Anda di halaman 1dari 12

STARTEGI PELAKSANAAN DENGAN HALUSINASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


Achmad Fauzi 08200100108
Akhmad Buhori Muslim 08200100107
Fahmi Riyadi 08200100106
Maria Ulva 08200100111
Mayanih 08200100112
Pracoyo 08200100109
Triwahyuni Daniela 08200100110

SARJANA KEPERAWATAN EKSTENSI 3B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2021
Halusinasi adalah distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respons neurobiologis maladaptif.
Pada halusinasi, tidak ada stimulus eksternal atau internal yang diidentifikasi dan dapat
muncul melalui panca indera. (Stuart. 2013, h.298)

Melatih pasien mengontrol halusinasi.


Ada empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi, cara tersebut meliputi :
1. Menghardik halusinasi. Tahapan tindakan ini meliputi menjelaskan cara menghardik
halusinasi, memperagakan cara menghardik, meminta pasien memperagakan ulang,
memantau penerapan cara ini menguatkan perilaku pasien.
2. Menggunakan obat secara teratur. Tindakan keperawatan agar pasien patuh
menggunakan obat : jelaskan kegunaan obat, jelaskan akibat putus obat, jelaskan cara
mendapatkan obat/berobat, jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
(benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis).
3. Bercakap-cakap dengan orang lain.
4. Melakukan aktivitas yang terjadwal. Tahapan tindakan ini meliputi intervensinya :
menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi,
mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan
aktivitas, menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah
dilatih (upayakan pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi sampai tidur malam, 7
hari dalam seminggu), memantau pelaksanaan jadwal kegiatan dan memberikan
penguatan terhadap perilaku pasien yang positif.
STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih sering menyendiri dikamar, klien cenderung sering tertawa atau
tersenyum sendiri. Klien mengatakan sering mendengar sesuatu yang tidak
nyata dan membisikan kepada nya untuk melakukan hal-hal yang tidak jelas.
Serta melihat hal-hal yang tidak nyata.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Tujuan umum
Klien mampu mengontrol halusinasinya

4. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien mampu mengenal halusinasi yang dialaminya (Jenis, isi, waktu, dan
frekuensi, situasi dan respon)
c. Klien mampu menilai situasi yang menimbulkan halusinasi
d. Klien mampu melatih cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik
e. Klien mampu memasukan cara menghardik kedalam jadwal kegiatan harian.

5. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. SP 1 :
1) Mendiskusikan jenis halusinasi pasien
2) Mendiskusikan isi halusinasi pasien
3) Mendiskusikan waktu halusinasi pasien
4) Mendiskusikan frekuensi halusinasi pasien
5) Mendiskusikan situasi yang menimbulkan halusinasi
6) Mendiskusikan respon pasien terhadap halusinasinya
7) Melatih pasien mengontrol halusinasinya : menghardik halusinasi
8) Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. SP 1 Menghardik
a. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Assalamualaikum, selamat pagi bapak/bapak/ibu (berjabat tangan)
b) Perkenalkan nama saya perawat…. dari keperawatan STIKIM.
c) Boleh berkenalan tidak? Nama bapak/bapak/ibu siapa?
d) Bapak/bu lebih suka dipanggil apa?”.
2) Evaluasi/ validasi
a) Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?
b) Oh iya, tadi pagi bapak/ibu bangun jam berapa? Kemudian sudah
melakukan
c) apa saja pagi ini bu? Apa bapak/ibu sudah mandi?”
3) Kontrak : topik, waktu, tempat
a) Topik : “Bagaimana kalau kita ngobrol tentang apa yang
ibapak/bapak/ibu rasakan?”.
b) Waktu : “Bapak/ibu mau kita ngobrolnya dimana? Atau mau disini
saja?”
c) Tempat : “Kita ngobrolnya sebentar saja sekitar 15 menit ya, apakah
bapak/ibu bersedia?”
b. Fase Kerja
1) Saya disini ingin membantu bapak/ibu, jadi bapak/ibu bisa bertanya
atau
menceritakan apa saja pada saya.
2) Saya akan membantu untuk mengatasi permasalahan bapak/ibu dan
bapak/ibu tenang saja saya tidak akan menceritakan pada siapapun dan
juga akan menjaga kerahasian mengenai pembicaraan kita hari ini.
3) Apakah bapak/bapak/ibu mau bercerita dengan saya?’
4) Baik bapak/bu, apa bapak/bapak/ibu mendengar suara tanpa ada
wujudnya? Kemudian apa yang dikatakan suara itu? Apakah terdengar
terus-menerus atau hanya sewaktu-waktu?
5) Kapan anda paling sering mendengar suara itu? Berapa kali bapak/ibu
sering mengalaminya?
6) Pada saat keadaan seperti apa bapak/ibu sering mendengar suaranya?
Apakah pada saat bapak/ibu sendiri? Apa yang ibapak/bapak/ibu
rasakan saat mendengar suara itu?”
7) Apa yang bapak/ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan
cara itu suara hilang? Apa bapak/ibu juga melihat bayangan? Oiya baik
kalau bapak/ibu tidak melihatnya
8) Bagaimana kalau kita belajar mencegah suara-suara itu muncul,
apakah bapak/ibu mau?”
9) Ada empat cara untuk mencegah suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua , dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal,
dan yang ke empat minum obat secara teratur”.
10) Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu? Yaitu dengan cara
menghardik. Caranya begini bu saat suara itu datang, ibapak/bapak/ibu
tutup telinga kemudian berbicara dalam hati atau berbicara dengan
pelan-pelan lalu bilang “pergi saya tidak mau dengar, saya tidak
dengar, kamu suara palsu” begitu diulang-ulang sampai suara itu tak
terdengar lagi.
11) Coba bapak/ibu peragakan ya, nah begitu…”Bagus sekali bu, coba
sekali lagi bu. Ya bagus kalau ibapak/bapak/ibu sudah bisa.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi subjektif : “Bagaimana perasaan bapak/ibu A setelah kita
latihan tadi? Apakah bapak/ibu sudah bisa melakukannya sendiri kalau
suara-suara itu datang?”
2) Evaluasi objektif : “Tadi kita sudah ngobrol banyak, kira-kira
bapak/ibu masih ingat siapa saya? Bagaimana cara agar mencegah
suara itu datang lagi? Bisa bapak/ibu peragakan? Bagus sekali
(Reinforcement positif). Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya?
Bapak/ibu mau berlatih menghardik pada jam berapa?”
3) Rencana tindak lanjut : “Baiklah, selanjutnya coba bapak/ibu A
praktikkan cara yang kita diskusikan tadi ketika suara-suara itu muncul
kembali”
4) Kontrak : topik, waktu, tempat
a) Topik : “Bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk
melatih cara kedua untuk mencegah halusinasi?
b) Waktu : “Nanti kita ngobrol disini lagi ya? Bapak/ibu setuju, kan?”
c) Tempat : “Bapak/ibu A maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam
9 bu?”

“Bapak/ibu A sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama.
Kalau begitu saya permisi dulu, kita bertemu lagi besok ya”.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih sering menyendiri dikamar, klien cenderung sering tertawa atau
tersenyum sendiri. Klien mengatakan sering mendengar sesuatu yang tidak nyata dan
membisikan kepada nya untuk melakukan hal-hal yang tidak jelas. Serta melihat hal-
hal yang tidak nyata.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Tujuan umum
Klien mampu mengontrol halusinasinya
4. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien mampu mengenal halusinasi yang dialaminya (Jenis, isi, waktu, dan
frekuensi, situasi dan respon)
c. Klien mampu menilai situasi yang menimbulkan halusinasi
d. Klien mampu melatih cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik
e. Klien mampu memasukan cara menghardik kedalam jadwal kegiatan harian.
5. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. SP 2 :
1) Evaluasi kegiatan menghardik dan beri pujian
2) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
3) Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
4) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. SP 2 Bercakap-cakap dengan orang lain
a. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Assalamualaikum, selamat pagi bapak/bapak/ibu (berjabat tangan)
b) Perkenalkan nama saya perawat…. dari keperawatan STIKIM.
c) Bapak/bapak/ibu masih ingat dengan saya
2) Evaluasi/ validasi
a) Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?
3) Kontrak : topik, waktu, tempat
a) Topik : Baiklah bu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan belajar cara
kedua dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain, apakah bapak/ibu bersedia?”.
b) Waktu : “Bapak/ibu mau kita ngobrolnya dimana? Atau mau disini saja?”
c) Tempat : “Kita ngobrolnya sebentar saja sekitar 15 menit ya, apakah
bapak/ibu bersedia?”
b. Fase Kerja
1) Bapak/ibu, apakah halusinasinya masih muncul? Apakah bapak/ibu sudah
melakukan cara yang sudah kita pelajari untuk menghilangkan suara-suara
yang mengganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan harian bapak/ibu? Bagus
sekali pak/bu, latihan menghardik suara-suara dilakukan dengan teratur”.
2) Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan dua cara tadi suarasuara
yang bapak/ibu dengarkan berkurang? Coba sekarang praktikkan cara
menghardik suara-suara yang telah kita pelajari. Dan jelaskan kembali
3) Jadi cara kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Caranya adalah jika
bapak/ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja bapak/ibu cari teman
untuk diajak berbicara. Minta teman bapak/ibu untuk berbicara dengan
bapak/bapak/ibu.
4) Contohnya begini bu: tolong berbicara dengan saya, saya mulai mendengar
suara-suara. Ayo kita ngobrol atau bapak/ibu minta pada perawatnya untuk
berbicara dengan bapak/ibu, seperti “bu tolong berbicara dengan saya karena
saya mulai mendengar suara-suara”.
5) Silakan bapak/ibu praktekkan. Waah bagus sekali bu. Jadi kita masukkan ya
ke dalam jadwal kegiatan bapak/ibu”.
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi subjektif :“Bagaimana perasaan bapak/ibu A setelah kita latihan
tadi?”
2) Evaluasi objektif :“Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol
suara-suara? Coba bapak/bapak/ibu sebutkan. Bagus sekali bu”
3) Rencana tindak lanjut :“Baiklah, selanjutnya coba bapak/ibu A praktikkan cara
yang kita diskusikan tadi ketika suara-suara itu muncul kembali dan jangan
lupa untuk melakukan cara kedua tadi agar suara-suara yang bapak/ibu
dengarkan tidak mengganggu bapak/ibu lagi”
4) Kontrak : topik, waktu, tempat
a) Topik : “Bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk melatih
latihan selanjutnya untuk mencegah halusinasi bapak/ibu?”
b) Waktu : “Bapak/ibu S maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 9 bu?”
c) Tempat : “Nanti kita ngobrol disini lagi ya? Bapak/ibu setuju, kan?”
“Bapak/ibu A sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama”.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih sering menyendiri dikamar, klien cenderung sering tertawa atau
tersenyum sendiri. Klien mengatakan sering mendengar sesuatu yang tidak nyata dan
membisikan kepada nya untuk melakukan hal-hal yang tidak jelas. Serta melihat hal-
hal yang tidak nyata.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Tujuan umum
Klien mampu mengontrol halusinasinya
4. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien mampu mengenal halusinasi yang dialaminya (Jenis, isi, waktu, dan
frekuensi, situasi dan respon)
c. Klien mampu menilai situasi yang menimbulkan halusinasi
d. Klien mampu melatih cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik
e. Klien mampu memasukan cara menghardik kedalam jadwal kegiatan harian.
5. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. SP 3 :
1) Mengevaluasi kegiatan sebelumnya yaitu menghardik dan bercakap-cakap,
kemudian berikan pujian
2) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
3) Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan dan
diawali dengan menyusun jadwal
4) Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Melakukan aktivitas terjadwal
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
a) Assalamualaikum, selamat pagi bapak/bapak/ibu (berjabat tangan)
b) Perkenalkan nama saya perawat…. dari keperawatan STIKIM.
c) Bapak/bapak/ibu masih ingat dengan saya
2) Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Apakah bapak/ibu telah melakukan
dua cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan suara-suara yang
menganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya? Bagus latihan
bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga dilakukan dengan teratu
3) Kontrak : topik, waktu, tempat
a) Topik : Baiklah pak/bu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan belajar
cara ketiga dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu
menyusun aktivitas terjadwal, apakah bapak/bapak/ibu bersedia?”.
b) Waktu : “bapak/Bapak/ibu mau kita ngobrolnya dimana? Atau mau disini
saja?”
c) Tempat : “Kita ngobrolnya sebentar saja sekitar 15 menit ya, apakah
bapak/bapak/ibu bersedia?”
b. Fase Kerja
1) Baik bapak/ibu sebelum kita melakukan latihan mengontrol halusinasi yang
ketiga apakah bapak/ibu masih ingat tiga latihan mengontrol halusinasi yang
telah saya ajarkan kemarin?
2) Ya bagus sekali bapak/ibu Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan
ketiga cara tadi suara-suara yang bapak/ibu dengarkan berkurang? Coba
sekarang bapak/ibu praktekkan lagi bagaimana cara menghardik suara-suara
yang telah kita pelajari dan dengan siapa bapak/ibu bisa bercakapcakap.
3) Bagus sekali bapak/ibu , bapak/ibu sudah bisa mempraktekkannya”.
“Sekarang kita akan melakukan latihan yang ketiga yaitu dengan melakukan
kegiatan harian.
4) Baiklah mari kita merapikan tempat tidur dan menyapu. Tujuannya agar
bapak/ibu dapat mengalihkan suara yang didengar. Dimana kamar tidur
bapak/ibu ? nah kita akan merapika tempati tidur ( perawat memperagakan
cara merapikan tempat tidur) .
5) Bagus sekali bapak/ibu . bapak/ibu dapat melakukannya dengan baik dan rapi.
Kemudian kegiatan kedua yang dapat bapak/ibu lakukan yaitu menyapu lantai
kamar bapak/ibu (perawat meperagakan menyapu lantai)”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak/ibu A setelah kita melakukan latihan tadi? Apakah
bapak/ibu sudah bisa melakukannya sendiri kalau suara-suara itu datang?”
2) Evaluasi objektif “Tadi kita sudah ngobrol banyak, kira-kira bapak/ibu masih
ingat apa saja yang dapat dilakukan untuk mengontrol halusinasi? Bagaimana
cara agar mencegah suara itu datang lagi? Bisa bapak/ibu peragakan? Bagus
sekali (Reinforcement positif). Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya?
Bapak/ibu mau melakukan kegiatan membersihkan kamar tidur dan menyapu
pada jam berapa?”
3) Rencana tindak lanjut “Baiklah, selanjutnya coba bapak/ibu A praktikkan cara
yang kita diskusikan tadi ketika suara-suara itu muncul kembali”
4) Kontrak : topik, waktu, tempat Topik :
a) Kontrak : “Bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk melatih
cara mengontrol halusinasi yang keempat untuk mencegah halusinasi?”
b) Tempat : “Nanti kita ngobrol disini lagi ya? Bapak/ibu setuju, kan?”
c) Waktu : “Bapak/ibu A maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 9 bu?”
“Bapak/ibu A sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama. Kalau
begitu saya permisi dulu, kita bertemu lagi besok ya”.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih sering menyendiri dikamar, klien cenderung sering tertawa atau
tersenyum sendiri. Klien mengatakan sering mendengar sesuatu yang tidak nyata dan
membisikan kepada nya untuk melakukan hal-hal yang tidak jelas. Serta melihat hal-
hal yang tidak nyata.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Tujuan umum
Klien mampu mengontrol halusinasinya
4. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien mampu mengenal halusinasi yang dialaminya (Jenis, isi, waktu, dan
frekuensi, situasi dan respon)
c. Klien mampu menilai situasi yang menimbulkan halusinasi
d. Klien mampu melatih cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik
e. Klien mampu memasukan cara menghardik kedalam jadwal kegiatan harian.
5. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. SP 3 :
1) Mengevaluasi kegiatan sebelumnya yaitu menghardik, bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan terjadwal
2) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
3) Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat ( jelaskan 6 benar obat, jenis,
guna, dosis, frekuensi, kontinuitas minum obat )
4) Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
5) Jelaskan akibat jika obat tidak diminum sesuai program 5. Jelaskan akibat
putus obat
6) Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Menggunakan Obat Secara Teratur
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
a) Assalamualaikum, selamat pagi bapak/bapak/ibu (berjabat tangan)
b) Perkenalkan nama saya perawat…. dari keperawatan STIKIM.
c) Bapak/bapak/ibu masih ingat dengan saya
2) Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Apakah bapak/ibu telah melakukan
tiga cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan suara-suara yang
menganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya? Bagus latihan
menghardik dan bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga dilakukan
dengan teratur dan bapak/bapak/ibu sudah melakukan aktivitas yang banyak
hari ini
3) Kontrak : topik, waktu, tempat
a) Topik : Baiklah pak/bu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan belajar
cara keempat dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul
yaitu menggunakan obat secara teratur , apakah bapak/bapak/ibu
bersedia?”.
b) Waktu : “bapak/Bapak/ibu mau kita ngobrolnya dimana? Atau mau disini
saja?”
c) Tempat : “Kita ngobrolnya sebentar saja sekitar 15 menit ya, apakah
bapak/bapak/ibu bersedia?”
b. Fase Kerja
1) Bapak/ibu sebelum kita berbincang-bincang cara ke dua mengontrol
halusinasi, apakah bapak/ibu masih ingat cara mengontrol halusinasi yang sudah
saya ajarkan kemarin.
2) Iya bagus sekali bapak/ibu, coba contohkan bu caranya seperti apa. Bagus
sekali bu sekarang kita akan melatih cara mengontrol halusinasi dengan
minum obat secara benar yang merupakan cara keempat mengontrol
halusinasi.”
3) “Bapak/ibu apakah sudah dapat obat dari Perawat? Bapak/ibu perlu meminum
obat ini secara teratur agar pikiran jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi
nyenyak
4) Obatnya ada tiga macam, yang warnanya orange namanya CPZ minum 3 kali
sehari gunanya supaya tenang, yang warnanya putih namanya Triheksifenidil (
THP ) minum 3 kali sehari supaya relaks dan tidak kaku, yang warnanya
merah muda ini namanya Haloperidol ( HLP ) gunannya untuk menghilangkan
suara-suara yang bapak/ibu dengar. semuanya ini harus bapak/ibu minum 3
kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut
bapak/ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak/ibu bisa
menghisap es batu atau minum air sedikit sedikit yang bisa diminta pada
perawat. Bila bapak/ibu merasa mata berkunang-kunang, bapak/ibu sebaiknya
istirahat dan jangan beraktivitas dulu.
5) Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan
dokter ya bu”. “Sebelum bapak/ibu meminum obat lihat dulu label yang
menempel di bungkus obat, apakah benar nama bapak/ibu yang tertulis disitu.
Selain itu bapak/ibu perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu
atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus
diminum, dan cara meminum obanya. Bapak/ibu harus meminum obat secara
teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter.
6) Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya bapak/ibu
. cara mengisi jadwalnya adalah jika bapak/ibu minum obatnya sendiri tanpa
diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi dengan M artinya mandiri, jika
bapak/ibu meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di
isi B artinya dibantu, jika bapak/ibu tidak meminum obatnya maka di isi T
artinya tidak melakukannya. Apakah bisa dimengerti bu? coba bapak/ibu
ulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan?
7) Nah bagus, bapak/ibu sudah mengerti.” “Kalau suara-suara bisikan sudah
hilang. Obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter,
karena kalau obatnya putus, bapak/ibu akan kambuh lagi dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan. Pastikan obat diminum pada waktunya dengan
cara yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Bapak/ibu
harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum dan harus cukup minum 10
gelas per hari”

c. Fase Terminasi
1) Evaluasi subjektif : “Bagaimana perasaan bapak/ibu A setelah kita berbincang
tadi ? Apakah bapak/ibu sudah mengerti cara meminum obat benar yang telah
saya ajarkan?”
2) Evaluasi objektif : “Tadi kita sudah ngobrol banyak, kira-kira bapak/ibu masih
ingat siapa saya? Bagaimana cara minum obat yang benar? Bisa bapak/ibu
peragakan? Bagus sekali (Reinforcement positif). Bagaimana kalaukita buat
jadwal latihannya?
3) Rencana tindak lanjut : “Baiklah, selanjutnya sekarang kita masukan kedalam
jadwal minum obat yang telah kita buat tadi ya pak/bu. jangan lupa laksanakan
dengan teratur ya bapak/bapak/ibu ”
4) Kontrak : topik, waktu, tempat
Bapak/Bapak/ibu nanti kita jadwalkan kembali untuk waktunya bersama tim
kesehatan lainnya untuk bapak/ibu konsultasi dan tempatnya nanti bisa disini
saja serta bisa direncanakan kembali perihal masalah bapak/ibu
“Bapak/ibu sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama

Anda mungkin juga menyukai