DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NANJUNGAN
Jl. Bambang Utoyo, Desa Nanjungan, Pasemah Air Keruh
Kode Pos 31594 Email:puskesmasnanjungan22@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kegawatdaruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien
gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan
kecacatan. Gawat darurat adalah keadaaan klinis yang membutuhkan tindakan
medis segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan pedoman ini adalah memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan
perawat puskesmas untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani
pasien berdasarkan tingkat kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan
mempertimbangkan penanganan sumber daya yang ada.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas baik
dokter, perawat, ataupun bidan.
B. Distribusi Ketenagaan
Puskesmas Nanjungan memiliki 1 Dokter umum, 8 Perawat, dan 22 Bidan.
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan untuk ruang Tindakan mengikuti jadwal jaga Dokter dan Perawat
di ruang umum.
Untuk jadwal jaga kegawatdaruratan kebidanan disesuaikan dengan jadwal jaga di
ruang KIA.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
washtafel
suctionTensi Darah
Bed 3
Tempat sampah
O2instrumen
nurse station
B. Standar Fasilitas
1. Pedoman SOP Triase: 1 buah
2. Pelabelan pasien dengan kategori kuning, merah, hijau, dan hitam
3. Peralatan dan fasilitas di ruang Tindakan
4. ATK
5. Ambulance
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Berdasarkan Oman (2008), pengambilan keputusan triase didasarkan pada
keluhan utama, riwayat medis, dan data objektif yang mencakup keadaan umum
pasien serta hasil pengkajian fisik yang terfokus. Menurut Comprehensive
Speciality Standard, ENA tahun 1999, penentuan triase didasarkan pada
kebutuhan fisik, tumbuh kembang dan psikososial selain pada faktor-faktor yang
mempengaruhi akses pelayanan kesehatan serta alur pasien lewat sistem
pelayanan kedaruratan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan mencakup setiap
gejala ringan yang cenderung berulang atau meningkat keparahannya.
Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan
dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul. Beberapa
hal yang mendasari klasifikasi pasien dalam sistem triase adalah kondisi klien
yang meliputi:
a. Gawat, adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang
memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat.
b. Darurat, adalah suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi
memerlukan penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan.
c. Gawat darurat, adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh
gangguan ABC (Airway / jalan nafas, Breathing / pernafasan, Circulation /
sirkulasi), jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal / cacat (Wijaya,
2010)
B. Metode
Proses triase dimulai ketika pasien masuk ke Puskesmas Nanjungan. Perawat
triase harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat
dan melakukan pengkajian, misalnya; melihat sekilas kearah pasien.
Pengumpulan data subjektif dan objektif harus dilakukan dengan cepat, tidak
lebih dari 5 menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat
utama. Perawat triase bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area
pengobatan yang tepat; misalnya bagian trauma dengan peralatan khusus, bagian
jantung dengan monitor jantung dan tekanan darah, dll. Tanpa memikirkan
dimana pasien pertama kali ditempatkan setelah triase, setiap pasien tersebut
harus dikaji ulang oleh perawat utama sedikitnya sekali setiap 60 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 15 menit / lebih bila perlu. Setiap pengkajian
ulang harus didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru dapat
mengubah kategorisasi keakuratan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Misalnya kebutuhan untuk memindahkan pasien yang awalnya berada di area
pengobatan minor ke tempat tidur bermonitor ketika pasien tampak mual atau
mengalami sesak nafas, sinkop, atau diaforesis.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda - tanda objektif bahwa ia
mengalami gangguan pada airway, breathing, dan circulation, maka pasien
ditangani terlebih dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data objektif
dan data subjektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien
membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subjektif yang
berasal langsung dari pasien (data primer).
C. Langkah Kegiatan
1. Petugas menerima pasien yang datang dan membawanya ke ruangan tindakan.
2. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya.
3. Petugas menentukan tingkat kegawatan pasien dan prioritas pelayanan :
a. Prioritas I (Merah): Gawat darurat
b. Prioritas II (Kuning): Gawat tidak darurat dan darurat tidak gawat
c. Prioritas III (Hijau): Tidak gawat dan tidak darurat
d. Prioritas 0 (Hitam): Pasien meninggal
4. Petugas memberikan tanda pita berwarna sesuai urutan prioritas.
5. Petugas memberikan pelayanan sesuai urutan warna merah, kuning, hijau,
hitam.
6. Petugas melakukan pengkajian ulang bila perlu, karena status pasien dapat
berubah.
BAB V
LOGISTIK