PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai pembahasan dari hasil penelitian
III Denpasar Utara. Hal-hal yang akan dibahas yaitu karakteristik responden
berdasarkan usia, jenis kelamin, alamat dan pendidikan terakhir; lalu pengetahuan,
responden (34.1%). Hasil penelitian ini terdapat responden pada usia > 60 tahun
Herlinah Lily, Wiwin W, Etty R (2013), dimana diperoleh bahwa sebagian besar
menderita hipertensi tergolong dalam usia lansia dini yaitu berusia 60-74 tahun
berbanding lurus dengan semakin tuanya usia seseorang. Hal ini disebabkan pada
usia tua terjadi perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah
hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan kemampuan relaksasi otot polos
pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
(50.5 %) dan diikuti oleh responden perempuan sebanyak 45 (49.5 %). Hasil dari
(2010), Perbedaan pola perilaku sakit juga dipengaruhi oleh jenis kelamin,
jenis kelamin menunjukkan penyakit hipertensi pada jenis kelamin perempuan dan
responden perempuan dan responden laki-laki, akan tetapi pada wanita hormon
pembuluh darah juga akan menurun, sehingga wanita lebih rentan terkena
(2016).
bahwa sebagian besar responden berasal dari Br. Ben Biu yaitu sebanyak 21
responden (23.1 %). Hal ini sesuai dengan riset Kesehatan Provinsi Bali (2017)
prevalensi hipertensi tertinggi di Bali adalah Kota Denpasar yaitu sebesar 20,51%
responden (44.0 %). Hal ini disebabkan karena pada saat responden masih dalam
usia sekolah, sekolah masih jarang dan hanya orang-orang tertentu yang bisa
sekolah. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Prapti
& Saputra (2016) yang menyatakan prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi
pada kelompok pendidikan lebih rendah akibat ketidak tahuan tentang pola makan
yang baik, tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup sehat dengan
obat pada pasien hipertensi dengan kategori tinggi dan pengetahuan rendah
obatan dibutuhkan dalam mencapai kepatuhan yang lebih tinggi. Pada penelitian
di USA, pengetahuan sangat rendah pada pasien yang tekanan darahnya tidak
potensial untuk tingginya tingkat tekanan darah yang tidak terkontrol dan
komplikasi jangka panjang. Meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi
pasien.
dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi dengan nilai p=0,000
(p<0,05). Pasien dengan pengetahuan yang tinggi sebagian besar patuh dalam
pengetahuan dengan kepatuhan minum obat dengan arah positif dimana semakin
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusdianah (2017)
yang semakin tinggi. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian ini dimana
pengetahuan dengan kategori rendah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Cheng et
al., (2005), pengetahuan sangat rendah pada pasien yang tekanan darahnya tidak
(Kemenkes.RI, 2014).
pasien hipertensi di Puskesmas III Denpasar Utara terbanyak dalam kategori baik
pasien hipertensi dengan kategori tinggi dan motivasi yang baik sebanyak 40
responden (88.9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan pelenitian yang dilakukan
motivasi sedang. Semakin tinggi motivasi, maka keinginan pasien untuk patuh
dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi dengan nilai p=0,000
(p<0,05). Pasien dengan motivasi yang tinggi sebagian besar patuh dalam
motivasi dengan kepatuhan minum obat dengan arah positif dimana semakin
tinggi motivasi maka semakin meningkat kepatuhan minum obat. Hasil penelitian
ini sejalan dengan pelenitian yang dilakukan oleh (Mubin, 2010) diketahui 55,7%
motivasi dengan kategori baik. Menurut Standford, terdapat tiga poin penting
tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang dirasakan kurang oleh
arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi, sedangkan tujuan adalah akhir dari satu
hipertensi dengan kategori tinggi dan dukungan keluarga yang tinggi sebanyak 41
(2016), dimana dari 360 responden sebagian besar responden (n = 286 [79,4%])
menyatakan dukungan keluarga yang tinggi dapat meningkatkan kepatuhan
hipertensi dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Pasien dengan dukungan keluarga yang
hubungan yang sangat kuat (r=0,753) antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
minum obat dengan arah positif dimana semakin tinggi dukungan keluarga maka
semakin meningkat kepatuhan minum obat. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Herlinah Lily (2013) yang menunjukan ada
hipertensi dengan nilai (p<0,05). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional,
sakit, kemampuan memodifikasi lingkungan agar tetap sehat dan optimal, dan
kemampuan memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia di lingkungannya.
Hubungan korelasi yang kuat antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat juga disebabkan karena sebagian besar dari responden sudah patuh dalam
minum obat, oleh karena itu tingginya dukungan keluarga yang terus-menerus
memiliki dukungan keluarga dalam kategori tinggi. Hal ini dapat dibuktikan pada
Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak
terkontrol karena seiring dengan lamanya waktu pengobatan dan usia yang
semakin tua, pasien lansia penderita hipertensi membutuhkan orang terdekat yang
tinggal serumah yang dapat memberikan dukungan kepada pasien supaya tetap
merasa dicintai dan tetap semangat dalam menjalani pengobatan. Dukungan yang
obat hipertensi dengan kategori tinggi dan dukungan emosional dan penghargaan
(p<0,05) dengan koefisien korelasi yang kuat (r=0,746) yang bernilai positif, hal
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan yang kuat dan searah antara
kepatuhan minum obat. Hal ini sejalan dengan pernyataan dukungan keluarga oleh
keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
perhatian, cinta, kepercayaan, rasa aman dan selalu mendampingi pasien dalam
pasien hipertensi membutuhkan orang terdekat yang tinggal serumah yang dapat
oleh keluarganya karena sedang bekerja, namun itu tidak menjadi suatu masalah
setiap orang membutuhkan dukungan efeksi dari orang lain, dukungan ini berupa
pasien hipertensi yang mendapatkan dukungan sosial dari keluarga akan sangat
menanggung beban sendiri melainkan masih ada orang lain yang masih
masalah yang dihadapinya. Selain itu juga bentuk dukungan penghargaan dapat
sebagai sebuah harapan dan juga dibutuhkan pikiran yang positif dalam
Pikiran dan sikap positif dapat muncul apabila ada dukungan dari orang sekitar
khusunya keluarga. Peran positif dari keluarga akan membuat pasien berfikir
kehidupan.
korelasi yang sangat kuat (r=0,753) yang bernilai positif, hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan signifikan yang sangat kuat dan searah antara dukungan
menghadapi masa sakit termasuk tambahan uang untuk pengobatan. Hal ini
oleh orang lain yang memungkinkan pemenuhan tanggung jawab yang dapat
peluang waktu dan uang. Keluarga merupakan sumber pertolongan praktik dan
kebutuhan makan dan minum, istirahat, dan terhindarnya penderita dari kelelahan.
korelasi yang kuat (r=0,713) yang bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan signifikan yang kuat dan searah antara dukungan informasi
terhadap kepatuhan minum obat dimana semakin tinggi dukungan informasi maka
makan serta selalu memberitahu tentang hasil dari pemeriksaan kesehatan pasien
itu sendiri. Namun masih ada beberapa responden yang jarang diberitahu oleh
keluarga terkait hasil pemeriksaan dan pengobatan dari dokter yang merawat.
atau kenyataan yang relevan tentang kesulitan-kesulitan pada saat ini, misalnya
hipertensi lebih mampu untuk mengatasi masalah dengan lebih mudah. Aspek-
aspek dalam dukungan ini terdiri dari pemberian nasehat, pemberian saran,
Puskesmas III Denpasar Utara, sehingga hasil penelitian ini belum dapat
Utara.
subjektiivitas dari pasien atau responden itu sendiri, dimana bisa saja ada
kuesioner.
3. Penelitian ini hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
lainnya
PENUTUP
7.1 Simpulan
Obat Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas III Denpasar Utara dapat ditarik
Denpasar Utara.
Denpasar Utara.
3. Terdapat hubungan yang signifikan dan sangat kuat (r=0,753) antara dukungan
4. Dari analisa data hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dukungan keluarga
Denpasar Utara.
99
7.2 Saran
yang akan diberikan kepada keluarga pasien maupun pasien itu sendiri mengenai
penyakit hipertensi.
Penderita hipertensi disarankan agar melakukan kontrol tekanan darah secara teratur
sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter untuk meminimalisir kemungkinan
komplikasi yang terjadi dapat diturunkan dan menurunkan angka mortalitas serta
responden untuk mengetahui apakah tekanan darahnya terkontrol atau tidak, juga
seperti faktor penyakit penyerta ataupun faktor riwayat hipertensi keluarga serta
diharapkan dapat dilakukan pada daerah dan fasilitas kesehatan yang lain.
100