Anda di halaman 1dari 10

Healthcare Nursing Journal - vol. 3 no.

1 (2021) hal 71-80

EFEKTIFITAS EDUKASI HEALTH BELIEF MODELS DALAM PERUBAHAN PERILAKU PASIEN


HIPERTENSI ; LITERATUR REVIEW
Rizky Aulia Rachman ¹, Elis Noviati², Rudi Kurniawan³
1,2,3
STIKES Muhammadiyah Ciamis

Article Information ABSTRACT


Received: Desember 3th, 2020
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah meningkat
Revised: Januari 1th, 2021
Available online : Januari 2021 secara kronis karena jatung memompa darah lebih kuat
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hipertensi dikatakan
Keywords sebagai penyakit silent killer dikarenakan hipertensi ini
edukasi, health belief models, merupakan penyakit yang terkadang tidak menunjukkan
hipertensi, perilaku gejala namun dapat menimbulkan komplikasi yang
membahayakan bahkan secara tiba-tiba dapat mengakibatkan
Correspondence kematian. Health Belief Model (HBM) merupakan salah satu
Phone: (+62)82215695119 pendekatan promosi kesehatan yang digunakan dalam
E-mail: perubahan perilaku yang berorientasi terhadap persepsi
rizkyauliarachman96@gmail.com pasien. HBM telah lama dikembangkan, namun tampaknya
hanya sampai dengan penelitian, sementara implementasi di
lapangan masih jarang dilakukan. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui efektifitas edukasi health belief models
dalam perubahan perilaku pasien hipertensi. Metode
penelitian yang digunakan aadalah penelitian sekunder
dengan literature reviews. Populasi sebanyak 168 artikel jurnal
dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 15
artikel jurnal dan prosiding nasional dan internasional dengan
search engine proquest dan Google Schoolar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa edukasi HBM efektif dalam
meningkatkan perilaku sehat pasien hipertensi. Disarankan
hasil penelitian sekunder ini dapat dijadikan dasar teori bagi
penelitian yang akan datang untuk dilanjutkan sebagai
penelitian primer

71
PENDAHULUAN tiba-tiba dapat mengakibatkan kematian
Pembangunan manusia adalah suatu (Lismayanti, Lilis: Pamela, 2018)
proses perkembangan atau perluasan bagi Hipertensi dibagi dua yaitu hipertensi
penduduk. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) primer dan sekunder. Banyak faktor yang dapat
menjadi indikator utama dalam mengukur menyebabkan hipertensi primer, diantaranya
keberhasilan dalam upaya pembangunan kualitas gen, gaya hidup, dan berat badan. Sementara
hidup manusia. IPM diukur dengan tiga indikator hipertensi sekunder yaitu tekanan darah tinggi
penting yaitu umur panjang dan hidup sehat, yang disebabkan karena gangguan pembuluh
rata-rata lama sekolah dan harapan lama darah atau organ tubuh tertentu seperti ginjal,
sekolah, dan standar hidup layak diukur dengan kelenjar adrenal, dan aorta penyebab hipertensi
pengeluaran per kapita dan paritas daya beli sekunder biasanya berasal dari penyakit ginjal
(Said, 2019). dan kelainan hormonal atau pemakaian obat
Meningkatnya UHH berdampak terhadap tertentu seperti pil KB, obat-obatan sejenis
meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut. kortikosteroid (Nurfitriyana & Coralia, 2015).
Dengan demikian Indonesia dihadapkan dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
permasalahan baru yaitu penyakit degenerative resiko yang tidak dapat dimodifikasi terhadap
yang salah satu diantaranya adalah hipertensi. terjadinya hipertensi adalah keturunan atau
Prevalensi hipertensi mengalami peningkatan riwayat keluarga ], sedangkan faktor-faktor yang
dari tahun ke tahunnya, hal ini dikarenakan dapat dimodifikasi antara lain aktifitas fisik,
hipertensi berkaitan erat dengan bertambahnya stress, merokok, pola makan, dan obesitas
usia serta faktor lain baik yang dapat dimodifikasi (Andra, 2013; Arif & Hartinah, 2013; Fitriana,
ataupun yang tidak dapat di modifikasi. Lipoeto, & Triana, 2013; Herwati & Sartika, 2014;
Hipertensi adalah keadaan dimana Maulidina et al., 2019; Maulitanisa et al., 2019;
tekanan darah meningkat secara kronis karena Raihan et al., 2014; Sartik et al., 2017), Banyak
jatung memompa darah lebih kuat untuk intervensi yang telah dilakukan dalam mengatasi
memenuhi kebutuhan tubuh (Fitri, Lismayanti, & masalah hipertensi baik intervensi farmakologis
Sari, 2018). Hipertensi dikatakan sebagai maupun non farmakologis. Salah satu intervensi
penyakit silent killer dikarenakan hipertensi ini non farmakologis yang sudah banyak
merupakan penyakit yang terkadang tidak dikembangkan adalah edukasi, namun demikian
menunjukkan gejala namun dapat menimbulkan upaya ini tidak dapat menurunkan prevalensi
komplikasi yang membahayakan bahkan secara hipertensi, kemungkinan hal ini dikarenakan
penderita hipertensi tidak semuanya

72
mendapatkan pelayanan kesehatan. Bahkan kerentanan menjadi faktor dominan dalam
yang pernah mendapat pelayanan kesehatanpun kepatuhan (Kurniawan, Ibrahim, & Sugwignyo,
ada yang tidak rutin untuk memeriksakan ke 2011). HBM telah lama dikembangkan, namun
tempat pelayanan kesehatan, artinya mereka tampaknya hanya sampai dengan penelitian,
tidak patuh terhadap apa yang dianjurkan oleh sementara implementasi di lapangan masih
tenaga kesehatan. jarang dilakukan.
Salahsatu faktor penyebab
ketidakpatuhan adalah kurangnya pemahaman METODE
terhadap penyakit hipertensi itu sendiri atau Desain penelitian ini adalah penelitian
kurangnya dukungan dari keluarga. Hasil menggunakan literature reviews, penelitian
penelitian menunjukkan bahwa persepsi sakit literature reviews merupakan sebuah sintesis dari
dan dukungan keluarga berhubungan dengan studi penelitian primer yang menyajikan suatu
perilaku penatalaksanaan hipertensi topik tertentu dengan formulasi pertanyaan
(Damayantie, Heryani, & Muazir, 2018), selain itu klinis yang spesifik dan jelas, metode pencarian
persepsi ancaman sakit juga berhubungan yang eksplisit melalui proses telaah kritis dalam
dengan kepatuhan (Fatmi, Tahlil, & Mulyadi, pemilihan studi, serta mengkomunikasikan hasil
2017), persepsi tentang manfaat dari mediasi dan implikasi. Tujuan penelitian literature reviews
penatalaksanaan, persepsi tentang ancaman dari ini adalah untuk mengetahui efektifitas edukasi
penyakit juga berhubungan dengan kepatuhan Health Belief Models dalam perubahan perilaku
dalam pengobatan. pasien hipertensi. Variabel dalam penelitian
Health Belief Model (HBM) merupakan salah terdiri dari variable independen (variable bebas)
satu pendekatan promosi kesehatan yang yaitu edukasi Health Belief Models dan variable
digunakan dalam perubahan perilaku yang dependen (variable terikat) yaitu perubahan
berorientasi terhadap persepsi pasien. Beberapa perilaku pasien hipertensi. Adapun yang menjadi
penelitian menunjukkan bahwa Edukasi Health populasi dalam penelitian ini adalah jurnal
Belief Model efektif dalam meningkatkan internasional dan nasional yang berkaitan
perilaku preventif (Puspita, Tamtomo, & Indarto, dengan efektifitas edukasi helath belief models
2017), kepatuhan (Alalah, 2017; Rajpura & Nayak, dalam perubahan perilaku pasien hipertensi.
2014), kualitas hidup (Lismayanti; Sari Nina, 2017), Populasi dalam penelitian ini sebanyak 168
pengetahuan, persepsi, dan self efficacy artikel.
(Onoruoiza, Musa, Umar, & Kunle, 2015), Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian lainnya diperoleh data bahwa penelitian ini dilakukan dengan mengakses jurnal

73
dari internet dengan search engine Google scholar Rahem, & Aditama, 2018), perilaku pencegahan
dan Proquest, dengan menggunakan keyword dan pengendalian hipertensi (Keshvari, Hedayati,
(kata kunci) sesuai dengan topik penelitian yaitu Moeini, & Alhani, 2015; Khorsandi, Fekrizadeh, &
edukasi, Health Belief Models, perilaku dan Roozbahani, 2017; Puspita et al., 2017;
hipertensi. Setiyaningsih, Tamtomo, & Suryani, 2016;
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Jasmine, Oktawati, Damasari, & Suhadi, 2017),
data berasal dari artikel jurnal dan prosiding dapat meningkatkan kepatuhan dalam
konferensi baik nasional maupun internasional, pengobatan dan pola hidup pada pasien
merupakan hasil penelitian primer, berbahasa hipertensi (Alalah, 2017; Hastuti & Mufarokhah,
Indonesia dan bahasa Inggris, terbit dalam 10 2019; Setiyaningsih et al., 2016; Arindari &
tahun terakhir, relevan dengan topic literature Suswitha, 2020; Kurnia, 2016), mereka yang tidak
review. Sedangkan yang menjadi kriteria eklusi patuh sebagian besar memiliki HBM yang
adalah fulltext tidak dapat diakses, terjadi negative (Nurfitriyana & Coralia, 2015). Selain
duplikasi dokumen. Sehingga sampel dalam dari itu edukasi HBM dapat mengontrol tekanan
penelitian ini 15 artikel jurnal dan prosiding yang darah, sehingga ketika dilakukan pemeriksaan
memenuhi kriteria inklusi. diakhir penelitian terjadi penurunan tekanan
Dalam penelitian yang menggunakan darah (Khorsandi et al., 2017; Keshvari et al.,
literature review, ada beberapa tahapan yang 2015; Hastuti & Mufarokhah, 2019;
dilakukan oleh peneliti sehingga hasil dari studi Maharianingsih et al., 2018; Jasmine et al., 2017),
literature ini dapat diakui kredibilitasnya. Adapun lebih spesifik lagi bahwa edukasi HBM dapat
tahapan yang telah dilakukan adalah identifikasi, meningkatkan kebiasaan latihan fisik (Keshvari et
screening, penilaian kualitas, analisis data dan al., 2015; Pu et al., 2015; Setiyaningsih et al., 2016;
penulisan hasil analisa data. Mufarokhah & Hastuti, 2019; Hosseini, Moradi,
Kazemi, & Shahshahani, 2018), dan perubahan
HASIL DAN PEMBAHASAN pola diet yang lebih baik (Pu et al., 2015;
Berdasarkan hasil analisa artikel jurnal Khorsandi et al., 2017; Setiyaningsih et al., 2016;
dan prosiding dapat disimpulkan bahwa edukasi Mufarokhah & Puji Hastuti, 2019). Selain dari itu
Health belief Model dapat meningkatkan edukasi HBM dapat meningkatkan perilaku
pengetahuan, sikap dan atau persepsi terhadap pencegahan hipertensi (Setiyaningsih et al., 2016;
hipertensi yang meliputi perceived susceptibility, Puspita et al., 2017).
perceived severity, perceived barrier, cues to Penatalaksanaan Hipertensi
action, self efficacy (Alalah, 2017 ; Maharianingsih, membutuhkan waktu yang lama agar pasien

74
dapat hidup normal seperti layaknya orang 2017; Onoruoiza et al., 2015; Setiyaningsih et al.,
sehat, sehingga diperlukan intervensi yang dapat 2016). Dengan demikian, pasien hipertensi yang
memelihara perilaku pasien agar menjadi suatu memiliki persepsi kerentanan tinggi akan
kebiasaan yang baik, sehingga pasien dapat berupaya untuk mengendalikan tekanan darah
mengendalikan tekanan darahnya melalui seperti berhenti merokok, mengendalikan berat
kebiasaan sehari-harinya(Alalah, 2017). badannya dengan cara mengatur dietnya,
Edukasi dengan pendekatan Health meningkatkan aktifitas fisiknya, berhenti
Belief Models sejak lama diidentifikasi sebagai mengkonsumsi alcohol, dan upaya-upaya lain
salah satu model paling awal berpengaruh dalam yang dapat mengendalikan hipertensi.(Arindari &
promosi kesehatan. Model ini telah digunakan Suswitha, 2020; Hosseini et al., 2018; Keshvari et
dengan sangat sukses hampir setengah abad al., 2015; Mufarokhah & Puji Hastuti, 2019; Pu et
untuk mempromosikan penggunaan kondom, al., 2015).
sabuk pengaman, kepatuhan medis, penggunaan Perceived Severity atau persepsi
skrining kesehatan. Model ini merupakan suatu keparahan mengacu pada penilaian subjektif dari
pendekatan untuk merubah persepsi seseorang individu terhadap keparahan masalah
yang meliputi perceived susceptibility, perceived kesehatannya dan konsekuensi dari masalah
severity, perceived benefit, perceived barrier, dan kesehatannya. Keseriusan yang dirasakan
cues to action, sehingga individu tersebut akan meliputi keyakinan tentang penyakit itu sendiri
merubah perilaku kesehatannya (Setiyaningsih et apakah mengancam jiwanya atau dapat
al., 2016; Puspita et al., 2017). menimbukan kecacatan, serta dampak yang
Perceived susceptibility atau persepsi lebih luas dari penyakit pada fungsi dalam peran
kerentanan mengacu pada penilaian subjektif social (Onoruoiza et al., 2015). Pasien hipertensi
resiko berkembangnya masalah kesehatan. HBM yang memiliki persepsi bahwa dampak dari
memprediksi bahwa individu yang merasa rentan hipertensi itu dapat menimbulkan berbagai
terhadap resiko berkembangnya penyakit, maka gangguan dalam sistem tubuh, bahkan dapat
akan berupaya untuk mengurangi resiko menimbulkan kecacatan dan kematian, maka
berkembangnya masalah kesehatan, sedangkan akan muncul kekhawatiran sehingga individu
individu yang merasa dirinya tidak rentan tersebut akan melakukan upaya-upaa
terhadap resiko berkembangnya masalah pencegahan hipertensi atau mengendalikan
kesehatan, maka individu tersebut akan tekanan darahnya (Arindari & Suswitha, 2020;
menyangkal bahwa mereka memiliki resiko Barros et al., 2014)
terhadap masalah kesehatan (Khorsandi et al.,

75
Perceived benefit atau persepsi manfaat. tekanan darahnya, seperti menolak mengurangi
Perilaku kesehatan seseorang juga dipengaruhi mengkonsumsi garam karena makanan menjadi
oleh manfaat yang dirasakan dari mengambil tidak enak, menolak melakukan aktifitas fisik
suatu tindakan. Persepsi manfaat ini merujuk dengan alasan merepotkan dan
pada penilaian individu tentang nilai atau mengganggu(Khorsandi et al., 2017;
kemanjuran dari suatu tindakan dalam Setiyaningsih et al., 2016).
mengurangi resiko penyakit(Onoruoiza et al., Cues to action. Dalam HBM isyarat,
2015). Jika individu percaya bahwa tindakan pemicu, diperlukan untuk mendorong
mengurangi konsumsi garam, latihan fisik, keterlibatan individu dalam upaya promosi
mengendalikan berat badan, tidak merokok, dan kesehatan. Insyarat untuk bertindak dapat
berhenti mengkonsumsi alcohol akan bersifat internal maupun eksternal. Contoh
mengurangi kerentanan terhadap hipertensi internal adalah sakit, ada gejala. Sedangkan
atau mengurangi keseriusannya, maka individu contoh isyarat eksternal yaitu informasi dari
tersebut cenderung akan berperilaku untuk media ceak, televise ataupun media social.
mengendalikan tekanan darahnya(Keshvari et Intensitas isyarat yang diperlukan agar
al., 2015; Khorsandi et al., 2017; Onoruoiza et al., seseorang mau mengambil tindakan cepat
2015; Pu et al., 2015). bervariasi setiap individunya. Hal ini
Perceived Barrier. Persepsi hambatan berhubungan pula dengan persepsi individu
merupakan penilaian individu tentang seberapa terhadap kerentanan, keseriusan, manfaat dan
besar rintangan untuk melakukan tindakan yang hambatan. Pasien hipertensi yang memiliki
disarankan. Individu mungkin tidak melakukan persepsi kerentanan, keseriusan dan manfaat
suatu tindakan meskipun tahu tentang manfaat yang tinggi dan hambatan yang rendah, maka
dari tindakan tersebut dikarenakan banyak akan menyegerakan untuk mengambil tindakan
hambatan, misalnya mahal, jauh, merepotkan, dalam upaya pengendalian tekanan darahnya,
tidak enak dan menyakitkan. Perceived barrier ini seperti mengatur diet garam, mengendalikan
sebaliknya dari persepsi yang lainnya. Edukasi berat badannya dengan meningkatkan aktifitas
HBM ditujukan untuk mengurangi perceived fisik dan mengendalikan dietnya, mungkin juga
barrier dalam mengambil tindakan(Onoruoiza et individu berhenti mengkonsumsi alcohol dan
al., 2015). Individu yang persepsi hambatannya merokoknya (Alalah, 2017; Khorsandi et al., 2017;
tinggi dalam perilaku pencegahan hipertensi, Khorsandi et al., 2017; Mufarokhah & Hastuti,
maka individu tersebut cenderung untuk 2019).
menolak untuk melakukan upaya pengendalian

76
KESIMPULAN DAN SARAN https://doi.org/10.1109/ISSSTA.2008.47
Edukasi Health Belief Models efektif Arif, D., & Hartinah, D. (2013). Faktor – Faktor
dalam perubahan perilaku, baik pengetahuan, Yang Berhubungan Dengan Kejadian
sikap, tindakan, seperti kepatuhan, pengendalian Hipertensi Pada Lansia Di Pusling Desa
tekanan darah, peningkatan aktifitas fisik, pola Klumpit Upt Puskesmas Gribig Kabupaten
diet, perceived susceptibility, perceived severity, Kudus. In JIKK (Vol. 4).
perceived barrier, perceived benefit, cues to action Arindari, D. R., & Suswitha, D. (2020). Health
dan self efficacy, bahkan secara tidak langsung Belief Model Factors To Medication
dapat menurunkan tekanan darah. Adherence Among Hypertensive Patients In
Artikel Literatur Review tetang Edukasi Health Punti Kayu Public Health Center Palembang ,
Belief Model (HBM) ini disarankan dapat Indonesia. 11(1), 26–31.
dimanfaatkan oleh para praktisi dan akademisi Barros, A. A., Guedes, M. V. C., Moura, D. D. J. M.,
keperawatan dalam pengembangan ilmu Menezes, L. C. G. de, Aguiar, L. L., & Xavier,
keperawatan dan praktek mandiri keperawatan G. A. (2014). Health behaviors of people
dalam penatalaksanaan pasien hipertensi baik with hypertension: health belief model.
dalam melaksanakan upaya promotif, preventif, Revista Da Rede de Enfermagem Do
kuratif dan rehabilitative. Nordeste, 15(3), 525–532.
https://doi.org/10.15253/2175-
DAFTAR PUSTAKA 6783.2014000300018
Alalah, M. B. A. (2017). Effect of Health Education Damayantie, N., Heryani, E., & Muazir. (2018).
Intervention on Improving Compliance to Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Treatment among Hypertensive Patients: penatalaksanaan Hipertensi oleh penderita
Application of Health Belief Model. The di Wilayah Kerja Puskesmas Sekernan Ilir
Egyptian Journal of Community Medicine, Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018. Jurnal
35(2), 15–34. Ners Dan Kebidanan, 224–232.
https://doi.org/10.21608/ejcm.2017.3566 https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.ART.p224
Andra, K. M. (2013). Hubungan antara Perilaku Fatmi, E., Tahlil, T., & Mulyadi. (2017). Faktor
Olah Raga, Stress dan Pola Makan dengan determinan kepatuhan diet pada pasien
Tingkat Hipertensi pada Lanjut Usia di hipertensi dengan pendekatan Health
Posyandu Lansia Kelurahan Gerbang Putih Promotion Model (HPM). Prosiding Seminar
Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal Nasional Pascasarjana, 13(2013), 102–110.
Pomkes, 1(2), 111–117. Fitri, G. N., Lismayanti, L., & Sari, N. P. (2018).

77
SEFT Menurunkan Tekanan Darah Pada Life-Style Factors). Journal of
Lansia Hipertensi. Bulerin Media Informasi, Pharmaceutical Sciences and Community,
13(July 2017), 53–59. Retrieved from 14(2), 93–103.
http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/in https://doi.org/10.24071/jpsc.142533
dex.php/BMI/article/view/82 Keshvari, M., Hedayati, B., Moeini, M., & Alhani,
Fitriana, R., Lipoeto, N. Ii., & Triana, V. (2013). F. (2015). A survey on the effect of
Faktor risiko kejadian hipertensi pada implementation of a family-centered
remaja di wilayah kerja puskesmas. Jurnal empowerment model on blood pressure
Kesehatan Masyarakat, 7(1), 10–15. and empowerment dimensions in the
Hastuti, A. P., & Mufarokhah, H. (2019). Pengaruh elderly people with hypertension. Journal of
Health Coaching Berbasis Teori Health Education and Health Promotion, 4, 94.
Belief Model Terhadap Tekanan Darah Pada https://doi.org/10.4103/2277-9531.171808
Lansia Dengan Hipertensi. Journal of Islamic Khorsandi, M., Fekrizadeh, Z., & Roozbahani, N.
Medicine, 3(2), 1–8. (2017). Investigation of the effect of
https://doi.org/10.18860/jim.v3i2.8238 education based on the health belief model
Herwati, & Sartika, W. (2014). Terkontrolnya on the adoption of hypertension-controlling
Teanan Darah Penderita Hipertensi behaviors in the elderly. Clinical
Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan Olah Interventions in Aging, Volume 12, 233–240.
Raga di Padang. Jurnal Kesehatan https://doi.org/10.2147/CIA.S117142
Masyarakat, 8(1), 8–14. Kurnia, A. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang
https://doi.org/10.24893/jkma.v8i1.118 Memengaruhi Kepatuhan Penderita
Hosseini, H., Moradi, R., Kazemi, A., & Hipertensi Dalam Perawatan Hipertensi Di
Shahshahani, M. S. (2018). Determinants of Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Kota
physical activity in middle‑aged woman in Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Isfahan using the health belief model Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan,
Website: 1–6. Analis Kesehatan Dan Farmasi, 16(1), 143.
https://doi.org/10.4103/jehp.jehp https://doi.org/10.36465/jkbth.v16i1.177
Jasmine, M., Oktawati, N. D., Damasari, P. R., & Kurniawan, R., Ibrahim, K., & Sugwignyo, P.
Suhadi, R. (2017). Therapy Adherence of 40- (2011). Prediktor Kepatuhan Perawat Dalam
75 Y.O. Hypertension Respondents Using Penerapan Kewaspadaan Standar di IGD
Morisky Instrument in Ngemplak, Sleman, dan ICU. Majalah Keperawatan Unpad, 12(2).
Diy (Study on Age, Demography, Social, and Retrieved from

78
http://jurnal.unpad.ac.id/mku/article/view/14 Factors Associated with Hypertension in
91 The Working Area Health Center of Jati
L.Lismayanti; Sari Nina. (2017). Pengaruh Edukasi Luhur Bekasi 2018. ARKESMAS, 4(1), 149–155.
Health Belief Model Terhadap Kualitas Maulitanisa, H., Linda, O., Suraya, I., Studi, P.,
Hidup Penderita Tuberculosis Di Pkm Masyarakat, K., & Risiko, F. (2019). Faktor-
Tamansari Kota Tasikmalaya. Universitas Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Muhammadiyah Tasikmalaya, (May 2018). Hipertensi pada Masyarakat RW 009
Retrieved from Kelurahan Bojong Menteng Bekasi 2018
https://www.researchgate.net/publication/3 Factors Associated with the Occurance of
25439155_Pengaruh_Edukasi_Health_Belief Hypertension in Community Hamlet 009
_Model_Terhadap_Kualitas_Hidup_Penderi Bojong Menteng Village , Bekasi 2018. 4, 143–
ta_Tuberculosis_Di_Pkm_Tamansari_Kota_ 148.
Tasikmalaya Mufarokhah, H., & Hastuti, A. P. (n.d.). Effect Of
Lismayanti, Lilis: Pamela, N. (2018). Efektifitas Health Coaching Based On Health Belief
Spiritual Emotional Freedom Therapy (SEFT) Model Theory To Physical Activity In Elderly
dalam menurunkan tekanan darah pada With Hypertension. Proceeding The 4th
lansia diatas 65 tahun yang mengalami International Nursing Conference “Life Cycle
hipertensi. (April), 64–67. Retrieved from Approach For Successful Aging, 53(9), 1689–
https://www.researchgate.net/publication/3 1699.
25439155 https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.0
Maharianingsih, N. M., Rahem, A., & Aditama, L. 04
(2018). Pengaruh Patient Decision Aid Mufarokhah, H., & Puji Hastuti, A. (2019). Effect
terhadap Knowledge, Attitude, Practice, of Health Coaching Based on Health Belief
dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Model Theory to Dietary. 8(11), 93–101.
UPTD Puskesmas Tabanan III. Indonesian https://doi.org/10.32528/inc.v0i0.2702
Journal of Clinical Pharmacy, 7(4), 270. Nurfitriyana, R., & Coralia, F. (2015). Health belief
https://doi.org/10.15416/ijcp.2018.7.4.270 penderita hipertensi primer non compliance
Maulidina, F., Harmani, N., Suraya, I., Studi, P., di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Masyarakat, K., Bekasi, P. J., & Gizi, S. Seminar Psikologi & Kemanusiaan, 978–979.
(2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan Retrieved from
dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja ttp://mpsi.umm.ac.id/files/file/269-274
Puskesmas Jati Luhur Bekasi Tahun 2018 Resna %26 farida.pdf

79
Onoruoiza, S. I., Musa, A., Umar, B. D., & Kunle, https://doi.org/10.18553/jmcp.2014.20.1.58
Y. S. (2015). Using Health Beliefs Model as Said, A. (2019). Berita Resmi Statistik. Jakarta.
an Intervention to Non Compliance with Sartik, Tjekyan, S., & Zulkarnain, M. (2017).
Hypertension Information among Faktor-Faktor Risiko dan Angka Kejadian
Hypertensive Patient. International Hipertensi pada Penduduk Palembang.
Organization of Scientific Research Journal Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3), 180–
Of Humanities And Social Science, 20(9), 11– 191.
16. https://doi.org/10.9790/0837-20951116 Sarumaha, E. K., & Diana, V. E. (2018). The Risk
Pu, J., Chewning, B. A., Johnson, H. M., Vanness, Factors The Event Of Hypertension In
D. J., Young, H. N., & Kreling, D. H. (2015). Young Adults In UPTD Perawatan Plus
Health behavior change after blood Health Centre Teluk Dalam Subdistrict
pressure feedback. PLoS ONE, 10(10), 1–13. South Nias. Journal of The Global Health,
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0141217 1(2), 70–77.
Puspita, R. C., Tamtomo, D., & Indarto, D. (2017). Setiyaningsih, R., Tamtomo, D., & Suryani, N.
Health Belief Model for the Analysis of (2016). Health Belief Model: Determinants
Factors Affecting Hypertension Preventive of Hypertension Prevention
Behavior among Adolescents in Surakarta. BehaviorinAdults at Community Health
Journal of Health Promotion and Behavior, Center, Sukoharjo, Central Java. Journal of
02(02), 183–196. Health Promotion and Behavior, 01(03), 160–
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2017.02.02. 170.
08 https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.
Raihan, L. N., Erwin, & Dewi, A. P. (2014). Faktor- 03
faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Primer Pada Mayarakat Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pesisir.
JOM PSIK Vol 1 No 2, 1(2), 1–10.
Rajpura, J., & Nayak, R. (2014). Medication
adherence in a sample of elderly suffering
from hypertension: Evaluating the influence
of illness perceptions, treatment beliefs,
and illness burden. Journal of Managed Care
Pharmacy, 20(1), 58–65.

80

Anda mungkin juga menyukai