Anda di halaman 1dari 5

WOC APPENDISITIS

Pengertian Appendisitis:
Appendisitis adalah kasus gawat bedah abdomen yang disebabkan karena peradangan pada apendiks
vermiformis yang merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Wijaya & Putri, 2013).

Faktor predisposisi 2.Infeksi kuman dari kolon (E. IDIOPATIK


1. Obstruksi Lumen : Coli dan Streptococuc).
a. Hiperplasia dari folikel limfoid 3.Infeksi kuman.
b. Fekolit dalam lumen APENDIKS 4.Jenis Kelamin
c. Adanya benda asing (biji2an). 5.Bentuk dari Appendiks
d. Striktura lumen

Tersumbat fekolit
atau benda asing

INFLAMASI APENDIKS

EDEMA

Meningkatnya tekanan intraluminal

Nyeri Abdomen

APPENDISITIS

B1 (BREATH) B2 ( BRAIN) B3 (BLOOD) B4 (BLADDER) B5 (BOWEL) B6 (BONE)

Infeksi Pergerakan menurun


Anxietas Kuman Anatomi ujung
epigastrium akibat nyeri
menetap di appendiks
dinding usus dekat dengan
MK : Defisit ureter
pengetahuan Inflamasi dan MK: Intoleransi
Radang Pada perforasi pada aktifitas
dinding usus Nyeri saat BAK apendiks

MK : Resiko infeksi
Mual dan Muntah
MK : Hipertermi MK : Nyeri
Akut
anorexia MK : Hipovolemia

MK : defisit
nutrisi
MK : Defisit Nutrisi (D.0019) MK : Risiko Hipovolemia (D.0034)
Kategori : Fisiologis Kategori : Fisiologis
Sub kategori : Nutrisi dan cairan Sub Kategori : Nutrisi dan cairan
Luaran : Status cairan membaik ( SLKI – L.03028 )
SLKI :STATUS NUTRISI MEMBAIK (L. 03030) Kriteria hasil :
INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kekuatan nadi meningkat
2. Turgor kulit meningkat
MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
3. Membran mukusa membaik
Observasi 4. Frekuensi nadi membaik
INTERVENSI
1.1 Identifikasi status nutrisi 1. Manajemen Hipovolemia
1.2 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan Observasi
1.3 Identifikasi makanan yang disukai
1.1 Periksa tanda dan gejala hipovolemia
1.4 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
1.5 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric 1.2 Monitor intake dan output cairan
1.6 Monitor asupan makanan Terapeutik
1.7 Monitor berat badan 1.3 Hitung kebutuhan cairan
1.8 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
1.4 Berikan posisi modified trendelemburg
Terapeutik 1.5 Berikan asupan cairan oral
Edukasi
1.9 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu 1.6 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
1.10Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan) 1.7 Anjurkan menghindari posisi mendadak
1.11Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
1.12Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi Kolaborasi
1.13Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein 1.8 Kolaborasi [emberian cairan
1.14Berikan suplemen makanan, jika perlu 2. Pemantauan cairan
1.15Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi

1.16Anjurkan posisi duduk, jika mampu


1.17Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi
MK : Intoleransi Aktivitas (D.0056) MK : Nyeri Akut ( SDKI-D.0077 )
Kategori : Fisiologis Kategori : Psikologis
Sub Kategori : Aktivitas dan istirahat Sub Kategori : Nyeri dan kenyamanan
Luaran : Toleransi aktivitas meningkat (SLKI-L.05047) Luaran : Tingkat nyeri menurun (SLKI-L.08066)
Kriteria hasil : Kriteria hasil :
1. Frekuensi nadi meningkat 1. Keluhan nyeri menurun
2. Keluhan Lelah menurun 2. Meringis menurun
3. Perasaan lemah menurun 3. Gelisah menurun
INTERVENSI 4. Frekuensi nadi membaik
1. Manajemen energi INTERVENSI
Observasi 1. Manajemen Nyeri
1.1 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan Observasi
1.2 Monitor kelemahan fisik dan emosional 1.1 Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
1.3 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas 1.2 Identifikasi skala nyeri
Terapeutik 1.3 Identifikasi respon nyeri non verbal
1.4 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus(cahaya,suara,kunjungan) 1.4 Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
1.5 Lakukan rentang gerak pasif dan atau aktif Terapeutik
1.6 Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan 1.5 Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Edukasi 1.6 KOntrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
1.7 Anjurkan tirah baring 1.7 Fasilitasi istirahat dan tidur
1.8 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap Edukasi
Kolaborasi 1.8 Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
1.9 Kolaborasi dengan ahli gizi meningkatkan asupan makanan 1.9 Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Terapi Aktivitas
Kolaborasi
1.10 Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu
2. Pemberian analgetik
MK : Ansietas ( SDKI-D.0080 ) MK : Risiko Infeksi ( SDKI-D.0142 )
Kategori : Psikologis Kategori : Lingkungan
Sub Kategori : Integritas ego Sub Kategori : Keamanan dan proteksi
Luaran : Tingkat ansietas menurun (SLKI-L.09093) Luaran : Tingkat infeksi menurun (SLKI-L.09097)
Kriteria hasil : Kriteria hasil :
1. Verbalisasi kebingungan menurun 1. Demam menurun
2. Perilaku gelisah menurun 2. Kemerahan menurun
3. Perilaku tegang menurun 3. Nyeri menurun
INTERVENSI 4. Bengkak menurun
1. Reduksi ansietas INTERVENSI
Observasi Pencegahan infeksi
1.1 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah Observasi
1.2 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan 1.1 Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
1.3 Monitir tanda-tanda ansietas ( Verbal dan nonverbal ) Terapeutik
Terapeutik 1.2 Batasi jumlah pengunjung
1.4 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan 1.3 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
1.5 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan 1.4 Pertahankan tehnik aseptic pada pasien berisiko tinggi
1.6 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan Edukasi
Edukasi 1.5 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
1.7 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami 1.6 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
1.8 Informasikan secara factual terkait penyakit dan prosedur Tindakan 1.7 Ajarkan etika batuk
1.9 Latih tehnik relaksasi Kolaborasi
Kolaborasi 1.8 Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
1.10 Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
2. Terapi Relaksasi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan
II. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai