Anda di halaman 1dari 4

Kontribusi Untuk Peningkatan Mutu Kesehatan Flobamora

Saya, Giovanny Yan Mario Paridy Man, adalah anak pertama dari tiga orang bersaudara. Saya
merupakan lulusan sarjana strata satu (S1) bidang Pendidikan Kedokteran dari Universitas Nusa
Cendana Kupang. Dengan usaha yang maksimal, saya dapat menempuh pendidikan sarjana
kedokteran saya selama enam tahun dan dapat menyelesaikan studi dengan mendapatkan indeks
prestasi kumulatif 3,06 dengan predikat sangat memuaskan. Saya berdomisili di Desa Baumata
Barat, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur sejak tahun 2009. Pada
tahun 2010-2014, saya sempat mengenyam pendidikan tingkat SMA di Kabupaten Ngada.

Selama kuliah pada jenjang S1 di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan
Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana Kupang sejak tahun 2016 hingga 2022, saya
mempelajari banyak ilmu mengenai kedokteran dan kesehatan serta mengikuti berbagai kegiatan
pengabdian masyarakat bersama rekan-rekan saya. Saya sangat tertarik dengan aspek kesehatan
masyarakat secara umum, terutama promosi dan kebijakan kesehatan. Saya melihat bahwa
sebagian masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih belum memiliki
pemahaman yang baik mengenai pentingnya kepedulian akan kesehatan mereka sendiri dan
keluarga. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, sehingga pola sosialisasi yang
diterapkan pihak terkait seringkali belum dapat memberi pencerahan bagi mereka. Apalagi jika
bahasa yang digunakan terlalu formal. Selain itu, kebijakan yang diambil pemangku kepentingan
terkadang kurang efektif. Pada kasus stunting, misalnya, langkah yang sering diambil adalah
membagikan makanan tambahan pada anak. Padahal, sebab utama terjadinya stunting adalah
kurangnya nutrisi sejak 1000 hari pertama kehidupan. Hal itu terjadi karena kurangnya nutrisi
yang baik dan sehat bagi ibu hamil, serta aktivitas berlebihan dan kurang sehat yang dilakukan
pada masa kehamilan. Akibatnya, fisik dan otak anak menjadi kurang berkembang dan berakibat
pertumbuhan yang lebih lambat dari semestinya. Saya pun memikirkan bagaimana langkah
sosialisasi dan penanganan yang harusnya dilakukan serta kebijakan yang harus diambil agar
masalah stunting di NTT dapat dikendalikan dan dikurangi hingga tidak lagi terdapat kasus
demikian di provinsi ini. Fakta mengenai stunting tersebut saya temukan pada saat menjalankan
program kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Enoneontes, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor
Tengah Selatan. Di desa tersebut, terdapat beberapa anak yang mengalami stunting akibat faktor-
faktor yang disebutkan di atas. Anak-anak yang sudah duduk di bangku SD terlihat jauh lebih
pendek dari anak-anak sebaya mereka yang biasa saya temui di Kota Kupang. Dalam kegiatan-
kegiatan yang dilakukan selama KKN, saya dan rekan mahasiswa lainnya melakukan aksi nyata
dengan memberikan makanan tambahan pada anak-anak tersebut serta orangtua mereka.
Harapannya, nutrisi sehat yang dicerna orangtua, khususnya ibu hamil, dapat menunjang
perkembangan anak mereka sejak di dalam kandungan. Makanan tambahan pada anak juga dapat
menunjang perkembangan fisik dan otak mereka. KKN saya jalankan bersama rekan-rekan
selama sebulan. Saya juga mengikuti kegiatan lain di kampus serta berorganisasi dengan menjadi
staf lembaga pers mahasiswa dan keluarga mahasiswa Katolik di kampus.
Selama pendidikan di jenjang S1, saya aktif dalam berbagai kegiatan kampus, terutama yang
berkaitan dengan promosi kesehatan. Saya memberikan promosi dan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat, khususnya di Kota Kupang dan sekitarnya. Saya juga membantu
memperlancar kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh kampus, terutama badan
eksekutif mahasiswa. Tugas tersebut saya lakukan dengan baik dan sungguh-sungguh selama
mengikuti organisasi kampus. Saya mengerjakan tugas yang saya terima demi peningkatan
pemahaman masyarakat NTT, terutama Kota Kupang, akan pentingnya menjaga kesehatan
mereka dan keluarga. Selain itu, saya juga ingin melihat peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat NTT agar tercipta masyarakat yang sehat dan memiliki kualitas diri yang baik,
sehingga provinsi ini dapat menjadi lebih baik dalam hal kesehatan serta berbagai aspek lainnya.

Saya meyakini bahwa manusia yang sehat akan mampu menjadi manusia yang berkualitas dan
dapat berperan penting bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Indonesia harus memiliki
manusia-manusia yang sehat, sehingga mampu memainkan peran mereka dengan baik untuk
kebaikan republik ini. Dalam mewujudkan harapan tersebut, pihak-pihak terkait perlu membuat
perencanaan, mengambil berbagai kebijakan yang efektif, serta melakukan langkah-langkah
yang efektif dan promosi yang mudah dipahami sehingga membuat masyarakat dapat semakin
menyadari pentingnya kesehatan diri dan keluarga mereka.

Untuk mengelola masalah kesehatan masyarakat secara baik, perlu wawasan serta pengalaman
yang luas dalam bidang promosi, kebijakan serta perencanaan kesehatan. Oleh karena itu, saya
berniat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang master dalam bidang kesehatan masyarakat
pada salah satu opsi lembaga pendidikan yang saya ambil di antara The University of Melbourne,
Monash University, atau The University of Sydney Australia, sehingga keilmuan dan
pengalaman yang akan saya dapatkan dari lembaga pendidikan terbaik tingkat internasional
dapat saya aplikasikan di tempat saya bekerja dan lebih luasnya saya bisa berkontribusi dalam
pengelolaan kesehatan masyarakat demi terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dan
berkualitas.

Rencana Studi

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia adalah masalah kesehatan masyarakat.
Padahal, kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan sumber
daya manusia yang baik dan berkualitas di Indonesia. Masih terdapat daerah yang mengalami
masalah seperti pengendalian penyakit atau rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan diri dan keluarga mereka. Terkait persoalan kesehatan masyarakat ini, ada
beberapa hal yang harus dibenahi bersama untuk mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan
berkualitas. Salah satu penyebab sulitnya menangani beberapa masalah kesehatan masyarakat
adalah kurang efektifnya perencanaan kebijakan yang diambil serta promosi kepada masyarakat
yang sebagian masih kurang dipahami di berbagai daerah.
Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia perlu diatasi dengan penerbitan berbagai kebijakan
yang efektif dan penerapannya direncanakan secara matang. Kebijakan yang dibuat perlu benar-
benar menyentuh langsung permasalahan yang ada, sehingga perencanaan serta penerapannya
juga dapat efektif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Penerapan kebijakan inilah yang akan
menyentuh masyarakat di daerah. Perencanaan dan penerapan kebijakan ini menentukan apakah
penanganan masalah kesehatan masyarakat dapat berjalan dengan baik atau tidak. Fakta yang
sering saya temukan di lapangan ketika studi dan bekerja serta beberapa penelitian yang saya
baca menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, penanggulangan masalah kesehatan masyarakat
kurang diikuti kebijakan yang efektif. Akibatnya, tidak seluruh masalah yang muncul dapat
diatasi dengan baik dan hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, beberapa pola
promosi kesehatan terlihat kurang efektif karena sebagian masyarakat masih belum mampu
memahami apa yang disampaikan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai perencanaan dan
kebijakan kesehatan menjadi sesuatu yang sangat penting, baik bagi praktisi kesehatan maupun
keilmuan kesehatan masyarakat.

Setelah saya lulus kuliah S1 dari Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Nusa Cendana
Kupang, saya semakin sadar bahwa perlu pengalaman dan pengetahuan yang luas untuk
membuat perencanaan dan kebijakan kesehatan yang efektif serta menjalankan promosi yang
gencar dan dapat dipahami oleh masyarakat. Hal ini meyakinkan saya untuk mendalami lebih
lanjut ilmu kesehatan masyarakat. Sehingga, saya berniat melanjutkan studi magister kesehatan
masyarakat. Adapun opsi program studi yang akan saya ambil adalah Magister of Public Health
pada The University of Melbourne, Monash University, atau The University of Sydney
Australia. 

Ketiga lembaga pendidikan ini saya pilih karena program yang ditawarkan pada jurusan tersebut
serta kurikulumnya sesuai dengan ilmu yang saya butuhkan. Selain itu, seperti yang telah
diketahui bahwa ketiga lembaga ini merupakan tiga dari beberapa universitas terbaik di dunia
dan sudah menghasilkan alumni yang bekerja di berbagai belahan dunia. Di Australia, ketiga
perguruan tinggi tersebut masuk dalam Group of Eight, yaitu delapan lembaga pendidikan
terbaik di sana. Saya merasa tertantang untuk merasakan atmosfer akademik di sana. Program ini
dapat diselesaikan selama 104 minggu penuh. Saya telah memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk dapat diterima pada lembaga pendidikan tersebut termasuk kemampuan Bahasa
inggris saya. Kini saya tinggal menunggu terbitnya Letter of Acceptance – Unconditional dari
ketiga lembaga pendidikan tersebut agar saya dapat melanjutkan pendidikan yang dimaksud.

Saya meyakini untuk memiliki pemahaman dan pengalaman yang lebih baik perlu adanya
paradigma global dalam pemikiran. Oleh karena itu, saya memilih belajar di luar negeri,
khususnya negara-negara yang telah maju. Hal itu saya rencanakan supaya proses belajar tidak
hanya dilakukan di perkuliahan saja, tetapi saya dapat mengamati dan mempelajari praktiknya di
sana. Sehingga, ketika saya kembali, saya dapat menerapkannya secara baik pada lapangan
pekerjaan yang saya ambil dan tekuni. Kemudian dengan studi di luar negeri, saya juga dapat
meningkatkan relasi kerja saya dengan membangun network dengan berbagai praktisi kesehatan
masyarakat dari berbagai belahan dunia untuk membangun kerjasama tingkat internasional. Saya
akan mendedikasikan diri untuk menjadi ilmuwan dan praktisi di bidang kesehatan masyarakat.
Saya berencana untuk bekerja terlebih dahulu sebelum melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi.

Siap Sedia Kembali ke Indonesia

Setelah menyelesaikan studi saya di luar negeri, saya ingin dan bersedia untuk kembali ke
Indonesia, guna mengaplikasikan ilmu yang telah saya pelajari dalam memperjuangkan
peningkatan kualitas kesehatan anak bangsa. Saya menyadari bahwa negara yang saya cintai ini
sangat membutuhkan sumber daya manuasia yang dapat berkontribusi bagi mutu kesehatan
masyarakat yang lebih baik. Dari 38 provinsi yang ada saat ini, Provinsi NTT adalah salah satu
provinsi yang memiliki kerumitan masalah yang paling tinggi di bidang kesehatan. Data
menunjukkan bahwa Provinsi NTT merupakan penyumbang terbesar pertama untuk kasus
stunting dan penyumbang terbesar ketiga untuk kasus malaria di Indonesia di tahun 2022. Angka
prevalensi stunting di provinsi NTT di tahun 2022 adalah 37,8%.  Angka ini sangat jauh diatas
angka prevalensi nasional yang mencapai 21,6%. Kemudian untuk kasus malaria, Provinsi NTT
mempunyai angka prevalensi 1,69 per seribu penduduk yang mana angka ini berada diatas angka
prevalensi malaria nasional yang hanya mencapai 1,12 perseribu penduduk. Saya optimis dengan
perencanaan kesehatan yang optimal yang diikuti oleh promosi kesehatan yang berbasis lokal
maka kedua permasalahan kesehatan di Provinsi NTT dapat terselesaikan dengan baik dalam
rangka mendukung gerakan nasional Indonesia Bebas Malaria di tahun 2030 dan terwujudnya
Indonesia Emas di tahun 2045. Oleh karena itu, saya siap untuk kembali ke bumi Flobamora
setelah menyelesaikan studi, agar saya dapat memberi kontribusi yang nyata  bagi perbaikan
masalah dan mutu kesehatan masyarakat Provinsi NTT. Peningkatan mutu kesehatan masyarakat
dalam provinsi ini dapat menunjang peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia pada
umumnya.

Anda mungkin juga menyukai