Anda di halaman 1dari 8

ASKEP TENTANG HARGA DIRI RENDAH

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II


Oleh dosen pengampuh :

OLEH :

NASRAH (B0219509)

MISTRI AYU

RISKA AMALIA BAHAR

NUR SAFITRI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

ANGKATAN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Harga diri rendah adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain. Harga diri rendah psikotik disebabkan oleh gangguan neurotransmiter
di otak yang terjadi pada seluruh aspek kepribadian ditandai dengan ketidakmampuan
menilai realita, gangguan proses pikir, kedangkalan emosi, kemunduran kemauan dan
mengalami disorientasi. Bentuk tindakan keperawatan harga diri rendah secara individu
adalah terapi kognitif yaitu psikoterapi individu yang pelaksanaannya dengan melatih
klien untuk mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada saat
klien mengalami kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan dapat bertindak lebih
produktif. 
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah


1. DEFINISI
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan ideal diri.
2. PREVALENSI
Berdasarkan data Komnas PA (2012) prevalensi kejadian harga diri
rendah pada remaja di Indonesia dibanding dengan anak remaja di kawasan Asia,
remaja di Indonesia berpeluang mengalami harga diri rendah sebesar 2 %. Remaja
merupakan masa transisi antara usia anak dan dewasa.
Berdasarkan data penderita harga diri rendah yang diambil di RSKD
Provinsi Maluku, yang pernah dirawat 3 tahunterakhir (2016 - 2018) adalah :
tahun 2016 sebanyak 20 dengan presentase 35,08%, tahun 2017 sebanyak 25
presentase 43,85%, tahun 2018 sebanyak 12 dengan presentase 21,05%. Dari total
kasus harga diri rendah yang terjadi 3 tahun terakhir (2016 - 2018) adalah : 57
dengan presentase 99,98%.
Dari distribusi data diatas dapat disimpilkan bahwa kasus harga diri
rendah di RSKD Provinsi Maluku meningkat dari tahun ke tahun karena
dipengaruhi banyak faktor antara lain rasa frustasi, kekerasan dalam rumah
tangga, masalah yang tidak menyenangkan, kehilangan orang yang berarti, faktor
ekonomi, dan kehidupan yang penuh agresif (Kusuma et al, 2016). Harga diri
rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif
tentang kemampuan dirinya.
3. ETIOLOGI
Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah yaitu penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegegalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal
diri yang tidak realistik.
Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber eksternal dan
internal,meliputi: seperti trauma fisik dan psikis, ketegangan peran, transisi peran
situasi, dengan bertambah atau berkurang nya anggota keluarga maupun kelahiran
atau kematian, serta transisi peran sehat sakit sebagai transisi dari keadaan sehat
dan keadaan sakit.
4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis Karakteristik perilaku yang ditunjukkan kepada klien
harga diri rendah menurut Stuart dan Sundeen (1998:230) meliputi mengkritik diri
sendiri / orang lain, penurunan produktifitas, destruktif yang diarahkan kepada
orang lain atau diri sendiri, gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting yang
berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung atau mudah
marah yang berlebih, perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, ketegangan peran
yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis, keluhan fisik, pandangan hidup
yang bertentangan, penolakan terhadap kemampuan personal, destruktif terhadap
diri sendiri, pengurungan diri, menarik diri secara sosial, penyalahgunaan zat,
menarik diri dari realita, dan khawatir.
5. PATOFISIOLOGI
Harga diri seseorang didapatkan dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi ketika perlakuan orang lain mengancam dirinya.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam tingkat tinggi sampai rendah.
Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi maka dapat beradaptasi dengan
lingkungan secara efektif, sedangkan jika seseorang memiliki harga diri yang
rendah maka lingkungan yang dilihat akan terasa mengancam bagi dirinya.
Penyebab harga diri rendah juga dapat terjadi pada masa kecil sering disalahkan,
jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja
keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.
Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan.
Seseorang yang berada pada situasi stressor berusaha menyelesaikannya tapi tidak
tuntas serta ditambah pikiran tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi
dan peran itu bisa disebut dengan kondisi harga diri rendah situasional, jika pada
situasi
6. KOMPLIKASI
Komplikasi harga diri itu rendah dapat juga berisiko terjadinya isolasi
sosial menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain bias mengakibatkan resiko
perilaku kekerasan
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan psikologi :
a. Pemeriksaan psikiatri
b. Pemeriksaan psikometri
2) Pemeriksaan lain jika diperlukan ; Darah rutin, Fungsi hepar, Faal ginjal,
Enzim hepar, EKG, CT scan, EEG
8. UPAYA PENCEGAHAN
Upaya Pencegahan Lakukan hal-hal yang Anda sukai. Baik itu menari,
mandi air panas atau membaca. Akui pencapaian Anda. Ingatkan diri Anda sendiri
tentang pencapaian Anda dan akui itu. Terima kegagalannya. Bicaralah dengan
orang yang Anda cintai. Memperbaiki diri Anda sendiri.
Upanya pencegahan hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai
keinginan. Harga diri rendah adalah perasaan yang tidak mampu mencapai ideal
diri akibat evaluasi pada diri sendiri atau kemampuan diri. Prevalensi pasien harga
diri rendah di RSJD Arif Zainudin Surakarta tah 2520 pasien dan 334 pasien bulan
januari 2017. Tujuan: Penulis dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa gangguan konsep diri: harga diri rendah di bangsal sena RSJD
Arif Zainudin Surakarta Metode: Metode yang digunakan adalah deskriptif
dengan pendekatan studi kasus, yaitu dengan melakukan asuhan keperawatan
pada klien harga diri rendah mulai dari pengkajian, intervensi, implementasi, dan
evaluasi keperawatan. Hasil: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam pada klien dengan harga diri rendah masalah teratasi sebagian dan intervensi
harus dilanjutkan. Kesimpulan: Masalah teratasi sebagian, sehingga membutuhkan
perawatan lebih lanjut dan kerjasama dengan tim medis lain, klien serta keluarga
yang sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan. Adanya pengaruh
terapi komunikasi terapeutik terhadap peningkatan kemampuan positif yang
dimiliki klien sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Direkomendasikan untuk
klien harga diri rendah sebagai tindakan mandiri keperawatan.

9. PENATALAKSANAAN
1. Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi
dengan orang lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi karena jika
klien menarik diri, klien dapat membentuk kebiasaan yang buruk lagi.
2. Therapy aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada klien
harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan dengan
menggunakan stimulasi atau diskusi untuk mengetahui pengalaman atau
perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk membentuk kesepakatan
persepsi atau penyelesaian masalah.
3. Terapi kreasi seni
Menggambar dapat dijadikan salah satu terapi modalitas untuk
pasien harga diri rendah dalam melakukan kegiatan. Terapi kreasi seni
menggambar diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa pasien harga diri
rendah akan dapat mengekspresikan perasaan melalui terapi lingkungan seni
menggambar dari dengan ekspresi verbal. Dengan terapi kreasi seni
menggambar perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status
emosional pasien dengan harga diri rendah, hipotesa diagnostiknya, serta
melakukan intervensi untuk mengatasi masalah pasien harga diri rendah
tersebut.
4. Terapi okupasi
Merupakan perawatan khusus untuk seseorang yang mengalami
gangguan kesehatan tertentu agar bisa mendapatkan harapan positif.
penderita akan diberikan latihan atau aktivitas untuk mengerjakan kegiatan
yang sudah terseleksi dan tentunya sesuai dengan keadaan si penderita.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah
a. Pengkajian
1) Identitas, meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku,
pekerjaan, dan pendidikan.
2) Pengkajian
1. Alasan masuk dan faktor presipitasi
2. Keluhan utama pasien dengan Harga Diri Rendah Kronik biasanya
merenung atau menyendiri serta mengkritik atau menyalahkan diri
sendiri.
3) Faktor presipitasi
Masalah khusus tentang Harga Diri Rendah Kronik disebabkan
oleh setiap situasi yang dihadapi individu dan ia tak mampu
menyelesaikan. Situasi atas stressor dapat mempengaruhi komponen.
4) Faktor predisposisi
- Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Adanya riwayat gangguan pada klien atau keluarga.
b) Adanya gangguan fisik atau penyakit termasuk gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
- Riwayat Psikososial
a) Pada pasien Harga Diri Rendah riwayat psikososial yang perlu
diketahui adalah pernah atau tidak melakukan atau mengalami
dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan
dari lingkungan, kekerasan dalam rumah tangga, dan tindakan
kriminal.
b) Merasakan pengalaman masa lalu lain yang tidak
menyenangkan baik bio, psiko, sosio, kultural, maupun
spiritual.
- Riwayat Penyakit Keluarga
Harga Diri Rendah Situasional dapat disebabkan oleh keturunan.
Oleh karena itu, pada riwayat penyakit keluarga harus dikaji apakah
ada keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa.
5) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
(TTV), meliputi tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan. Pemeriksaan
keseluruhan tubuh yaitu pemeriksaan head to toe yang biasanya
penampilan klien yang kotor dan acak-acakan serta penampilannya tidak
terawat.
6) Psikososial
- Konsep diri
a) Citra tubuh : Tanyakan kepada klien terhadap persepsi
tubuhnya, badan tubuh yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri: posisi klien sebelum dirawat, kepuasan
klienterhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok), kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan.
c) Peran : peran klien dikeluarga, kegiatan sehari-hari klien
dirumah untuk keluarga.
d) Ideal diri : Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga,
sekolah, tempat kerja, masyarakat), harapan klien terhadap
penyakitnya.
e) Harga diri : Menurut Direja (2011) data yang perlu dikaji pada
penderita Harga Diri Rendah yaitu : Subjektif dan objektif
- Genogram
Genogram
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat
menggambarkan hubungan klien dan keluarga.
- Hubungan sosial
Pada hubungan sosial, kaji pada siapa klien kepada siapa klien curhat,
kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat, serta sejauh mana
klien terlibat dalam kelompok masyarakat.
- Spritual
a) Nilai dan keyakinan: keyakinan terhadap gangguan jiwasesuai
dengan norma budaya dan agama yang dianut.
b) Kegiatan ibadah : Kegiatan ibadah klien di rumah.
Pendapatklien/keluarga tentang kegiatan ibadah klien.
- Status mental
1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas motorik
4. Alam perasaan
5. Afek
6. Interaksi selama Wawancara
7. Persepsi
8. Proses berpikir
9. Waham
10. Tingkat kesadaran

b. Diagnosa Keperawatan
1. Pohon Masalah
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat diambil dari pohon masalah tersebut
adalah:
a) Isolasi sosial b.d ketidakmauan menjalin hubungan yang
memuaskan d.d menarik diri
b) Harga diri rendah b.d kegagalan berulang d.d pemikiran
waham/delusi
c) Harga diri rendah b.d kegagalan berulang d.d menilai diri negative
(mis. Tidak berguna, tidak tertolong).
c. Intervensi keperawatan
d. Implementasi Keperawatan
e. Evaluasi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai