Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT


PASIEN HIPERTENSI

RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH ADHERENCE TO MEDICATION


AMONG HYPERTENSIVE PATIENTS

I Gede Purnawinadi1, Irene Jessica Lintang2


Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Klabat
E-mail: purnawinadi87@unklab.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Hipertensi membutuhkan pengobatan seumur hidup. Salah
satu pengaruh dari keberhasilan pengobatan pasien hipertensi adalah
kepatuhan dalam mengonsumsi obat melalui peran dukungan keluarga.
Tujuan: Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pasien hipertensi di Puskesmas Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara. Metode: Penelitian ini merupakan
observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 127
responden yang terdiagnosis hipertensi. Hasil: Dominan dukungan keluarga
(84,3%) termasuk dalam kategori rendah, dan dominan kepatuhan minum
obat (65,4%) termasuk dalam kategori rendah. Ada hubungan yang
signifikan yang lemah antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum
obat pasien hipertensi (r= -0,213) dengan nilai p= 0,016. Diskusi:
Masyarakat termasuk keluarga pasien hipertensi diharapkan untuk turut ikut
berperan dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pasien hipertensi..

Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Hipertensi, Kepatuhan minum obat.

ABSTRACT
Introduction: Hypertension requires lifelong medication. One factor that
determins of the successful treatment of hypertensive patients is the adherence
to medication through the family support. Purpose: This study aimed to identify
the relationship between family support and the adherence medication for
hypertensive patients at the Airmadidi Health Center in North Minahasa
Regency. Method: This study was an observational analytic with cross-sectional
approach. The sampling technique used was purposive sampling with a sample
of 127 respondents diagnosed with hypertension. Results: Dominant family
support (84.3%) was included in the low category, and dominant adherence to
medication (65.4%) was included in and categorized as low adherence. There is
a significant weak relationship between family support and adherence to
medication among hypertensive patients (r = -0.213) with p value=0.016. JURNAL
Discussion: Communities including families of hypertensive patients are
expected to take part in improving the level of adherence to medication among
hypertensive patients.
SKOLASTIK
KEPERAWATAN
Keywords: Adherence to medication, Hypertension, Family support VOL. 6, NO. 1
Januari – Juni 2020

ISSN: 2443 – 0935


E-ISSN 2443 -16990

35
I Gede Purnawinadi, Irene Jessica Lintang

PENDAHULUAN (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,


2013). Namun, Survei Indikator Nasional
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah mengungkapkan bahwa angka penderita
satu penyebab utama kematian di seluruh dunia hipertensi mengalami peningkatan sebesar
(World Health Organization, 2018). Menurut 32,4% ditahun 2016 (Kementerian Kesehatan
Global Status Report on Non Communicable Republik Indonesia, 2018).
Disease, penyakit tidak menular akan terus
meningkat setiap tahun, dan beberapa penyebab Penyakit kronis seperti hipertensi
kematian dari penyakit tidak menular yaitu: membutuhkan pengobatan seumur hidup
penyakit pernapasan kronis, kanker, diabetes, (Osamor, 2015). Salah satu pengaruh dari
dan kardiovaskular (World Health Organization, keberhasilan pengobatan pasien hipertensi
2014). adalah kepatuhan dalam mengonsumsi obat.
Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk
Hipertensi merupakan salah satu dari penyakit mengendalikan atau mengontrol tekanan darah
kardiovaskular tidak menular yang ditandai pada kondisi stabil dan mencegah terjadinya
dengan peningkatan tekanan darah sistol komplikasi akibat hipertensi. Apabila pasien
melebihi 140 mmHg dan diastol melebihi 90 hipertensi tidak patuh dalam mengonsumsi
mmHg (DiGiulio, Jackson, & Keogh, 2014). obat, maka dapat mengakibatkan tekanan
Menurut American Heart Association (2018), darah yang tidak terkontrol dengan baik
peningkatan tekanan darah yang melebihi sehingga beresiko tinggi terjadinya penyakit
batas normal disebabkan oleh dorongan yang jantung koroner, gagal jantung, stroke, dan
terlalu tinggi pada dinding pembuluh darah gagal ginjal (World Health Organization, 2010).
arteri. Hipertensi menyebabkan sekitar 51%
dari kematian akibat stroke, dan 45% dari Kepatuhan melakukan pengobatan terhadap
jantung koroner. hipertensi sangat diperlukan. Penderita
hipertensi harus mengontrol tekanan darah
Margaret Chan selaku Direktur Jenderal secara berkala dan mengonsumsi obat untuk
Organisasi Kesehatan Sedunia mempertahankan agar target tekanan darah
mengungkapkan bahwa satu dari tiga orang yang optimal tetap tercapai. Terapi
dewasa atau sekitar satu miliar orang di dunia farmakologis dianggap menjadi faktor utama
teridentifikasi menderita tekanan darah tinggi, dalam keseluruhan penurunan morbiditas dan
dan hal itu terjadi di negara maju dan negara mortalitas yang berhubungan dengan
berkembang. Jumlah penderita hipertensi hipertensi karena dapat membantu penurunan
tertinggi terdapat di Benua Afrika dan terendah 30-40% kejadian stroke, 20-25% kejadian
berada di Benua Amerika. Setiap tahun kondisi infark miokard, dan lebih dari 50% kejadian
ini menyebabkan kematian sekitar 9,4 juta gagal jantung kongestif (Yudanari, 2015). Hal
orang akibat stroke dan penyakit jantung ini merupakan tantangan bagi pasien dan
(World Health Organization, 2013). keluarga agar dapat mempertahankan motivasi
untuk mematuhi pengobatan selama bertahun-
Menurut Riset Kesehatan Dasar pada tahun tahun. Keluarga memegang peran penting
2013 didapati prevalensi hipertensi di Indonesia dalam perawatan maupun pencegahan
sebesar 25,8% melalui pengukuran pada usia ≥ penyakit untuk meningkatkan kesehatan pada
18 tahun. Penderita hipertensi terendah terdapat anggota keluarga lainnya. Pasien yang
di Papua Barat (16,8%), sedangkan yang memiliki dukungan dari keluarga menunjukkan
tertinggi terdapat di Bangka Belitung (30,9%), perbaikan perawatan dari pada yang tidak
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur mendapat dukungan dari keluarga (Efendi &
(29,6%), Jawa Barat (29,4%), dan prevalensi di Larasati, 2017).
Sulawesi Utara sebesar 27,1%. Data tersebut
mengungkapkan bahwa hanya 30% kasus Dukungan keluarga sangat dibutuhkan pasien,
hipertensi yang terdeteksi atau terdiagnosa dan karena dapat memberikan pengaruh positif
70% belum terdeteksi untuk mengontrol penyakit dan menjadi faktor

36 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol. 6, No. 1 | Jan - Jun 2020


Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi

yang berpengaruh dalam menentukan penentuan sampel dengan pertimbangan


keyakinan dan nilai kesehatan individu, serta tertentu.
dapat menentukan program pengobatan yang
dapat mereka terima (Nurdjanah, Sarwinanti, & Kuesioner penelitian yang digunakan yaitu
Kustiningsih, 2015). Oleh sebab itu, keluarga dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat
harus memiliki pengetahuan tentang hal pasien hipertensi yang diadaptasi dari
tersebut. Pengetahuan keluarga mengenai penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2016),
penyakit hipertensi merupakan hal yang yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya
sangat penting. Apabila pengetahuan keluarga dengan hasil uji menunjukkan nilai r hasil lebih
semakin baik, maka perilakunya akan semakin besar dari r tabel (0,361) dan cronbach alpha
baik. (0,6). kategori variabel masing-masing dengan
skor dan tingkatan interpretasi yang dibagi
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan menjadi tiga, sebagai berikut :
peneliti bulan Agustus 2018, bahwa kasus
hipertensi di Puskesmas Airmadidi sekitar 185 Tabel 1. Kategori Variabel Berdasarkan Skor
pasien setiap bulan, dan seluruh pasien
hipertensi yang berkunjung akan diberikan atau Kategori Skor Intepretasi
mendapatkan obat antihipertensi. Pasien 1 <6 Rendah
hipertensi yang datang berobat di Puskesmas 2 6-7 Sedang
Airmadidi menyatakan masih kurang 3 8 Tinggi
mendapatkan dukungan keluarga, seperti Sumber : Puspita (2016)
pasien datang berobat di Puskesmas sendirian
tanpa keluarga yang menemani, keluarga tidak Penelitian ini menerapkan prinsip etika
selalu mengingatkan pasien untuk rutin autonomy, dimana responden mempunyai hak
mengonsumsi obat atau menegur apabila untuk ikut serta ataupun tidak bersedia menjadi
pasien lupa untuk minum obat, serta keluarga responden dengan bersikap adil (justice) tanpa
kurang berperan aktif dalam memberikan memihak pada sebagian responden saja.
motivasi untuk sembuh kepada pasien. Penelitian ini tentunya bertujuan baik dalam
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah upaya menelaah hubungan dukungan keluarga
dibahas, maka peneliti tertarik untuk dengan kepatuhan minum obat psien
melakukan penelitian ini. hipertensi, sehingga prinsip beneficience nyata
dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaan
BAHAN DAN METODE penelitian ini sedapat mungkin dihindari hal-hal
yang berbahaya dan merugikan, sehingga
Desain penelitian yang digunakan pada prinsip non-maleficience dapat diterapkan,
penelitian ini yaitu survei analitik untuk begitu pula coefidentiality sangat dijunjung
mencoba mencari hubungan antar variabel sebagai suatu kerahasiaan dan melindungi
(Setiadi, 2013). Penelitian ini menggunakan data informasi responden hanya untuk
pendekatan cross-sectional yaitu jenis kepentingan penelitian.
penelitian yang menekankan waktu
pengukuran pada satu waktu. Populasi dalam Pengolahan data melalui tahap editing, coding,
penelitian ini yaitu semua penderita hipertensi processing, dan cleaning. Analisis data secara
di Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa univariat dilakukan untuk gambaran distribusi
Utara yang berjumlah sekitar 185 pasien setiap masing-masing variabel yang diteliti,
bulan berdasarkan hasil survei awal peneliti di sedangkan analisis bivariat untuk
Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa mengidentifikasi hubungan yang signifikan antara
Utara. Pada penelitian ini digunakan rumus variabel independen dan dependen melalui uji
slovin untuk menentukan jumlah sampel 127 statistik Non-Parametrik Spearman Correlation
responden dari populasi yang ada. Metode dengan tingkat kemaknaan 95% (α 0,05)
sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program komputer berupa
yaitu purposive sampling yakni teknik Statistical Program for Service Solution (SPSS).

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol. 6, No. 1 | Jan - Jun 2020 | 37


I Gede Purnawinadi, Irene Jessica Lintang

Keeratan hubungan antara variabel digunakan


kriteria korelasi sebagai berikut : Tabel 5. Hubungan Dukungan Keluarga dan
Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi
Tabel 2. Keeratan Hubungan antara Variabel
Variabel Dukungan Kepatu
Koefisien Korelasi Interpretasi han
(r) Dukungan Koefisien 1,000 -0,213*
0,00-0,19 Sangat Lemah Korelasi
0,20-0,39 Lemah Sig. (2-tailed) . 0,016
0,40-0,59 Sedang Kepatuhan N 127 127
0,60-0,79 Kuat Koefisien -0,213* 1,000
0,80-1,00 Sangat kuat Korelasi
Sumber : Sugiyono (2012) Sig. (2-tailed) 0,016 .
N 127 127
*Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL PENELITIAN
Seperti terlihat pada tabel 5. dapat dilihat hasil
Hasil penelitian ini menggambarkan distribusi
analisis menggunakan uji Spearman
frekuensi variabel penelitian, yaitu dukungan
Correlation dalam kolom Sig. (2-tailed)
keluarga dan kepatuhan minum obat pasien
menunjukkan nilai p= 0,016 < 0,05 berarti ada
hipertensi.
hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga dan kepatuhan minum obat pasien
Tabel 3. Distribusi Dukungan Keluarga
hipertensi di Puskesmas Airmadidi Kabupaten
Minahasa Utara, dengan nilai correlation
Dukungan Frekuensi Persen (%) coefficient (r) -0,213 yang artinya korelasi
Rendah 107 84,3
lemah dengan arah hubungan yang negatif,
Sedang 15 11,8
yaitu semakin tinggi dukungan keluarga maka
Tinggi 5 3,9 semakin tidak patuh.
Total 127 100
PEMBAHASAN
Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 127
responden, terdapat 107 responden (84,3%) Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
termasuk dalam kategori dukungan keluarga dilakukan Susanto (2015), kepada 164
rendah, 15 dalam responden (11,8%) responden diperoleh (89,8%) pasien hipertensi
termasuk kategori sedang, dan 5 responden memiliki dukungan keluarga yang rendah.
(3,9%) termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan
bahwa mayoritas pasien hipertensi di
Tabel 4. Distribusi Kepatuhan Minum Obat Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa
Utara memiliki dukungan keluarga yang
rendah, karena kurangnya peran aktif keluarga
Kepatuhan Frekuensi Persen (%) dalam meningkatkan kepatuhan minum obat
Rendah 83 65.4 pada pasien hipertensi. Dukungan keluarga
Sedang 40 31,5 diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh
Tinggi 4 3,1 anggota keluarga yang lain sehingga
Total 127 100 memberikan kenyamanan fisik dan psikologis
pada orang yang dihadapkan pada situasi
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari stress. Keluarga perlu menjalankan peran
127 responden, terdapat 83 responden (65,4%) dengan baik agar dapat berdampak baik juga
termasuk dalam kategori dukungan keluarga pada anggota keluarga yang memiliki masalah
rendah, 40 responden (31,5%) termasuk dalam kesehatan (Kaukabie, 2013).
kategori sedang, dan 4 responden (3,1%)
termasuk dalam kategori tinggi.

38 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol. 6, No. 1 | Jan - Jun


Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi

Penelitian yang dilakukan Evadewi & Sukmayanti telah terbukti bahwa dukungan keluarga
(2013), kepada 267 responden dimana lebih berhubungan dengan kepatuhan minum obat
banyak subjek yang memiliki kepatuhan pasien hipertensi. Namun, dari hasil wawancara
mengonsumsi obat yang buruk yaitu 189 subjek, peneliti kepada beberapa responden yang
sedangkan yang memiliki kepatuhan dukungan keluarganya tinggi namun kepatuhan
mengonsumsi obat yang baik yaitu 78 subjek, minum obatnya rendah, terdapat faktor-faktor lain
artinya lebih banyak subjek yang tidak patuh yang menyebabkan pasien hipertensi tidak patuh
dalam mengonsumsi obat hipertensi. dalam mengonsumsi obat meskipun
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi,
bahwa mayoritas pasien hipertensi di Puskesmas diantaranya pasien menyatakan sering
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara memiliki melakukan perjalanan ke luar kota tanpa
kepatuhan minum obat yang rendah, karena membawa obat dan tidak rutin untuk melakukan
kurangnya motivasi yang timbul dari dalam diri pemeriksaan ke layanan kesehatan. Pasien
pasien itu sendiri dan kurangnya peran aktif dari juga menyatakan meskipun selalu
keluarga dalam meningkatkan kepatuhan minum mendapatkan dukungan keluarga, namun
obat pasien hipertensi. Keberhasilan pengobatan pasien seringkali lupa untuk mengonsumsi
pada pasien hipertensi dipengaruhi oleh obat hipertensi oleh karena kelalaian diri
beberapa faktor, salah satu di antaranya adalah sendiri dan beranggapan bahwa aktivitasnya
kepatuhan dalam mengonsumsi obat, sehingga tidak terganggu meskipun mempunyai penyakit
pasien hipertensi dapat mengendalikan tekanan hipertensi.
darah dalam batas normal.
KESIMPULAN

Penelitian ini mendukung penelitian lain yang Dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan Airmadidi dominan pada kategori rendah.
minum obat pasien hipertensi. Penelitian yang Terdapat hubungan lemah namun signifikan
dilakukan oleh Sumantra, Kumaat, dan antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum
Bawotong (2017) kepada 40 responden dimana obat dengan arah yang negatif.
dukungan informatif dengan kepatuhan minum
obat diperoleh nilai p=0,011 dan dukungan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
emosional dengan kepatuhan minum obat meningkatkan pengetahuan dan motivasi
diperoleh nilai p=0,034. Sama halnya dengan pasien hipertensi maupun masyarakat
penelitian yang dilakukan Meteng, Undap, & termasuk keluarga mengenai pentingnya
Kabo (2016) kepada 25 responden diperoleh dukungan keluarga dalam rangka upaya
nilai p=0,01 dengan nilai r=0,632. Dukungan dari meningkatkan kepatuhan minum obat pasien
keluarga akan mempengaruhi kepatuhan minum hipertensi. Direkomendasikan juga kepada
obat pada penderita hipertensi yang tinggal keluarga pasien hipertensi sebaiknya turut ikut
bersama keluarga tersebut. Artinya, jika semakin berperan dalam meningkatkan kepatuhan
baik tingkat dukungan keluarga, maka akan minum obat pasien hipertensi, dan bagi pasien
semakin patuh pasien hipertensi untuk berobat. hipertensi harus lebih patuh dalam
Namun, yang membedakan penelitian ini dengan mengonsumsi obat meskipun ada atau
penelitian lain adalah korelasi koefisien yang tidaknya dukungan keluarga baik yang tinggal
rendah dengan arah hubungan yang negatif, satu rumah atau yang tidak tinggal satu rumah.
sedangkan pada penelitian lain menunjukkan
koefisien korelasi ke arah hubungan yang positif. DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. (2018). High


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh blood pressure. Retrieved from
peneliti di Puskesmas Airmadidi Kabupaten American Heart Association Web Site:
Minahasa Utara melalui pembagian kuesioner,

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol. 6, No. 1 | Jan - Jun 2020 | 39


I Gede Purnawinadi, Irene Jessica Lintang

http://www.heart.org/en/health- Lantamal VIII Manado. E-Jurnal


topics/high-blood-pressure Sariputra, 3.

DiGiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Nurdjanah, S., Sarwinanti, & Kustiningsih.
Keperawatan medikal bedah. (2015). Hubungan dukungan keluarga
Yogyakarta: Rapha Publishing. dengan kepatuhan pelaksanaan
program kemoterapi pada klien kanker
Efendi, H., & Larasati, T. (2017). Dukungan payudara di RSUP Dr. Sardjito
keluarga dalam manajemen penyakit Yogyakarta. Jurnal Aisyiyah
hipertensi. Journal Majority, VI, 1-7. Yogyakarta, 1-14.

Evadewi, P., & Sukmayanti, L. (2013). Osamor, P. (2015). Social support and
Kepatuhan mengonsumsi obat management of hypertenson in South
pasien hipertensi di Denpasar ditinjau Nigeria. Cardiovascular Journal of
dari kepribadian tipe A dan tipe B. Africa, 29-33.
Jurnal Psikologi Udayana, 1, 32-42.
Puspita, E. (2016). Faktor-faktor yang
Kaukabie, A. (2013). Penerapan fungsi-fungsi berhubungan dengan kepatuhan
peran dalam komunikasi keluarga yang penderita hipertensi dalam menjalani
memiliki individu penyandang autisme. pengobatan (skripsi terpublikasi).
Journal Universitas Airlangga, 2, 1-15. Diakses dari UNNES Web Site:
http;//www.lib.unnes.ac.id/23134/1/641
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 1411036.pdf
(2013). Pedoman teknis penemuan
dan tatalaksana penyakit hipertensi. Setiadi. (2013). Konsep dan praktik riset
Diakses dari KemKes Web Site: keperawatan. Jakarta: Graha Ilmu.
http;//www.p2ptm.go.id/uploads/2016/1
0/Pedoman-Teknis-Penemuan-dan- Sumantra, I., Kumaat, L., & Bawotong, J.
Tatalaksana-Hipertensi.pdf (2017). Hubungan dukungan informatif
dan emosional keluarga dengan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. kepatuhan minum obat pada lansia
(2013). Riset kesehatan dasar. Diakses hipertensi di Puskesmas Ranomuut
dari Departemen Kesehatan Web Kota Manado. E-jurnal Keperawatan, 5,
Site:http://www.depkes.go.id/resources/ 1-6.
download/general/hasil%20riskesdas% Susanto, Y. (2015). Hubungan dukungan
202013.pdf keluarga dengan kepatuhan minum
obat pasien hipertensi lansia di wilayah
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. kerja Puskesmas Sungai Cuka
(2018). Hipertensi membunuh diam- Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Ilmiah
diam, ketahui tekanan darah anda. Manuntung, I, 62-67.
Diakses dari Departemen Kesehatan
Web Site: WHO. (2010). Adherence to long-term
http://www.depkes.go.id/article/print/18 therapies: evidence for action. Diakses
051600004/hipertensi-membunuh- dari WHO Web Site:
diam-diam-ketahui-tekanan-darah- http://www.who.int/chp/knowledge/publi
anda.html cations/adherence_report/en/index.
html
Meteng, R., Undap, V., & Kabo, D. (2016).
Hubungan dukungan keluarga dengan WHO. (2014). Global status report on
kepatuhan minum obat pada penderita noncommunicable diseases. Diakses
hipertensi di Markas Komando dari WHO Web Site:

40 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol. 6, No. 1 | Jan - Jun 2020


Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien

http://www.apps.who.int/iris/bitstream/h
andle/10665/148114/9789241564854_
eng.pdf;jsessionid=281de69df7136ac7
9a110fd569166f9c?sequence=1

World Health Organization. (2013). A global


brief on hypertension, silent killer,
global public health crisis. Diakses dari
WHO Web Site:
http://www.apps.who.int/iris/bitstream/h
andle/10665/79059/who_dco_whd_201
3_eng.pdf?sequence=1

World Health Organization. (2018). 10 facts on


noncommunicable diseases. Diakses
dari WHO Web Site:
http://www.who.int/features/factfiles/non
communicable_diseases/en/

Yudanari, Y. (2015). Kepatuhan pengobatan


pada penderita hipertensi. MEDISINA
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
AKPER YPIB Majalengka, 1, 1-8.

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol. 6, No. 1 | Jan - Jun 2020 | 41

Anda mungkin juga menyukai