Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION

Vol. 5, No. 2, September 2020

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN KEPATUHAN MINUM


OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TEJAKULA 1

(The Correlation Between Self-efficacy and Compliance in Taking Medication for


Patients with Hypertension in the Work Area of Tejakula 1 Health Center)
Sang Ayu Kadek Sukmaningsih1), G. Nur Widya Putra2), Hari Sujadi3), Putu Windi
Ridayanti4)
Program Studi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
e-mail: Suksma20199@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas
normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian/
mortalitas. Hipertensi dapat diobati dengan cara patuh mengkonsumsi obat anti hipertensi.
Kepatuhan minum obat dapat terjadi jika penderita memiliki keyakinan untuk sembuh, keyakinan
ini dinamakan self efficacy.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self
efficacy dengan kepatuhan minum obat penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tejakula
1. Jenis penelitian ini adalah non-eksperimental korelasional dengan uji Spearman Rank yang
dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tejakula 1. Pengumpulan data menggunakan kuisioner
kepatuhan minum obat dan kuesioner self efficacy dengan sampel 56 orang. Dari hasil penelitian
didapatkan mayoritas responden memiliki tingkat kepatuhan minum obat tinggi dan memiliki self
efficacy tinggi yaitu sebanyak 22 orang (39,3%). Hasil uji analisis didapatkan nilai p-value 0,025
yang berarti terdapat Hubungan Self efficacy dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi
di Wilayah Kerja Puskesmas Tejakula 1.

Kata Kunci: Self efficacy, kepatuhan minum obat, hipertensi

ABSTRACT

Hypertension is a condition where a person experiences an increase in blood pressure above


normal which results in an increase in morbidity (morbidity) and mortality / mortality.
Hypertension can be treated by way of dutifully taking anti-hypertensive drugs. Compliance with
taking medication can occur if the patient has the confidence to recover, this belief is called self
efficacy. The purpose of this study is to determine the correlation of Self efficacy with Compliance
in Taking Medication in Patients with Hypertension in the Work Area of Tejakula 1 Health Center.
This type of research is a non-experimental correlational with Spearman Rank test conducted in
the Tejakula 1 Community Health Center. The data collection using medication compliance
questionnaire and self efficacy questionnaire with a sample of 56 people. From the results of the
study it was found that the majority of respondents had high levels of medication adherence and
had high self efficacy as many as 22 people (39.3%). The analysis test results obtained p-value of
0.025 which means that there is a correlation between of Self efficacy with Compliance in Taking
Medication for Patients with Hypertension in the Work Area of Tejakula 1 Health Center.

Keywords: Self efficacy, compliance with medication, hypertension

PENDAHULUAN yang mengakibatkan peningkatan angka


Hipertensi adalah suatu keadaan kesakitan (morbiditas) dan angka
dimana seseorang mengalami kematian/ mortalitas. Tekanan darah
peningkatan tekanan darah diatas normal 140/ 90 mmHg didasarkan pada dua fase
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 286
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020

dalam setiap denyut jantung yaitu fase Faktor yang mempengarui


sistolik 140 menunjukan fase darah yang perilaku kepatuhan pasien dalam minum
sedang dipompa oleh jantung dan fase obat adalah faktor predisposing meliputi
diastolik 90 menunjukkan fase darah pengetahuan, kepercayaan, keyakinan,
yang kembali ke jantung (Triyanto, nilai-nilai, sikap; faktor enabling
2014:7). meliputi ketersediaan sarana atau
Prevalensi hipertensi di fasilitas kesehatan; dan faktor
Indonesia berdasalkan hasil Riskesdas reinforcing yaitu dukungan keluarga dan
2013 pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 sikap petugas kesehatan. Kepatuhan
%, dimana daerah yang tertinggi minum obat dapat terjadi jika penderita
mengalami hipertensi adalah Bangka memiliki keyakinan untuk sembuh,
Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan keyakinan ini dinamakan self efficacy
Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (Dhewi et al., 2012).
(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Self efficacy dalam istilah umum
Sedangkan, prevalensi masyarakat umur disebut juga dengan keyakinan diri
≥18 tahun yang mengalami hipertesi di seseorang mengenai kemampuan dirinya
Bali sebanyak 19,9% (Badan Penelitian dalam menjalankan tugas tertentu dan
dan Pengembangan Kesehatan kemampuan untuk mempersuasi
Kementerian Kesehatan RI, 2013). keadaan atau merasa percaya diri dengan
Hipertensi dapat dicegah dengan perilaku sehat yang dilakukan. Teori
pengaturan pola makan yang baik dan perubahan perilaku kesehatan yang
aktivitas fisik yang cukup. Hindari dikembangkan meletakkan adanya
kebiasaan lainnya seperti merokok dan keyakinan diri individu terhadap
mengkonsumsi alkohol. Karena hal tindakan medis atau kesehatan yang
tersebut diduga berpengaruh dalam telah didapatkan. Self efficacy
meningkatkan resiko hipertensi merupakan hal yang berguna dalam
walaupun mekanisme timbulnya belum memproteksi kesehatan dan merupakan
diketahui pasti (Shadine, 2010:30). hal yang penting sebagai kontrol dari
Pengobatan dengan faktor-faktor perilaku sehat (Putu &
antihipertensi diberikan jika modifikasi Rastiti, 2019).
gaya hidup tidak berhasil. Dokter Hasil studi pendahuluan yang
memiliki alasan dalam memberikan obat dilakukan pada tanggal 18 November
mana yang sesuai dengan kondisi pasien 2019 di Puskesmas Tejakula I
saat menderita hipertensi. Tujuan didapatkan penyakit hipertensi
pengobatan hipertensi untuk mencegah menempati urutan pertama dalam 10
morbiditas dan mortalitas akibat tekanan besar jenis penyakit yang berada pada
darah tinggi. Penderita hipertensi Puskesmas Tejakula I. Data penderita
diharapkan agar patuh mengkonsumsi hipertensi dari bulan Juli – September
obat hipertensi sesuai dengan dosis yang didapatkan sebanyak 75 orang,
telah diberikan oleh dokter (Shadine, diantaranya laki-laki 32 orang dan
2010:30). perempuan 43 orang. Berdasarkan hasil
Kepatuhan adalah hal yang pengkajian menggunakan kuesioner self
sangat penting dalam perilaku hidup efficacy dan kuesioner kepatuhan minum
sehat. Kepatuhan minum obat adalah obat yang dilakukan terhadap 10 orang
mengkonsumsi obat-obatan yang penderita hipertensi secara acak
diresepkan dokter pada waktu dan dosis didapatkan 5 orang (50%) mengalami
yang tepat. Pengobatan hanya akan self efficacy rendah, 2 orang (20%)
efektif apabila pasien mematuhi aturan mengalami self efficacy sedang, 2 orang
dalam penggunaan obat (Dhewi et al., (20%) mengalami self efficacy tinggi
2012) dan 1 orang (10%) mengalami self
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 287
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020

efficacy sangat tinggi. Berdasarkan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas


kuesioner kepatuhan minum obat, Tejakula 1 dengan karakteristik
didapatkan bahwa 5 orang (50%) responden meliputi usia, jenis kelamin,
mengalami tingkat kepatuhan rendah, 3 dan riwayat pendidikan.
orang (30%) mengalami tingkat
kepatuhan sedang, 1 orang (10%) Tabel 1 Gambaran karakteristik
mengalami tingkat kepatuhan tinggi, dan responden berdasarkan usia
1 orang (10%) lainnya dalam kategori
tingkat kepatuhan sangat tinggi.
Berdasarkan uraian di atas
peneliti tertarik untuk menliti tentang
“Hubungan Self Efficacy dengan Tabel 1 menunjukkan bahwa responden
Kepatuhan Minum Obat Pasien memiliki usia tertinggi yaitu 65 tahun
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas dan usia terendah 27 tahun dengan rata-
Tejakula 1”. rata usia responden 45,04 tahun.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Tabel 2 Gambaran karakteristik
penelitian non-eksperimental. Desain responden berdasarkan jenis kelamin
penelitian yang digunakan dalam Jenis Frekuensi Persentase
penelitian ini adalah rancangan Kelamin (%)
penelitian korelasional Laki-Laki 27 48,2
(hubungan/asosiasi). Penelitian Perempuan 29 51,8
korelasional bertujuan untuk
mengungkapkan hubungan korelatif Total 56 100
antar variabel. Hubungan korelatif
mengacu pada kecendrungan bahwa Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 56
variasi suatu variabel diikuti oleh variasi responden, distribusi frekuensi
variabel yang lain (Nursalam, 2014). responden berdasarkan jenis kelamin,
Penelitian ini dilaksanakan di mayoritas responden berjenis kelamin
Wilayah Kerja Puskesmas Tejakula I perempuan yaitu sebanyak 29 orang
dari bulan Februari 2020. Populasi (51,8%) dan berjenis kelamin laki-laki
dalam penelitian adalah subjek sebanyak 27 orang (48,2%).
(misalnya manusia; klien) yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan Tabel 3 Gambaran karakteristik
(Nursalam, 2014). Populasi penelitian responden berdasarkan riwayat
ini adalah penderita hipertensi di pendidikan
Wilayah Kerja Puskesmas Tejakula I
yaitu sebanyak 75 orang.
Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner
kepatuhan minum obat dan kuesioner
self efficacy khusus hipertensi dengan
jumlah sampel 65 orang. Analisa data
dilakukan dengan uji Spearman Rank. Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 56
responden, distribusi frekuensi
HASIL PENELITIAN DAN responden berdasarkan riwayat
PEMBAHASAN pendidikan, mayoritas responden
Penelitian ini menggunakan 65 memiliki riwayat pendidikan SMP yaitu
sampel yang merupakan penderita sebanyak 19 orang (33,9%) dan
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 288
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020

minoritas memiliki riwayat pendidikan


Tidak Sekolah dan Perguruan Tinggi
yaitu sebanyak 3 orang (5,4%).
Tabel 4 Karakteristik self efficacy pada
responden yang mengalami hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Tejakula 1 Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai dari
correlation coefficient sebesar 0,299
yang berarti antara self efficacy dan
kepatuhan minum obat penderita
hipertensi memiliki hubungan yang
lemah, correlation coefficient yang
bernilai positif menandakan sifat
hubungan yang searah yang berarti jika
self efficacy semakin tinggi maka
Tabel 4 menunjukkan bahwa distribusi kepatuhan minum obat juga akan
self efficacy responden mayoritas masuk semakin tinggi. Dari hasil uji statistik
dalam kategori self efficacy tinggi didapatkan nilai p-value 0,025 yang
sebanyak 31 responden (55,4%), berarti < 0,05 sehingga antara self
kategori self efficacy sedang sebanyak efficacy dengan kepatuhan minum obat
12 responden (21,4%), kategori self penderita hipertensi di wilayah kerja
efficacy sangat tinggi sebanyak 12 Puskesmas Tejakula 1 memiliki
responden (21,4%), dan sebagian kecil hubungan yang signifikan.
memiliki self efficacy rendah yaitu Berdasarkan usia dalam
sebanyak 1 responden (1,8%). penelitian ini menunjukkan bahwa
responden memiliki usia tertinggi yaitu
Tabel 5 Karakteristik Tingkat 65 tahun dan usia terendah 27 tahun
Kepatuhan Minum Obat pada Penderita dengan rata-rata usia responden 45,04
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas tahun.
Tejakula 1 Menurut peneliti, usia
berpengaruh terhadap kejadian
hipertensi, dimana ketika seseorang
menginjak usia dewasa akan memiliki
banyak beban pikiran. Beban pikiran ini
juka tidak teratasi dapat menimbulkan
stresor, dimana stresor ini dapat memicu
orang tersebut mengalami hipertensi.
Tabel 5 menunjukkan bahwa distribusi Selain itu, pada usia tua elastisitas
kepatuhan minum obat responden pembuluh darah semakin menurun
mayoritas pada kategori kepatuhan sehingga dapat memengaruhi aliran
tinggi yaitu sebanyak 32 responden darah ke otak dan dapat memicu
(57,1%), kepatuan sedang sebanyak 15 terjadinya hipertensi.
responden (26,8%), kepatuhan sangat Hasil ini didukung oleh
tinggi sebanyak 8 responden (14,3%), penelitian yang dilakukan oleh (Rusnoto
dan minoritas memiliki kepatuhan & Hermawan, 2018) dengan judul
rendah yaitu sebanyak 1 responden “Hubungan Stres Kerja dengan Kejadian
(1,8%). Hipertensi pada Pekerja Pabrik di
Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwungu”.
Tabel 6 Uji Spearman Rank Hasil dalam penelitian tersebut
didapatkan bahwa dari 7 responden
dengan jenis stress kerja katagori ringan,
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 289
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020

diperoleh sebanyak 7 (100%) responden mayoritas responden memiliki riwayat


tidak mengalami hipertensi. Lalu dari 31 pendidikan SMP yaitu sebanyak 19
responden dengan stress kerja katagori orang (33,9%) dan minoritas memiliki
sedang, diperoleh sebanyak 22 (70.96%) riwayat pendidikan Tidak Sekolah dan
responden mengalami Hipertensi dan 9 Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 3
(29.03%) responden tidak mengalami orang (5,4%).
hipertensi. Hasil utama analisis Peneliti berasumsi bahwa
didapatkan nilai p-value 0,000 sehingga tingkat pendidikan mempunyai pengaruh
dapat disimpulkan terdapat hubungan terhadap kepatuhan minum obat
stres kerja dengan kejadian hipertensi penderita hipertensi, dimana semakin
pada pekerja pabrik di Wilayah Kerja tinggi pendidikan seseorang
Puskesmas Kaliwungu. memungkinkan seseorang tersebut
Berdasarkan jenis kelamin memiliki pengetahuan yang lebih
dalam penelitian ini menunjukkan banyak dan semakin mudah pula untuk
bahwa dari 56 responden, distribusi menerima informasi tentang kesehatan
frekuensi responden berdasarkan jenis yang diberikan oleh tenaga kesehatan
kelamin, mayoritas responden berjenis khusunya mengenai kepatuhan minum
kelamin perempuan yaitu sebanyak 29 obat antihipertensi.
orang (51,8%) dan berjenis kelamin Hasil ini didukung oleh
laki-laki sebanyak 27 orang (48,2%). penelitian yang dilakukan (Ningsih &
Menurut peneliti hal ini terjadi Rosida, 2017) tentang “Faktor-Faktor
karena mayoritas dalam populasi yang Berhubungan dengan Kejadian
berjenis kelamin perempuan, namun di Hipertensi pada Pekerja Sektor Informal
satu sisi hal ini dapat terjadi karena di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta”.
peran hormon esterogen. Hormon Hasil penelitian tersebut didapatkan
esterogen berperan dalam proteksi mayoritas responden yang
tekanan darah istirahat ketika adanya berpendidikan rendah dan mengalami
aktivitas saraf simpatis otot. Pada hipertensi yaitu sebanyak 138 orang
perempuan yang berusia > 40 tahun, (76,6%) dan minoritas berpendidikan
produksi esterogen mulai menurun, tinggi dan mengalami hipertensi yaitu
sehingga perlindungan terhadap tekanan sebanyak 4 orang (2,2%). Hasil uji
darah ketika ada aktivitas saraf simpatis analisis tingkat pendidikan dengan
pun berkurang dan memicu terjadinya kejadian hipertensi didapatkan nilai p-
hipertensi. value 0,000 sehingga dpat disimpulkan
Pendapat tersebut didukung bahwa terdapat hubungan antara tingkat
oleh penelitian yang dilakukan oleh pendidikan dengan keladian hipertensi
(Hilmi & Kirnantoro, 2014) tentang di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta.
“Gambaran Tingkat Stres Lansia yang Berdasarkan hasil uji analisis
Menderita Hipertensi di Gandu Sendang menunjukkan bahwa nilai dari
Tirto Berbah Selman Yogyakarta”. Hasil correlation coefficient sebesar 0,299
penelitian menunjukkan bahwa tingkat yang berarti antara self efficacy dan
stres lebih banyak terjadi pada sampel kepatuhan minum obat penderita
dengan jenis kelamin perempuan dengan hipertensi memiliki hubungan yang
presentase 71,7%, dan tingkat stres pada lemah, correlation coefficient yang
laki-laki dengan presentase 28,3%. bernilai positif menandakan sifat
Berdasarkan riwayat hubungan yang searah yang berarti jika
pendidikan dalam penelitian ini self efficacy semakin tinggi maka
menunjukkan bahwa dari 56 responden, kepatuhan minum obat juga akan
distribusi frekuensi responden semakin tinggi.
berdasarkan riwayat pendidikan,
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 290
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020

Dalam penelitian ini memiliki self efficacy tinggi dan


ditemukan satu data ekstreem yaitu pada perawatan dirinya baik sebanyak 28
kode responden 015. Data ekstreem ini orang (80.0%), sedangkan responden
didapatkan setelah dilakukan konversi yang memiliki self efficacy rendah dan
data kedalam z-score dimana didapatkan perawatan dirinya kurang sebanyak 27
nilai -3.06914 pada self efficacy dan - orang (79,4%). Hasil uji analisis
2.88756 pada kepatuhan minum obat. didapatkan nilai p-value 0,000 yang
Hasil ini bisa saja terjadi karena kurang berarti terdapat hubungan self efficacy
pahamnya responden tentang penjelasan dengan perawatan diri lansia hipertensi.
yang diberikan atau kurang minatnya Dari hasil uji statistik
responden dalam menjawab kuesioner. didapatkan nilai p-value 0,025 yang
Hasil ini didukung oleh berarti < 0,05 sehingga antara self
penelitian yang dilakukan oleh efficacy dengan kepatuhan minum obat
(Ariyanto, 2016) dengan judul penderita hipertensi di wilayah kerja
“Hubungan Kepatuhan Minum Obat Puskesmas Tejakula 1 memiliki
dengan Tekanan Darah Pasien hubungan yang signifikan.
Hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1
Bantul”, didapatkan bahwa sebagian
besar pasien dengan kepatuhan minum KESIMPULAN DAN SARAN
obat kategori tinggi sebanyak 13
responden (40,6%) memiliki tekanan Simpulan
darah normal. Pasien dengan kepatuhan Karakteristik responden di
minum obat kategori sedang sebanyak 6 wilayah kerja Puskesmas Tejakula 1
responden (18,8%) memiliki tekanan memiliki usia tertinggi yaitu 65 tahun
darah normal. Pasien dengan kepatuhan dan usia terendah 27 tahun dengan rata-
minum obat kategori rendah sebanyak rata usia responden 45,04 tahun.
11 responden (34,4%) memiliki tekanan Karakteristik responden di
darah tidak normal. Hasil uji Korelasi dilayah kerja Puskesmas Tejakula 1
Spearman diperoleh nilai p sebesar berdasarkan jenis kelamin didapatkan
0,000(p<0,05) yang berarti terdapat bahwa mayoritas responden berjenis
hubungan yang signifikan antara kelamin perempuan yaitu sebanyak 29
kepatuhan minum obat dengan tekanan orang (51,8%) dan berjenis kelamin
darah pada pasien hipertensi. laki-laki sebanyak 27 orang (48,2%).
Menurut peneliti self efficacy Karakteristik responden di
yang tinggi akan mendorong seseorang wilayah kerja Puskesmas Tejakula 1
untuk yakin terhadap pengobatan yang berdasarkan riwayat pendidikan
sedang dijalani. Keyakinan tersebut akan didapatkan mayoritas responden
memotivasi dan meningkatkan harapan memiliki riwayat pendidikan SMP yaitu
seseorang untuk mencapai kesembuhan sebanyak 19 orang (33,9%) dan
yang akhirnya mendorong seseorang minoritas memiliki riwayat pendidikan
untuk berperilaku patuh dalam Tidak Sekolah dan Perguruan Tinggi
menjalani pengobatan hipertensi. yaitu sebanyak 3 orang (5,4%).
Hasil ini juga didukung Hasil uji analisis menunjukkan
penelitian dilakukan oleh (Okatiranti & bahwa nilai dari correlation coefficient
Amelia, 2017) dengan judul “Hubungan sebesar 0,299 yang berarti antara self
Self efficacy dengan Perawatan Diri efficacy dan kepatuhan minum obat
Lansia Hipertensi”. Penelitian tersebut penderita hipertensi memiliki hubungan
menggunakan 69 sampel lansia yang yang lemah. Dari hasil uji statistik
mengalami hipertensi. Hasil penelitian didapatkan nilai p-value 0,025 yang
ini didapatkan bahwa responden yang berarti < 0,05 sehingga antara self
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 291
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020

efficacy dengan kepatuhan minum obat Pendekatan Praktis. Salemba


penderita hipertensi di wilayah kerja Medika.
Puskesmas Tejakula 1 memiliki Okatiranti, O., & Amelia, F. (2017).
hubungan yang signifikan. Hubungan Self Efficacy Dengan
Perawatan Diri Lansia Hipertensi.
KEPERAWATAN, 5(2).
Saran Putu, N. I., & Rastiti, P. (2019).
Hasil penelitian ini dapat Hubungan Self Efficacy dengan
digunakan sebagai informasi bagi Perilaku Ibu Melakukan
tempat pelayanan kesehatan guna Pencegahan Gizi Kurang pada
meningkatkan pelayanan khususnya Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
pelayanan di Wilayah kerja Puskesmas Kediri II Tabanan.
Tejakula 1, sehingga pelayanan Rusnoto, R., & Hermawan, H. (2018).
kesehatan dapat lebih optimal. Hubungan Stres Kerja Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Pekerja
Pabrik Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kaliwungu. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Keperawatan Dan
Ariyanto, Y. N. (2016). Hubungan Kebidanan, 9(2), 111–117.
Kepatuhan Minum Obat Dengan Shadine, M. (2010). Mengenal Penyakit
Tekanan Darah Pasien Hipertensi Hipertensi, Diabetes, Stroke &
Di Puskesmas Banguntapan 1 Serangan Jantung Pencegahan dan
Bantul. STIKES Jenderal A. Yani Pengobatan Alternatif. In
Yogyakarta. KEENBOOKS.
Badan Penelitian Dan Pengembangan https://doi.org/10.1177/109019817
Kesehatan Kementerian Kesehatan 400200403
RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Triyanto, E. (2014). Pelayanan
2013. In Kementrian Kesehatan Keperawatan Bagi Penderita
Republik Indonesia. Hipertensi secara Terpadu. In
https://doi.org/1 Desember 2013 Graha Ilmu.
Dhewi, G. I., Armiyati, Y., &
Supriyono, M. (2012). Hubungan
antara pengetahuan, sikap pasien PROFIL PENULIS UTAMA
dan dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada pasien Sang Ayu Kadek
TB paru di BKPM Pati. Karya Sukmaningsih lahir di
Ilmiah. Mataram pada tanggal
Hilmi, H., & Kirnantoro, K. (2014). 03 Desember 1998.
Gambaran Tingkat Stres pada Penulis lahir dari
Lansia yang Menderita Hipertensi
di Gandu Sendang Tirto Berbah Pasangan suami istri Bapak Sang Made
Sleman Yogyakarta. Dharma dan Ibu Sang Ayu Ketut Kirti.
STIKES’Aisyiyah Yogyakarta. Penulis Berkebangsaan Indonesia dan
Ningsih, D. L. R., & Rosida, L. (2017). beragama Hindu. Kini penulis beralamat
Faktor-Faktor yang Berhubungan di Desa Tanah Aji, Kecamatan Abang,
dengan Kejadian Hipertensi pada Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.
Pekerja Sektor Informal Di Pasar Penulis menyelesaikan pendidikan dasar
Beringharjo Kota Yogyakarta. di SD Negeri 2 Tiyingtali dan lulus pada
Nursalam. (2014). Metodelogi tahun 2010. Kemudian penulis
Penelitian Ilmu Keperawatan : melanjutkan di SMP Negeri 1 Abang
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 292
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 5, No. 2, September 2020

dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun


2016, penulis lulus dari SMK Negeri 1
Amlapura. Selanjutnya, mulai tahun
2016 sampai dengan penulis masih
terdaftar sebagai mahasiswa Program S1
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Buleleng.

Penulis:
Sang Ayu Kadek Sukmaningsih, Jurusan
S1 Keperawatan, Sekolah Ilmu
Kesehatan Buleleng.
E-mail: Suksma20199@gmail.com
Penulis Kedua,
widyaputra90@gmail.com
Penulis Ketiga,
nershari@gmail.com
Penulis Keempat,
Windiridayanti@gmail.com

http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 293

Anda mungkin juga menyukai