Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

RSUD BANYUMAS

Disusun Oleh :

SARAH HAMITA NELITA SARI

210104089

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN

JIWA UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2021/2022
HARGA DIRI RENDAH

A. PENGERTIAN
Harga diri rendah merupakan perasaan negative terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak
ada harapan dan putus asa (Depkes RI, 2000). Gangguan harga diri adalah evaluasi diri
dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative yang dapat diekspresikan
secara langsung maupun tidak langsung. Harga diri rendah adalah evaluasi diri/ perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang
lama (Azizah, 2016).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 2001). Jadi harga diri rendah adalah suatu perasaan
negative terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan gagal emncapai tujuan
yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan diri ini dapat
bersifat situasional maupun kronis atau menahun (Sutejo, 2018).

B. PENYEBAB
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negative, disfungsi
system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal. Harga diri rendah
diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya
tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang
rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.
Seringkali penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil yang sering
disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah,
pekerjaan ataupun pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor Biologis
a. Kerusakan lobus frontal
b. Kerusakan hipotalamus
c. Kerusakan system limbic
d. Kerusakan neurotransmitter
2. Faktor Psikologis
a. Adanya penolakan orang tua
b. Harapan orang tua tidak realistis
c. Orang tua yang tidak percaya pada anak
d. Tekanan teman sebaya
e. Kurangnya reward system
f. Dampak penyakit kronis
3. Faktor sosial
a. Kemiskinan
b. Terisolasi dari lingkungan
c. Interaksi kurang baik dalam keluarga
4. Faktor Cultural
Tuntutan peran
Perubahan kultur

D. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah kehilangan bagian tubuh,
perubahan penampilan/ bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Penyebab lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta perlakuan
petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
E. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA DAN GEJALA
Tanda yang menunjukan harga diri rendah menurut Carpenito,L (2003:352) :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut menjadi botak setelah menjalani
kemoterapi
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera
ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa.
4. Percaya diri kurang. Misalnya : klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
5. Ekspresi malu atau merasa bersalah dan khawatir, menolak diri sendiri.
6. Perasaan tidak mampu.
7. Pandangan hidup yang pesimistis.
8. Tidak berani menatap lawan bicara.
9. Lebih banyak menunduk
10. Penolakan terhadap kemampuan diri.
11. Kurang memperhatikan perawatan diri (kuku panjang dan kotor, rambut panjang dan
lusuh, gigi kuning, kulit kotor).
12. Data Obyektif :
a. Produktivitas menurun.
b. Perilaku distruktif pada diri sendiri.
c. Perilaku distruktif pada orang lain.
d. Penyalahgunaan zat.
e. Menarik diri dari hubungan sosial.
f. Ekspresi wajah malu dan merasa bersalah.
g. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan).
h. Tampak mudah tersinggung/ mudah marah.
F. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
2. Elektro convulsive therapy
3. Psikotherapy
4. Therapy okupasi
5. Therapy modalitas
6. Terapi keluarga
7. Terapi lingkungan
8. Terapi perilaku
9. Terapi kognitif
10. Terapi aktivitas kelompok

G. PSIKOPATOLOGI/ POHON MASALAH

Isolasi sosial: Menarik Diri (Akibat)

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah (Core problem)

Tidak efektifnya koping individu (causa/ penyakit)

H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari
pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang
dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, social dan spiritual.
Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :
a. Identitaas klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa, nama
panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan,
topic yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No. RM, tanggal
pengkajian dan sumber data yang didapat.
b. Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,
apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga
untuk mengatasi masalah I ni. Pada klien dengan harga diri rendah klien
menyendiri, tidak mampu menatap lawan bicara, merasa tidak mampu.
c. Faktor predisposisi
Menanyakan apakah anggota keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa,
bagaimana hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau
mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga, dan tindakan kriminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga
apakah ada yang mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang
pengalaman yang tidak menyenangkan. Pada klien dengan perilaku kekerasan
factor predisposisi, factor presipitasi klien dari pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, adanya riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa dan adanya
riwayat penganiyaan.
d. Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah ada
keluhan fisik yang dirasakan klien. Memeriksa apakah ada kekurangan pada
kondisi fisiknya. Pada klien harga diri rendah terjadi peningkatan tekanan darah,
peningkatan frekuensi nadi.
e. Psikososial
1) Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh. Penelusuran genetic yang
menyebabkan menurunkan gangguan jiwa merupakan hal yang sulit dilakukan
hingga saat ini.
2) Konsep diri
a) Gambaran diri
Tanyakan presepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang
disukai. Pada klien dengan harga diri rendah klien cenderung
merendahkan dirinya sendiri, perasaan tidak mampu dan rasa bersalah
terhadap diri sendiri.
b) Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap
status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan,
keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya.
Klien dengan harga diri rendah lebih banyak menunduk, kurang percaya
diri, dan tidak berani menatap lawan bicara.
c) Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga/ kelompok masyarakat,kemampuan
klien dalam melaksanakan fungsinya atau perannya, perubahan yang
terjadi saat klien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan klien akibat
perubahan tersebut. Pada pasien HDR tidak mampu melakukan perannya
secara maksimal hal ini ditadai dengan kurang percaya diri dan motivasi
yang kurang dari individu tersebut.
d) Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran
dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap
lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika keadaan
tidak sesuai dengan harapannya. Pada klien dengan harga diri rendah klien
cenderung kurang percaya diri, sellau merendahkan martabat, dan
penolakan terhadap kemampuan dirinya.
e) Harga diri
Yaitu penilaian tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa
seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal dirinya. Pada klien
dengan harga diri rendah merasa malu terhadap dirinya sendiri, rasa
bersalah terhadap dirinya sendiri, merendahkan martabat, pandangan
hidup yang pesimis, penolakan terhadap kemampuan diri, dan percaya diri
kurang.
3) Hubungan sosial
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya yang
biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang diikuti
dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan
kelompok/masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan orang lain,
minat dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini orang yang
mengalami harga diri rendah cenderung menarik diri dari lingkungan
sekitarnya dan klien merasa malu.
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan, kepuasan
dalam menjalankan keyakinan. Pada klien harga diri rendah cenderung
berdiam diri dan tidak melaksanakan fungsi spiritualnya.
f. Status mental
1) Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada
yang tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak
seperti biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian, dampak
ketidakmampuan berpenampilan baik/ berpakaian terhadap status psikologis
klien. Pada klien dengan harga diri rendah klien kurang memperhatikan
perawat diri, klien dengan harga diri rendah rambut tampak kotor dan lusuh,
kuku panjang dan hitam, kulit kotor dan gigi kuning.
2) Pembicaraan
Klien dengan harga diri rendah bicaranya cenderung gagap, sering terhenti/
blocking, lambat, membisu, menghindar, dan tidak mampu
memulaipembicaraan.
3) Aktivitas motorik
Pada klien dengan harga diri rendah klien lebih sering menunduk, tidak berani
menatap lawan bicara,dan merasa malu.
4) Afek dan emosi
Klien cenderung datar (tidak ada perubahan roman muka pada saat ada
stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan).
5) Interaksi selama wawancara
Pada klien dengan harga diri rendah klien kontak kurang (tidak mampu
menatap lawan bicara).
6) Proses pikir
a) Arus pikir
Klien dengan harga diri rendah cenderung blocking (berbicara terhenti
tiba-tiba tanpa gangguan dari luar kemudian dilanjutkan kembali)
b) Bentuk pikir
Otistik : bentuk pemikiran yang berupa fantasi atau lamunan untuk
memuaskan keinginan yang tidak dapat dicapainya.
c) Isi pikir
- Pikiran rendah diri : selalu merasa bersalah pada dirinya dan menolak
terhadap kemampuan diri. Klien menyalahkan, menghina dirinya
terhadap hal-hal yang pernah dilakukan ataupun belum pernah dia
lakukan.
- Rasa bersalah : pengungkapan diri negatif
- Pesimis : berpandangan bahwa masa depan dirinya yang suram tentang
banyak hal dalam kehidupannya.
7) Tingkat kesadaran
Klien dengan harga diri rendah kesadarannya composmentis, namun ada
gangguan orientasi terhadap orang lain.
8) Memori
Klien dengan harga diri rendah mampu mengingat memori jangka panjang
ataupun jangka pendek.
9) Tingkat konsentrasi
Tingkat konsentrasi klien harga diri rendah menurun karena pemikiran dirinya
sendiri yang merasa tidak mampu.
10) Kemampuan penilaian/ pengambilan keputusan
Klien dengan harga diri rendah sulit menentukan tujuan dan mengambil
keputusan Karen aselalu terbayang ketidakmampuan untuk dirinya sendiri.
11) Daya tilik
Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari gejala penyakit
(perubahan fisik demosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu minta
tolong/klien menyangkal keadaan penyakitnya, klien tidak mau bercerita
tentang penyakitnya. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang
lain atau lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit atau masalah
sekarang.
g. Kebutuhan perencanaan pulang
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
2. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
h. Mekanisme koping
Bagaimana dan jelaskan reaksi klien bila menghadapi suatu permasalahan, apakah
menggunakan cara-cara yang adaptif seperti berbicara dengan orang lain, mampu
menyelesaikan masalah, teknik relaksasi, aktifitas konstruktif, olahraga, dll
ataukah menggunakan cara yang maladaptive seperti minum alcohol, merokok,
reaksi lambat atau berlebihan, menghindar, mencederai diri atau lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
b. Isolaso Sosial : Menarik Diri
c. Koping Individu Tidak Efektif
3. Fokus Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWAT Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
AN (TUK/TUM) Evaluasi
Harga Diri TUK 1 : 1. Klien dapat 1.1 Bina Hubungan
Rendah Klien dapat mengungkapka hubungan saling percaya
membina n perasaannya saling akan
hubungan 2. Ekspresi wajah percaya menimbulkan
saling a. Sapa klien kepercayaan
percaya bersahabat dengan klien pada
TUM : 3. Ada kontak ramah, baik perawat
Klien mampu mata verbal sehingga akan
meningkatka 4. Menunjukkan maupun emmudahkan
n harga diri rasa senang nonverbal. dalam
5. Mau berjabat b. Perkenalkan pelaksanaan
tangan diri dengan tindakan
6. Mau menjawab sopan selanjutnya
salam c. Tanya nama
7. Klien mau lengkap klien
duduk dan nama
berdampingan panggilan
8. Klien mau d. Jelaskan
mengutarakan tujuan
masalah yang pertemuanjuj
dihadapi ur dan
menepati
janji
e. Tunjukkan
sikap empati
dan
menerima
klien apa
adanya
f. Beri
perhatian
pada klien
1.2 Beri
kesempatan
untuk
mengungkap
kan perasaan
tentang
penyakit
yang
dideritanya
1.3 sediakan
waktu untuk
mendengark
an klien
1.4 katakan pada
klien bahwa
ia adalah
seorang
yang
berharga dan
bertanggung
jawab serta
mampu
menolong
dirinya
sendiri.
TUK 2 : 1. klien mampu 2.1 diskusikan Pujian akan
Klien dapat mempertahank kemampuan dan meningkatkan
mengidentifi an aspek yang aspek positif harga diri klien
kasi positif yang dimiliki
kemampuan klien dan beri
dan aspek pujian/reinforce
positif yang ment atas
dimiliki kemampuan
mengungkapkan
perasaan
2.2 saat bertemu
klien, hindarkan
member
penilaian
negative.
Utamakan
member pujian
yang realistis.
TUK 3 : 1. kebutuhan 3.1 Peningkatan
Klien dapat klien terpenuhi diskusikan kemampuan
menilai 2. klien dapat kemampuan mendorong
kemampuan melakukan yang masih klien untuk
yang dapat aktivitas dapat digunakan mandiri
digunakan terarah selama sakit
3.2
Diskusikan juga
kemampuan
yang dapat
dilanjutkan
penggunaan di
rumah sakit dan
di rumah nanti
TUK 4: 1. Klien mampu 4.1 Pelaksanaan
Klien dapat beraktivitas Rencanakan kegiatan secara
menetapkan sesuai bersama klien mandiri modal
dan kemampuan aktivitas yang awal untuk
merencanaka 2. Klien dapat dilakukan meningkatkan
n kegiatan mengikuti setiap hari sesuai harga diri
sesuai dengan terapi aktivitas kemampuan
kemampuan kelompok 4.2
yang dimiliki Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan toleransi
kondisi klien
4.3 Beri contoh
cara
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan
TUK 5 : 1. Klien mampu 5.1 Beri Dengan
Klien dapat beraktivitas kesempatan aktivitas klien
melakukan sesuai klein untuk akan
kegiatan kemampuan mencoba mengetahui
sesuai kegiatan yang kemampuanny
kondisi dan direncanakan a
kemampuann 5.2 Beri pujian
ya. atas
keberhasilan
klien
5.3 diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
dirumah
TUK 6 : 1. Klien mampu 6.1 beri Perhatian
Klien dapat melakukan apa pendidikan keluarga dan
memanfaatka yang diajarkan kesehatan pada pengertian
n system 2. Klien mau keluarga tentang keluarga akan
pendukung memberikan cara merawat dapat
yang ada. dukungan klien harga diri membantu
rendah meningkatkan
6.2 bantu harga diri kien
keluarga
member
dukungan
selama klien di
rawat
6.3 Bantu
keluarga
menyiapkan
lingkungan di
rumah

I. DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Ma’arifatul.dkk.. 2016. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :
Indomedika Pustaka
Sutejo. 2018. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
http://jurnal.akperkridahusada.ac.id

Anda mungkin juga menyukai