Anda di halaman 1dari 7

P-ISSN : 2338-4700 https://bimiki.e-journal.

id/bimiki
E-ISSN : 2722-127X https://doi.org/10.53345/bimiki.v11i1.396

Open Access
CASE STUDY

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


HARGA DIRI RENDAH KRONIS DENGAN
INTERVENSI AFIRMASI POSITIF
ANALYSIS OF NURSING CARE IN CHRONIC LOW SELF-ESTEEM PATIENTS WITH
POSITIVE AFFIRMATION INTERVENTIONS

Nurul Hasanah1, Wiwi Susanti Piola1


1Departemen Keperawatan Jiwa, Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo, Gorontalo, Indonesia
*Corresponding Author: Nurul Hasanah (nurulhasanah.nh5@gmail.com)

ABSTRAK
Article History: Pendahuluan: Seseorang dengan harga diri yang rendah kronis akan beresiko
Submitted: menarik diri dari lingkungan sosial. Sehingga perlu diberikan terapi jangka panjang
May, 15th 2023
untuk mengontrol rasa percaya dirinya dengan melakukan intervensi afirmasi positif.
Received in Metode: Metode penelitian menggunakan desain studi kasus dengan pendekatan
Revised: proses keperawatan. Subjek pada penelitian ini yaitu 3 pasien di wilayah kerja
May, 31th 2023 Puskesmas Kota Tengah Kota Gorontalo dengan diagnosa harga diri rendah kronis
Accepted: Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara dan pembagian kuesioner untuk
June, 18th 2023 melihat perbedaan tanda dan gejala harga diri rendah kronis pada pasien sebelum
dilakukan intervensi afirmasi positif dan sesudah dilakukan intervensi afirmasi positif.
Penelitian dilakukan selama 3 hari kunjungan.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa setelah diberikan Intervensi teknik
Afirmasi Positif didapatkan hasil Pada Nn.HM dan Tn.YD mengalami penurunan tanda
dan gejala Harga Diri Rendah Kronis berupa, pasien lebih tenang dan merasa lebih
nyaman dari sebelumnya. Sedangkan pada Nn.NM hanya sedikit perubahan tanda dan
gejala yang dialaminya setelah diberikan intervensi ini, dikarenakan tidak terdapat kerja
sama yang baik antara orang tua pasien yang sibuk bekerja dengan pasien yang di
rumah.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukan bahwa setelah diberikan intervensi teknik
Afirmasi Positif didapatkan penurunan tanda dan gejala pada pasien Harga Diri Rendah
Kronis sehingga intervensi teknik Afirmasi Positif dapat digunakan sebagai salah satu
intervensi pada pasien Harga Diri Rendah Kronis.

Kata kunci: Afirmasi Positif; Harga Diri Rendah Kronis

ABSTRACT

Introduction: A person with chronically low self-esteem is at risk of withdrawing from social circles, so it is
necessary to be given long-term therapy to control his self-confidence by intervening positive affirmations.
Method: The research method uses a case study design with a nursing process approach. The subjects in
this study were 3 patients in the working area of the Central City Health Center of Gorontalo City with a
diagnosis of chronic low self-esteem Data collection techniques were obtained from interviews and
distribution of questionnaires to see differences in signs and symptoms of chronic low self-esteem in patients
before positive affirmation intervention and after positive affirmation intervention. The study was conducted
during a 3-day visit.
Results: The results of this study showed that after being given the Positive Affirmation technique
intervention, results were obtained In Nn.HM and Mr.YD experienced a decrease in signs and symptoms of
Chronic Low Self-Esteem, the patient calmed down and felt more comfortable than before. While in Ms.NM
only a slight change in signs and symptoms experienced after being given this intervention, because there
was no good cooperation between the patient's parents who were busy working with patients at home

Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia, Vol. 11, No. 1, Juni 2023 32
P-ISSN : 2338-4700 https://bimiki.e-journal.id/bimiki
E-ISSN : 2722-127X https://doi.org/10.53345/bimiki.v11i1.396

Conclusion: This study shows that after the intervention of the Positive Affirmation technique is given a
decrease in signs and symptoms in patients with Chronic Low Self-Esteem so that the intervention of the
Positive Affirmation technique can be used as one of the interventions in patients with Chronic Low Self-
Esteem.

Keywords: Chronic Low Self-Esteem; Positive Affirmations

PENDAHULUAN rendah kronis meyakini dan memandang dirinya


Kesehatan jiwa menurut World Health lemah, tidak berharga, tidak dapat berbuat apa-
Organization (WHO) adalah ketika seseorang apa, tidak kompeten, merasa gagal, tidak menarik,
tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu tidak disukai, dan hilangnya kepercayaan diri yang
menghadapi tantangan hidup serta dapat berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus
menerima orang lain sebagaimana seharusnya (Sofia Zulfa, R. 2019).
serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri Fenomena yang ditemukan banyak pasien
dan orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi yang mempunyai perasaan negatif terhadap diri
dimana seseorang individu dapat berkembang sendiri, hilangnya kepercayaan diri, gagal
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, menyebabkan pasien merasa kehilangan peran
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara dalam keluarga dan menjadi beban bagi keluarga
produktif, dan mampu memberikan kontribusi maupun lingkungan sosialnya. Kurangnya
untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan yang dukungan yang diberikan keluarga maupun
tidak sesuai pada individu disebut gangguan jiwa lingkungan sosial menyebabkan pasien merasa
(UU No. 18 tahun 2018). tidak berguna, tidak berharga, rendah diri, tidak
Gangguan jiwa menurut American berdaya dan menilai negatif terhadap kondisi
Psychiatric Association (APA) adalah sindrom atau kesehatannya. Karena itu diperlukannya intervensi
pola psikologis atau pola perilaku yang penting keperawatan untuk mengurangi tanda dan gejala
secara klinis, yang terjadi pada individu. Sindrom yang terdapat pada pasien harga diri rendah kronis
itu dihubungkan dengan adanya distress (Agustin, S. 2017).
(misalnya, gejala nyeri, menyakitkan) atau Perawat sebagai salah satu pemberi asuhan
disabilitas (ketidakmampuan pada salah satu keperawatan pada umumnya akan memberikan
bagian atau beberapa fungsi penting) atau disertai tindakan melalui pendekatan strategi pelaksanaan
peningkatan risiko secara bermakna untuk mati, komunikasi diantaranya melatih cara
sakit, ketidakmampuan, atau kehilangan mengendalikan pikiran menggunakan terapi
kebebasan (American Psychiatric Association, afirmasi positif. Afirmasi positif sendiri merupakan
2016). kalimat positif seperti cita-cita dan harapan yang
Jumlah gangguan jiwa di Indonesia biasanya tertuang dalam pikiran atau tulisan yang
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, berguna untuk membebaskan diri dari pikiran
menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar tahun negatif serta meningkatkan harga diri dengan
2018, menunjukan prevalensi skizofrenia/psikosis berpikir positif, ini efektif untuk meningkatkan
di Indonesia sebanyak 6,7% 1000 rumah tangga. kebahagian dan individu yang memiliki pikiran
Artinya, dari 1000 rumah tangga terdapat 6,7% yang positif cenderung lebih bahagia, sehat,
rumah tangga yang mempunyai anggota rumah berhasil, dan dapat menyesuaikan dirinya kembali
tangga mengidap skizofrenia/psikosis (Riskesdas, (Tika Duwi Lestari, 2020).
2018). Afirmasi positif adalah suatu pernyataan
Tanda dan gejala harga diri rendah kronis sugestif yang diulang-ulang. Afirmasi ini seperti
yaitu menilai diri negatif misalnya, merasa dirinya doa dan hipnotis, yang bisa bekerja efektif ketika
tidak berguna, tidak tertolong, merasa malu, pikiran kita sedang dalam keadaan tenang dan
merasa tidak mampu melakukan apapun, fokus. Tujuan dari afirmasi positif ini sendiri adalah
meremehkan kemampuan mengatasi masalah, agar manusia dapat memrogram subconciousnya
merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan (alam bawah sadar). Pasien menulis ide-ide/isi
positif, melebih-lebihkan penilaian negatif tentang pikiran masa lalu yang keliru kemudian dapat
diri sendiri, menolak penilaian positif tentang diri menggantinya dengan yang baru dan positif.
sendiri, enggan mencoba hal baru, berjalan Sehingga dapat mengurangi tanda dan gejala
menunduk, postur tubuh menunduk (Tim Pokja pada pasien harga diri rendah kronis (Ayu
SDKI PPNI, 2017). Dekawaty, 2022).
Harga diri rendah adalah suatu pemikiran Hasil penelitian (Asrul Pangidoan, 2022)
dan perasaan negatif terhadap diri sendiri tentang Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. E
sehingga penderita merasakan hilangnya rasa Harga Diri Rendah Dengan Penerapan Afirmasi
percaya diri, pesimis dan tidak berharga di Positif di Desa Marancar. Peneliti menggunakan
kehidupannya. Seseorang dengan harga diri metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi

Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia, Vol. 11, No. 1, Juni 2023 33
P-ISSN : 2338-4700 https://bimiki.e-journal.id/bimiki
E-ISSN : 2722-127X https://doi.org/10.53345/bimiki.v11i1.396

kasus. Data diperoleh dari hasil observasi wilayah Puskesmas Kota Tengah agar dapat
wawancara, pemeriksaan fisik, mendapatkan hasil berjalan dengan lancar. Dalam pengumpulan
bahwa harga diri rendah pasien dapat teratasi. data pre test, perawat yang sudah dekat
Hasil penelitian (Ike Mardiati Agustin, 2017) dengan responden membantu peneliti untuk
tentang afirmasi positif pada harga diri rendah mengatur kontrak waktu agar dapat
situasional pasien fraktur femur. Metodologi yang memudahkan dalam proses pengumpulan data
digunakan adalah deskriptif analitik dengan pre test.
pendekatan studi kasus pada 5 orang pasien 2. Intervensi
fraktur femur post operasi yang mengalami Standar Operasional Prosedur (SOP)
gangguan konsep diri harga diri rendah situasional teknik afirmasi positif diberikan selama 3 hari
di ruang rawat inap teratai RSUD dr. Soedirman pada pasien dengan harga diri rendah kronis di
Kebumen. Proses penerapan dan pemberian wilayah Puskesmas Kota Tengah Kota
terapi afirmasi dilakukan selama 1 bulan dengan 2 Gorontalo bertujuan untuk memberikan
kali tindakan selama satu minggu mendapatkan perasaan nyaman, meningkatkan rasa percaya
hasil bahwa seluruh responden mengalami diri, lebih menghargai diri sendiri, mengurangi
peningkatan kemampuan sesudah diberikan pikiran negatif, meningkatkan kualitas tidur.
intervensi terapi afirmasi positif. Selanjutnya pada tahap kerja intervensi teknik
Masalah dengan harga diri rendah dapat afirmasi positif yaitu:
terjadi pada kondisi gangguan jiwa dan non a) Anjurkan klien mengambil posisi yang
gangguan jiwa. Sehingga diperlukannya intervensi nyaman (berada di posisi duduk/berbaring,
yang tepat karena jika tidak mendapat tidak memakai tas dan kaki tidak
penanganan yang baik, akan mempengaruhi menggantung;
kualitas hidup dimana pasien akan merasa dirinya b) Anjurkan klien untuk menentukan kalimat
tidak berguna dalam waktu yang lama, untuk itu afirmasi yang ditentukan klien sendiri
peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan cara menanyakan apa yang sedang
Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga dirasakan, apa yang ingin dilakukan dan
Diri Rendah Kronis Dengan Intervensi Afirmasi harapannya di masa depan, misal: “saya
Positif. orang yang kuat”, “saya yakin saya bisa”,
dan “saya pasti cepat lulus”;
METODE PENELITIAN c) Anjurkan klien untuk menarik napas melalui
Metode penelitian dalam menyusun karya hidung dalam hitungan 1,2,3;
tulis ilmiah ini menggunakan desain penelitian d) Hembuskan melalui mulut secara perlahan-
studi kasus (asuhan keperawatan). Di wilayah lahan sambil merasakan tubuh dalam
kerja Puskesmas Kota Tengah Kota Gorontalo kondisi rileks dan melepaskan ketegangan
selama 3 hari. Dengan populasi penelitian yang ada pada dirinya;
sebanyak 5 pasien dan sampel penelitian e) Tutup mata apabila memungkinkan, lalu
sebanyak 3 pasien. Teknik pengambilan sampel lakukan tarik napas 2-3 kali;
menggunakan teknik purposive sampling yakni : f) Hembuskan napas dan anjurkan klien
a. Kriteria inklusi: mengucapkan kalimat afirmasi yang telah
1. Pasien dengan diagnosa harga diri rendah ditentukan klien;
kronis di wilayah kerja puskesmas kota g) Anjurkan klien mengucapkan kembali
tengah; kalimat afirmasi 3-5 kali;
2. Klien yang tidak memiliki gangguan bicara. h) Anjurkan klien menarik napas kembali
b. Kriteria eksklusi: melalui hidung dalam hitungan 1,2,3;
1. Pasien yang tidak kooperatif saat pemberian i) Beri tahu klien tindakan telah selesai;
intervensi keperawatan; j) Selanjutnya tahap terminasi menanyakan
2. Pasien yang menolak untuk diikutsertakan hasilnya, apakah pasien merasa lebih
dalam penelitian. nyaman dari sebelumnya.
Teknik pengumpulan data diperoleh hasil 3. Pengumpulan data post-test
wawancara, observasi, dan kuesioner untuk Pengumpulan data post-test, yaitu
melihat tanda dan gejala pada pasien. Instrumen sesudah diberikan intervensi teknik afirmasi
pengumpulan data pada penelitian ini yaitu : positif peneliti mengukur kembali menggunakan
1. Pengumpulan data pre-test kuesioner apakah ada penurunan tanda dan
Pengumpulan data pre-test dilakukan gejala pada pasien harga diri rendah kronis
dengan menggunakan kuesioner untuk melihat
tanda dan gejala pada pasien harga diri rendah HASIL DAN PEMBAHASAN
kronis yang dilakukan 1 hari sebelum
dilakukannya intervensi kepada responden. Pengkajian
Pengumpulan data dibantu oleh perawat yang Pengkajian merupakan langkah awal dan
bertanggung jawab pada pasien skizofrenia di dasar dalam melakukan asuhan keperawatan.

Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia, Vol. 11, No. 1, Juni 2023 34
P-ISSN : 2338-4700 https://bimiki.e-journal.id/bimiki
E-ISSN : 2722-127X https://doi.org/10.53345/bimiki.v11i1.396

Pengkajian pada pasien 1 (Nn.HM) dilakukan penyakit jiwanya dan bisa melanjutkan kuliah
pengkajian pada tanggal 02 januari 2023 klien untuk mencapai cita-cita dan bisa berkumpul
berusia 30 tahun, informan ibu pasien dan pasien. dengan teman seperti sebelumnya. Harga diri,
Faktor predisposisi, pasien pernah mengalami pasien mengatakan dirinya tidak berguna karena
gangguan jiwa di masa lalu dengan pengobatan tidak bisa membahagiakan orang tua dan sudah
Sebelumnya yang kurang berhasil, pengalaman putus kuliah, pasien juga mengatakan malu
masa lalu yang tidak menyenangkan saat SMP bertemu dengan orang baru karena pasien merasa
pasien menjadi korban bullying oleh teman- akan diejek saat bertemu mereka, tapi ibu pasien
temannya karena pasien tidak menunjukan mengatakan bahwa pasien senang saat keluar
jawaban saat ujian tiba. Pasien anak ketiga dari rumah dan berlari kesana kemari saat tidak ada
empat bersaudara. Konsep diri, citra tubuh, pasien yang menjaganya, pasien merasa tidak mampu
mengatakan bagian tubuh yang disukainya yaitu melakukan apapun di saat sakit.
rambut karena rambut pasien panjang dan pasien Pengkajian pada pasien 3 (Tn.YD) dilakukan
mengatakan terlihat cantik dengan rambut panjang pengkajian pada tanggal 02 januari 2023 klien
sedangkan bagian tubuh yang tidak disukainya berusia 45 tahun, informan pasien. Faktor
adalah kaki karena kakinya terlihat besar membuat predisposisi, pasien pernah mengalami gangguan
pasien malu keluar rumah. Identitas, pasien jiwa di masa lalu dengan pengobatan Sebelumnya
mengatakan merasa bersyukur beridentitas yang kurang berhasil. Pasien anak ketiga dari lima
sebagai perempuan, pasien mengatakan dirinya bersaudara. Konsep diri, citra tubuh, Pasien
seorang anak perempuan yang belum menikah. mengatakan bagian tubuh yang paling disukainya
Peran, pasien mengatakan menjadi seorang anak yaitu tangan karena dengan tangan pasien dapat
yang hanya tinggal bersama ibunya yang kadang melakukan pekerjaan rumah dengan baik,
membuatnya berpikir untuk bekerja membantu diantaranya menyapu, mencuci baju dan bahkan
biaya sehari-hari. Tapi pasien sadar dengan bekerja, sedangkan pasien mengatakan tidak ada
keadaan seperti ini membuatnya belum bisa bagian tubuh yang tidak disukainya. Identitas,
bekerja. Ideal diri, pasien mengatakan mempunyai pasien mengatakan bersyukur beridentitas sebagai
harapan terhadap dirinya agar bisa sembuh total laki-laki walaupun pasien belum berumah tangga.
dari penyakit jiwanya dan bisa bekerja untuk Peran pasien mengatakan menikmati perannya
membantu ibunya. Harga diri, pasien mengatakan sekarang yang masih sendiri karena belum ada
dirinya tidak berguna karena tidak bisa membantu yang harus dinafkahi dan tidak akan menjadi
ibunya mencari nafkah, pasien juga mengatakan beban pada dirinya. Ideal diri, pasien mengatakan
malu dengan penyakitnya jika keluar rumah karena mempunyai harapan terhadap dirinya agar bisa
orang lain akan mengejeknya, pasien mengatakan sembuh total dari penyakit jiwanya dan bisa
dirinya lebih banyak diam, dan pasien merasa membina rumah tangga suatu saat nanti seperti
dirinya tidak memiliki kelebihan setelah sakit. orang pada umumnya, Harga diri, pasien
Pengkajian pada pasien 2 (Nn.NM) mengatakan dirinya tidak berguna karena tidak
dilakukan pengkajian pada tanggal 02 januari 2023 seperti laki-laki pada umumnya di umur seperti ini
klien berusia 23 tahun, informan ibu pasien dan mempunyai rumah tangga, hidup harmonis
pasien. Faktor predisposisi, pasien pernah bersama keluarga kecilnya. Pasien mengatakan
mengalami gangguan jiwa di masa lalu dengan lebih senang menyendiri walaupun kadang-kadang
pengobatan Sebelumnya yang kurang berhasil, membantu kerja di bengkel keluarga.
ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa, yaitu ayah dari pasien pernah mengalami Diagnosa Keperawatan
gangguan jiwa saat pasien masih kecil. Pasien Diagnosa keperawatan merupakan penilaian
anak kedua dari dua bersaudara. Konsep diri, citra respon klien terhadap masalah kesehatan (Tim
tubuh, pasien mengatakan bagian tubuh yang Pokja SDKI PPNI, 2017). Hasil pengkajian pasien
paling disukainya yaitu kuku karena kuku pasien 1, pasien 2, dan pasien 3 ditemukan masalah
terlihat lentik dan pasien sering mewarnainya keperawatan yaitu harga diri rendah kronis.
pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang Pada pasien 1 didapatkan data subjektif:
tidak disukainya. Identitas, pasien mengatakan pasien mengatakan dirinya tidak berguna, pasien
bersyukur beridentitas sebagai perempuan, pasien mengatakan dirinya malu saat keluar rumah,
mengatakan dirinya seorang mahasiswi yang tidak pasien mengatakan merasa sulit konsentrasi saat
bisa melanjutkan kuliahnya karena keadaannya melakukan pekerjaan, pasien mengatakan sulit
yang sekarang. Peran, pasien mengatakan tidur dimalam hari, pasien mengatakan merasa
sebelum sakit pasien seorang mahasiswi yang gagal menjadi seorang anak karena tidak bisa
sedang kuliah, tapi setelah sakit pasien menjadi membantu ibunya bekerja, pasien mengatakan
anak yang tinggal bersama orang tuanya dan lebih senang menyendiri, pasien mengatakan
membuatnya tidak bisa melanjutkan kuliahnya. membatasi interaksi dengan orang lain. Data
Ideal diri, pasien mengatakan mempunyai harapan objektif: enggan mencoba hal baru, berjalan
terhadap dirinya agar bisa sembuh total dari menunduk, kontak mata kurang, aktivitas

Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia, Vol. 11, No. 1, Juni 2023 35
P-ISSN : 2338-4700 https://bimiki.e-journal.id/bimiki
E-ISSN : 2722-127X https://doi.org/10.53345/bimiki.v11i1.396

menurun, bergantung pada pendapat orang lain, mengidentifikasi harapan untuk mengelola perilaku
Sulit membuat keputusan. negatif, dengan tujuan saat pasien memiliki suatu
Pada pasien 2 didapatkan data subjektif : harapan itu akan membuat perilaku negatifnya
Pasien mengatakan dirinya tidak berguna, pasien lama-kelamaan akan berkurang karena pasien
mengatakan dirinya malu saat bertemu orang selalu memikirkan harapannya saat ia sembuh
baru, ibu pasien mengatakan pasien merasa sedih nanti. Kedua, menjadwalkan kegiatan yang
secara tiba-tiba tanpa ada penyebab, pasien terstruktur, dengan tujuan pasien dengan masalah
mengatakan dirinya tidak mampu melakukan gangguan jiwa harusnya memiliki kegiatan yang
apapun, pasien mengatakan tidak memiliki terstruktur dari pasien bangun pagi sampai ketika
kelebihan atau kemampuan positif, pasien pasien tidur dimalam hari, itu akan membuat
mengatakan merasa sulit konsentrasi saat seolah-olah pasien mempunyai kegiatan yang
melakukan pekerjaan, pasien mengatakan sulit membuatnya lebih percaya diri dari sebelumnya
tidur dimalam hari, pasien mengatakan merasa yang hari-harinya dilakukan dengan berdiam diri.
gagal menjadi seorang anak, pasien mengatakan Ketiga, melakukan kegiatan perawatan konsisten
lebih senang menyendiri, pasien mengatakan setiap dinas, perawat mengajarkan teknik afirmasi
membatasi interaksi dengan orang lain. Data positif pada pasien dengan cara pasien mengambil
objektif: Senang mencoba hal baru, penampilan posisi yang nyaman terlebih dahulu, kemudian
tidak rapi, berjalan menunduk, malu bertemu orang anjurkan pasien memilih kalimat afirmasi yang
baru, postur tubuh menunduk, kontak mata akan di ucapkan selanjutnya anjurkan pasien
kurang, berbicara pelan dan lirih, bergerak lamban, menarik napas melalui hidung tahan 3 detik
aktivitas menurun, membuat keputusan sendiri kemudian hembuskan lewat mulut diulangi sampai
tanpa bertanya pada ibunya. 3 kali sampai pasien merasa rileks setelah itu
Pada pasien 3 didapatkan data subjektif: ucapkan kalimat afirmasi yang telah ditentukan
pasien mengatakan dirinya tidak berguna, pasien ulangi 3-5 kali, kemudian ditutup dengan menarik
mengatakan dirinya malu saat keluar rumah, napas melalui hidung dan dihembuskan melalui
pasien mengatakan melebih-lebihkan penilaian mulut dan mengatakan pada pasien bahwa
negatif tentang dirinya pasien mengatakan merasa tindakannya telah selesai, tujuan dilakukannya
sulit konsentrasi saat melakukan pekerjaan, pasien teknik afirmasi positif ini untuk memberikan
mengatakan sulit tidur dimalam hari, pasien perasaan nyaman, meningkatkan rasa percaya
mengatakan badannya ketika sore hari terasa diri, mengurangi pikiran negatif, dan meningkatkan
lemas dan mendengar suara-suara yang kualitas tidur. Teknik afirmasi positif bisa di ulang-
memanggilnya, pasien mengatakan merasa gagal ulang ketika pasien merasa tidak melakukan apa-
menjadi seorang anak, pasien mengatakan lebih apa, ketika pasien hendak mau tidur bahkan ketika
senang menyendiri. Data objektif: tampak tegang pasien setelah bangun tidur.
saat berinteraksi, berjalan menunduk, kontak mata Pada hari kedua direncanakan intervensi
kurang, aktivitas menurun, sulit membuat pertama, membantu pasien bicara dengan nada
keputusan. rendah dan tenang, dengan tujuan ketika
melakukan perbincangan kepada pasien harga diri
Intervensi Keperawatan rendah kronis buatlah pasien tenang terlebih
Berdasarkan masalah keperawatan harga dahulu setelah itu bicara dengan nada rendah saat
diri rendah kronis yang ditemukan pada pasien pasien menjawab dengan suara lirih dan sudah
akan diberikan intervensi keperawatan yaitu mulai tergesa-gesa segera melakukan sesuatu
manajemen perilaku yang dilakukan pada 3 pasien yang membuatnya nyaman kembali untuk
harga diri rendah kronis pada tanggal 03 Januari menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya.
2023 sampai dengan 05 januari 2023 Di wilayah Kedua memberi penguatan positif terhadap
kerja Puskesmas Kota Tengah Kota Gorontalo. keberhasilan mengendalikan perilaku, dengan
Berdasarkan intervensi yang dilakukan peneliti tujuan penguatan positif dapat mengendalikan
selama 3 hari menggunakan teknik afirmasi positif perilaku seseorang untuk itu pasien harga diri
sesuai SOP dapat meningkatkan kemampuan rendah kronis selalu diberikan penguatan positif
pasien berupa penilaian diri positif meningkat, agar pasien merasa dirinya lebih berharga dan
perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan tidak memikirkan kalau dirinya orang yang negatif
positif meningkat, minat mencoba hal baru dan tidak mempunyai kemampuan apa-apa.
meningkat, berjalan menampakkan wajah Pada hari ketiga direncanakan intervensi
meningkat, perasaan malu menurun, perasaan pertama, menghindari bersikap menyudutkan dan
bersalah menurun dan perasaan tidak mampu menghentikan pembicaraan pada pasien, dengan
melakukan apapun menurun. tujuan ketika berbincang-bincang hindari sikap
Berikut rencana keperawatan pada pasien menyudutkan bahkan sampai menghentikan
dengan intervensi manajemen perilaku. Pada pembicaraan dengan pasien itu akan membuat
Nn.HM, Nn.NM, dan Tn.YD. Pada hari pertama pasien tidak akan percaya diri lagi ketika bercerita
akan direncanakan intervensi yaitu yang pertama, dan pasien akan menganggap dirinya tidak

Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia, Vol. 11, No. 1, Juni 2023 36
P-ISSN : 2338-4700 https://bimiki.e-journal.id/bimiki
E-ISSN : 2722-127X https://doi.org/10.53345/bimiki.v11i1.396

dihargai. Kedua, informasikan keluarga bahwa jalan kecil di lingkungan rumah, menyapu rumah
keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif, dan halaman, mencuci baju dan mandi pagi.
dengan tujuan keluarga harus tau bahwa mereka walaupun ada kegiatan yang dilakukan tidak
mempunyai peranan sangat besar ketika anggota sesuai jamnya karena tidak ada yang dapat
keluarga lainnya ada yang sakit, untuk itu sebagai memantau pasien selama 24 jam dikarenakan
keluarga harus memahami penyakit yang dialami, pasien hanya tinggal sendiri.
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan Untuk implementasi melakukan kegiatan
harus memberi motivasi supaya lebih cepat proses perawatan konsisten setiap dinas, perawat
pemulihannya. mengajarkan teknik afirmasi positif pada pasien
dengan cara pasien mengambil posisi yang
Implementasi keperawatan nyaman terlebih dahulu, kemudian anjurkan pasien
Implementasi keperawatan yang dilakukan memilih kalimat afirmasi yang akan diucapkan, ada
semua sudah sesuai dengan apa yang telah beberapa pilihan kalimat yang dapat dipilih oleh
direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan pasien yaitu, hari ini akan menjadi hari yang lebih
asuhan keperawatan pada pasien dapat dilakukan baik, aku seseorang yang sehat dan kuat, aku
secara baik atas bantuan dari keluarga pasien berharga dimata orang yang tepat, aku menikmati
yang dapat diajak untuk bekerja sama selama setiap hal dalam hidup, aku akan berperilaku baik
proses keperawatan. Selain itu perhatian penuh pada diriku dan tidak menyakitinya, besok adalah
dari keluarga terhadap pasien sangat membantu hari yang penuh dengan kemungkinan yang luar
tercapainya tujuan dilakukan asuhan keperawatan biasa. selanjutnya anjurkan pasien menarik napas
kepada pasien. melalui hidung tahan 3 detik kemudian hembuskan
Untuk implementasi mengidentifikasi lewat mulut diulangi sampai 3 kali sampai pasien
harapan untuk mengelola perilaku negatif Nn.HM merasa rileks setelah itu ucapkan kalimat afirmasi
mengatakan ada banyak harapan ketika pasien yang telah ditentukan ulangi 3-5 kali, kemudian
sudah sembuh total, diantaranya pasien ingin ditutup dengan menarik napas melalui hidung dan
bekerja untuk mengurangi beban ibu pasien. dihembuskan melalui mulut dan mengatakan pada
Sedangkan Nn.NM mengatakan ada harapan pasien bahwa tindakannya telah selesai. Dimana
ketika pasien sudah sembuh total, bisa kuliah, Nn.HM dan Tn.YD dapat mengikuti dengan baik
bertemu dengan teman-teman dan bisa bekerja. dan pada hari ketiga pasien dapat melakukannya
Dan Tn YD pasien mengatakan ada banyak dengan sendiri tanpa adanya arahan. Sedangkan
harapan ketika pasien sudah sembuh total, pada Nn.NM setelah diberikan berkali-kali arahan
diantaranya pasien ingin bekerja dan bisa untuk melakukan teknik afirmasi positif baru pasien
berumah tangga seperti yang lainnya. dapat mengikutinya. Karena pasien sulit untuk
Pada implementasi menjadwalkan kegiatan konsentrasi dan hanya duduk berdiam tanpa
yang terstruktur, yaitu melakukan kegiatan sesuai mengucapkan apa yang ingin dilakukannya.
jadwal yang telah disetujui didapatkan Nn.HM Pada studi kasus ini terdapat beberapa
dapat melakukan kegiatan sesuai jadwalnya faktor penghambat yang menyebabkan proses
seperti olahraga dengan jalan-jalan kecil di keperawatan tidak mendapatkan hasil maksimal.
lingkungan rumah, menyapu rumah dan halaman, Faktor penghambat pertama yaitu respon pasien
mencuci baju dan mandi pagi, setelah itu Nn.HM selama proses keperawatan. Tentunya butuh
hanya duduk-duduk sambil membaca buku. perhatian yang ekstra untuk melakukan intervensi
Semua kegiatan dilakukan karena ada ibu pasien pada pasien dengan gangguan jiwa dimana
yang selalu mengawasinya walaupun pasien mereka mengalami tanda dan gejala harga diri
masih sering menyendiri. Sedangkan Nn.NM tidak rendah kronis yang membuat mereka enggan
dapat melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan berbincang dengan orang yang baru dilihatnya.
pasien hanya berdiam diri setelah bangun tidur Membina hubungan saling percaya melalui
tanpa adanya kegiatan nanti setelah perawat pendekatan terapeutik pada pasien terus menerus
datang berkunjung pasien melakukan kegiatan menghasilkan dampak bahwa pasien yang
bersama-sama yaitu menyapu rumah dan mandi sebelumnya terlihat malu kemudian memberanikan
pagi kemudian sarapan. Pada saat penelitian diri berbincang-bincang dengan perawat dan
Nn.NM memang dalam fase kambuh yang sulit melakukan hal yang diajarkan oleh perawat.
untuk berinteraksi tapi setelah mempunyai
hubungan saling percaya Nn.NM dapat melakukan Evaluasi keperawatan
apa yang perawat minta seperti menyapu Evaluasi keperawatan yang telah dilakukan
walaupun butuh upaya yang lebih, di sisi lain ibu pada Nn.HM, dan Tn.YD di wilayah kerja
pasien yang bekerja sebagai guru tidak puskesmas kota tengah dengan diagnosa harga
mempunyai waktu lebih untuk bersama anaknya diri rendah kronis yang diberikan intervensi
dan tidak bisa mengawasi anaknya 24 jam. afirmasi positif selama 3 hari didapatkan
Sedangkan Tn.YD dapat melakukan kegiatan yang mengalami penurunan yang signifikan dengan
sudah dijadwalkan seperti olahraga dengan jalan- hasil pasien mengatakan setelah melakukan teknik

Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia, Vol. 11, No. 1, Juni 2023 37
P-ISSN : 2338-4700 https://bimiki.e-journal.id/bimiki
E-ISSN : 2722-127X https://doi.org/10.53345/bimiki.v11i1.396

afirmasi positif dirinya lebih tenang dan merasa Klien dengan Ketidakberdayaan di Rumah
lebih nyaman dari sebelumnya, pasien Singgah. 1(02), 63–68.
mengatakan sudah sedikit paham tentang https://doi.org/10.56741/bikk.v1i02.132
melakukan teknik afirmasi positif, pasien mulai
melihat mata lawan bicaranya, pasien tampak Ike Mardiati Agustin, S. H. (2017). Afirmasi Positif
lebih tenang dari sebelumnya. pada harga diri rendah situasional pasien
Sedangkan pada pasien Nn.NM hanya fraktur femur. 13(2), 94–98.
sedikit perubahan tanda dan gejala yang
dialaminya setelah diberikan intervensi afirmasi Juliasari, S. (2018). asuhan keperawatan jiwa
positif ini dikarenakan tidak ada kerja sama yang pada klien dengan gangguan Konsep Diri
baik antara orang tua pasien dengan pasien. Harga Diri Rendah terintegrasi dengan
Dilihat setelah diberikan kegiatan yang sudah keluarga.
dijadwalkan pada Nn.NM tetap saja dari pagi
sampai sore tidak mengikuti kegiatannya dengan Olivia, W., & Hardayati, Y. A. (2020). Peningkatan
sesuai jadwal karena tidak ada yang mengawasi harga diri klien skizofrenia melalui praktik
dan mengontrol semua kegiatannya. Jadi pasien klinik online. 3(4), 481–494.
hanya kesana-kemari didalam rumah tidak ada
yang mengajaknya berinteraksi dan yang Riset Kesehatan Dasar. (2018). Persebaran
menemaninya hanya ayah tirinya karena ibunya Prevalensi Skizofrenia/Psikosis Di Indonesia
pergi mengajar. Ini yang membuat kondisi Nn.NM
berbeda dengan pasien yang lainnya, saat pasien Sofia Zulfa, R. (2019). Latihan berpikir positif pada
lain ada kegiatan setiap harinya, ada teman untuk klien dengan harga diri rendah.
di ajaknya berbincang-bincang, Nn.NM hanya
berdiam diri dalam waktu yang lama dan jika Tika Duwi Lestari. (2020). Afirmasi positif dalam
kondisi ini berlangsung terus-menerus maka akan menurunkan tingkat ketidakberdayaan pada
meningkatkan perasaan tidak berguna pada pasien stroke.
dirinya, menilai dirinya negatif merasa malu
terhadap orang baru dan tidak ada kontak mata Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar
dengan lawan bicara. Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
KESIMPULAN Indonesia
Berdasarkan uraian di atas menunjukan Wijayati, F., Nasir, T., & Hadi, I. (2020). HIJP:
bahwa setelah diberikan intervensi teknik Afirmasi Health Information Jurnal Penelitian Faktor-
Positif didapatkan penurunan tanda dan gejala Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
pada pasien harga diri rendah kronis sehingga Harga Diri Rendah Pasien Gangguan Jiwa.
intervensi teknik afirmasi positif dapat digunakan 12:2: 4.
sebagai salah satu intervensi pada pasien Harga
Diri Rendah Kronis

SARAN
Kepada keluarga yang ada anggota
keluarganya menderita Harga Diri Rendah Kronis
diharapkan untuk dapat memberikan intervensi
teknik Afirmasi Positif sesuai yang telah diajarkan
oleh perawat untuk menurunkan tanda dan gejala
pada pasien Harga Diri Rendah Kronis

DAFTAR PUSTAKA
Agustin, S. (2017). Afirmasi Positif pada harga diri
rendah situasional pasien fraktur femur.
13(2), 94–98.
American Psychiatric Association, 2016. Practice
Guideline For The Treatment Of Patients
With Schizophrenia., Washington, DC

Asrul Pangidoan, H. (2022). asuhan keperawatan


jiwa pada ny. E harga diri rendah dengan
penerapan afirmasi positif desa marancar.

Ayu Dekawaty, H. (2022). Afirmasi Positif pada

Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia, Vol. 11, No. 1, Juni 2023 38

Anda mungkin juga menyukai