A. Defenisi
Tamponade jantung adalah kompresi jantung disebabkan oleh darah atau cairan yang
terakumulasi di ruang antara miokardium (otot jantung) dan pericardium (lapisan luar
jantung). Ini merupakan keadaan darurat medis, dengan meningkatnya produksi cairan
sehingga akan menekan jantung lebih kuat dan proses pengisian tidak normal. Jika tidak
diobati, ventrikel akan terganggu, mengakibatkan shock dan kematian.
B. Etiologi
Tamponade jantung terjadi bila jumlah efusi pericardium menyebabkan hambatan serius
aliran darah ke jantung ( gangguan diastolik ventrikel ). Penyebab tersering adalah
neoplasma, dan uremi. Neoplasma menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel secara
abnormal pada otot jantung. Sehingga terjadi hiperplasia sel yang tidak terkontrol, yang
menyebabakan pembentukan massa (tumor). Hal ini yang dapat mengakibatnya ruang
pada kantong jantung (perikardium) terdesak sehingga terjadi pergesekan antara kantong
jantung (perikardium) dengan lapisan paling luar jantung (epikardium). Pergesekan ini
dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada perikarditis sehingga terjadi
penumpukan cairan pada pericardium yang dapat menyebakan tamponade jantung.
Uremia juga dapat menyebabkan tamponade jantung. Dimana orang yang mengalami
uremia, di dalam darahnya terdapat toksik metabolik yang dapat menyebabkan inflamasi
(dalam hal ini inflamasi terjadi pada perikardium).
Selain itu , tamponade jantung juga dapat disebabkan akibat trauma tumpul/ tembus. Jika
trauma ini mengenai ruang perikardium akan terjadi perdarahan sehingga darah banyak
terkumpul di ruang perikardium. Hal ini mengakibatkan jantung terdesak oleh akumulasi
cairan tersebut.
D. Pathway
Neoplasma
Hyperplasia
Tebentuk tumor
Gesekan antar ruang jantung
Pericarditis
E.
Manifestasi klinik
takikardi, peningkatan volume intravascular, peningkatan tekanan vena jugularis, pulsus
paradoksus >10mmHg, tekanan nadi <30mmHg, tekanan sistolik <100mmHg, dan bunyi
jantung yang melemah (redup), gelisah, pucat, keringat dingin, berupa takipnea, tanda
kusmaul (peningkatan tekanan vena saat inspirasi ketika bernafas spontan), Beck’s triad,
distensi vena jugularis dari elevasi tekanan vena dan penurunan tingkat kesadaran.
F. Pemeriksaan penunjang
• PENGKAJIAN PRIMER
Data Subyektif
a) Cedera tumpul atau cedera tembus pada dada, leher punggung atau perut.
c) Dispnea
d) Cemas
e) Nyeri dada
f) Lemah
2. Riwayat Kesehatan
a) Penyakit jantung
c) Penyakit ginjal
Data Obyektif
1. Airway
2. Breathing
- Takipnea
- Tanda Kusmaul : peningkatan tekanan vena saat inspirasi ketika bernafas spontan
3. Circulation
- takikardi,
4. Disability
• PENGKAJIAN SEKUNDER
a) Exposure
b) Five Intervensi
- EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS yang
berkurang
o Peningkatan pemasukan abnormal pada aliran katup trikuspidalis dan terjadi penurunan
ventrikel kiri
- Pemeriksaan Doppler.
Analisis Doppler terhadap tanda morfologi jantung dapat membantu dalam menegakkan
pada tamponade.
c) Give Comfort
d) Head to Toe
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda kusmaul.
b. Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup jantung ditandai dengan distensi
vena
jugularis, perubahan EKG, TD menurun, kulit dingin, pucat, jari tangan dan kaki sianosis,
O2 menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV abnormal, penurunan kesadaran, kulit
pucat,
3. PERENCANAAN
Dx 1 : Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda
kusmaul.
Mandiri:
1. Pantau ketat tanda-tanda vital terutama frekuensi pernafasan Perubahan pola nafas
dapat
2. Monitor isi pernafasan, pengembangan dada, keteraturan pernafasan, nafas bibir dan
penggunaan otot bantu pernafasan Pengembangan dada dan penggunaan otot Bantu
pernapasan
4. Ajarkan klien nafas dalam Dengan latihan nafas dalam dapat meningkatkan pemasukan
oksigen
Kolaborasi
5.. Berikan oksigen sesuai indikasi Oksigen yang adekuat dapat menghindari resiko
kerusakan
jaringan
6. Berikan obat sesuai indikasi Medikasi yang tepat dapat mempengaruhi ventilasi
pernapasan
Dx 2 :
Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup jantung ditandai dengan distensi vena
jugularis,
perubahan EKG, TD menurun, kulit dingin, pucat, jari tangan dan kaki sianosis,
• EKG normal
Mandiri :
1. Monitor TTV berkelanjutan TTV merupakan indicator keadaan umum tubuh (jantung).
2. Auskultasi suara jantung, kaji frekuensi dan irama jantung. Perubahan suara, frekuensi
dan
3. Palpasi nadi perifer dan periksa pengisian perifer. Curah jantung yang kurang
mempengaruhi
perifer menurun.
5. Kaji adanya distensi vena jugularis Tamponade jantung menghambat aliran balik vena
sehingga
Kolaborasi :
7. Berikan cairan intravena sesuai indikasi atau untuk akses emergency. Mencegah
terjadinya
kekurangan cairan.
8. Periksa EKG, foto thorax, echocardiografi dan doppler sesuai indikasi. Pada
tamponade jantung,
dapat keluar.
Dx 3 :
menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV abnormal, penurunan kesadaran, kulit pucat,
sianosis,
akral dingin.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 15 menit diharapkan perfusi
jaringan
Mandiri :
Perubahan tanda-tanda vital seperti takikardi akibat dari kompensasi jantung untuk
memenuhi suplai O2.
3. Pantau GCS
4. EVALUASI
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : EGC.
Smeltzer,C.S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi
8. Jakarta: EGC
G. Asuhan keperawatan
1. Diagnose keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda
kusmaul.
2. Intervensi keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda
kusmaul.
Intervensi:
1. Pantau ketat tanda-tanda vital terutama frekuensi pernafasan Perubahan
pola nafas dapat mempengaruhi tanda-tanda vital
2. Monitor isi pernafasan, pengembangan dada, keteraturan pernafasan, nafas
bibir dan penggunaan otot bantu pernafasan Pengembangan dada dan
penggunaan otot Bantu pernapasan mengindikasikan gangguan pola nafas
3. Berikan posisi semifowler jika tidak kontrainndikasi Mempermudah
ekspansi paru
4. Ajarkan klien nafas dalam Dengan latihan nafas dalam dapat
meningkatkan pemasukan oksigen
Kolaborasi
5.Berikan oksigen sesuai indikasi Oksigen yang adekuat dapat menghindari
resiko kerusakan jaringan
6. Berikan obat sesuai indikasi Medikasi yang tepat dapat mempengaruhi
ventilasi pernapasan
Intervensi :
1. Monitor TTV berkelanjutan TTV merupakan indicator keadaan umum
tubuh (jantung).
2. Auskultasi suara jantung, kaji frekuensi dan irama jantung. Perubahan
suara, frekuensi dan irama jantung dapat mengindikasikan adanya penurunan
curah jantung.
3. Palpasi nadi perifer dan periksa pengisian perifer. Curah jantung yang
kurang mempengaruhi kuat dan lemahnya nadi perifer.
4. Kaji akral dan adanya sianosis atau pucat. Penurunan curah jantung
menyebabkan aliran ke perifer menurun.
5. Kaji adanya distensi vena jugularis Tamponade jantung menghambat aliran
balik vena sehingga terjadi distensi pada vena jugularis.
Kolaborasi :
6. Berikan oksigen sesuai indikasi Oksigen yang adekuat mencegah hipoksia.
7. Berikan cairan intravena sesuai indikasi atau untuk akses emergency.
Mencegah terjadinya kekurangan cairan.
8. Periksa EKG, foto thorax, echocardiografi dan doppler sesuai indikasi.
Pada tamponade jantung, terjadi abnormalitas irama jantung dan terdapat
siluet pembesaran jantung.
9. Lakukan tindakan perikardiosintesis. Dengan perikardiosintesis cairan
dalam ruang pericardium dapat keluar.
ko tidak efektifnya jalan nafas dan tidak efektifnya pola nafas berhubungan
Intervensi :
1. Awasi tanda-tanda vital secara intensif
Perubahan tanda-tanda vital seperti takikardi akibat dari kompensasi jantung
untuk memenuhi suplai O2.
2. Pantau adanya ketidakadekuatan perfusi (kulit : dingin dan pucat, sianosis)
Menunjukkan adanya ketidakadekuatan perfusi jaringan
3. Pantau GCS
Penurunan perfusi terutama di otak dapat mengakibatkan penurunan tingkat
kesadaran
4. Anjurkan untuk bed rest/ istirahat total Menurunkan kebutuhan oksigenri
berhubungan dengan trauma kepala.
Tujuan : Anak akan merasa nyaman yang ditandai dengan anak tidak
mengeluh nyeri, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.