KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT (TRIASE)
DISUSUN OLEH :
PITRA SURIANI SINAGA
NPM: 18200100133
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU ( STIKIM )
JAKARTA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A.PENGERTIAN
B.TUJUAN TRIASE
C.PRINSIP TRIASE
No Prinsip Triage
1 Dilakukan cepat, singkat dan akurat.
KLASIFIKASI KETERANGAN
Gawat darurat ( P1) Keadaan yang mengancam nyawa / adanya gangguan
ABC dan perlu
tindakan
segera, misalnya cardiac
arrest, penurunan kesadaran, trauma
mayor dengan perdarahan hebat
.
Tabel 2. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas (Labeling)
KLASIFIKASI KETERANGAN
Prioritas I Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan
(MERAH) tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang
besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu
gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.Contohnya
sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik,
luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar
tingkat II dan III > 25 %
Prioritas III Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera.
(HIJAU) Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.
Contoh luka superficial, luka-luka ringan.
Beberapa petunjuk tertentu yang harus diketahui oleh perawat triage yang
mengindikasikan kebutuhan untuk klasifikasi prioritas tinggi. Petunjuk tersebut
meliputi
1.Nyeri hebat
2.Perdarahan aktif
3.Stupor / mengantuk
4.Disorientasi
5.Gangguan emosi
6.Dispnea saat istirahat
7.Diaforesis yang ekstern
8.Sianosis
9.Tanda vital diluar batas normal (Iyer, 2004).
E.TIPE TRIASE
1.Tipe 1 : Traffic Director or Non Nurse
a.Hampir sebagian besar berdasarkan sistem triase
b.Dilakukan oleh petugas yang tak berijasah
c.Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan
seberapa sakitnya
d.Tidak ada dokumentasi
e.Tidak menggunakan protocol
F.PROSES TRIASE
a.
Segera –Immediate (MERAH). Pasien mengalami cedera mengancam
jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya :
Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR<30x/menit), perdarahan
internal, dsb
b
.Tunda –Delayed (KUNING). Pasien memerlukan tindakan definitive
tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi
terkontrol, fraktur tertutup pada ekstremitas dengan perdarahan terkontrol,
luka bakar <25% luas permukaan tubuh, dsb.
c.
Minimal (HIJAU). Pasien mendapat cidera minimal, dapat berjalan dan
menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : laserasi minor,
memar dan lecet, luka bakar superfisial.
d.
Expextant (HITAM). Pasien mengalami cidera mematikan dan akan
meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : luka bakar derajat 3
hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb.
e.
Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna :
merah, kuning, hijau, hitam.
f.
Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan
pengobatan diruang tindakan UGD. Tetapi bila memerlukan tindakan
medis lebih lanjut, penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi
atau dirujuk ke rumah sakit lain.
g.
Penderita dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis
lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran
setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.
h.
Penderita dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan
ke rawat jalan,
atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban
dapat diperbolehkan untuk pulang.
i.
Penderita kategori triase hitam (meninggal) dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah
DAFTAR PUSTAKA
Pusponegoro, D A et al. 2010. Buku Panduan Basic Trauma and Cardiac Life
Support. Jakarta. Diklat Ambulance AGD 11S