OLEH :
1914201017
Keperawatan 6A
DOSEN PENGAMPU :
Puji syukur kita ucaapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
nikmat, rahmat, nikmat serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul ASKEP TERKAIT ANAK REMAJA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN
KOMUNIKASI. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Keluarga II. yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan makalah
ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah
memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna ,maka penulis mengharapkan kritik dan saran demi
menyempurnakan makalah ini .
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusa Masalah............................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian keluarga........................................................................................
2. Fungsi keluarga..............................................................................................
3. Tahap dan tumbuh kembang keluarga...........................................................
4. Pengertian remaja...........................................................................................
5. tumbuh kembang remaja...............................................................................
6. Masalah komunikasi remaja...........................................................................
7. ASKEP anak remaja dengan ketidakefektifan komunikasi............................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki karakteristik
yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya, karena pada tahap ini
seseorang mengalami peralihan dari masa anak- anak ke dewasa. Masa remaja adalah masa
dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik psikososial remaja
yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan masalah pada diri
remaja. Transisi dari masa anak-anak dimana selain meningkatnya kesadaran diri (self
consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial, maupun emosional pada
remaja sehingga remaja cenderung mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi
mudah marah, tersinggung bahkan agresif. Perubahan-perubahan karakteristik pada masa remaja
tersebut, ditambah dengan faktor-faktor eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak
efektif dan gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab timbulnya masalah-
masalah remaja (Pianta, 2005 dalam Santrock, 2007).
Laporan Situasi Kependudukan Dunia Tahun 2012 pada peluncurannya, disebutkan bahwa
jumlah penduduk dunia terus tumbuh dan telah mencapai 7 miliar. Sebanyak 1,2 miliar
penduduk dunia atau hampir 1 dari 5 orang di dunia berusia 10-19 tahun. Adapun 900 juta orang
di antaranya tinggal di negara berkembang. Negara Indonesia sendiri, hasil sensus penduduk
tahun 2010 menunjukkan 1 dari 4 orang penduduk Indonesia merupakan kaum muda berusia 10-
24 tahun, dari 240 juta penduduk Indonesia, jumlah remaja terbilang besar, mencapai 63,4 juta
atau sekitar 26,7% dari total penduduk (BKKBN, 2012). Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) mengemukakan bahwa jumlah proporsi kelompok remaja yang sangat besar
di masyarakat sebenarnya dapat menjadi daya ungkit pembangunan karena remaja merupakan
kelompok usia produktif yang dapat menunjang pembangunan suatu bangsa, walaupun secara
umum kelompok remaja mempunyai masalah yang sangat kompleks seiring dengan masa
transisi yang dialami oleh remaja itu sendiri (BKKBN, 2009).
Perumusan Masalah
Masa remaja merupakan masa transisi dimana remaja mengalami pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik maupun psikologis. Remaja selama masa transisi merupakan
faktor risiko utama timbulnya masalah kesehatan pada remaja apabila tidak terfasilitasi dengan
baik. Perubahan yang terjadi akan memberikan dorongan yang kuat terhadap perilaku dan
kehidupan remaja yang sifatnya sangat beragam (Clemen-stone, McGuire & Eigsti, 2002).
Masalah kesehatan remaja yang termasuk perilaku berisiko antara lain merokok, konsumsi
alkohol, konsumsi obat, depresi atau risiko bunuh diri, emosi, masalah fisik, problem sekolah
dan perilaku seksual (Stanhope & Lancaster, 2004).
Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan anak
remaja pada keluarga Bp. R dengan masalah ketidakefektifan koping terutama komunikasi
infektif di RT 02 RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok.
B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan karya ilmiah ini adalah mahasiswa mampu
menggambarkan:
a. Profil wilayah praktik yaitu wilayah RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar
Kecamatan Cimanggis Kota Depok
b. Data-data yang terkait dengan masalah komunikasi inefektif di keluarga Bp. R.
c. Masalah keperawatan di keluarga Bp. R.
d. Perencanaan keperawatan dalam mengatasi masalah komunikasi inefektif di
keluarga Bp. R.
e. Tindakan keperawatan pada setiap rencana keperawatan yang telah disusun untuk
mengatasi masalah komunikasi inefektif pada keluarga Bp. R.
f. Evaluasi setiap tindakan keperawatan yang dilakukan dengan masalah
g. komunikasi inefektif pada keluarga Bp. R.
Manfaat Penulisan
A. Manfaat Keilmuan
Karya ilmiah ini sebagai bahan pengembangan pengetahuan dalam keilmuan keperawatan
komunitas khususnya tentang masalah ketidakefektifan koping terutama masalah komunikasi
inefektif antara orang tua dengan anak remaja.
B. Manfaat Aplikatif
Pelayanan Keperawatan Keluarga
Karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai dasar asuhan keperawatan keluarga dengan
remaja. Komunikasi dan kekuatan keluarga dengan remaja dapat digunakan untuk mengevaluasi
program pembinaan dan pendidikan kesehatan pada remaja khususnya PKPR (Program
Kesehatan Peduli Remaja) di Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR KELUARGA
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga
(Friedman, 2010).
Menurut Friedman (dalam Suprajitno, 2004), tahap dan tugas perkembangan keluarga
sebagai berikut:
Tugas Perkembangan
Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,
meliputi :
Pengertian remaja
Pengertian remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak
menuju dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 10-19 tahun. Sementara,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti remaja merupakan
penduduk yang berusia 10-18 tahun. Lain lagi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Dalam masa remaja, berbagai perubahan terjadi pada diri anak sebagai bentuk dari pubertas.
Perubahan yang terjadi umumnya meliputi:
a) Berat dan tinggi anak akan bertambah
b) Tumbuh bulu kemaluan
c) Payudara membesar (pada anak perempuan)
d) Menstruasi (pada anak perempuan)
e) Mimpi basah (pada anak laki-laki)
f) Meningkatnya kemampuan berpikir
g) Memiliki perasaan yang lebih sensitif atau emosional
h) Perkembangan organ vital
Tak heran, jika masa remaja adalah salah satu fase perkembangan manusia yang paling
pesat. Anak di usia remaja juga cenderung memiliki rasa penasaran yang tinggi. Tanpa kontrol
yang tepat dari dirinya sendiri maupun orangtua, hal ini bisa membuat mereka terjerumus pada
kenakalan remaja. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk memberi perhatian dan
pengawasan pada anak remaja dengan baik.
Fase remaja awal terjadi dalam rentang usia 10-13 tahun. Pada masa ini, anak tumbuh
lebih cepat dan mengalami tahap awal pubertas. Anak mulai memerhatikan munculnya rambut
ketiak dan kemaluan, pertumbuhan payudara, keputihan, mulai menstruasi atau mimpi basah,
dan testis yang membesar. Anak juga mulai sadar mengenai penampilannya sehingga lebih
memerhatikan hal tersebut. Ia juga akan mulai merasa memerlukan privasi sehingga
membuatnya senang menyendiri dari keluarga. Biasanya, perubahan ini terjadi lebih dulu pada
anak perempuan.
Masa remaja pertengahan terjadi pada usia 14-17 tahun. Dalam masa remaja ini,
pertumbuhan remaja laki-laki mulai berjalan cepat. Tubuhnya akan semakin tinggi dan berat,
otot semakin besar, dada dan bahu semakin lebar, alat vital semakin besar, suara menjadi lebih
pecah, muncul jerawat, kumis, hingga jambang. Pada anak perempuan, pinggang, panggul, dan
bokong akan mulai membesar, alat reproduksi yang berkembang, bertambahnya produksi
keringat, hingga menstruasi yang teratur. Remaja pada masa ini umumnya sudah dapat berpikir
dengan logika meski kerap didorong oleh perasaannya. Ia juga mulai tertarik dengan hubungan
romantis (pacaran). Terkadang, sifat sensitifnya membuat ia lebih banyak bertengkar dengan
orangtua. Selain itu, ia juga mungkin lebih senang menghabiskan waktu dengan teman.
3. Masa remaja akhir atau dewasa muda (usia 18-24 tahun)
Pada masa remaja akhir, fisik anak telah sepenuhnya berkembang. Dalam masa ini,
perubahan lebih banyak terjadi dalam dirinya. Ia mulai bisa mengendalikan dorongan emosional
yang muncul, merencanakan masa depan, dan memikirkan konsekuensi yang akan ia hadapi jika
melakukan perbuatan yang tidak baik.
LAPORAN KASUS
Pengkajian
a. Data Umum:
1. Nama Keluarga (KK): Bp. R
2. Jenis Kelamin: Laki-laki
3. Pendidikan Terakhir: SMP
Usia: 38 tahun
Pekerjaan: Buruh
Alamat: RT 02 RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kec. Cimanggis
Komposisi Keluarga:
Jenis Hubungan
No Nama Usia Pendidikan
Kelamin dgn KK
1 Ibu. R Perempuan Istri 30 thn SMP
2 An. H Laki-laki Anak 1 14 thn SMP kls 2
3 An. F Perempuan Anak 2 12 thn SD kls 6
4 An. L Perempuan Anak 3 9 thn SD kls 3
5 Nenek. R Perempuan Ibu 61 thn SD
Genogram:
Nenek. R
61 thn
Bp. R Ibu. R
38 thn 30 thn
An. H
14 thn An. F An. L
11 thn 9 thn
Keterangan:
: Laki-laki : Cerai
8. Tipe Keluarga:
Keluarga Bp. R termasuk tipe keluarga extended family (keluarga luas/
besar). Keluarga Bp. R (38 tahun) terdiri dari Bp. R, Ibu R, ketiga
anaknya dan ibu dari Bp. R yaitu Nenek. R (61 tahun).
9. Suku Bangsa:
Bp. R berasal dari Jakarta (Betawi) dan istrinya, Ibu. R juga berasal dari
Jakarta (Betawi). Bahasa dominan yang mereka gunakan sehari-hari di
rumah adalah bahasa Indonesia. Saat di luar rumah pun mereka
menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan. Ibu. R mengatakan
keluarganya tidak memiliki kebiasaan khusus yang mempengaruhi status
kesehatan keluarga yang diajarkan turun-temurun.
10. Agama:
Seluruh keluarga Bp. R beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan
keluarga Bp. R yaitu sholat lima waktu dan puasa dilakukan. Menurut
keluarga Bp. R, agama berperan sangat penting dalam kehidupan mereka,
bahkan dalam hal kesehatan. Ketika ada anggota keluarga yang sedang
sakit, keluarga juga selalu mendoakan untuk kesembuhan anggota
keluarga yang sakit tersebut.
11. Status Sosek Keluarga:
Di keluarga Bp. R, pencari nafkah utama di keluarga adalah Bp. R yang
bekerja sebagai buruh dengan penghasilan 2.000.000 –
2.500.000 setiap bulan. Selain itu Bp. R juga masih aktif sebagai
pembawa acara/ MC di acara-acara pernikahan, maka dari itu Bp. R
terlihat jarang berada dirumah. Ibu. R sehari-hari membuka warung yang
menjual kebutuhan sehari-hari dan makanan ringan di
rumahnya dengan penghasilan perhari menurut Ibu. R adalah 50.000-an.
Keperluan keluarga sehari – hari adalah untuk makan dan jajan An. H,
An. F dan An. L. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup
dengan penghasilan suaminya saat ini. Bp. R saat ini memiliki tabungan
atau dana kesehatan dari tempatnya bekerja.
cita, yaitu menjadi seorang pemain bola, tetapi hanya sebatas harapan
dan tidak tahu bagaimana cara mencapai tujuannya.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
Pernikahan Bp. R dan Ibu. R saat ini sudah berlangsung selama
15 tahun, anaknya yang paling kecil sudah memasuki usia sekolah.
Saat ini, Ibu. R dan Bp. R mengatakan untuk berusaha membesarkan
ketiga anaknya dengan memenuhi segala kebutuhan mereka.
maka dirumah tersebut ditinggali keluarga Bp. R dan ibunya. Rumah Bp.
R dibangun di atas tanah milik orang tuanya, kepemilikan tanah masih
milik ibunya Bp. R.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat:
Bp. R selalu menekankan pada Ibu. R supaya mengikuti acara yang
diadakan oleh RT/RW, misalnya pengajian, arisan RT dan kegiatan
lainnya. Apabila ada waktu luang Ibu. R mengajak anaknya
c. Struktur Keluarga
22. Pola Komunikasi Keluarga:
Ibu. R mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan
keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu. R mendiskusikan bersama
Bp. R, terkadang meminta bantuan nasihat dari orang tua. Waktu yang
biasanya digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan
waktu makan bersama
dengan anggota keluarga. Namun An. H mengatakan lebih suka menceritakan
masalahnya kepada teman-temannya dibandingkan kepada orang tua atau pun
keluarganya yang lain. Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara
kepada anaknya.
23. Struktur Kekuatan keluarga:
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai kepala keluarga, tetapi
tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu. R punya pendapat sendiri dan
membuat keputusan sendiri, misalnya pada saat membeli keperluan rumah
tangga dan mengatur posisi perabotan rumah tangga. Terkadang Ibu. R juga
berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan, bila ada
yang sakit dan tidak bisa sembuh dengan mengkonsumsi obat warung.
24. Nilai dan Norma Budaya:
Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam dan tidak terpengaruh oleh norma budaya. Penerimaan keluarga
terhadap perawat sangat baik, setiap masalah
Fungsi Keluarga
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari
masalah tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga
dengan minta bantuan dari orang tua dan tetangga yang terdekat.
Kepala:
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Leher:
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Telinga:
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Mata:
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan hidung:
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan
asam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab,
terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
TD Nadi Nafas Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (oC) (kg) (cm)
Ekstremitas:
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat
mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal
kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5555
Kulit:
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak ada lesi, senstifitas
terhadap benda tumpul dan tajam baik.
Kepala:
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul dan
tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Leher:
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JVP dan
tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Telinga:
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Mata:
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter pupil + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak
anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan hidung:
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke
kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau
cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Abdomen:
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada lebam,
kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 8 x/menit.
Ekstremitas:
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat
mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal
kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5555
Kulit:
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi,
senstifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
Kepala:
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul dan
tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Leher:
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JVP dan
tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas,
dan bawah tanpa ada nyeri.
Telinga:
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien dapat mendengar
dengan baik.
Mata:
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri
tekan, diameter pupil + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea
tidak ikterik.
Jantung:
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi intercostae,
terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi
normal, serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru:
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak terdapat
lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal (juga pada payudara),
pernafasan 22 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen:
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada lebam,
kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
hepa tidak teraba, bising usus terdengar 8 x/menit.
Ekstremitas:
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat
mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal
kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5555
Kulit:
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak ada lesi, senstifitas
terhadap benda tumpul dan tajam baik.
Kepala:
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul dan
tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Leher:
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JVP dan
tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas,
dan bawah tanpa ada nyeri.
Telinga:
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien dapat mendengar
dengan baik.
Mata:
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri
tekan, diameter pupil + 2 mm,
Jantung:
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi intercostae,
terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi
normal, serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru:
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak terdapat
lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal (juga pada payudara),
pernafasan 23 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler, dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen:
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada lebam,
kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8 x/menit
Ekstremitas:
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan dapat
mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri
dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5 555
Kulit:
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi,
senstifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
Kepala:
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Leher:
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JVP dan
tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
An. F:
Nenek. R:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, merokok, tidak memiliki keluhan
fisik, penglihatan mulai berkurang, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan terakhir.
Analisis Data
Data Objektif:
Bp. R terlihat jarang berada dirumah
An. H merupakan anak pertama dalam
keluarga
An. H berusia 14 tahun, berada pada
masa remaja awal (12-15 tahun)
Di rumahnya tidak ada yang bisa
mengajarkan peran dan tanggung
jawab kepada remaja (An. H)
Defisiensi pengetahuan tentang tugas
perkembangan maupun tanggung
jawab sebagai remaja
An. H merupakan anak yang pendiam
dan tertutup
Data Subjektif: Risiko penurunan prestasi
Ibu. R mengatakan bahwa anaknya belajar pada keluarga Bp.
jarang belajar dan nilainya pas-pasan R khususnya An. H.
Ibu. R mengatakan tidak pernah
memantau aktivitas belajar anaknya di
rumah
An. H mengatakan malas belajar dan
jarang mengerjakan tugas sekolahnya
Data Objektif:
An. H sering nongkrong dan tidak
terlihat belajar
Data Subjektif: Ketidakefektifan koping pada
Ibu. R mengatakan urusan anaknya keluarga Bp. R
lebih banyak diserahkan kepada
ibunya
Ibu. R mengatakan An. H merupakan
seorang anak yang tertutup
Ibu. R mengatakan bahwa An. H lebih
suka menghabiskan waktunya di
dalam kamar daripada berkumpul
dengan keluarga
Ibu. R mengatakan Bp. R memang
agak keras untuk mendidik anak-
anaknya
An. H mengaku tidak pernah
menceritakan masalah yang
dihadapinya pada orang tua
An. H mengatakan kadang percakapan
dengan orang tua akan berakhir
dengan ketegangan
An. H mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya kepada
teman-temannya dibandingkan kepada
orang tua atau pun keluarganya yang
lain
An. H mengatakan sudah memiliki
teman dekat wanita (pacar), dan orang
tuanya tidak mengetahui hal itu
Data Objektif:
Bp. R sibuk bekerja dan jarang
menyempatkan berbicara kepada
anaknya
An. H merupakan anak yang pendiam
dan tertutup
Diagnosa Masalah
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bp. R yang bertempat tinggal di
wilayah RT 02 RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok maka dapat
disimpulkan hasil pengkajian awal yang menggambarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap masalah ketidakefektifan koping keluarga terutama masalah komunikasi yaitu pola
komunikasi antar remaja dan orang tua yang tidak efektif, yaitu Ibu. R mengatakan urusan
anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibunya, An. H merupakan seorang anak yang tertutup
dan lebih suka menghabiskan waktunya di dalam kamar daripada berkumpul dengan keluarga,
Bp. R memang agak keras untuk mendidik anak-anaknya, An. H mengaku tidak pernah
menceritakan masalah yang dihadapinya pada orang tua, terkadang percakapan dengan orang
tua akan berakhir dengan ketegangan, An. H lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-
temannya dibandingkan kepada orang tua atau pun keluarganya yang lain, saat ini An. H
mengatakan sudah memiliki teman dekat wanita (pacar), dan orang tuanya tidak mengetahui hal
itu, Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya.
Tersusun tiga masalah keperawatan keluarga pada keluarga Bp. R, yaitu (1) Ketidakefektifan
koping keluarga Bp. R; (2) Ketidakefektifan performa peran remaja pada keluarga Bp. R
khususnya An. H; (3) Risiko penurunan prestasi belajar pada keluarga Bp. R khususnya An. H.
Rencana program dalam mengat remaja dan orang tua. Program ini diimplementasikan kedalam
suatu bentuk intervensi keperawatan keluarga serta aktivitas kegiatan di komunitas yang
melibatkan keluarga Bp. R dalam bentuk pendidikan kesehatan, partnership dan empowerment.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., & Asrori, M. (2010). Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik.
Edisi ke-6. Jakarta: Media Grafika.
Allender, J. A., & Spredley, B. W. (2005). Community health nursing: promoting and
protecting the public’s health. 6th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Anderson, E. T., & Mc.Farlane, J. M. (2000). Community health and nursing, concept and
practice. Lippincott: California.
Aprilia, K. (2007). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku agresi pada
remaja. Style Sheet http: http://lib.uin- malang.ac.id/thesis/chapter_i/08410087-riza-
amalia.ps. Diakses pada tanggal 28 Juni 2013.
Bintarto. (2000). Interaksi desa-kota. Jakarta: Ghalia Indonesia. BKKBN.
(2002). Teknik berkomunikasi dengan remaja. Jakarta.
. (2012). Laporan situasi kependudukan dunia tahun 2012. Jakarta.
. (2009). Pusat Informasi dan Konseling remaja (PIK Remaja). Jakarta: Direktorat
remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi.
Carpenito, L. J. (2000). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi ke-8. Alih Bahasa Ester M.
Jakarta: EGC.
Clemen-stone, S., McGuire, S. L., & Eigsti, D. G (2002). Comprehensive community health
nursing: Family, aggregate, & community practice. 6th Ed. St. Louis: Mosby, Inc.