Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CANDIROTO
Jalan Pesanggrahan No.2 Candiroto Kodepos 56257 Telp(0293) 5921484
Email:puskescdrt@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kegawat daruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien gawat. Gawat
darurat adalah keadaaan klinis yang membutuhkan tindakan medis segera untuk
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan pedoman ini adalah memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan focus dalam menangani pasien berdasarkan
tingkat kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan
penanganan sumber daya yang ada.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas baik dokter, perawat,
ataupun bidan.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus didahulukan
mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul
dengan seleksi pasien berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Batumarta II dapat dilakukan dengan:
a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
e. Memprioritaskan penanganan definitive
f. Tag warna

E. Batasan Operasional
Pelayanan Kegawat daruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat
dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan.
Gawat Darurat adalah keadaan klinis yang membutuhkan tindakan medis segera
untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan. Pasien Gawat Darurat
yang selanjutnya disebut Pasien adalah orang yang berada dalam ancaman
kematian dan kecacatan yang memerlukan tindakan medis segera.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama,dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KualifikasiSumberDayaManusia
Kualifikasi SDM di PuskesmasCandirotosebagaiberikut:
1. Dokterharusmemiliki STR dan SIP yang
berlakudansebaiknyatelahmengikutipelatihankeGawatdaruratan.
2. Perawatharusmemiliki STR dan SIPP yang
berlakudansebaiknyatelahmengikutipelatihankeGawatdaruratan.
3. Bidanharusmemiliki STR dan SIPB yang berlaku.

B. DistribusiKetenagaan
PuskesmasCandirotomemiliki 2 Dokterumum, 9Perawat, dan18Bidan.

C. JadwalKegiatan
JadwalkegiatanuntukruangTindakanmengikutijadwaljagaDokterdanPerawat di ruangumum.
Untukjadwaljagakegawatdaruratankebidanandisesuaikandenganjadwaljaga di ruang KIA.

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

Ruangtindakan

Pintu masuk

Keterangan:

: :alat EKG : bet pasien

:troliinstrumen

:almariinstrumen : wastafel

B. StandarFasilitas
1. Pedoman SOP Triase: 1 buah
2. Pelabelanpasiendengankategorikuning, merah, hijau, danhitam
3. Peralatandanfasilitas di ruangTindakan
4. ATK
5. Ambulace

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LingkupKegiatan
Berdasarkan Oman (2008), pengambilankeputusantriasedidasarkanpadakeluhanutama,
riwayatmedis, dan data objektif yang
mencakupkeadaanumumpasiensertahasilpengkajianfisik yang terfokus. Menurut
Comprehensive Speciality Standard, ENA tahun 1999,
penentuantriasedidasarkanpadakebutuhanfisik,
tumbuhkembangdanpsikososialselainpadafaktor-faktor yang
mempengaruhiaksespelayanankesehatansertaalurpasienlewatsistempelayananked
aruratan. Hal-hal yang harusdipertimbangkanmencakupsetiapgejalaringan yang
cenderungberulangataumeningkatkeparahannya.
Prioritasadalahpenentuanmana yang harusdidahulukanmengenaipenanganandanpemindahan yang
mengacupadatingkatancamanjiwa yang timbul. Beberapahal yang
mendasariklasifikasipasiendalamsistemtriaseadalahkondisiklien yang meliputi:
a. Gawat, adalahsuatukeadaan yang mengancamnyawadankecacatan yang
memerlukanpenanganandengancepatdantepat.
b. Darurat, adalahsuatukeadaan yang
tidakmengancamnyawatapimemerlukanpenanganancepatdantepatsepertikeg
awatan.
c. Gawatdarurat, adalahsuatukeadaan yang
mengancamjiwadisebabkanolehgangguan ABC (Airway / jalannafas,
Breathing / pernafasan, Circulation / sirkulasi),
jikatidakditolongsegeramakadapatmeninggal / cacat (Wijaya, 2010)

Berdasarkanprioritasperawatandapatdibagimenjadi 4 klasifikasi :
Tabel 1. KlasifikasiTriase
KLASIFIKASI KETERANGAN
Gawat darurat (P1) Keadaan yang mengancam nyawa / adanya
gangguan ABC dan perlu tindakan segera,
misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran,
trauma mayor dengan perdarahan hebat
Gawat tidak darurat(P2) Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat. Setelah dilakukan
resusitasi maka ditindaklanjuti oleh dokter
spesialis. Misalnya ; pasien kanker tahap lanjut,
fraktur, sickle cell dan lainnya
Darurat tidak gawat (P3) Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi
memerlukan tindakan darurat. Pasien sadar,
tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung
diberikan terapi definitive. Untuk tindak lanjut
dapat ke poliklinik, misalnya laserasi, fraktur
minor / tertutup, sistitis, otitis media dan lainnya
Tidakgawattidakdarurat (P4) Keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak
memerlukan tindakan gawat. Gejala dan tanda
klinis ringan / asimptomatis. Misalnya penyakit
kulit, batuk, flu, dan sebagainya       

Tabel 2.Klasifikasiberdasarkan Tingkat Prioritas (labeling)


KLASIFIKASI KETERANGAN
Prioritas I (merah) Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan
tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang
besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu
gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.
Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak,
syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki,
combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25%
Prioritas II (kuning) Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak
segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan
dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah
tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %,
trauma thorak / abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
Prioritas III (hijau) Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu
segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.
Contoh luka superficial, luka-luka ringan
Prioritas 0 (hitam) Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah.
Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis,
trauma kepala kritis.

Tabel 3. KlasifikasiberdasarkanTingkat Keakutan(Iyer, 2004).


KLASIFIKASI KETERANGAN
KELAS I Pemeriksaan fisik rutin (misalnya memar minor); dapat menunggu
lama tanpa bahaya
KELAS II Nonurgen / tidak mendesak (misalnya ruam, gejala flu); dapat
menunggu lama tanpa bahaya
KELAS III Semi-urgen / semi mendesak (misalnya otitis media); dapat
menunggu sampai 2 jam sebelum pengobatan
KELAS IV Urgen / mendesak (misalnya fraktur panggul, laserasi berat, asma);
dapat menunggu selama 1 jam
KELAS V Gawat darurat (misalnya henti jantung, syok); tidak boleh ada
keterlambatan pengobatan ; situasi yang mengancam hidup

B. Metode
Proses triasedimulaiketikapasienmasukkePuskesmasCandiroto. Perawat triage
harusmulaimemperkenalkandiri,
kemudianmenanyakanriwayatsingkatdanmelakukanpengkajian, misalnya;
melihatsekilaskearahpasien. Pengumpulan data
subjektifdanobjektifharusdilakukandengancepat, tidaklebihdari 5
menitkarenapengkajianinitidaktermasukpengkajianperawatutama. Perawat triage
bertanggungjawabuntukmenempatkanpasien di area pengobatan yang tepat;
misalnyabagian trauma denganperalatankhusus, bagianjantungdengan monitor
jantungdantekanandarah, dll. Tanpamemikirkandimanapasienpertama kali
ditempatkansetelah triage,
setiappasientersebutharusdikajiulangolehperawatutamasedikitnyasekalisetiap 60
menit.
Untukpasien yang dikategorikansebagaipasien yang mendesakataugawatdarurat,
pengkajiandilakukansetiap 15 menit / lebihbilaperlu.
Setiappengkajianulangharusdidokumentasikandalamrekammedis.Informasibarudap
atmengubahkategorisasikeakuratandanlokasipasien di area
pengobatan.Misalnyakebutuhanuntukmemindahkanpasien yang awalnyaberada di
area pengobatan minor
ketempattidurbermonitorketikapasientampakmualataumengalamisesaknafas,
sinkop, ataudiaforesis.
Bilakondisipasienketikadatangsudahtampaktanda - tandaobjektifbahwaiamengalamigangguanpada
airway, breathing, dan circulation, makapasienditanganiterlebihdahulu.
Pengkajianawalhanyadidasarkanatas data objektifdan data
subjektifsekunderdaripihakkeluarga. Setelahkeadaanpasienmembaik, data
pengkajiankemudiandilengkapidengan data subjektif yang
berasallangsungdaripasien (data primer)

C. LangkahKegiatan

1. Petugas menerima pasien yang datang dan membawanya ke ruangan


tindakan.
2. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya.
3. Petugas menentukan tingkat kegawatan pasien dan prioritas pelayanan :
a. Prioritas I (Merah): Gawat darurat
b. Prioritas II (Kuning): Gawat tidak darurat dan darurat tidak gawat
c. Prioritas III (Hijau): Tidak gawat dan tidak darurat
d. Prioritas 0 (Hitam): Pasien meninggal
4. Petugas memberikan tanda pita berwarna sesuai urutan prioritas.
5. Petugas memberikan pelayanan sesuai urutan warna merah, kuning, hijau,
hitam.
6. Petugasmelakukanpengkajianulangbilaperlu, karena status pasiendapatberubah.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhandanadanlogistikuntukpelaksanaankegiatantriasedirenc
anakandandiajukansesuaikebutuhankegiatantriasemelaluiperencanaanp
uskesmas.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN /PROGRAM

Dalamperencanaansampaidenganpelaksanaankegiatantriasediperhatikankesela
matanpasiendenganmelakukanidentifikasirisikoterhadapsegalakemungkinan yang
dapatterjadipadasaatpelaksanaantriase, sepertikurangnyapenyediaanalat-
alatmedisdanpenunjangnya, ruangantindakandanalat yang
mudahterkontaminasidanadanyariwayatalergipadapasien.Upayapencegahanrisikoterha
dapsasaranharusdilakukanpadasetiappelaksanaankegiatandengancarapengadaanalatm
edisdanpenunjangnya, bilatidakmemungkinkandapatdirujukkefasilitaskesehatan yang
lebihlengkap, penggunaanbahanhabispakaidanalat-alat yang sterilbiladiperlukan,
melakukansterilisasialatdanruangan,
mencucitangansebelumdansesudahmelakukantindakan,
danmelakukanpenangananpasiensesuaidengan SOP.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan triase diperhatikan


keselamatan petugas dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan triase.
Upayapencegahanrisikoterhadapsasaranharusdilakukanpadasetiappelaksanaankegiata
ndengancarapenggunaanAlatPelindungDiridanmendokumentasikankegiatandalamreka
mmedis
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

KinerjapelaksanaanTriasedimonitordandievaluasidenganmenggunakanindikatord
aftartilik SOP pelayananKlinisdan Audit Internal secaraperiodik .
BAB IX
PENUTUP

Pedomaninisebagaiacuandalammelakukantriase di PuskesmasCandiroto.
PelaksanaanTriasediharapkansesuaidenganpedomansehinggadapatmengutamakankes
elamatanpasiendanpetugas. Keberhasilantriasetergantungpadakomitmen yang
kuatdarisemuapihak yang terkaittermasukpemenuhansumberdayasaranaprasarana .

Ditetapkan di : Candiroto
Padatanggal : 4 Januari 2022
KepalaPuskesmasCandiroto

DidikPoncoBudiantoro, SKM
NIP.19640423 198611 1 00

Anda mungkin juga menyukai