ANALISIS PENELITIAN KUALITATIF PADA ARTIKEL JURNAL
Oleh: Giovanny Yan Mario Paridy Man 291231031
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2023 Artikel 1 Judul :Studi Fenomenologi: Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Setelah Menjalani Terapi Bekam Penulis : Andika Syahputra, Wan Nishfa Dewi, Riri Novayelinda Sumber : Jurnal Ners Indonesia, Vol. 9, No. 1, September 2019
Pasien yang menderita hipertensi cenderung
menyebutkan bahwa dirinya memiliki status kesehatan yang rendah dibandingkan dengan yang tidak hipertensi. Status kesehatan ini dapat mengindikasikan kualitas hidup yang tidak baik yang akan mempengaruhi fungsi fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih mendalam bagaimana kualitas hidup pasien hipertensi setelah menjalani terapi bekam di Rumah Sakit Ibu dan Anak Zainab. Data didapatkan dengan melakukan wawancara semistruktur Abstrak terhadap 3 orang partisipan yang diambil berdasarkan kriteria inklusi menggunakan teknik purposive sampling. Hasil wawancara dianalisa dengan menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian mengelompokkan empat tema yaitu: perubahan respon fisiologis: dapat menghilangkan rasa nyeri, menurunkan tekanan darah, meningkatkan kualitas tidur, perubahan respon psikologis: dapat memberikan perasaan positif seperti rasa senang, rasa nyaman serta mengandung nilai spiritual, perubahan dalam interaksi dan dukungan sosial: dapat meningkatkan interaksi sosial, memperoleh dukungan sosial, dan perubahan dalam aspek lingkungan: ekonomi yaitu harga pengobatan terjangkau dan fasilitas yang nyaman, aman, bersih, serta mudah diakses. Hasil dari penelitian ini merekomendasikan bagi pasien hipertensi agar tetap menjalani terapi bekam sebagai alternatif terapi komplementer. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Zainab yang dimulai dari bulan Februari sampai bulan Agustus 2017. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang pada umumnya menjelaskan dan memberikan pemahaman dan interpretasi tentang berbagai perilaku dan pengalaman manusia dalam berbagai bentuk. Pendekatan fenomenologi ini memudahkan peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh subjek Metode Penelitian pada peristiwa di dalam kehidupan sehari- hari. Tahapan metode fenomenologi yaitu memberikan pertanyaan dalam wawancara, melakukan analisa sesuai interaksi yang dilakukan, menulis makna dari pengalaman dalam bentuk narasi, menulis narasi sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Hipertensi yang menjalani terapi bekam secara rutin di Rumah Sakit Ibu dan Anak Zainab sebanyak 182 orang dengan kriteria inklusi yaitu pasien hipertensi yang melakukan bekam secara rutin 1 kali dalam sebulan, usia 35-55 tahun, karena pada usia ini penderita hipertensi umumnya mengalami hipertensi sedang, yang efektif dilakukan pengobatan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, mampu berkomunikasi dengan baik dan berbahasa Indonesia dan bersedia ikut serta menjadi partisipan. Jumlah partisipan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 3 orang partisipan, karena jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sesuai dengan design penelitian yang dilakukan, yaitu fenomenologi. Partisipan yang terlibat adalah orang yang mengalami penyakit hipertensi dan rutin melakukan terapi bekam sebagai alternatif pengobatan. Selain itu, jumlah partisipan dalam penelitian kualitatif, fenomenologi, bukan mewakili dari kelompok tertentu, sehingga informasi yang didapat tidak dapat digeneralisasikan. Pemilihan partisipan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode fenomenologi dinilai sudah tepat digunakan dalam artikel di atas, karena langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam melakukan penelitian ini sudah sesuai dengan fenomenologi Husserl. Artikel Kritik Atas Metode Penelitian membahas mengenai bekam sebagai salah satu terapi non-farmakologis yang sering dimanfaatkan masyarakat. Terapi bekam diambil sebagai fenomena yang dibahas. Dalam penentuan sampel, peneliti juga telah menggunakan metode purposive sampling yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif, sehingga terpilih tiga responden pasien hipertensi yang melakukan terapi bekam. Teknik yang digunakan juga sudah sesuai dengan langkah fenomenologi, yaitu wawancara. Metode analisis data yang digunakan, yaitu metode Colaizzi juga sudah sesuai untuk penelitian fenomenologi. Langkah-langkah sesudahnya, yaitu studi literatur dan mempertahankan kebenaran hasil penelitian juga telah dilakukan sesuai dengan langkah fenomenologi Husserl. Artikel 2 Judul : Mapalus dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara Penulis : Jeini Ester Nelwan Sumber : Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 1, No. 1, Maret 2020
Background: Mapalus is one of the socio-
cultural values in the Minahasa community. Other existing socio-cultural values such as Si Tou Timou Tumou Tou and Torang Samua Basudara. Mapalus is an embodiment of philosophy Si Tou Timou Tumou Tou. The purpose of this research was to describing the implementation of Mapalus in public health. Method: This research was a Abstrak qualitative research. Model of this research was a case study. Result: The result of this research was showed that the implementation of Mapalus has been change from traditional models (mutual cooperation and assistance) to modern models. Conclusion: Mapalus has grown from the agricultural sector to the other sectors like social, economic, government, and health. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penentuan sumber data menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini memberikan keluasan Metode Penelitian kepada peneliti untuk menentukan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti sendiri tentang karakter sumber data. Budayawan, peneliti budaya dan akademisi merupakan responden yang digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan sampel pada sumber data bersifat snowball yaitu jumlah berkembang banyak sampai ditemukan jawaban yang lengkap. Berdasarkan tujuan data yang diperoleh dalam pendekatan kualitatif maka informan yang pertama kali dipilih yaitu peneliti budaya yang berasal dari Balai Pelestarian Budaya Sulawesi Utara (informan 1). Hasil wawancara dengan informan 1, maka peneliti disarankan menghubungi akademisi (informan 2) dan seorang budayawan (informan 3). Hasil wawancara dengan informan 2, peneliti disarankan untuk melakukan wawancara mendalam kepada seorang budayawan (informan 3). Informan 3 inilah yang menjadi informan kunci (keyperson). Informan 3, merupakan mantan akademisi bidang budaya yang telah melakukan banyak kajian tentang budaya Minahasa khususnya mapalus. Sampai saat ini, informan 3 merupakan satu- satunya orang yang memiliki informasi paling valid tentang mapalus di Sulawesi Utara. Analisis data digunakan agar diperoleh data yang dapat menguji, memperluas, dan memperdalam hasil penelitian kuantitatif. Tahap-tahap yang digunakan yaitu penentuan sumber data, pengumpulan dan analisis data, uji keabsahan data, dan pembuatan laporan. Dalam abstrak, peneliti mencantumkan Kritik Atas Metode Penelitian bahwa pendekatan yang digunakan adalah case study. Namun, dalam artikel penuh, peneliti justru menyatakan bahwa pendekatan yang digunakan adalah etnografi. Berdasarkan analisis yang lebih mendalam, terlihat bahwa pendekatan yang lebih menonjol dalam penelitian ini adalah etnografi. Tema yang diangkat sudah menunjukkan ciri-ciri etnografi, yaitu Mapalus yang merupakan bentuk budaya kerjasama di Minahasa. Analisis data yang dilakukan menghasilkan gambaran umum mengenai masyarakat Minahasa sendiri dan budaya mapalus, serta aplikasinya dalam bidang kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai dengan empat langkah analisis dalam penelitian etnografi, yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya.