ASUHAN KEPERAWATAN
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
ARIF PRIADI
ARIFA SYUFNI
BULAN RAHMATIKA
DINI NASRILA
DODI
DOSEN PEMBIMBING :
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH”. Makalah ini penulis disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 1.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Namun
demikian, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Meski masih banyak kekurangan, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
Mahasiswa STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang dan umumnya kepada para pembaca yang budiman.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23 Tahun 1992, Pasal 1). Departemen Kesehatan
(DEPKES) memberikan perhatian besar untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa Indonesia dengan
visi dan misi Indonesia Sehat 2010. (http//www.pikiran rakyat.com)
Jumlah penduduk gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari 30% dari jumlah penduduk
dewasa. Jumlah tersebut bakal semakin bertambah dengan kesulitan ekonomi yang disebabkan
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Keadaan tersebut diperparah dengan beberapa kejadian
yang menimpa Indonesia seperti bencana alam, diantaranya tsunami di Aceh dan Pangandaran, Lumpur
panas sidoarjo, serta gempa di Yogyakarta. Selain itu adanya gejolak politik lokal diberbagai daerah dan
meningkatnya tingkat persaingan antar individu merupakan salah satu pemicu terjadinya gangguan
mental.
Penyebab gangguan jiwa yang diderita terjadi karena frustasi, napza (narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan, organik dan ekonomi. Namun jika dilihat dari
persentase, penyebab tertinggi yaitu karena frustasi.
Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit yang sadar untuk meminta
bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita gangguan jiwa yang sudah sembuh dan dipulangkan ke
rumahnya, balik lagi ke rumah sakit. Para pasien itu memilih untuk tinggal lagi di rumah sakit karena
mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di rumahnya. Keluarga mereka merasa malu karena ada
anggota keluarganya yang tidak waras. Akibatnya tidak sedikit yang memilih kabur.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan
pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang
kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri ( Keliat, 1998 ).
Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri rendah akan terjadi
jika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang
buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki
harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara aktif dan mampu
beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cendrung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri
rendah melihat lingkungan dengan cara negative dan menganggap sebagai ancaman.
Menurut Antai Otong ( 1995 : 297 ), self esteem dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam
perkembangan fungsi ego, dimana anak-anak yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan internal dan
eksternal biasanya memiliki perasaan aman terhadap lingkungan dan menunjukkan self esteem yang
positif. Sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah cendrung untuk merpersepsikan
lingkungannya negative dan sangat mengancam. Mungkin pernah mengalami depresi atau gangguan
dalam fungsi egonya.
Menurut Patricia D. Barry dalam mental Health and Mentall Illness ( 2003 ), harga diri rendah adalah
perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima lingkungan dan gambaran-gambaran negative tentang
dirinya. Barry mengemukakan, self esteem is a feeling of self acceptance and positive self image.
Pengertian lain mengemukakan bahwa harga diri rendah menolak dirinya sendiri, merasa tidak berharga
dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri. Individu gagal menyesuaikan tingkah laku
dan cita-cita.
B. Factor predisposisi
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang tidak realistis,
kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab yang personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis.
C. Factor presipitasi
Factor presipitasi harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan /
bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang menurun.
Secara umum, gangguan konsep harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara
situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
perkosaan atau dipenjara termasuk dirawat di rumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah
disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman.
Penyebab lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta perlakuan petugas kesehatan
yang kurang menghargai klien dan keluarga. Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum
sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negative dan meningkat saat dirawat.
Baik factor predisposisi maupun presipitasi diatas bila memengaruhi seseorang dalam berpikir, bersikap
maupun bertindak, maka dianggap akan memengaruhi terhadap koping individu tersebut sehingga
menjadi tidak efektif ( mekanisme koping individu tidak efektif ). Bila kondisi pada lien tidak dilakukan
intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan klien tifak mau bergaul dengan orang lain ( isolasi social :
menarik diri ), yang menyebabkan klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul
resiko prilaku kekerasan.
Menurut peplau dan sulivan harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam tahap
perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad me, not me, anak sring diperslahkan,
ditekan sehingga perasaan amannya tidak terpengaruhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila
koping yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah. Menurut caplan, lingkungan
social akan mempengaruhi individu, pengalaman seseorang dan adanya perubahan social seperti
perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungna social, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan
menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah.
D. Manifestasi klinis
3. Mengalami gejala fisik, missal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat.
4. Menunda keputusan.
5. Sulit bergaul.
9. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup.
E. Rentang respon
Respon adaptif
Respon maladaptif
Aktualisasi diri
Kerancuan identitas
Depersonalisasi
F. Psikodinamika
Menurut kelliat,B.A. 1998, gangguan harga diri yang disebut harga diri randah disebut terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya baru operasional kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi ( korban perkosaan, dituduh KKN , di
penjara tiba-tiba ).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :
1. Privasi yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat
yang tidak sopan ( pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal ).
2. Harapan akan struktur , bentuk dan fungsi yang tidak tercapai dirawat / sakit atau penyakit.
3. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya pemeriksaan dilakukan tanpa
penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
b. Maturasional
Berhubungan dengan kurang stimulasi atau kedekatan, perpisahan dengan orang tua, evaluasi negative
dari orang tua, tidak adekuta dengan orang tua, ketidakmampuan mempercayai orang terdekat.
2. Usia sekolah
Berhubungan dengan kegagalan mencapai tingkat atau peringkat objektiv, kehilangan kelompok sebaya,
umpan balik negative berulang.
3. Remaja
Pada usia remaja penyebab harga diri rendah, jenis kelamin, gangguan hubungan teman sebagai
perubahan dalam penampilan, masalah –masalah pelajaran kehilangan orang terdekat.
4. Usia sebaya
5. Lansia
c. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri yang berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat dirawat.
Klien mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian dirumah sakit akan menambah persepsi negative
terhadap dirinya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Tanggal pengkajian :
Ruangan :
A. Identitas klien
Biasanya meliputi nama klien ( idntitas ), umur, jenis, kelamin, agama, alamat lengkap, tanggal masuk,
No. MR, penanggung jawab, keluarga yang bisa dihubungi.
B. Alasan masuk
Biasanya klien mengkritik diri sendiri, pearasaan tidak mampu, pandangan hidup pesimis, tidak
menerima pujian, penurunan produktifitas, penolakan terhadap kemampuan diri, kurang memprhatikan
perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan berkurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih
banyak menunduk, bicara lambat dengan nada bicara lemah.
C. Factor predisposisi
Biasanya penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab yang personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
D. Fisik
E. Psikososial
Biasanya klien mengalami HDR cenderung menarik diri dari lingkungan sekitar,biasanya klien bersepsi
terhadap dirinya,biasanya klien memiliki rasa frustasi tidak mampu melakukan peran nya seperti orang
normal lainnya,biasanya pandangan dan keyakinan klien HDR terhadap gangguan jiwa sesuai dengan
budaya dan agama yg dianut,biasanya klien tidak medekatkan diri dengan yang maha kuasa.
a. Makann
b. BAB/BAK
Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK,pergi menggunakan dan membersihkan wec dan merapikan
pakaian nya.
c. Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut,gunting
kuku,,observasi kebersihan tubuh.
Observasi lama dan waktu tidur siang/tidur malam,persiapan sebelum tidur seperti:menyikat gigi,cuci
kaki dan berdo, kegiatan sesudah tidur,seperti:merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka dan menyikat
gigi.
e. Penggunaan obat
G. Mekanisme koping
1. Koping adaptif
c. Teknik relaksasi
d. Aktifitas kontruksi
2. Koping maladaptive
a. Minum alcohol
b. Reaksi lambat/berlebihan
c. Bekerja berlebihan
d. Menghindar
e. Mencerai diri
H. Pohon Masalah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan konsep diri
b. Isolasi social
Tujuan umum:
klien dapat melakukan cara pengambilan atau pengendalian keputusan yang efektif untuk
mengendalikan situasi kehidupan nya
Tujuan khusus:
TAK 1
INTERVENSI:
3. Perkenalkan diri
TAK 2
INTERVENSI
4. Berikan pujian
TAK 3:
INTERVENSI
TAK 4
INTERVENSI
1. Bantu klien mengidentifikasi kegiatan yang selama ini di lakukan di RS atau di rumah
B. Isolasi Sosial
Tujuan umum :
Tujuan khusus:
4. Klien dapat menyusun atau merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki di
RS maupun dirumah
TAK 1
INTERVENSI:
3. Perkenalkan diri
TAK 2
INTERVENSI
4. Berikan pujian
TAK 3:
INTERVENSI
1. Diskusikan kemampuan klien yang masih dapat digunakan selama sakit
2. Diskusikan juga kemmapuan yang dapat dilanjutkan penggunaan di rumah sakit dan di rumah
nantinya.
TAK 4
INTERVENSI
1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
TAK 1
INTERVENSI
1. Diskusikan persepsi klien tentang citra tubuhnya dahulu dan saat ini,perasaan ,dan harapan
terhadap citra tubuh saat ini.
2. Motivasi klien untuk melihat bagian tubuh yang abnormal secara bertahap
5. Ajarkan klien untuk meningkatkan citra tubuh dengan cara sebagai berikut:
b. Motivasi klien untuk melakukan aktifitas yang menggarah pada pembentukan tubuh yang ideal
TAK 2
INTERVENSI
4. Berikan pujian
TAK 3:
INTERVENSI
2. Diskusikan juga kemmapuan yang dapat dilanjutkan penggunaan di rumah sakit dan di rumah
nantinya.
TAK 4
INTERVENSI
1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
2. Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
b. Isolasi social
B. SARAN
1. Bagi Perawat
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam dalam pembuatan
asuhan keperawatan.
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya sehingga dapat menambah
pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat diaplikasikan untuk mengembangkan
kompetensi dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Kelliat, Budhi Anna 2011 . Manajemen Keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Maglaya dan Bailon. 1997. Perawatan Kesehatan Keluarga : suatu proses. Pusdiknakes Depkes RI. jakarta
Berbagi
Tida