KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja danpuji syukur atas kehadirat Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang asuhan keperawatan klien dengan kehilangan dan
berduka.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang asuhan keperawatan klien
dengan kehilangan dan berduka ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
inspirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
PENGANTAR .................................................................................................
.................................................. ............................................... i
DAFTAR ISI ...............................................
....................................................................................................
................................................................
........... ii
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................
............................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................
.................................................... ..................................... 3
1.3. Tujuan ......................................................
..........................................................................................................
......................................................
.. 3
1.4. Manfaat ....................................................
........................................................................................................
......................................................
.. 3
BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................................
..................................................... ..................................... 4
2.1 Definisi Kehilangan dan Berduka ........................................................................ 4
2.2 Rentang Respon Kehilangan dan Berduka ..................................
................ ....................................
........................
...... 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan kejadian
yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.
Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti
sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan
karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau
disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka
sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada
keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain.
Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat
apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri
tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada
informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno,
2004).
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan.
Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan
1
2
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi kehilangan dan berduka.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan rentang respon kehilangan dan berduka.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat kehilangan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian, analisa data, diagnose
1.4. Manfaat
Makalah ini hendaknya dapat bermanfaat guna menambah pengetahuan
mengenai konsep dasar asuhan keperawatan kehilangan dan berduka.sehingga
dapat hendaknya diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan
3
BAB II
PEMBAHASAN
adalah suatu keadaan yang dialami oleh individu yang berpisah akan suatu hal
yang mencakup kejadian nyata atau hanya khayalan (yang diakibatkan
persepsi seorang terhadap kejadian) dalam rentang kehidupannya.
Berduka adalah reaksi terhadap kehilangan yang merupakan respons
emosional yang normal. Berduka merupakan suatu proses untuk memecahkan
masalah, dan secara normal berhubungan erat dengan kematian. Hal ini sangat
penting dan menentukan kesehatan jiwa yang baik bagi individu karena
member kesempatan individu untuk melakukan koping dengan kehilangan
secara bertahap sehingga dapat menerima kehilangan sebagai bagian dari
kehidupan nyata. Individu sebagai proses sosial dapat diselesaikan dengan
bantuan orang lain.
Penyebab dari berduka antara lain:
a. Kematian keluarga atau orang yang berarti
b. Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti
c. Kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh,
hubungan sosial)
Gejala dan tanda mayor subjektif berupa merasa sedih, merasa
bersalah atau menyalahkan orang lain, tidak menerima kehilangan, merasa
4
tidak ada harapan. Kemudian tanda objektifnya berupa menangis, pola tidur
berubah, dan tidak mampu berkonsentrasi.
pada fase peenginkaran adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan
pernapasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, tidak tahu berbuat
be rbuat apa.
Reaksi tersebut cepat berakhir dalam waktu beberapa menit sampai
beberapa tahun.
2. Fase Marah (anger)
Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan
terjadinya kehilangan. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat
yang sering diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang
orang tertentu atau ditujukan kepada dririnya sendiri. Tidak jarang
menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan, dan
menuduh dokter dan perawat yang tidak becus. Respon fisik yang terjadi
pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
tangan mengepal.
3. Fase Tawar Menawar (bargaining)
Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara
intensif, maka ia akan maju ke fase tawar menawar dengan memohon
kemurahan Tuhan. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata “ Kalau
saja kejadian ini bisa ditunda maka saya yang akan sering berdoa ” Apabila
5
proses berduka
berduk a ini dialami oleh keluarga maka pernyataan sebagai berikut
sering dijumpai “Kalau saja yang sakit bukan anak saya ”.
4. Fase Depresi (depression)
Individu pada fase ini sering menunujukkan sikap antara lain menarik
diri, tidak mau bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat
baik dan menurut, atau dengan ungkapan-ungkapan yang menyatakan
keputusasaan, perasaan tidak berharga. Gejala fisik yang sering
diperlihatkan adalah menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido
menurun.
5. Fase Penerimaan
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran
selalu terpusat kepada objek atau orang hilang akan mulai berkurang atau
Menurut Burgers dan Lazare tahun 1976, karakteristik berduka antara lain:
6
7
lain meliputi:
1) Kehilangan kesehatan
2) Kehilangan fungsi seksualitas
3) Kehilangan peran dalam keluarga
4) Kehilangan posisi di masyarakat
5) Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
6) Kehilangan kewarganegaraan
c. Mekanisme koping
10
11
2.4.3 Perencanaan
Tujuan keperawatan agar individu yang mengalami proses berduka
secara normal, melakukan koping terhadap kehilangan secara bertahap dan
menerima kehilangan sebagai bagian dari kehilangan yang nyata dan harus
dilalui.
12
13
Tindakan keperawatan:
Sediakan waktu untuk mengunjungi
mengunjungi pasien secara teratur
2.4.5 Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah/ kronis.
A. Tujuan Umum :
Klien dapat berintervensi dengan orang lain.
C. Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan klien.
Rasional : Rasa
: Rasa percaya merupakan dasar
dasar dari hubungan
terapeutik yang mendukung dalam mengatasi perasaannya.
Berikan motivasi klien untuk mendiskusikan pikiran dan
perasaannya.
Rasional : Motivasi
: Motivasi meningkatkan keterbukaan klien.
klien.
Jelaskan penyebab dari harga diri yang rendah.
14
15
Rasional :
16
Dengan mengobservasi tingkat depresi maka rencana perawatan
selanjutnya disusun dengan tepat.
tepat.
Membantu klien mengurangi rasa bersalah.
bersalah.
Menghargai persaan klien
Mengidentifikasi dukungan yang positif dengan mengaitkan
terhadap kenyataan
Memberikan kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan
perasaannya
Bersama klien membahas pikiran yang selalu timbul
Rasional:
Individu dalam keadaan
keadaan terduka sering mempertahankan
perasaan bersalahnya terhadap orang yang hilang
C. Intervensi:
Libatkan klien untuk makan bersama diruang makan
Rasional:
Sosialisasi bagi klien sangat diperlukan dalam proses
menyembuhkannya
Menganjurkan klien untuk mandi
Rasional:
Pengertian yang baik dapat menbantu
menbantu klien dapat mengerti
mengerti dan
17
Diharapkan klien mandiri
Membantu dan menganjurkan klien untuk menghias diri
Rasional:
Diharapkan klien mandiri
Membantu klien untuk merawat rambut dan gigi
Rasional:
Diharapkan klien mandiri
2.4.6 Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang
sudah disusun.
2.4.7 Evaluasi
1. Pasien mampu mengenali peristiwa kehilangan yang dialami.
2. Memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan
keadaan dirinya.
3. Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang
dialaminya.
4. Memanfaatkan faktor pendukung.
5. Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka.
6. Keluarga memahami cara merawat pasien berduka
berkepanjangan.
7. Keluarga mempraktikkan cara merawat pasien berduka
disfungsional.
8. Keluarga memanfaatkan sumber yang tersedia di masyarakat.
18
1. Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Ny. M Tanggal Pengkajian : 20 – 11
11 – 2011
2011
Umur : 33 Tahun RM No. : 09.02.01.0570
09.02.01.0570
II. Alasan Masuk
Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah
seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal.
III. Keluhan Utama
Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian, tidak berminat dalam
berinteraksi dengan orang lain, mengingkari kehilangan, tidak berm
berminat
inat dalam
berinteraksi dengan orang lain.
IV. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami
mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
sebelumnya : tidak berhasil
3. Trauma
Jenis trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan criminal
Lain – lain
lain
19
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Pasien tidak pernah mengalami
mengalami gangguan jjiwa
iwa sebelumnya
Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya
Pasien perana kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun,
Masalah keperawatan
keperawatan : Berduka disfungsional
4. Adakah anggota keluarga yang gangguan jiwa : Tidak ada
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
Pasien pernah mengalami kehilangan suami dan anaknya.
Masalah keperawatan : Berduka disfungsional
VI. Psikososial
1. Genogram :
Ny. M
20
d. Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan
klien mengingkari tasa kehilangan suaminya.
e. Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi
anak dan suaminya.
Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan
3. Hubungan social :
a. Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya
tetapi ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering
mengikuti kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah tangga.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah osuami Ny. M
meninggal, Ny. M tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama
agama Islam
b. Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun
Masalah keperawatan : tidak ada
VII. Status Mental
1. Penampilan
Pasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi klien tidak
ada perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu makan).
Masalah keperawatan : Anoreksia
2. Pembicaraan
Lambat, pasien berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun harus
sedikit dipaksa terlebih dahulu.
Masalah keperawatan : tidak ada
3. Aktivasi motorik
Lesu, pasien hanya berdiam diri di kamar atau di taman dan jarang
beraktifitas.
Masalah keperawatan : devisit aktivitas
4. Afek dan emosi
a. Afek
21
22
Makanan
Keamanan
Perawatan kesehatan
Pakaian
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan
Kebersihan — √
Makan — √
23
24
Teknik relaksasi
Aktivitas konstriktif
Olah raga
Lain lain
lain
MALADAPTIF
Minum alcohol
Bekerja berlebihan
Menghindar
Menciderai diri
Lain – lain
lain
25
26
MK 1:
MK 2 : Isolasi
Kehilangan
sosial
Disfungsionall &
Disfungsiona
Defisit Aktifitas Pengingkaran
kehilangan
MK 3 :
Kehilangan dan duka cita
Ansietas
27
4. Rencana Keperawatan Jiwa
No. Perencanaan
No. Tgl Rasional
Dx Tujuan KH Tindakan keperawatan
1. 1 Setelah dialakukan 1. Ny. M dapat 1. Membina hubungan saling 1. Hubungan saling percaya, dapat
tindakan mengerti arti sakit percaya antara Ny. M, keluarga, memudahkan dalam tindakan
28
2. 1 Setelah dialakukan 1. Pasien dapat 1. Mendorong pasien untuk 1. Membantu klien untuk
29
30
2 Setelah dilakukan 1. Pasien merasa 1. Bantu klien untuk dapat 1. Dapat memudahkan klien
tindakan lebih percaya diri beradptasi dengan lingkungan beraktivitas dengan
keperawatan 2. Pasien dapat barunya. lingkungan dan keadaan
selama 3 x 24 jam, berkomunikasi barunya
2. Mengidenfikasi kemampuan dan
pasien lebih dengan 2. Mengetahui kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien
merasa dihargai lingkungannya aspek positif yang dimiliki
dan mampu pasien
3. Membantu pasien menilai
berinteraksi dengan
kemampuan pasien yang masih
lingkungannya dapat digunakan 3. Agar pasien merasa lebih
3 Setelah dilakukan 1. Klien dapat rileks 1. Tunjukkan respon menerima 1. Untuk menyakinkan klien
tindakan 2. Kecemasan klien
keperawatan berkurang 2. Berikan respon empati dengan 2. Sebagai umpan yang positif bagi
selama 3 x 24 jam, berfokus pada perasaan bukan klien
pada kenyataan yang terjadi.
pasien dapat
3. Bantu klien untuk
mengurangi
mengekspresikan perasaannya. 3. Agar klien bisa merasa lega
ansietas akan
4. Bantu klien untuk menurunkan 4.
kehilangan di masa
tingkat kecemasannya :
depan a. Sediakan waktu untuk berdiskusi
dan bina hubungan yang sifatnya
supportif.
32
No.
NO. Tgl Evaluasi TTD
DX
1. 20-11 1 S : Pasien mengatakan bahwa kematian sudah
- 2011 kehendak tuhan
O:
Pasien tampak lebih tenang
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa berkomunikasi
dengan keluarga dan masyarakat
O:
Pasien terlihat berbicara dengan anggota
keluarga
A : masalah teratsi
P : Intervensi dihentikan
3. 3 S : Pasien sudah tidak cemas lagi
O:
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang diperoleh, akhirnya dapat disimpulkan bahwa
kehilangan adalah suatu keadaan yang dialami oleh individu yang berpisah akan
suatu hal yang mencakup kejadian nyata atau hanya khayalan (yang diakibatkan
persepsi seorang terhadap kejadian) dalam rentang kehidupannya.
Gambaran rentang respon individu terhadap kehilangan dan berduka menurut
Kublier-rose (1969) dibagi mejadi 4 yaitu : Fase Pengingkaran (denial), Fase
Marah (anger), Fase Tawar Menawar (bargaining), dan Fase Depresi (depression)
Fase Penerimaan. Selain itu terdapat dua sifat-sifat kehilangan secara umum yaitu
Tiba – tiba (Tidak dapat diramalkan) dan Berangsur – angsur (Dapat
Diramalkan).
Di dalam menangani pasien dengan respon kehilangan, diperlukan prinsip-
prinsip keperawatan yang sesuai, misalnya pada anak atau pada orang tua dengan
respon kehilangan (kematian anak). Pengkajian yang dapat dilakukan yaitu
dengan mengidentifikasi factor predisposisi dan factor presipitasi. Dimana factor
predisposisi meliputi Genetic, Kesehatan Jasmani, Kesehatan Mental,
3.2. Saran
Setelah kami membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan respon kehilangan dan berduka, maka kami
k ami menganggap perlu adanya
adan ya
sumbang saran untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan sebagai berikut:
1. Dalam perencanaan tindakan, harus disesuaikan dengan kebutuhan klien pada
saat itu.
2. Dalam perumusan diagnose keperawatan, harus diprioritaskan sesuai dengan
kebutuhan maslow ataupun kegawatan dari masalah.
35
DAFTAR PUSTAKA
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Direja,A.H.S.2011. Buku
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Jiwa. Yogjakarta: Nuha Medika
Yosep I.2009. Keperawatan
Keperawatan Jiwa.
Jiwa. Bandung:refika Aditama.
37