Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


HARGA DIRI RENDAH

A. PENGERTIAN

OSF Preprints, 2021

Harga diri yang tinggi digambarkan dari sifat individu yang memiliki perasaan

penerimaan diri tanpa syarat, meski salah, kalah dan gagal, sebagai yang berharga

dan sifat penting untuk dirinya sendiri. Individu yang memiliki perasaan tidak

berharga, tidak berarti dan harga diri rendah yang berkepanjangan karena evaluasi

negatif terhadap diri mereka sendiri dan diri mereka sendiri dengan kemampuan

merupakan gambaran seseorang yang memiliki harga diri yang rendah.

Harga diri rendah kronis adalah tujuan dalam studi kasus ini untuk melakukan

asuhan keperawatan pada pasien Skizofrenia yang mengalami masalah keperawatan

harga diri rendah kronis meliputi pengkajian (analisa) membuat diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Jurnal Keperawatan Notokusumo 9 (2), 13-23, 2021

Kesehatan jiwa merupakan kondisi dinamis dari rentang sehat jiwa hingga

gangguan jiwa. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan

harga diri rendah kronis pada pasien Skizofrenia dengan metode penelitian

deskriptif studi kasus. Sample penelitian adalah pasien Skizofrenia yang mengalami

harga diri rendah kronis dan teknik pengambilan data melalui wawancara,

observasi dan studi dokumentasi. Hasil karya tulis menunjukkan bahwa pasien
Skizofrenia dengan harga dairi rendah memiliki tanda dan gejala perasaan negatif

terhadap diri sendiri, perasaan tidak mampu dan rendah diri. Kesimpulan, untuk

melakukan asuhan keperawatan pasien gangguan jiwa harus menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik dengan acuan strategi pelaksanaan.

B. KLASIFIKASI

STIK Stella Maris Makassar, 2023

Harga diri merupakan penilaian atau evaluasi diri terhadap diri sendiri baik

secara positif maupun negatif. Sebagai hasil dari interaksi individu terhadap

lingkungan yang dapat berupa penerimaan diri, penghargaan terhadap diri sendiri

maupun respon lingkungan terhadap diri sendiri, Harga diri seseorang dapat

berubah-ubah sepanjang hidupnya. Namun, pada umumnya harga diri dapat

berubah pada masa remaja karena sedang dalam proses pencarian identitas diri.

Kondisi ini membutuhkan stimulasi baik dari dalam diri sendiri maupun dari

keluarga serta lingkungan sekitar, sehingga remaja dapat terhindar dari perilaku

maladaptif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas Terapi Aktivitas

Kelompok (TAK) Stimulasi persepsi terhadap peningkatan harga diri remaja

dengan harga diri rendah.

C. ETIOLOGI

1. Situasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah yaitu

faktor Predisposisi, faktor presipitasi dan perilaku (Damaiyanti).


 Faktor Predisposisi

Ada beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan harga diri rendah yaitu:

1. Perkembangan Individu Yang Merupakan:

a. Adanya penolakan dari orang tua, sehingga anak merasa tidak dicintai

kemudian dampaknya anak gagal mencintai dirinya dan gagal pula untuk

mencintai oran lain.

b. Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuan dari orang-orang tuanya atau

orang tua yang dekat/penting dengan individu yang bersangkutan.

c. Sikap orang tua over protecting, anak merasa tidak berguna, orang tua atau

orang terdekat sering mengkritik individu.

d. Cara mendidik anak yang menyebabkan anak kurang mempunyai tanggung

jawab personal dan memiliki ketergantungan pada orang lain.

e. Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna dan merasa rendah

diri akibat kegagalan berulang.

2. Ideal diri

a. Individu selalu dituntut untuk berhasil.

b. Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.

c. Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri.

 Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi atau stresor pencetus dari munculnya harga diri rendah mungkin

ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti:

1. Gangguan Fisik dan Mental


Misal ada persaingan saudara dalam keluarga, salah satu anggota keluarga

merasa tidak memiliki kemampuan yang positif seperti saudaranya yang pintar dan

selalu memenangkan macam-macam lomba, sehingga dia merasa malu dan rendah

diri.

2. Pengalaman Traumatik Berulang

Misal penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang

mengancam kehidupan, aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam dan perampokan.

Respon terhadap trauma pada umumnya akan mengubah arti trauma tersebut dan

kopingnya adalah represi dan denial.

3. Hilangnya Sebagai Anggota Tubuh

Seseorang yang mengalami penyakit kista sehingga merasa malu karena

jari-jari tangannya tidak sempurna.

4. Berubahnya Penampilan

Berubahnya penampilan karena terserang penyakit CA Mamae Kronik,

seorang perempuan harus diangkat salah satu payudaranya padahal dia belum

menikah.

5. Menurunnya Produktivitas

Seseorang yang pada mulanya bekerja sebagai manager suatu perusahaan,

kemudian perusahaan tersebut bangkrut dan dia pelaku kehilangan pekerjaannya

dan pada akhirnya merasa tidak berguna karena tidak kunjung mendapat pekerjaan

baru untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang


objektif dan dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam diri klien

sendiri. Pelaku yang berhubungan dengan harga diri rendah salah satunya adalah

mengkritik diri sendiri sedangkan karancuan identitas seperti sifat kepribadian

yang bertentangan serta depersonalisasi.

D. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah:

1. Perasaan negatif terhadap diri sendiri.

2. Merasa tidak berguna,tidak berharga dan tidak mampu.

3. Menarik diri dari kehidupan sosial.

4. Krisis terhadap sendiri dan orang lain


5. Mudah tersinggung.

6. Penolakan terhadap diri sendiri.

7. Menarik diri sendiri

E. AKIBAT

Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2020

Skizofrenia merupakan gangguan mental kronis yang menyebabkan

penderitaanya mmengalami harga diri rendah. Harga diri rendah kronis disebabkan

karena penilain internal maupun eksternal yang negatif secara berkepanjangan.

Skizofrenia dnegan harga diri kronis pada salah satu anggota keluarga dapat

mempengaruhi fungsi dan peran keluarga. Kurangnya pengetahuan keluarga

mengenai perawatan pasien harga diri rendah kronis dapat menghambat proses

penyembuhan pasien. Metode yang digunakan pada studi ini adalah studi literatur

yaitu penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk
hasil penelitian terdahulu.

Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis dan mensintesis intervensi dalam

asuhan keperawatan pada keluarga dengan anggota keluarga penderita Skizofrenia

dengan harga diri rendah kronis. Hasil dari studi literatur ini bahwa pemberian

terapi pemberdayaan keluarga, psikoedukasi keluarga dan pendidikan kesehatan

keluarga memiliki keefektifan dan pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami Skizofrenia dengan

masalah harga diri rendah kronis. Studi Literatur Asuhan Keperawatan Kelurga

Penderita Skizofrenia dengan khususnya yang mengalami masalah harga diri

rendah kronis dengan tindakan pemberdayaan keluarga yaitu pemberian

psikoedukasi keluarga dan pendidikan kesehatan keluarga.

F. POHON MASALAH

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Harga diri rendah

2. Gangguan citra tubuh


H. RENDAH TINDAKAN KEPERAWATAN

Strategi melaksanakan tindakan keperawatan (Sp) Masalah: gangguan konsep

diri: harga diri rendah pertemuan ke 1 (satu).

 Proses Keperawatan

1. Kondisi

a. Klien mengatakan malu dan tidak berguna

b. Klien mengatakan ekspresi wajah malu

c. Klien mengatakan “tidak bisa” jka diminta melakukan sesuatu

d. Klien tampak kurang bergairah

e. Klien selalu mau mengungkapkan kekurangannya daripada kelebihannya

2. Diagnosa Keperawatan

Siku isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat mengindentifikasikan kemampuan aspek positif yang dimiliki.

 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)

1. Fase Orientasi

Selamat pagi Bu, saya mengira saya mahasiswa percustom Iskandar Muda

Lhokseumawe yang sedang praktik dirumah sakit ini. bisa panggil saya mira nama

ibu siapa?.. oh... ibu lebih senang dipanggil siapa?”oh ibu siti” saya akan

menemani ibu selama dua minggu, jadi kalau ada yang mengganggu pikiran ibu
bisa katakan kepada saya, siapa tahu saya bisa membantu. Bagaimana perasaan ibu

saat ini?... oh begitu

2. Fase Kerja

Coba ceritakan pada saya apa yang dirasakan dirumah hingga dibawa ke RSJ?

Muka ibu siti bercerita dengan kemampuan yang dimiliki serta hobi sering

dilakukan dirumah? Ibu siti lebih banyak suka bercerita dimana? Oh dirumahlah

kira kira bercerita berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja, apa saja yang

sering ibu lakukan dirumah? Memasak,mencuci pakaian tugas itu bu, terus

kegiatan apalagi yang ibu lakukan?kalau tidak salah satunya menyulam ya? Wah,

bagus sekali! Bagaimana kalau ibu siti menceritakan kelebihan dan kekurangan

lainnya yang dimiliki?... kemudian bagaimana lagi?.. bagaimana dengan keluarga

ibu siti, apakah mereka menyayangi apa yang ibu lakukan selama ini atau apakah

mereka sering mengejek hasil kerja ibu?

3. Fase Terminasi

Bagaimana perasaan ibu selama kita bercerita, senang terima kasih ya! Tolong

positif ceritakan kembali kemampuan dan kita sering lakukan?... bagus, terus

bagaimana tanggapan keluarga ibu terhadap kemampuan dan kegiatan yang ibu

lakukan? Baiklah buk siti, nanti ibu ingat ya kemampuan ibu yang lainnya dan

belum sempat ibu ceritakan pada saya?..besok kita bicarakan lagi bagaimana kalau

besok kita jalankan kembali kegiatan atau kemampuan yang ibu siti lakukan

dirumah, dan di RSJ tempatnya mau dimana bu? Berapa lama kita akan bercerita?..

bagaimana kalau 15 menit. Setuju! Sampai bertemu lagi besok ya buk siti.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Masalah :Gangguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah

Pertemuan ke II (dua)

 PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi

a. Klien telah terbina hubungan saling percaya dengan perawat.

b. Klien telah mengetahui dengan mengenal beberapa kemapuan dua aspek

positif yang dimiliki.

2. Diagnosa Keperawatan

Resi ku isolasi sosial garis dua menari diri berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat menilai kemampuan dapat digunakan.

b. Klien dapat merencanakan kegiatan dirumah sakit sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWTAN (SP)

1. Orientasi

Hallo selamat pagi Bu Siti, masih ingat saya?... bagus! Bagaimana perasaan ibu

siti sekarang?...oh, ya bagaimana apakah ada kemampuan lainnya yang belum ibu

siti ceritakan kemarin. Apakah ibu siti masih ingat apa yang dibicarakan sekarang?...
iya...bagus tepat, kalau tidak salah kemarin kita sudah sepakat akan bercerita

ditaman benarkan? Kita akan bercerita selama 15 menit atau mungkin ibu siti ingin

bercerita lebih lama lagi?

2. Fase Kerja

Kegiatan apa saja yang sering bu siti lakukan dirumah?memasak, mencuci

pakaian bagus itu bu.terus kegiatan apa lagi yang ibu lakukan kalau tidak salah ibu

senang menyulam ya?... wah, bagus sekali! Bagaimana kalau ibu siti menceritakan

kelebihan lain atau kemampuan lain yang dimiliki? Kemudian apalagi bagaimana

dengan keluarga ibu siti, apakah mereka-mereka menyayangi apa yang ibu lakukan

selama ini, atau apakah mereka sering mengejek hasil kerja ibu?

3. Fase Terminasi

Bagaimana perasaan ibu siti setelah berhasil membuat jadwal kegiatan yang

dapat dilakukan dirumah sakit coba ibu bacakan kembali jadwal kegiatan yang

telah dibuat tadi?bagus ibu siti mau melakukan jadwal kegiatan yang telah ibu buat

tadi!.. Nah nanti kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan bersama-sama dengan

teman-teman yang lainnya!.. bagaimana kalau nanti siang? Baiklah besok kita

jumpa lagi, bagaimana kalau kita bercerita tentang kegiatan yang dapat dilakukan

dirumah. Bagaimana menurut ibu Siti?... Setuju ibu ingin bercerita dimana besok

bu?... oh ditaman, baiklah bu bagaimana kalau kita bercerita selama 10 menit?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Masalah : Gangguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah


Masalah : Gangguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah.

Pertemuan ke III(tiga)

 PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi

a. Klien telah mampu mengenali menyusun jadwal kegiatan yang dapat

dilakukan dirumah sakit.

b. Klien telah berhasil melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal di buat.

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat mengenali kegiatan dapat dilakukan dirumah

b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan yang dapat dilakukan sesuai

kemampuan dirumah.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


1. Orientasi

selamat pagi. Ibu! Bagaimana perasaan ibu Siti hari hari ini, bisa saja?.

Syukurlah. Masih ibu simpan jadwal kegiatannya telah dibuat kemarin? Hari ini

kita akan Bercakap cakap tentang sistem pendukung yang dapat membantu ibu Siti

di rumah tantenya sesuai kesepakatan kemarin kita bercakap cakap di teras ya?
Karena kita bercakap cakap mau berapa lama?. 10 menit saja boleh! Apakah ibu

tahu artinya sistem pendukung?

2. Fase kerja

baiklah akan saya jelaskan, sistem pendukung adalah alat/bahan yang dapat

membatu di rumah dalam mencapai kesembuhan nantinya, misalnya: dana,

keluarga teman atau tetangga yang mau menerima, kegiatan bersama dan tempat

yang dapat dikunjungi saat obat habis ibu di rumah tinggal dengan siapa?... Terus

siapa yang lagi? Terus siapa lagi? Apakah mereka mereka sayang dan

memperhatikan kesehatan isbu? Siapa selama ini yang mengingatkan ibu minum

obat dan mengantar kontrol atau periksa ke dokter?. Wah bagus! Terus selama ini

yang mencari nafkah dan mencari biaya pengobatan untuk ibu siapa? Apakah

punya teman atau tetangga yang dekat sama ibu Siti?, Kegiatan apa saja yang ibu

lakukan di lingkungan ibu Siti. Oh pengajian... Bagus itu, kalo dibuat tadi!. Bagus

ibu Siti mau melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ibu buat tadi!... Nah nanti

kegiatan kegiatan yangtelah dilakukan bersama sama dengan teman teman

lainnya?. Bagaimana kalau nanti siang? Baiklah besok kita bertemu lagi,

bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang kegiatan yang dapat dilakukan di

rumah. Bagaimana menurut ibu Siti? Setuju Ibu bercerita dengan saya besok di

mana?... Oh nanti ditaman, baiklah bagaimana kalau kita bercerita 10 menit.

3. Fase Terminasi

Bagaimana perasaanya setelah bercerita tentang sistem pendukung yang ibu


siti miliki? Coba ibu besok kalau sudah pulang, harus mendengar nasehat warga ya

bu! Jangan lupa kalau obat hampir habis cepat datang kerumah sakit! Bagaimana

kalau besok kita bercerita lagi tentang obat obat yang ibu minum setiap hari.

sebaiknya kita bercerita mana ya buk, seperti warung makan bisa juga dan berapa

lama bu? 15 menit boleh samapi ketemu lagi ya bu!.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Masalah :Gangguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah

Pertemuan ke IV(empat)

 PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi

Klien telah mampu menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan yang dapat
dilakukan dirumah.

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko ku isolasi sosial: menari di berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Tujuan Khusus

Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang dimiliki dirumah.

 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

1. Orientasi

Selamat pagi Bu Siti sedang apa? Bagaimana perasaan ibu Siti sekarang?

Apakah ibu Siti sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah

dibuat kemarin bagus ibu sudah dapat membantu membersihkan lingkungan coba
saya lihat judulnya kegiatan nya, wah hebat sekali sudah diberi tanda semua! Nanti

dikerjakan lagi ya Bu! Aku tidak salah kemarin kita sudah sepakat akan beecerita

di taman benarkan katanya mau berapa lama?.

2. Fase kerja

Bagaimana kalau 15 min lagi. Kemarin ibu telah membantu jadwal kegiatan di

rumah sakit, sekarang kita buat jadwal kegiatan di rumah ya? Di kertas dan pulpen

nya jangan khawatir nanti saya bantu, kalau kesulitan, bagaimana kalau kita mulai?

Ibu mulai dari 05.00 WIB? ... Iya, tidak apa-apa, bangun tidur... terus ya sholat

subuh dan masak (sampai 20.00 WIB), bagus tapi jangan lupa minum obatnya Bu!.

3. Fase Terminasi

Bagaimana perasaan ibu Siti setelah mendapatkan membuat jadwal kegiatan di

rumah ibu sebutkan lagi susunan kegiatan dalam sehari-hari yang dapat dilakukan

di rumah? Besok kalau sudah dijemput oleh keluarga dalam sehari yang dapat

dilakukan di rumah? Nah, bagaimana besok kita bercerita tentang perlunya

dukungan terhadap kesembuhan ibu Siti bagaimana kota bercakap cakap di teras

setuju! Atau mungkin ibu ingin tempat lain kita mau bercerita berapa lama

bagaimana kalau 10 menit?

Anda mungkin juga menyukai