yang sebenarnya tidak perlu. Hoax dalam bidang kesehatan hingga kini
sangat sering terjadi. Untuk itu sebagai dokter, diharapkan turut andil dalam mengklarifikasi
dan memberantas hoax seputar kesehatan yang marak terjadi. Informasi yang diberikan oleh
dokter pada era ini adalah berupa informasi digital melalui website atau media sosial. Selain
itu, dokter juga diharapkan dapat memberikan konseling dengan pendekatan holistik terhadap
kesehatan mereka yang memadukan pikiran dan tubuh. mereka lebih suka berada di
lingkungan yang mampu mengatasi kesehatan perilaku dan masalah mendasar tanpa stigma.
Berdasarkan penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwa generasi milenial yang saat ini
memegang peran produktifitas, walaupun memiliki banyak kelebihan disbanding generasi
lainnya, juga memiliki banyak kelemahan salah satunya di bidang kesehatan. Banyak
masalah kesehatan yang ternyata muncul di tengah kemajuan teknologi yang terjadi. Untuk
itu dokter sebagai ahli dalam bidang kesehatan dan pengobatan memiliki tugas lebih bagi
generasi milenial. Pemberian wawasan kesehatan dapat dilakukan oleh dokter saat ini
menggunakan media social yang juga dipakai oleh sebagian besar masyarakat yang ada di
muka bumi ini. Sehingga kedepannya masyarakat dapat mengimbangi kemajuan teknologi
yang terjadi dengan kemajuan atau peningkatan pada tingkat kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai