Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS JIWA

HARGA DIRI RENDAH


LP, RESUME, SP 1, API

DISUSUN OLEH :
LISNA LISMAYANTI
181901000024

SEKOLAH TINGGI INDONESIA KESEHATAN INDONESIA MAJU


2020
Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah

I. Pengertian Harga Diri Rendah

Gangguan konsep diri adalah suatu keadaan negatif dari perubahan

mengenai perasaan, pikiran atau pandangan tentang dirinya sendiri yang

negatif. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan

rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negatif terhadap

diri sendiri atau kemampuan diri. Harga diri rendah yang berkepanjangan

termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai

masalah kesehatan lain terutama kesehatan jiwa. Gangguan harga diri rendah

biasanya digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri

termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri karena gagal mencapai

keinginan (Budi Ana Keliet, 1999).

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi yang merupakan faktor pendukung harga diri rendah

meliputi penolakan dan kurangnya penghargaan diri dari orang tua, harapan

orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak benar, membenci dan tidak

menerima akan mempunyai keraguan atau ketidakpastian, kegagalan yang

berulangkali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan

pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis, gagal mencintai dirinya dan
menggapai cinta orang lain, misalnya karena orang tua tidak percaya pada

anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah.

B. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi munculnya harga diri rendah meliputi trauma seperti

penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang

mengancam kehidupan seperti kehilangan bagian tubuh, perubahan aturan,

bentuk dan penampilan fungsi tubuh, perubahan fisik berhubungan dengan

tumbuh kembang normal, adanya kegagalan yang mengakibatkan

produktifitas menurun. Selain itu faktor presipitasi lain yaitu ketegangan

peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana

individu mengalami frustrasi. Pada mulanya klien merasa dirinya tidak

berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan

orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh

permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin

mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif

dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien semakin tidak

dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan

rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan

sehingga rasa aman tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia

mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas dari pada mencari

penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Semakin


klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam

mengembangkan hubungan dengan orang lain.

C. Rentang Respons

Respons Adaptif Respons

Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depresionalisasi

Diri Positif Rendah Identitas

Keterangan :

1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif

dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat

diterima.

2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang

positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun

yang negatif dair dirinya.

3. Harga diri rendah adalah individu cendrung untuk menilai dirinya

negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.

4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-

aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek

psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.

5. Depresionalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing

terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan

serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.


D. Mekanisme Koping

Menurut Stuart dan Sundeen yang dikutip oleh Anna Budi Keliat,

1998, mekanisme koping pada pasien dengan gangguan konsep diri

menjadi 2 yaitu :

1. Koping jangka pendek

 Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara

dari kasus.

 Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan mengganti

identitas sementara.

 Aktifitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara

terhadap konsep diri atau identitas yang kabur.

 Aktifitas yang memberi arti dalam kehidupan.

2. Koping jangka panjang

Semua koping jangka pendek dapat berkembang menjadi koping

jangka panjang. Penjelasan positif akan menghasilkan identitas dan

keunikan individu.

III. A. POHON MASALAH

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Kehilangan / Kegagalan
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG DIKAJI

1. Masalah Keperawatan

Harga Diri Rendah

2. Data Yang Perlu Dikaji

Data Subyektif :

 Mengkritik diri sendiri atau orang lain

 Perasaan tidak mampu

 Pandangan hidup yang pesimis

 Perasaan lemah dan takut

 Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri

 Pengurangan diri / mengejek diri sendiri

 Hidup yang berpolarisasi

 Ketidakmampuan menentukan tujuan

 Mengungkapkan kegagalan pribadi

 Merasionalisasikan penolakan

Data Obyektif :

 Produktifitas menurun

 Perilaku destruktif pada diri sendiri dan orang lain

 Penyalahgunaan zat

 Menarik diri dari hubungan sosial

 Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah

 Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)


IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Harga Diri Rendah

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Terlampir di rencana tindakan pada resume

DAFTAR PUSTAKA

Fitria,N.2009. Prinsip Dasar & Aplikasi Laporan Pendahuluan & Strategi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosa.

Jakarta : Salemba Medika.

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC 4.

Wilkinson,J. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.


RESUME JIWA

HARGA DIRI RENDAH

Inisial Nama : Ny. R

Umur : 50 tahun

Tanggal Pengkajian : 9 April 2020 jam. 10.00 WIB

DX : Harga Diri Rendah

1. Pengkajian

Pasien mengatakan, pasien dibawa ke Panti Sosial diantar oleh keluarganya

karena pasien sering marah-marah, pasien mengatakan dirinya tidak berguna

dan malu, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, keluarga sering

mengkritik dirinya dan sehingga pasien menjadi minder pada orang lain,

Pasien terlihat malu, tidak berani menatap muka lawan bicara, lebih banyak

menunduk dan menyendiri, klien terlihat melamun.

2. Masalah Keperawatan/diagnosis

DS : mengatakan dirinya tidak berguna dan malu, merasa tidak mampu,

malu bertemu orang lain, keluarga sering mengkritik dirinya dan sehingga

pasien menjadi minder pada orang lain.


DO : pasien terlihat malu, tidak berani menatap muka lawan bicara, lebih

banyak menunduk dan menyendiri, pasien terlihat melamun.

DX : gangguan Konsep diri : harga diri rendah

3. Rencana Keperawatan

SP 1 : mendiskusikan kemampuan dan aspek kegiatan

SP 2 : pasien dapat menilai kemampuan yang dimilikinya

SP 3 : merencanaka egiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

SP 4 : melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat

4. Catatan Keperawatan

Laporan keperawatan tangga 9 Maret 2020, jam 10.00 WIB

Tindakan keperawatan yang dilakukan

1. Mengindentifikasi aspek positif yang dimiliki pasien

2. Membantu pasien menilai kemampuan yang dimiliki pasien yang dapat

dilakukan pasien untuk melakukan suatu tindakan

3. Membantu pasien memilih/ menetapkan kemamuan yang akan dilatih

4. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

teurapeutik.
Respon pasien terhadap tindakan

1. Pengertian tentang dirinya akan memudahkan dan mengigatkan pasien

tentang hal positif akan menambah percaya diri.

2. Meningkatkan percaya diri dan menumbuhkan perasaan bahwa ia tidak

selalu gagal dan tidak berguna.

3. Menambah percaya diri pasien untuk melakukan tindakan sesuai dengan

kemampuan pasien

4. Menunjukan keramahtamahan

Rencana tindakan lanjut

1. Rencanakan bersama pasien aktivitas yang akan dilakukan setiap hari

sesuai dengan kemampuan pasien.

2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien

3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan

4. Beri kegiatan sesuai dengan kondisi pasien

5. Anjurkan pasien untuk memanfaatkan system pendukung yang ada.

TTD

Lisna Lismayanti
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

INISIAL PASIEN: Ny.R RUANGAN: Anggrek RM NO: 000000

Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan


Diagnosis Rasional

Harga Diri TUM:


Rendah
Pasien memiliki diri
yang positif

TUK :

1. Pasien membina
 Setelah dilakukan 2x24 jam 1.Bina hubungan dengan menggukankan  Menunjukan keramahan dan sikap
hubungan saling
interaksi pasien menunjukan prinsip komunikasi terapeutik : bertahan
percaya dengan
ekspresi wajah yang bersahabat,  Agar pasien tidak ragu kepada
perawat  Sapa pasien dengan ramah baim
menunjukan rasa senang, ada perawat
verbal maupun non verbal
kontak mata, mau menjabat  Menunjukan bahwa perawat ingin
 Perkenalkan diri dengan sopan
tangan, mau menyebutkan nama, kenal dengan pasien
 Tanyakan nama lengkap dan mana
mau menjawab salam dan pasien panggilan yang disukai pasien  Agar pasien percaya kepada
mau duduk bedampingan dengan  Jelaskan tujuan pertemuan perawat
perawat, mau mengutarakan  Jujur dan menepati janji  Penerimaan yang sesuai dengan
masalah yang dihadapi  Tunjukan sikap empati dan enerima keadaan yang sebenernya dapat
apa adanya meningkatkan keyakinan pada
 Beri perhatian dan perhatikan keluarga serta merasa adanya
kebutuhan dasar pasien suatu pengakuan

2.Pasien dapat Setelah 3x interaksi pasien menyebutkan 2.1 diskusikan dengan pasien tentang :  Pengertian tentang dirinya akan
mengidentifikasi : memudahkan pasien
 Aspek positif yang dimiliki pasien,
aspek positif dan
 Aspek positif dan kemampuan keluarga dan lingkungan
kemampuan yang
yang dimiliki pasien  Kemampuan yang dimiliki pasien
dimiliki
 Aspek positif keluarga
2.2 bersama pasien buat daftar tentang :
 Aspek positif lingkungan klien  Engingatkan pasien tentang hal
 Aspek positif yang dimiliki pasien, positif dan nyata anak
keluarga dan lingkungan menambah percaya diri
 Kemampuan yang dimiliki pasien

2.3 Beri pujian yang realistis, hindarkan


memberi penilaian negative
3.pasien dapat Setelah 4x interaksi pasien menyebutkan 3.1 diskusikan dengan pasien kemampuan  Meningkatkan percaya diri
menilai kemapuan kemampuan yang dapat dilaksanakan yang dapat dilaksanakan pasien dan menumbuhkan
yang dimiliki untuk perasaan bahwa ia yidak selalu
dilaksanakan gagal dan tidak berguna
3.2 diskusikan kemampuan yang dapat  Memperkuat kelebihan akan
dilanjutkan pelaksanaannya membuat pasien melakukannya

4.klien dapat Setelah 5x interaksi pasien membuat 4.1 rencanakan dengan pasien aktivitas  menambah percaya diri pasien
merencanakan rencana kegiatan harian yang dapat dilakukan setiap hari bahwa pasien
kegiatan sesuai sesuai kemampuan pasien : bertanggungjawab terhadap
dengan kemampuan  kegiatan mandiri dirinya
yang dimiliki  kegiatan dengan bantuan  meningkatkan kemampuan
4.2 tingkatkan kegiatan sesuai kondisi pasien sesuai realitas
pasien  memberikan gambaran
4.3 beri contoh cara pelaksanaan kegiatan pelaksanaan sehingga pasein
yang dapat pasien lakukan dapat melakukan

5.Pasien dapat Setelah 6x interaksi pasien melakukan 5.1 anjunrkan pasien untuk melaksanakan
melakukan kegiatan kegiatan sesuai jadwal kegiatan yang kegiatan yang telah direncanakan
sesuai rencana yang dibuat 5.2 pantau kegiatan yang dilaksanakan
dibuat pasien
5.3 beri pujian atas usaha yang dilakukan
pasien
5.4 diskusikan kemungkinan pelaksanaa
kegiatan setelah pulang

6.Pasien dapat Setelah 7x interaksi pasien 6.1 beri pendidikan kesehatan pada  mempersiapkan keluarga agar
memanfaatkan memanfaatkan system pendukung yang keluarga tentang cara merawat pasien dapat merawat pasien yang rendah
system pendukung ada di keluarga dengan harga diri rendah diri

6.2 bantu keluarga memberikan dukungan


 perhatian keluarga merupakan
selama pasien dirawat
dukungan terhadap pasien
6.3 Bantu keluarga menyiapkan  lingkungan terapeutik akan
lingkungan di rumah mendukung pasien dalam
meningkatkan harga dirinya.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA A

Nama : Ny. R Ruangan : Anggrek RM No.: 00000000

IMPLEMENTASI EVALUASI

Hari/Tanggal : Kamis, 9 April 2020, Jam. 10.00 S:

DS : mengatakan dirinya tidak berguna dan malu,  pasien mengatakan nampu memperkenalkan
merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, dirinya. Nama : R. Umur : 50 tahun
keluarga sering mengkritik dirinya dan sehingga  Pasien mengatakan senang berkenalan
pasien menjadi minder pada orang lain dengan perawat

DO : pasien terlihat malu, tidak berani menatap O:


muka lawan bicara, pasien lebih banyak
menyendiri, pasien terlihat melamun  pasien mau berbincang dengan perawat
 Pasien terlihat masih malu dengan lebih
Diagnosa Keperawatan: sering menundukan kepala saat diajak bicara
 Kontak mata (-)
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Tindakan keperawatan :
A : gangguan konsep diri harga diri rendah
1. Membina hubungan saling percaya
 Pasien mampu menyebutkan kemampuan
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki pasien
positif yang dimiliki pasien
3. Membantu menilai kemampuan yang akan  Pasien dapat melatih kemampuan positif
dilatih yang dimiliki pasien
4. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
P:
5. Menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan
kemampuan yang dipilih  Letih kemampuan yang dipilih oleh pasien
 Latih kemapuan yang dipilih pasien 2x/hari
RTL :

1. Anjurkan pasien untuk dapat melatih


kemampuan. Paraf Perawat dan Nama Lengkap
2. Anjurkan pasien untuk memasukan
kegiatan kedalam jadwal harian. Lisna Lismayanti

STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1 )


Nama : Ny. R

Ruangan : Anggrek

Hari / tanggal : Jum’at, 10 April 2020

Pertemuan :2

I . PROSES KEPERAWATAN

A. Kondisi Klien

Klien mengatakan dirinya tidak berguna dan malu, merasa tidak

mampu, malu bertemu orang lain, klien terlihat melamun.

B. Diagnosa Keperawatan

Harga Diri Rendah

C. Tujuan Khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki klien

3. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan

4. Klien dapat memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan klien

5. Klien dapat memilih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih

D. Tindakan Keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya

2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

3. Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat

digunakan

4. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan klien

5. Melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih

6. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien

7. Menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan jadwal harian

II. STRATEGI KOMUNIKASI

A. Tahap Orientasi

1. Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya suster Lisna Lismayanti,

sering dipanggil suster Lisna. Nama ibu siapa? Lebih suka dipanggil

siapa? Ibu, saya adalah mahasiswa S1 keperawatan STIKIM Jakarta

Selatan, saya praktek di sini selama 2 minggu dari tanggal 08-25 April

2020. Saya praktek pada sore hari dari pukl 14.00 – 19.00 WIB. Hoby

ibu apa?.”

2. Kontrak
a. Topik :”Bagaimana kalau kita bincang-bincang sebentar tentang

hal-hal positif yang biasa ibu lakukan sehari-hari? Tujuannya agar

ibu dapat menilai kemampuan positif yang masih ibu miliki”.

b. Waktu :”Berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau

15 menit”

c. Tempat :”Ibu mau bincamg bincang di mana? Bagaimana kalau di

ruang tengah”

B. Tahap Kerja

Bu, dari tadi saya melihat ibu melamun dan diam saja? Apa yang

menyebabkan ibu melamun memandang ke bawah? Kegiatan apa yang ibu

lakukan sehari-hari? Oh..ternyata ibu setiap hari kegiatannya merapihkan

tempat tidur setiap pagi , doa bersama, senam bersama,dan hari-hari

tertentu seperti Selasa dan Kamis ikut pengajian.Kalau begitu kegiatan apa

yang paling ibu suka, dan sering ibu lakukan?

C. Tahap Terminasi

1. Evaluasi

a. Evaluasi subyektif : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bincang-

bincang?.”

b. Evaluasi obyektif :“Coba ibu sebutkan lagi kegiatan apa yang sering

ibu lakukan?Bagus....ibu masih ingat.”

2. Rencana tindak lanjut


“Saya harap ibu dapat mengingat apa yang telah kita perbincangkan

tadi.”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik :”Bu, waktu kita berbincang-bincang sudah selesai dan besok

kitaakan berbincang-bincang lagi tentang bagaimana cara memilih

kegiatan latihan, kegiatan yang positif yang masih ibu miliki yang

dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya.”

b. Tempat :”Besok kita bincang-bincang di mana? Bagaimana kalau di

tamanlagi?.”

d. Waktu :”Jam berapa besok kita bertemu? Bagaimana kalau jam

16.00 sore?.”
ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama : Ny. R Ruangan : Anggrek


Tanggal/jam : 9 April 2020 jam 10.00 WIB DX : Harga Diri Rendah
Status Interaksi : interaksi I ( fase perkenalan)
Lingkungan : dilaksanakan diruang Anggrek, perawat dan pasien duduk berhadapan, suasana tenang
Deskripsi pasien : pasien rapi dalam berpakaian, baju warna merah
Tujuan : pasien mampu membina hubungan saling percaya

Komunikasi Verbal Komunikasi Nonverbal Analisi Berpusat pada Perawat Analisa Berpusat Pada Pasien Respon
P : Selamat pagi Bu, P: Memandang K dan tersenyum P : Ingin membuka percakapan K masih ragu terhadap orang baru Salam merupakan kalimat
boleh saya duduk di K: Ekpresi datar dengan pasien dan berharap dengan yang masuk ke lingkungannya pembuka untuk memulai
sebelah ibu ? sapaan sederhana P bisa diterima suatu percakapan
oleh K. sehingga dapat terjalin
K ragu terhadap orang baru rasa percaya.
K: Ekpresi datar P : merasa senang ada tanggapan
K : Pagi, silahkan. P: memandang pasien atas salam walaupun belum
diekpresikan secara tulus
P : Oh ya, perkenalkan P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus diberikan K masih memberikan tanggapan Memperkenalkan diri
saya Lisna , saya menjulurkan tangan ke K penjelasan tentang kedatangan P secara ragu-ragu dapat menciptakan rasa
mahasiswa praktek K : Tanpa memandang P percaya klien terhadap
disini yang akan menerima uluran tangan P perawat
merawat Ibu.

K : (diam)
P : Nama Ibu siapa ? P : Masih menjabat tangan P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu Mengenal nama pasien
pasien dan mendekatkan diri ke- akan memudahkan
K interaksi
K : Menoleh sebentar

K : Ny. R.A.D K : Menyebut nama dengan P merasa pasien enggan berkenalan K merasa perkenalan hanya
menunduk dan menarik formalitas belaka
tangannya
P : ibu senangnya P : Memandang K P ingin menjalin kedekatan dengan K mencoba mengingat nama yang Nama panggilan
dipanggil dengan K : Menoleh ke ruangan sekitar pasien disukainya merupakan nama akrab
nama apa ? klien sehingga
K : Melihat ke arah P dan P senang walaupun jawaban singkat K mulai tertarik dengan menciptakan rasa senang
K:R menjawab singkat lalu perkenalan dengan P akan adanya pengakuan
menunduk lagi atas namanya
P : Wah, P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan suasana K berpikir sejenak, mengngingat Pujian berguna untuk
kedengarannya enak tersenyum nama yang disukainya mendekatkan perawat
kalau saya panggil Ibu K : Menunduk menjalin hubungan
therapeutik dengan klien
K : Iya K : Menoleh ke P P merasa pertanyaan mendapatkan K mulai merasa bahwa P datang
P : Memperhatikan K respon untuk membantu K
P : Ibu tinggal dimana P : Memandang K P masih berusaha membangun K berpikir dan mengingat-ingat Topik sederhana
K : Menunduk dan berpikir keakraban dengan topik sederhana membantu menjalin
kedekatan dengan klien
K : gang aut K : Menoleh ke P dan tersenyum P senang karena K memberi respon K senang karena ingat daerah
lalu menunduk lagi asalnya dan kembali
P : Memperhatikan K membayangkan daerah asalnya
tersebut
P : Sekarang Ibu R P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat-ingat Umur mempengaruhi
umurnya berapa? K : Menoleh ke halaman dan daya ingat klien
terdiam beberapa lama

K : Em…50 tahun K : Menoleh P sebentar lalu P merasa arah pertanyaan sudah K menjawab sesuai dengan daya
menunduk lagi dapat dijawab jelas oleh K ingat yang dimilikinya
P : Tersenyum
P : Ibu ingat nggak, P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena pertanyaan tsb K mengingat-ingat Keluhan utama
kenapa ibu dirawat K : Menunduk sangat spesifik dan takut merupakan dasar pasien
disini? menyinggung pasien dirawat di RS Jiwa
K menjawab ragu-ragu dengan
K : Saya dibawa K : Menoleh ke P, pandangan P lega karena K tidak tersinggung penuh rasa malu dan takut
keluarga saya karna mata K kosong, dan K langsung
marah-marah menunduk lagi
P : Ibu R kenapa P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh alasan pasien K tidak berusaha mengungkapkan Mempengaruhi daya
waktu itu marah- K : Menunduk dirawat, mengkaji daya ingat K alas an pasien dirawat dan K tidak ingat pasien
marah ? berusaha mengingat-ngingat

K: K belum menjawab dengan jelas


(diam) K : menoleh P sebentar lalu P pertanyaan belum dapat dijawab pertanyaan P
menunduk lagi dengan jelas oleh K
P : tersenyum
P : bagaimana P : menepuk bahu K P menggali perasaan pasien K bingung dengan pertanyaan Untuk mengetahui apa
perasaan Ibu R K : menoleh P yang diberikan yang dirasakan pasien
sekarang? P memberikan penilaian yang saat ini, untuk
K : (diam) K : menunduk dan terlihat sedih negative terhadap dirinya K belum menjawab tentang menentukan keluhan
P : memperhatikan respon keadaanya yang dirasakan
P : Ibu R, tidak apa- P : memandang K sambil P memberikan pujian terhadap K menatap dengan pandangan Pujian dapat
apa kalau ibu tidak tersenyum kemampuan K mengungkapkan kosong meningkatkan hubungan
mau mengungkapkan perasaannya P dan K dan dapat
apa yang ibu rasakan K : menunduk meningkatkan harga diri
K : (diam) K
P : Ibu R , kegiatan P : menepuk bahu K P mencoba mengalihkan K teralih karena pertanyaan baru Pengalihan agar pasien
sehari-hari disini apa K: menoleh P pembicaraan terkait emosi pasien tidak larut dalam
aja ? kesedihannya
K : (diam) K : menunduk P merasa senang karena pasien bias
P : memerhatikan respon teralih
P : Ibu R ini adalah P : memperlihatkan daftar P mencoba menggali kemampuan K K tidak mau melihat daftar Menentukan kegiatan
daftar kegiatan ibu, kegiatan kepada K untuk merencanakan kegiatannya kegiatan sehari-hari pertama yang akan dilatih
yang mana yang akan K : bengong
ibu pilih untuk ibu
lakukan disini
K : (diam) P : memperhatikan k P merasa senang pasien setuju K : mengangguk
K : menunduk
P : saya senang sekali P : P menepuk bahu K P memberikan reinforcement pada K setuju dengan reinformance Kontrak berikutnya harus
bisa mengobrol K yang ditawarkan ditentukan dan harus
dengan ibu. R. mendapatkan persetujuan
bagaiman kita ngobrol pasien agar pasien ingat
lagi besok pagi? terhadap kontrak
Sebentar saja kok, K : menoleH
cukup 15 menit K : menangguk P senang K menyetujui kontrak
K : mengangguk P : tersenyum berikutnya
P : nah, kalau ibu R P : memandang K P menentukan topic dan aktivitas K setuju dengan kegiatan yang Kegiatan yang akan
setuju, nanti kita K : tersenyum pada kontrak berikutnya akan dilaksanakan selanjutnya dilakukan harus
ngobrol tentang mendapat persetujuan
kemampuan yang ibu Ksehingga bila K keluar
miliki baik itu di sini, dari kegiatan dimaksud,
di rumah ataupun bias diingatkan tentang
ditempat lain. Sekalian batasan kegiatan sesuai
saya periksa tekanan kontrak
darah ibu ya
K: mengangguk K : tersenyum dan mengangguk P senang K menyetujui kegiatan K menyetujui kegiatan yang akan
P : tersenyum yang akan dilaksanakan selanjutnya dilaksanakan selanjutnya
P : terimakasih atas P : menepuk bahu k dan P menutup fase I K belum menunjukan rasa Salam penutupan
kesediaan Ibu R mengulurkan tangan percaya diri pada P merupakan akhir fase
mengobrol dengan yang harus dilakukan
saya, selamat siang umtuk mencegah tidak
K : tersenyum K : tersenyum dan mengulurka P senang karena K mau berinteraksi K sudah menyambut salam P percaya pada pasien.
tangan untuk menjabat tanagan P dengan P
KESAN PERAWAT
Fase awal yaitu fase I ( perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik walaupun pasien belum kooperatif penuh. Data yang
tergali adalah mengenai kerusakan interaksi social. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan. Secara umum proses interaksi
sudah bisa dilanjutkan ke fase selanjutnya yaitu fase kerja.

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama : Ny. R Ruangan : Anggrek


Tanggal/jam : 10 April 2020 jam 09.00 WIB DX : Harga Diri Rendah
Status Interaksi : interaksi II ( fase perkenalan)
Lingkungan : dilaksanakan diruang Anggrek, perawat dan pasien duduk berhadapan, suasana tenang
Deskripsi pasien : pasien rapi dalam berpakaian, baju warna hijau
Tujuan : pasien mampu membina hubungan saling percaya

Komunikasi Verbal Komunikasi Nonverbal Analisi Berpusat pada Perawat Analisa Berpusat Pada Pasien Respon
P : Selamat pagi Bu, P: menghampiri K, tersenyum P penuh percaya diri senang Kemungkinan K berpikir kenapa Salam merupakan kalimat
lalu duduk bersampingan dengan bertemu dengan K perawat menghampiri dirinya pembuka untuk memulai
K : Pagi pasien suatu percakapan
K : memandang kearah P dan sehingga dapat terjalin
membalas senyum terus rasa percaya.
menundukan kapala kembali
P : apa ibu masih ingat P : tetap tersenyum sambil P berharap k masih mengingat K merasa yakin masih mengenali Hubungan saling percaya
dengan saya ? menyentuh pundak K tentang diri p lawan bicaranya sebagai dasar interaksi
K : iya masih ingat, K : berkata sambil tersenyum terapeutik antara perawat
suster Lisna kan ? dan pasien
P : iya ibu betul sekali, P : tetap tersenyum, sambil P Berharap K bersedia melanjutkan K bersedia melanjutkan interaksi Memberikan informasi
kemarin kan saya memperbaiki posisi duduk interaksi dengan p tentang waktu P
sudah mamberikan mendekati K mengadakan interaksi
daftar kegiatan ibu, dengan K
apa ibu sudah
memilihnya? Ibu
bersedia tidak untuk K : menatap P kemudian
berbincang-bincang menundukan kepala kembali
sebentar 15 menit
saja?
K : menganggukan
kapala, sambil
kembali menundukan
kepala
P : bagaimana P : nada suara rendah relaks dan P ingin mengetahui keadaan K hari K bersedia menceritaka apa yang Pertanyaan terbuka
perasaan ibu R hari jelas ini dia rasakan saat itu mamberi kesempatan
ini? pada pasien untuk
K : kepala saya pusing K : memandang lurus ke depan menceritakan
suster sambil sesekali menunduk keadaannya.
memegang kepala
P : kenapa Bu ? P : tetap dalam keadaan tenang P berusaha menggali keluhan K K sedih karena merasa dirinya Pertanyaan ini diajukan
K : saya merasa tidak sambil memegang pundak K tidak berguna sama sekali perawat untuk
berguna dan malu, K : menundukan kepala dengan mengeksplorasi
merasa tidak mampu, mata yang mulai berkaca-kaca kemampuan personal
malu bertemu orang pasien yang masih ada
lain, keluarga sering sebagai bahan untuk
mengkritik saya. memberi tanggapan
P :jadi kalau ibu P : bicara jelas, lembut dan Menawarkan kapeda K cara K bersedia mendengarkan
positif terhadap
merasa seperti itu, ibu melihat kearah K sambil menghilangkan pusing tawaran saran dari P
tanggapan negative yang
mau tidak melakukan tersenyum
muncul saat ini dalam
kegiatan yang Menganggukan kepala sambil
menyelesaikan
membuat pusingnya tersenyum
masalahnya.
hilang?
K : iya suster mau
P : ibu sukanya P tersenyum dan
melakukan apa ? mempertahankan kontak mata
K : saya suka senang K : pandangan mulai dialihkan
menjahit dan merajut ke taman di luar
P : kalau begitu P : suara lembut dan jelas Memberikan alternative kegiatan Merasa ragu akan Respon penguatan atas
bagaimana kalau ibu K : menunduk dan menatap pada K kemampuannya, masih merasa jawaban yang diutarakan
mulai menjahit, perawat kemudian beberapa saat tidak mampu melakukan pasien akan memberikan
menjahit kebutuhan menunduk lagi bahwa perawat serius
peralatan buat memperhatikan masal
diruangan ini misalnya pasien
membuat alas meja,
mebuat sapu tangan,
membuat tas
K : apa saya bisa
melakukannya
P : ibu pasti bisa, yang P : tersenyum sambil memegang Meyakinkan Mulai berpikir dan Memotivasi pasien
penting ada kemauan tangan K K mampu melakukan kegiatan yang mempertimbangkan masukan dari memandang dirinya
K : tersenyum K :diam sambil menganggukan berguna Perawat secara positif
kepala
P : jadi ibu bisa mulai P : tersenyum dan
memasukan kegiatan mempertahankan kontak mata
ini dalam jadwal K : tersenyum dan
keseharian ibu menganggukan kepala
K : capek tidak suster
P : tidak kok, kan ibu P : tersenyum dan Berusaha meyakinkan K
setiap hari hanya mempertahankan kontak mata
melakukannya K : tersenyum
beberapa menit.
K : baik suster
P : hasil jahitan ibu P : menatap K sambil tersenyum, Memcoba memberikan gambaran Memotivasi pasien untuk
nanti bias nada suara lembut dan tanang positif dari kegiatan yang mengembangkan dirinya
Sudah mengerti dan mulai mau
dipergunakan untuk K : menganggukan kepala ditawarkan secara positif
menerima saran dari perawat
perlengkapan dengan penuh keyakinan
diruangan ini, hasil
rajutan ibu bias
digunakan oleh ibu
dan yang lain yang ada
disini. Ruangan
menjadi rapid an
cantik. Tentu yang
bahagia bukan hanya
ibu saja tetapi perawat
dan teman-teman ibu
ibu bias menikmati
hasil karya ibu. Setuju
tidak :
K : iya ya suster,
dengan begitu saya
bias merasa berguna
lagi
P : iya betul sekali ibu. P menatap K dengan tetap Membuka topic pembicaraan yang Mengungkapkan kesenangannya Memotivasi pasien untuk
Ngomong-ngomong tersenyum baru agar bias menawarkan egiatan yang lain melakukan tindakan
kalau malam hari yang lain selanjutnya
sebelum tidur ibu
biasanya melakukan
apa ?
K : tidak ada suster,
hanya berbaring-
baring saja di tempat
tidur, sampai akhirnya
tertidur
P : bagaimana kalau P tersenyum sambil memberikan Menawarkan alternative kegiatan
ibu mulai saran lain
menggambar lagi K: menatap perawat sambil
seperti waktu masih menganggukan kepala
muda, kan katanya ibu
pintar menggambar
K : iya dulu saya
sering menggambar
baju-baju , tapi sudah
lama tidak
melakukannya lagi
P : ibu bisa mulai dari Menjelaskan dengan tenang Memberikan gambaran positif
sekarang, buatkan K : tampak kesungguhan saat terhadap kegiatan yang disarankan
saya gambar alas meja mengucapkan
yang cantik.
K : iya suster, nanti
saya coba buatkan
P nah, ini kan sudah P : mempertahankan kontak Mengingatkan bahwa kontrak telah K setuju dengan kegiatan yang Menepati waktu
15 menit bu, mata selesai . dan selanjutnya akan dilaksanakan selanjutnya merupakan salah satu
bagaimana kalau K : tersenyum dan mengangguk menawarkan kontrak yang akan tujuan dari meningkatkan
perbincangan kita kearah P datang hubungan saling percaya
lanjutkan besok, ibu diantara P-K
setuju atau tidak ?
K : tersenyum dan K menyetujui kegiatan yang akan
mengangguk dilaksanakan selanjutnya
P : ibu bisanya dimana P melirik jam P menentukan topic dan aktivitas Antusias dengan pertemuan
dan jam berapa? K : menjawab dengan semangat pada kontrak berikutnya selanjutnya
K: ditaman saja suster P senang K menyetujui kegiatan
jam 10 pagi yang akan dilaksanakan selanjutnya
P : iya bu, kalau begitu P mengulurkan tangan P senang karena K mau berinteraksi K sudah menyambut salam P Salam terakhir
saya pamit dulu. K menjabat tangan P dengan P menunjukan rasa percaya
Terimakasih Bu. P-K telah terbina
Selamat pagi
K : selamat pagi

KESAN PERAWAT
Fase 2 yaitu fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik walaupun pasien kooperatif penuh. Secara umum proses interaksi
sudah bias dilanjutkan ke fase selanjutnya untuk SP 2.

Anda mungkin juga menyukai