A. Pengkajian keperawatan
Klien masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu Jakarta, pada tanggal 01 mei
2019, pukul 13.30 WIB. Penulis melakukan pengkajian kepada klien An.D pada tanggal
03 mei 2019 sampai dengan 05 mei 2019, pukul 08.00 WIB di Ruangan Melati lantai 7
kamar 705 B No. Registrasi klien 552553 dengan diagnosa medis kejang demam.
1. Data biologis
a. Identitas klien
Klien bernama An.D, nama panggilan klien adalah kalista, klien An.D berumur
5 tahun, An.D berjenis klamin perempuan, klien An.D beragama. Kristen
katolik, An.D bersuku bangsa batak, bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia, pendidikan An.D adalah TK.
b. Identitas orang tua
Ayah klien An.D bernama Tn.D berusia 37 tahun, pendidikan S1 teknik,
pekerjaan sebagai karyawan swasta, beragama Kristen katolik, bersuku bangsa
batak, ibu klien An.D bernama Ny.L berusia 37 tahun , pendidikan S1
akutansi,pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, beragama klisten katolik, bersuku
bangsa batak, keluarga ini bertempat tinggal di jl.sau no 41, Rt 03 Rw 03,
kelurahan: Jati kramat, kecamatan: Jati asih.
2. Resume
An.D tiba di IGD RSUD Pasar Minggu pada tanggal 01 mei 2019, pukul 13.30 WIB,
dengan keluhan kejang selama 3 menit, dengan sekitar muka kebiruan, mata melotot
dan tangan kaku. Setelah 2 jam di IGD RSUD Pasar Minggu klien An.D muntah
sebanyak 3 kali dan diare 7 kali
Klien An.D merupakan anak tunggal (usia 5,7 tahun), klien tinggal bersama
dengan kedua orang tua klien.Orang tua klien bernama Tn.D berusia 37 tahun, dan
ibu klien bernama Ny.L berusia 37 tahun. Orang tua klien tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan, namun baru beberapa bulan terakhir ini ayah klien
An.D terkena penyakit kolestrol, ayah klien anak ke 4 dari 6 bersaudara, laki-laki
3, perempuan 5, orang tua ayah klien An.D sudah meninggal,kakak klien no 1 dan
adik klien no 7 sudah meninngal akibat kecelakaan.Dan ibu klien anak ke 2 dari 4
bersaudara,laki-laki 2, dan perempuan 2, orang tua dari ibu klien An.D sudah
meninggl.
b. Riwayat Penyakit Keluarga.
Ibu klien mengatakan penyakit yang pernah diderita tidak ada, penyakit yang
sedang diderita tidak ada, sedangkan ayah klien An.D sedang menderita penyakit
kolestrol. Ibu klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan.
c. Coping keluarga
Ibu An.D mengatakan bila ada masalah langsung dimusyawarahkan atau
keterbukaan dalam keluarga.Pengambilan keputusan dalam keluarga jika ada
masalah yaitu ayah An.D.
d. Sistem nilai
Ibu An.D mengatakan tidak ada sistem nila yang bertentangan dengan kesehatan.
e. Spiritual
Ibu An.D mengatakan kegiatan spiritual dirumah baik, klien rajin beribadah
kegereja,dan selalu mengikuti kegiatan digereja.
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan (Hubungan dengan penyakit)
a. Resiko Bahaya Kecelakaan.
Ibu klien mengatakan rumah jauh dari jalan raya dan sekitar lingkungan rumah
juga tidak ada resiko bahaya kecelakaan.
b. Polusi
Ibu klien An.D mengatakan rumahnya tidak ada polisi karena dirumahnya
ditanami pohon dan rumah klien jauh dari jalan raya.
c. Kebersihan
Ibu klien An.D mengatakan rumah setiap hari dibrsihkan. Pada lingkungan ibu
klien An.D kamar mandi dirumah bersih, tidak ada masalah dalam kebersihan.
d. Respirasi/sirkulasi
Data subyektif :
Ibu An.D mengatakan klien An.D tidak ada batuk, tidak terdapat sputum dan tidak
ada sesak nafas.
Data obyektif :
Klien An.D tidak ada batuk,suara nafas vesikuler, tidak terdapat sputum, tidak
terlihat penggunaan otot bantu pernapasan dan cuping hidung. Tidak terdapat
ikterus,sianosis, edema, palpitasi, pengisian kapiler <3 detik,suhu 38,8ºC.
e. Eliminasi
Data subyektif :
Ibu An D mengatakan An.D masih diare 3 kali dan konsistensinya cair, ibu An.D
mengatakan BAK 4 kali , tidak terdapat nocturia, dysuria, dan inkontinensia.
Data obyektif :
An.D, diare 3 kali (200+100+300)= 600 cc berwarna kuning kecoklatan An.D
sering tidak sadar kalau sudah BAB, konsistensinya cair, tidak ada nyeri saat
BAB, tidak ada atresia ani, tidak ada prolapse, abdomen klien sedikit keras dan
kaku,prut klien tampak gembung,bising usus klien 10x/menit dan tidak ada
melena.BAK 5 kali (100+110+120+135)= 465 cc, warma kuning jernih, tidak
terdapat kesulitan saaat BAK, tidak terpasang kateter.
IWL pada anak
=(30 – usia (tahun)) x BB/kg/24 Jam
=30 – 5,7 x 17
=24.3 x 17
=413.1/24 Jam
f. Aktivitas /latihan
Data subyektif :
Ibu klien mengatakan An.D terlihat lemas dan tidak bersemangat, untuk
memenuhi kebutuhan klien sehari-hari klien masih dibantu, ibu klien mengatakan
tidak ada masalah terhadap kekuatan pergerakan pada sendi, dan tidak ada
keluhan pada sendi.
Data obyektif :
Klien tampak selalu ditempat tidur, klien terpasang infus tangan sebelah kanan,
sedangkan tangan kiri klien terlihat baik. Bentuk kaki simetris tidak ada kelainan,
otot kaki klien terlihat normal, klien tampak terlihat lemas, dan tidak ada kejang.
g. Sensori persepsi
Data subyektif :
Ibu klien mengatakan pendengaran anaknya baik, An.D saat dipanggil langsung
menjawab, penglihatan baik, penciuman terhadap bau baik, perabaan baik, dan
pengecap klien An.D baik.
Data obyektif :
Klien An.D saat disentuh atau dirangsang reaksinya baik, orientasi baik, saat
diberi cahaya pupil klien mengecil, kojungtiva berwarna merah muda, klien An.D
saat dipanggil klien langsung dapat menjawab, penglihatan klien baik.
h. Konsep diri
Data subyektif :
Ibu klien An.D mengatakan kalau sakit klien An.D jadi suka rewel, sulit untuk
bertemu dangan orang lain, suka manja dan tidak mau sama orang lain.
Data obyektif :
Kontak mata baik/normal, postur klien normal ,prilaku klien cemas dan menangis
saat diberi tindakan keperawatan, atau saat melihat tenaga medis yang datang
keruangan.
i. Tidur /istirahat
Data subyektif :
Ibu klien mengatakan klien An.D tidur dengan nyenyak .tidak ada masalah
gangguan saat waktu tidur.
Data obyektif :
Tidak ada tanda-tanda pola tidur terganggu istirahat klien An.D cukup.
j. Seksualitan /reproduksi
Data subyektif :
Ibu klien mengatakan klien An.D belum menstruasi, dan pemeriksaan dada tidak
terdapat benjolan.
Data obyektif :
Tidak terdapat benjolan pada buah dada klien An.D.
k. Dampak hospitalisasi
Pada anak: Klien An.D tampak cemas dan gelisah saat diberi tindakan
keperawatan dan takut saat melihat tenaga medis yang melihat klien An.D.
Pada keluarga: Ibu klen An.D cemas dah khawatir saat klien An.D demam tinggi
dan tiba-tiba kejang kembali datang.
l. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan saat ini
Pertumbuhan : BB klien 19 kg, TB klien 110cm, LK:49cm, LLA:16,5cm.
Pertumbuhan gigi An.D lengkap.
Perkembangan :
Motorik kasar : An.D senang bermain sepeda.
Motorik halus : An.D senang bermain boneka dan membaca.
Bahasa : An.D sudah baik dalam berbahasa.
Sosialisasi :An.D mampu bersosialisasi dengan teman-temannya.
7. Pemeriksaan penunjang
Hasil lab(tanggal 01 mei 2019)
Hemoglobin :13,2 g/dL (N:10.7-14.7)
Hematokrit :36% (N:31-43)
Leokosit :17 10^3/uL (N:5.5-15.5)
Trombosit :194 10^3/uL L ( 229-553)
Eritrosit :4.73 10^6/uL (N: 3.70-5.70)
MCV :77 fl (N:72-88)
MCH :28 pg (N: 23-31)
MCHC :36 g/dL (N:32-36)
Basofil :0.0% (N:0.0-1.0)
Eosinofil :3.0 % (N:1.0-5.0)
Neotrofil Batang :2.0% L (N: 3.0-5.0)
Segmen :75.0 % H ( 25.0-50.0)
Monosit :3.0% (N:1.0-60.0)
Glukosa darah sewaktu :100mg/dL (N: 69-100)
Natrium :130 mEq/L L (N: 132-145)
Kalium :3.30 mEq/L (N:3.10-5.10)
Chloride :115 mEq/L H ( 96-111)
8. Penatalaksanaan
Diit : Biasa, obat oral :Zinc 20 mg (p,o), Lactodia 1 sach (p.o), terapi infus KN3A
1000/ml/jam, paracetamol 25 mg (drip), metronidazole 150 mg (IV).
B. Analisa Data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
.
1. DS : Hipertemia Proses Penyakit
Ibu klien mengatakan klien sempat
mengalami kejang selama 3 menit
dengan sekitar muka kebiruan, mata
melotot dan tangan kaku pada saat
dilarikan ke IGD RSUD Pasar Minggu
Ibu klien mengatakan klien masih
demam
DO :
KU : sedang
Klien tampak lemas dan rewel
Vital Sign :
T : 38,8oC
RR : 21 X/menit
HR : 115 X/menit
Hasil Lab :
Leukosit 17 10^3/uL H (N : 5,5 – 15,5)
Neutrophil 2,0 % L (N : 3.0 – 5.0)
5. DS : Kecemasan Dampak
Ibu klien mengatakan merasa cemas dan Hospitalisasi
khawatir saat klien demam tinggi dan
tiba – tiba kejang Kembali
DO :
Klien tampak cemas dan gelisah saat
diberi Tindakan keperawatan dan takut
saat meliahat tenaga medis
mendekatinya
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang didapatkan sesuai prioritas yaitu :
1. SDKI D. 0130 : Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit
2. SDKI D. 0020 : Diare berhubungan dengan proses infeksi
3. SDKI D. 0032 : Resiko deficit nutrisi berhubungan dengan intake inadekuat
4. SDKI D. 0056 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5. SDKI D. 0080 : Kecemasan berhubungan dengan dampak hospitalisasi
D. Intervensi Keperawatan
1. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan :
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan diharapkan suhu tubuh berada pada
rentang normal.
Kriteria Hasil :
SLKI L.14134 Termoregulasi
SLKI L.06050 Kontrol Kejang
Manajemen Hipertermia SIKI I.15506
Observasi
1. Identifikasi penyebab hipertermia (dehidrasi)
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor kadar elektrolit
4. Monitor haluaran urine
5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapiutik
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidosis (Keringat
berlebihan).
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin h) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Observasi
1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
2. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
4. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Terapi aktivitas SIKI I.05186
Observasi
1. Identifikasi deficit tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
4. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
5. Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang
6. Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
1. Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami
2. Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi danrentang aktivitas
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, dan social
4. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
5. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
6. Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
7. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasikan aktivitas yang dipilih
8. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri),
sesuai kebutuhan
9. Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energy, atau
gerak
10. Fasilitasi akvitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif
11. Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai
12. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
13. Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implicit dan emosional (mis.
Kegitan keagamaan khusu) untuk pasien dimensia, jika sesaui
14. Libatkan dalam permaianan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan
aktif
15. Tingkatkan keterlibatan dalam aktivotasrekreasi dan diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan ( mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging,
berenang, tugas sederhana, permaianan sederhana, tugas rutin, tugas rumah
tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan kart)
16. Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu
17. Fasilitasi mengembankan motivasi dan penguatan diri
18. Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai
tujuan
19. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
20. Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
2. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
4. Anjurka terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
5. Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
2. Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu