Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN PROSES
KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN ANAK REMAJA

Disusun iOleh i: Kelompok 4


Azhari Ningsih 2014201005
Dini Maulidia 2014201012
Febri Nur AzizahiPutri 2014201015
Narisha Afifah Ramadhani 2014201026
Resti Melani 2014201032
Sindy Andika Oktavia 2014201038

Keperawatan i6A

Dosen iPembimbing: i
Ns. iAmelia iSusanti, iM. iKep, iSp. iKep. iJ
PROGRAM iSTUDI iS1 iKEPERAWATAN i
STIKES IALIFAH
IPADANG 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan kontrak sosial yang paling dasar untuk mencetak manusia
yang berkualitas. Sampai saat ini masyarakat meyakini bahwa keluarga merupakan
ketahanan moral bagi setiap individu. Demikian juga dalam keluarga tidak terlepas
dari tahap-tahap perkembangan keluarga sehingga orang tua bertanggung jawab atas
tugas perkembangan tersebut. Perubahan di setiap tahap perkembangan keluarga
diikuti perubahan tugas keluarga berdasarkan fungsi yang dimiliki. Tantangan yang
paling besar yaitu bagi keluarga pada perkembangan anak remaja karena keluarga
pada tahap ini berada pada posisi dilematis, mengingat remaja sudah mulai menurun
perhatianya terhadap orang tua di bandingkan dengan teman sebayanya, pada tahapan
ini seringkali timbul perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja (Duval
1972, dalam Setiawati & Dermawan, 2008, p. 20).
Berdasarkan pengamatan penulis tentang remaja dalam mengambil keputusan
karir yang belum sesuai, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga
misalnya setelah lulus dari SMA, yakni karena keinginan orang tua anak kuliah di
jurusan yang tidak sesuai dengan pilihan dirinya sehingga tidak semangat belajar,
sering membolos kuliah dan acuh tak acuh terhadap kuliahnya. Hal tersebut
mengakibatkan proses dalam keluarga akan terganggu misalnya adanya perubahan
dalam komunikasi orang tua dengan remaja, hubungan antar anggota keluarga yang
semakin meregang, tidak adanya dukungan emosi terhadap remaja sehingga dapat
menimbulkan konflik. Selain itu juga masalah finansial di dalam keluarga yang
menjadikan kendala dalam proses belajar, remaja memilih berhenti sekolah karena
merasa terbebani dengan biaya.

Menciptakan hubungan antar anggota keluarga yang harmonis, penuh kasih


sayang, perhatian orang tua, daya kontrol dan bimbingan orang tua serta komunikasi
orang tua yang efekif sangat membantu remaja dalam mengembangkan identitasnya
secara realistik sehingga dapat meminimalisir perilaku menyimpang remaja.
Penelitian yang dilakukan Triyanto (2013, p. 3) di Kecamatan Baturaden Banyumas
menyimpulkan bahwa optimalisasi dukungan keluarga dapat meningkatkan perilaku
adaptif remaja. Sebelum perlakuan di temukan bahwa perilaku maladaptif remaja
sebanyak 40% atau sebanyak 12 orang, namun setelah perlakuan menurun menjadi
satu orang (3%). Perilaku remaja yang adaptif semakin meningkat dari 18 orang
(60%) menjadi 29 orang (97%).
Dalam kenyataanya, menciptakan hubungan antar anggota keluarga yang
harmonis dan optimalisasi dukungan keluarga dalam menjalankan proses keluarga
yang efektif tidak berjalan dengan baik karena terdapat beberapa hambatan seperti
kesibukan orang tua, gangguan finansial keluarga, dampak kemajuan teknologi
internet, dan ego orang tua. Dengan demikian perlu adanya upaya dalam keluarga
untuk selalu memberikan dorongan dan ruang untuk berkumpul bersama,
memberikan ruang untuk bertukar pendapat atau berdiskusi tentang masalah yang
dihadapi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan pengelolaan asuhan keperawatan pada keluarga dengan


gangguan proses keluarga pada tahap perkembangan anak remaja.
2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan pengkajian pada keluarga dengan gangguan proses


keluarga pada tahap perkembangan anak remaja.
b. Menggambarkan penegakkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
keluarga dengan tahap perkembangan anak remaja.
c. Menggambarkan perumusan rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa
yang ada untuk memecahkan masalah pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja.
d. Menggambarkan pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah dirumuskan pada keluarga dengan tahap perkembangan anak remaja.
e. Menggambarkan kemampuan dalam melakukan evaluasi asuhan
keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja.

C. Manfaat Penulisan
Hasil pengelolaan keperawatan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain:
1. Bagi pihak keluarga

Memberikan manfaat dalam peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tentang


perawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan anak remaja.
2. Bagi akademi keperawatan

Sebagai bahan informasi, referensi bagi Akademi Ilmu Keperawatan khususnya


Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan Purwokerto
dalam pengelolaan keperawatan keluarga dengan gagguan proses keluarga pada
tahap perkembangan anak remaja.
3. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan, pengalaman serta memberikan informasi kepada


masyarakat dalam pengelolaan keperawatan keluarga dengan gagguan proses
keluarga pada tahap perkembangan anak remaja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga pada Tahap Perkembangan Anak Remaja


1. Pengertian
Tahap perkembagan keluarga menurut Duval (1985) dalam (Setiadi, 2008,
p. 14) membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu: Keluarga baru
(bergaining family), keluarga dengan anak pertama
< 30 bulan (child Bearing), keluarga dengan anak pra sekolah, Keluarga dengan
abak usia sekolah, Keluarga dengan anak remaja, keluarga dengan anak dewasa,
keluarga usia pertengahan (midle age family), keluarga lanjut usia.
Adapun tahap perkembangan keluarga dengan tahap perkembangan anak
remaja merupakan tahap yang ke V, yaitu keluarga dimana dimulai pada saat
anak pertama berumur 13 tahun dan biasanya berakhir pada umur 19 tahun
sampai 20 tahun (Mubarak, 2009, p. 89).
2. Tugas keluarga pada tahap perkembangan anak remaja
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi, 2008, p. 14) tugas keluarga pada
tahap anak remaja,yaitu:
a. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewsa muda yang
memilik otonom).
b. Memelihara komunikasi yang terbuka (cegah gep komunikasi).

c. Memelihara huungan dalam keluarga.

d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga


untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

3. Konflik antara remaja dan orang tua


Konflik remaja dengan orang tua merupakan salah satu hal yang banyak
mengundang perhatian para peneliti. Area yang menjadi perhatian pada
umumnya adalah frekuensi terjadinya konflik. Banyak orang beranggapan
bahwa konflik orang tua-anak disebabkan oleh sikap remaja yang menentang
orang tuanya. Seagian ilmuwan memandang penentangan remaja merupakan
tanda terkikisnya moral. Cara pandang orang tua dan remaja terhadap konflik
dan ketidaksetujuan dintara mereka seringkali berbeda. Orang tua selalu melihat
dari sudut pandang kewenangan orang tua dan tatanan sosial (Jamaludin, 2016,
p. 88).

B. Konsep Gangguan Proses Keluarga


1. Pengertian
Gangguan proses keluarga adalah perubahan dalam hubungan dan/atau fungsi
keluarga (Herdman & Kamitsuru, 2015, p. 312).
2. Batasan karakteristik
Menurut Herdman & Kamitsuru (2015, p. 312) batasan karakteristik
gangguan proses keluarga yaitu:
a. Penurunan ketersediaan dukungan emosi

b. Perubahan dalam kepuasan terhadap keluarga

c. Perubahan dalam partisipasi di dalam pembuatan keputusan

d. Perubahan dalam partisipasi di dalam penyelesaian masalah

e. Perubahan dalam pola hubungan

f. Perubahan dalam pola komunikasi

g. Perubahan dalam ritual

h. Tidak efektif dalam menyelesaikan tugas

3. Penyebab
Menurut Herdman & Kamitsuru (2015, p. 312) faktor yang dapat
menyebabkan gangguan proses keluarga, yaitu:
a. Gangguan finansial keluarga

b. Krisis perkembangan

c. Pergeseran kekuatan anggota keluarga


d. pergeseran peran keluarga

e. perubahan interaksi dengan komunitas

f. perubahan status sosial keluarga

g. situasi transisi

h. transisi perkembangan

C. Konsep dasar Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan Gangguan Proses


Keluarga pada Tahap Perkembangan Anak Remaja
1. Pengkajian
Dalam pengkajian asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan proses
keluarga akan ditemukan adanya perubahan peranan anggota keluarga dan fungsi
keluarga sehingga muncul ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti
yang ditunjukkan oleh adanya pertengkaran dalam keluarga, terus menerus
mengkritik atau komentar yang merendahkan anggota keluarga. Menurut
Friedman (2010, p. 263) pengkajian pada keluarga dengan gangguan proses
keluarga, yaitu:
a. Kaji keluarga secara utuh dan atau serangkaian hubungan keluarga dan
sejauh mana pola komunikasi yang digunakan, dapat dikaji dengan
pertanyaan:
1) Seberapa tegas dan jelas anggota menyatakan kebutuhan dan perasaan
mereka?
2) Apakah anngota keluarga mendapatkan dan merespon umpan balik
secara baik, atau mereka tidak mendorong adanya umpan balik tentang
suatu isu?

3) Apakah anggota berinteraksi dengan sikap menghina terhadap pesan?


4) Seberapa sering pesan emosional digunakan?

5) Bagaimana cara atau sikap anggota keluarga saling


berkomunikasi?
6) Apakah pesan sesuai dengan perkembangan usia anggota?
7) Bagaimana pola pengiriman pesan penting biasanya? Apakah terdapat
perantara?
b. Kaji keluarga dalam pembuatan keputusan

1) Teknik spesifik apa yang digunakan untuk pembuatan keputusan di


dalam keluarga dan sejauh mana teknik ini digunakan?
2) Siapa yang membuat keputusan?

3) Seberapa penting hasil keputusan tersebut terhadap keluarga?

4) Siapa yang mendisiplin dan memutuskan kegiatan anak-anak?

c. Kaji karakteristik peran di dalam keluarga

1) Siapa model yang mempengaruhi anggota keluarga di kehidupan aewal


mereka?
2) Sejauh mana masing-masing anggota keluarga saling
mendukung?
3) Apakah perilaku peran anggota keluarga saat ini sesuai dengan
perkembangan?
d. Kaji stresor, kekuatan, persepsi keluarga dan strategi koping keluarga:
1) Stresor apa yang dialami oleh keluarga?

2) Sumber apa yang dimiliki keluarga untuk mengatasi stresor?

3) Bagaimana reaksi keluarga terhadap stresor yang dialaminya?

4) Strategi koping apa yang diterapkan keluarga tehadap masalah yang


dialami?

Menurut Suprajitno (2007, p. 40) pengkajian fokus keluarga dengan anak


usia remaja, yaitu:
a. Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau dilingkungan rumah?

b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang?

c. Bagaimana perilaku anak selama di rumah?

d. Bagaimana hubungan anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah


atau teman bermain?
e. Siapa saja yang berda di rumah selama anak remaja di rumah?

f. Bagaimana proses anak di sekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh
anak?
g. Apa kegiatan di luar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa lama, dan
dimana?
h. Apa kebiasaan anak di rumah?

i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri?

j. Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak?

k. Siapa yang menjadi figur bagi anak?

l. Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak?

m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

2. Diagnosa keperawatan
Menurut Wilkinson & Ahern (2011, P. 286) Diagnosa gangguan proses
melibatkan seluruh keluarga dan keluarga tersebut memiliki sumber untuk
melakukan koping secara efektif dengan stresor dengan data subjektif perubahan
dalam kepuasan terhadap dan data objektifnya yaitu saling mendukung, pola
komunikasi, penentuan tugas, ekspresi konflik dalam keluarga, partisipasi dalam
pengambilan keputusan. Jika stresor tidak diatasi secara efektif, gangguan proses
keluarga dapat berkembang menjadi ketidakmampuan koping keluarga.

3. Perencanaan Proses Keperawatan


Perencanaan asuhan keperawatan gangguan proses keluarga menurut
Moorhead (2016, P.216) setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
dapat membantu meminimalisir gangguan proses keluarga.
NOC : Fungsi Keluarga

NIC : Konseling
Intervensi:

a. Bangun hubungan terapeutik yang didasarkan pada rasa saling percaya dan
saling menghormati
b. Tunjukan empati, kehangatan, dan ketulusan

c. Sediakan privasi dan berikan jaminan kerahasiaan

d. Sediakan informasi faktual yang tepat dan sesuai kebutuhan

e. Bantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah atau situasi yang


menyebabkan distress
f. Bantu keluarga untuk membuat daftar dan memprioritaskan
kemungkinan alternatif penyelesaian masalah

NOC : Kinerja Pengasuhan Remaja NIC :


Pendidikan Orang Tua: Remaja Intervensi:
a. Minta orang tua untuk menggambarkan karakteristik anak remaja mereka
b. Pahami hubungan perilaku orang tua dengan tujuan yang sesuai dengan usia
anak
c. Ajarkan orang tua mengenai karakteristik normal fisiologis,
emosional, dan kognitif remaja
d. Identifikasi tugas perkembangan atau tujuan dari periode hidup remaja
e. Atasi dampak dari perkembangan kognitif remaja terkait proses pengambilan
keputusan.

f. Instruksikan orang tua mengenai ketrampilan komunikasi yang penting yang


akan meningkatkan kemampuan mereka yang berempati terhadap remaja
mereka dan membantu remaja mereka untuk memecahkan masalah
g. Bagikan strategi untuk mengelola persepsi remaja mengenai penolakan
orang tua

NOC : Normalisasi Keluarga

NIC : Peningkatan Normalisasi


Intervensi:

a. Tingkatkan pengembangan keanggotaan anak ke dalam sistem keluarga


tanpa membiarkan anak menjadi fokus utama dari keluarga
b. Anjurkan orang tua untuk menyeimbangkan keterlibatan keluarga dalam
program khusus terkait dengan kebutuhan khusus bagi anak dan kegiatan-
kegiatan normal keluarga dan masyarakat
c. Tentukan aksesibilitas dan kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam
kegiatan
d. Anjurkan orang tua untuk tetap mengambil waktu untuk memenuhi
kebutuhan pribadi mereka
e. Anjurkan keluarga untuk menjaga jaringan sosial yang biasa dan sistem
pendukung
4. Implementasi
Ketika akan melakukan implementasi harus melakukan kontrak terlebih
dahulu dengan keluarga sasaran yang meliputi kapan dilaksanakan, berapa lama
waktu yang diperlukan, topik yang akan didiskusikan, siapa yang akan
melaksanakan, anggota keluarga yang mendapatkan informasi, atau ada
peralatan yang harus disiapkan oleh keluarga. Dari perencaaan gangguan proses
keluarga yaitu penulis melakukan implementasi sebagai berikut: memberikan
konseling mengenai faktual tentang gangguan proses keluarga, membantu
keluarga untuk memilih keputusan yang tepat, membagikan strategi strategi
untuk mengelola persepsi remaja mengenai penolakan orang tua, membantu
melakukan perubahan lingkungan yang ada di keluarga seoptimal mungkin,
membantu keluarga merujuk pada kelompok pendukung, sesuai dengan
kebutuhan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi
ini adalah kegiatan membandingkan hasil yang telat Dicapai setelah dilakukan
implementasi keperawatan dan memiliki Tujuan yang diharapakan dalam
perencanaan. Perawat pun Mempunyai tiga alternative dalam menetukan sejauh
mana tujuan Itu dapat tercapai:
ASKEP KELUARGA DENGAN GANGGUAN PROSES KELUARGA PADA TAHAP
PERKEMBANGAN ANAK REMAJA

I. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 14 JUNI 2023

A. DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. P

2. Umur : 50 tahun

3. Agama : Islam

4. Pendidikan : Tidak tamat SD

5. Pekerjaan : Buruh harian

6. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

7. Alamat : Mersi RT 05 RW 05 padang


8. Tipe Keluarga : Keluarga inti yang terdiri dari
ayah yaitu Tn. P, ibu yaitu Ny. K, dan anak yaitu Sdri. M.

9. Genogram

10. Sifat Keluarga

a. Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil keputusan dalam keluarga Tn. P


dilakukan oleh Tn. P yang sebelumnya didiskusikan
bersama istri dan anaknya.
b. Kebiasaan Hidup Sehari hari

1) Kebiasaan Tidur/Istirahat

Sdri. M tidur selama 6-8 jam sehari. Klien tidak


mengalami gangguan istirahat tidur. Sedangkan anggota
keluarga Tn. P yang lain istirahat tidur selama 6-8 jam
sehari dan tidak mengalami gangguan.
2) Kebiasaan Rekreasi

Keluarga Tn. P tidak pernah melakukan rekreasi keluar


rumah. Biasanya keluarga Tn. P hanya mengunjungi
rumah tetangga. Anaknya biasa bermain dengan teman
sebayanya di waktu siang hari setelah pulang sekolah.
3) Kebiassan Makan Keluarga

Keluarga Tn. P makan 3x sehari pagi, siang dan malam


dengan nasi dan sayur seadanya. Keluarga Tn. P biasa
makan bersama di pagi dan malam hari.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Dalam keluarga, penghasilan ekonomi berasal dari Tn. P


yangg bekerja sebagai buruh harian lepas sebesar ± Rp
300.000 Perminggu dan terkadang tidak bekerja karena tidak
ada orang yang menyuruh. Pengelolaan keuangan dipegang
oleh Ny. K, penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari di rumah, pembayaran listrik dan
pembayaran sekolah anak-anaknya karena menurut keluarga
Tn. P pendidikan sangatlah penting. Keluarga Tn. P
merupakan keluarga dengan penghasilan kurang.

12. Suku Bangsa

Semua anggota keluarga Tn. P bersuku Jawa dan


Kebangsaan Indonesia.
13. Agama
Semua anggota keluarga Tn. P beragama islam. Keluarga
Tn. P rajin menjalankan sholat 5 waktu, kadang di mushola
kadang di rumah. Tidak ada kepercayaan tertentu yang
mempengaruhi kesehatan dalam anggota keluarga.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Menurut Teori Duvall, Keluarga Tn. A berada pada tahap


perkembangan ke V yaitu keluarga dalam tahap perkembngan
anak remaja.
2. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah


membantu sosialisasi anak dalam meningkatkan prestasi.
3. Riwayat Keluarga Inti

Keluarga Tn. P mengatakan bahwa semua anggota keluarga Tn.


P dalam kondisi sehat tidak ada keluhan, namun terkadang
merasakan pusing dan pegel linu. Di dalam keluarga tidak ada
riwayat penyakit menurun namun Ny. K pernah mengalami
kanker payudara dan dilakukan pengangkatan payudara sebelah
kanan sekitar 7 tahun yang lalu dan Tn. P sempat didiagnosis
oleh dokter terkena sindrom iritasi usus (kram usus) sekitar 2
bulan yang lalu sehingga 1 bulan Tn. P tidak bekerja.

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya

a. Riwayat keluarga dari Tn. P

Kedua orang tua Tn. P sudah meninggal dunia karena sudah


lansia.
b. Riwayat keluarga dari Ny. K

Kedua orang tua Ny. K sudah meninggal karena sudah lansia.


C. LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah

Rumah Tn. P termasuk tipe rumah semi permanen dengan luas ±


4 x 9 m terdiri dari 2 ruang kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang
makan, 1 kamar mandi, dan 1 ruang dapur. Lantai rumah terbuat
dari plester dan dapur masih menggunakan lantai tanah.
2. Ventilasi dan Penerangan

Keadaan ventilasi dan penerangan dalam rumah kurang.

3. Persediaan Air Bersih

Sumber air yang digunakan oleh keluarga Tn. P untuk masak,


minum, mencuci, mandi menggunakan sumur galian. Air yang
digunakan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
4. Pembuangan Sampah

Pengolahan sampah keluarga Tn. P dibuang ke tempat yang


sudah disediakan oleh warga.
5. Pembuangan Air Limbah

Pembuangan air limbah lewat pipa ke sungai, saluran air limbah


lancar.
6. Jamban / WC

Rumah Tn. P terdapat satu jamban untuk BAB.


7. Sarana Komunikasi dan Transportasi

Keluarga Tn. P memiliki sarana komunikasi berupa telepon


seluler dan alat transportasi sebuah sepeda motor.
Jarak rumah dan puskesmas ± 400 meter, dan puskesmas
tersebut dapat dijangkau keluarga Tn. P dengan sepeda motor
ataupun jalan kaki.
8. Fasilitas Hiburan

Hiburan keluarga Tn. P selama waktu senggang yaitu


berkunjungn ke rumah tetangga, dan saling bercerita antar
anggota keluarga.

Sdr. M biasa memanfaatkan waktu senggangnya dengan bermain


bersama teman sebaya.
9. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Apabila ada anggota keluarga Tn. P yang sakit, keluarga Tn. P


mengobatinya dengan membeli obat warung. Apabila belum ada
perubahan selama 3 hari keluarga Tn. P membawa ke puskesmas
atau dokter. Fasilitas yang sering digunakan yaitu puskesmas.

D. SOSIAL

1. Karakteristik tetangga dan komunitas

Jarak rumah Tn. P dengan tetangga sangat dekat, terjalin


hubungan yang baik antara keluarga Tn. P dan tetangganya.
Kegiatan rutin di lingkungan rumah Tn. P yaitu melakukan
pengajian rutin setiap hari rabu dan hari jumat dan Ny. K
mengikutinya, sedangkan Tn. Pmengikuti ronda setiap malam
rabu.
2. Mobilitas Geografi keluarga

Tn. P berasal dari Sumbang Kecamatan Kembaran dan istrinya


berasal dari Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur.
Setelah menikah, mereka tetap tinggal di Mersi rt 05 rw 05
sampai sekarang. Fasilitas kesehatan yang ada di sekitar
lingkungan Mersi seperti Puskesmas, Klinik dokter, RS mudah
terjangkau oleh keluarga Tn. P.
3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Semua anggota keluarga dapat berinteraksi dengan baik dengan


anggota keluarga yang lain, namun terkadang anaknya suka
membantah ibunya karena disuruh sekolah tidak mau. Interaksi
keluarga Tn. P dengan masyarakat terjalin baik. Kegiatan yang
ada di masyarakat yaitu pengajian, dimana Ny. K rutin
mengikuti pengajian tersebut Tn. P rutin mengikuti ronda setiap
malam rabu.

4. Sistem Pendukung Keluarga

Keluarga Tn. P memiliki jaminan kesehatan yaitu BPJS. Jumlah


anggota keluarga yang sehat ada 3 anggota keluarga . keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan salah satunya yaitu puskesmas
untuk berobat bila ada anggota keluarga yang sakit.

E. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga berinteraksi dengan menggunakan bahasa Jawa dan


saling terbuka dengan anggota yang lain kecuali anaknya Sdri.
M yang tidak mau cerita tentang masalah yang terjadi di sekolah
sehingga ia memutuskan untuk berhenti sekolah.
2. Struktur Kekuatan Keluarga

Antar anggota keluarga saling menghormati. Pengambilan


keputusan dalam keluarga selalu dimusyawarahkan terlebih
dahulu, dan Tn. P sebagai pengambil keputusan dominan di
keluarga.
3. Struktur Peran

Tn. P berperan sebagai ayah, kepala keluarga bagi keluarganya,


dan pecari nafkah. Ny. P berperan sebagai ibu, Sdri. M berperan
sebagai anak dan bertugas menghormati orang tuanya, belajar
dan berbakti kepada kedua orang tua.
4. Nilai dan Norma Keluarga

Keluarga Tn. P berasal dari suku Jawa, kultur yang dipakai


dalam keluarga kultur Jawa yang menerapkan sopan santun dan
saling menghormati. Kebiasaan keluarga Tn. P dalam makan
menggunakan sendok dan kadang menggunakan tangan selalu
cuci tangan sebelum makan menggunakan sabun. Tidak ada
aturan baku untuk mencuci tangan sebelum makan.

F. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Keluarga Tn. P saling menyayangi satu sama lain, saling


melengkapi dan tolong menolong sudah menjadi kebiasaan
mereka.
2. Fungsi Sosialisasi

Dalam berhubungan sosial dengan masyarakat atau tetangga di


sekitar lingkungan tempat tinggalnya baik, dan tidak ada
masalah dalam sosialisasi.
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan

Pembagian masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan :

a. Mengenal Masalah Kesehatan

Keluarga kurang mengenal penyakit apabila ada keluarga


yang sedang sakit dan kurang mengetahui tentang cara
perawatanya sehingga dibawa ke puskesmas..
b. Memutuskan Untuk Merawat

Keluarga mampu memutuskan tindakan dibuktikan dengan


apabila ada anggota keluarga yang sakit keluarga
membelikan obat warung namun apabila dalam 3 hari tidak
sembuh keluarga membawa ke pelayanan kesehatan.
c. Mampu Merawat

Keluarga Tn. P mau merawat kalau ada anggota keluarga


yang sakit.
d. Modifikasi Lingkungan
Keluarga Tn. P kurang mampu memodifikasi lingkungan
untuk meningkatankan kesehatannya, terbukti penataan
ruangana kurang rapi disebabkan karena ekonomi yang
kurang.
e. Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Yang Ada

Keluarga Tn. P memanfaaatkan fasilitas kesehatan yaitu


puskesmas bila ada anggota keluarga yang sakit.

f. Fungsi Reproduksi

Tn. P mempunyai 1 orang anak perempuan, dalam keluaraga


Ny. K mengatakan sebelumnya tidak merencanakan jumlah
anggota keluarganya dan sekarang tidak menggunakan KB.
g. Fungsi Ekonomi

Ekonomi keluarga Tn. P tergolong kurang, Tn P bekerja


sebagai buruh harian lepas yang kerjanya dan penghasilanya
tidak menentu, ia bekerja kalau ada yang menyuruhnya kalau
tidak ada Tn P tidak bekerja. Penghasilan paling besar RP.
50. 000 perhari. Penghasilan dalam keluarga Tn. P di
gunakan untuk memnuhi kebutuhan sehari- hari di rumah,
pembayaran listrik dan pembayaran sekolah karena bagi
keluarga Tn. P pendidikan sangat penting, namun sudah 3
bulan pembayaran SPP anaknya nelum dibayar karena pada
waktu itu Tn. P tidak dapat bekerja disebabkan karena sakit.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang

a. Stressor Jangka Pendek

Stressor yang dihadapi keluarga Tn. P adalah anaknya yaitu


Sdri. M yang masih SMP kelas 2 berhenti sekolah karena
masalah biaya.
b. Stressor Jangka Panjang

Stressor jangka Panjang dari keluarga Tn. P adalah


kekhawatiran tentang masa depan anaknya yang tidak mau
sekolah.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi Atau Stressor
Keluarga Tn. A masih bingung bagaimana cara supaya anaknya
sekolah lagi.

3. Strategi Koping Yang Digunakan

Koping yang digunakan keluarga Tn. P dalam memecahkan


suatu masalah adalah dengan bermusyawarah dengan anggota
keluarga lainnya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional

Keluarga Tn. P tidak mengalami strategi adaptasi yang


disfumgsional.

H. HARAPAN KELUARGA

Keluarga Tn. P mengharapkan supaya anaknya kembali


untuk bersekolah.
I. PEMERIKSAAN FISIK

N Pemeriksaan Tn. P Ny. K Sdri. M


O fisik

1. Tekanan darah 130/80 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg


86x/mnt 75x/mnt 82x/mnt
2. Nadi Suhu RR
36,10 C 36,70 C 36,5º C

24x/mnt 21x/mnt 22x/mnt

3. Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal

4. Rambut Bersih, Rambut Memakai hijab Rambut panjang,


beruban hitam bersih

5. Kulit Sawo matang, turgor Sawo matang, turgor Sawo matang, turgor
baik baik baik
Simetris, Simetris, Simetris,
6. Mata
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis anemis anemis
dan sklera dan sklera dan sklera

tidak ikterik,
tidak ikterik,
tidak ikterik,
penglihatan baik penglihatan baik penglihatan baik

7. Mulut Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak

tenggorokan berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi


bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada
nyeri telan nyeri telan nyeri telan

8. Dada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


wheezing wheezing, riwayat wheezing
masektomi
(payudara sebelah
kanan)

9. Ekstermitas Tidak kelainan Tidak kelainan Tidak kelainan


bentuk bentuk bentuk
I. ANALISA DATA

NO Data Etiologi Problem


Ds:
1. Ketidakmampuan Gangguan proses
- Keluarga Tn. P
keluarga dalam merawat keluarga
mengatakan biaya SPP anggota yang sakit.
sekolah Sdri. M belum
dibayar sudah 3 bulan
dan sekarang Sdri. M
berhenti sekolah sudah 2
minggu.
- Ny. K mengatakan Sdri.
M adalah orang yang
keras kepala, ia selalu
membantah nasehat
ibunya.
- Keluarga Tn. P
mengatakan bahwa Tn.
P bekerja sebagai buruh
harian lepas yang
kerjanya dan
Penghasilanya tidak
menentu terkadang tidak
bekerja apabila tidak ada
yang menyuruh.
- Ny. K mengatakan tidak
peduli dengan aanaknya
karena selalu
membantah.
- Tn. P mengatakan 2
bulan yang lalu Tn. P
tidak bekerja karena
sakit.

Do:
- Sdri. M apabila ditanya
diam saja atau hanya
sesekali menjawab.
- Sdri.M nampak
membantah apabila
ibunya membujuk untuk
sekolah.
Sdri. M berada di rumah
dan tidak berangkat
sekolah dan tidak mau
sekolah.

Ds:
2. Ketidakmampuan Defisiensi pengetahuan.
- Keluarga Tn. P
keluarga dalam merawat
mengatakan anaknya
anggota yang sakit.
tidak mau sekolah dan
bingung bagaimana
- cara membujuknya
supaya mau sekolah
lagi. Ny.K mengatakan
anaknya membantah
apabila dinasehati untuk
tetap sekolah.
- Keluarga Tn. P
mengatakan tidak
mengetahui tentang
perkembangan anak
remaja, tugas dan peran
keluarga pada tahap
perkembangan anak
remaja.
Do:
- Keluarga terlihat pasrah
terhadap keputusan
anakanya yang berhenti
sekolah.
- Sdri. M nampak
membatah apabila
ibunya sedang
menasehatinya.
- Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan
yang disampaikan
mengenai
- perkembangan remaja.

I. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Diagnosa keperawatan

1. Gangguan proses keluarga erhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam


merawat anggota yang sakit.
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
2.
anggota yang sakit.
Resiko hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
3.
merawat anggota yang sakit.

B. INTERVENSI
NO Dx Tujuan Evaluasi Intervensi
Setelah dilakukan NOC : Kinerja
1. 1  Keluarga Tn.P
tindakan Pengasuhan Remaja
mengetahui
keperawatan selama NIC : Pendidikan Orang
peran dan tugas
6 X 30 menit Tua: Remaja Intervensi :
keluarga yang
keluarga mampu: - Kaji pengetahuan
harus terpenuhi
keluarga tentang
1. Mengenal pada tahap
masalah yang sedang
masalah yang perkembangan
dialami sehingga terjadi
sedang dialami keluarga dengan
gangguan proses
kelurga. anak remaja.
keluarga.
2. Mengambil  Keluarga Tn.A
- Bantu keluarga
keputusan yang mampu
mengidentifikasi
tepat dalam memutuskan
masalah atau situasi
keluarga tahap tindakan apa
yang menyebabkan
perkembangan yang akan
gangguan proses
anak remaja. dilakukan oleh
keluarga.
keluarga untuk
3. Keluarga Tn.P - Berikan informasi
mengatasi
mampu merawat tentang cara mengatasi
permasalahan
anggota gangguan proses
yang dialami.
keluarga pada keluarga. Jelaskan
tahap  Keluarga Tn.P akibat jika tidak
perkembangan mampu dilakuakan tindakan
anak remaja. melakukan penanganan yang tepat.
peran dan tugas - Bantu keluarga
keluarga yang untuk memprioritaskan
harus terpenuhi kemungkinan alternatif
pada tahap penyelesaian masalah.
perkembangan - Beri reinforcement dari
keluarga dengan tindakan yang diambil
anak remaja. oleh keluarga. Minta
orang tua untuk
menggambarkan
karakteristik anak
remaja mereka.
- Ajarkan keluarga
mengenai cara
mengatasi masalah-
masalah yang dialami
anak remaja.
- Bagikan strategi untuk
mengelola persepsi
remaja mengenai
penolakan orang tua.
- Instruksikan orang tua
mengenai ketrampilan
komunikasi yang
penting yang akan
meningkatkan
kemampuan mereka
yang berempati terhadap
remaja mereka dan
membantu untuk
memecahkan masalah.
- Berikan informasi
tentang perkembangan
anak remaja, peran dan
tugas keluarga yang
harus dipenuhi pada
tahap perkembangan
anak remaja.
- Berikan informasi
mengenai karakteristik
normal fisiologis,
emosional, dan kognitif
remaja.
Setelah dilakukan  Keluarga Tn. NOC : Kinerja
2. 2
kunjungan selama 6 P mampu Pengasuhan Remaja NIC
kali pertemuan, memahami : Pendidikan Orang Tua:
diharapkan keluarga perkembangan Remaja Intervensi :
dapat : anak - Identifikasi
1. Mengenal masalah remaja,peran kemungkinandengan
masalah yang dan tugas cara yang tepat.
muncul pada anak keluarga yang - Sediakan informasi
remaja. harus dipenuhi tentang cara yang tepat.
2. Mengambil pada tahap - Jelaskan akibat jika
keputusan yang perkembangan tidak dilakuakan
tepat untuk anak remaja. tindakan penanganan
mengatasi  Keluarga Tn yang tepat.
hambatan. A mampu - Identifikasi
3. Merawat anggota memutuskan dampak
keluarga pada tindakan apa perkembangan
tahap yang akan kognitif
perkembangan dilakukan oleh remaja
anak remaja. keluarga - Terkait proses
dalam pengambilan keputusan.
mengasuh - Ajarkan keluarga
remaja. mengenai cara
 Keluarga Tn. mengatasi masalah-
P mampu masalah yang dialami
merawat dan anak remaja.
mendidik - Bagikan strategi untuk
anaknya yang mengelola persepsi
berusia remaja mengenai
remaja. penolakan orangtua.
Setelah dilakukan NOC:Communication
3. 3  Keluarga Tn. P
tindakan keperawatan impaired verbal
mampu
selama 6 kali NIC:
memahami Kaji
pertemuan keluarga - Kaji tentang masalah
tentang masalah
mampu: yang menyebabkan
yang
resiko hambatan
1. Mengenal menyebabkan
interaksi sosial.
masalah resiko hambatan
- Identifikasi perubahan
mengenai resiko interaksi sosial
perilaku tertentu.
hambatan
 Keluarga Tn A
- Fasilitasi klien dalam
interaksi sosial
mampu
memberi masukan dan
2. Mengambil memutuskan
membuat perencanaan.
keputusan yangt tindakan apa
- Jelaskan akibat jika
epat dalam yang akan
tidak dilakuakan
keluarga tahap dilakukan untuk
tindakan penanganan
perkembangan dapat
yang tepat.
anak remaja. berinteraksi
- Bantu pasien
dengan baik
3. Keluarga Tn. P meningkatkan
dengan anggota
mampu merawat kesadaran tentang
keluarga.
anggota kekuatan dan
keluarga pada  Keluarga Tn. P keterbatasan dalam
tahap mampu berkomunikasi dengan
perkembangan berinteraksi orang lain.
anak remaja. dengan baik - Berikan umpan balik
dengan anggota positif jika pasien
keluarga yang berinteraksi dengan
lain. orang lain.
- Anjurkan bersikap jujur
dan apa adanya dalam
berintraksi dengan
orang lain.
- Anjurkan menghargai
orang lain.
- Minta dan harapkan
adanya komunikasi
verbal.

C.IMPLEMENTASI

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


14 juni 1,2,3 - Membina hubungan S: - Ny. K mengatakan
2023 saling percaya mempunyai anak tunggal
dengan keluarga Tn. yang duduk dikelas 2 SMP,
P namun sudah 2 minggu tidak
- Menjelaskan berangkat sekolah.
maksud dan tujuan - Ny. K mengatakan suaminya
kunjungan kerjanya serabutan dan
- Memberikan penghasilanya tidak menentu,
jaminan kerahasiaan Tn. P tidak bekerja apabila
- Melakukan tidak ada yang menyuruh
pengkajian pada O: - Sdri. M nampak sedang
keluarga Tn. P duduk dirumah dengan Ny. K
- Melakukan dan tidak berangkat sekolah
kontrak pertemuan daan Tn. P tidak berada di
sela rumah karena sedang bekerja
A: - Masalah belum teratasi

P: - Lanjutkan Intervensi
 Bantu keluarga untuk
mengidentifikasi masalah
atau situasi yang sedang
dialami keluarga Tn. P
 Bantu keluarga untuk
memprioritaskan
kemungkinan alternatif
penyelesaian masalah.
15 juni 1,2,3 - Mengukur Tanda- S: - Ny. K mengatakan anaknya
2023 Tanda Vital. berhenti sekolah karena alasan
- Membantu biaya, Sdri. M tidak berangkat
keluarga untuk sekolah karena merasa
mengidentifikasi terbebani dan malu dengan
alasan Sdri. M temanya karena SPP sekolah
berhenti sekolah. belum dibayar selama 3
- Membantu keluarga bulan.
untuk - Ny. K mengatakan suaminya
memprioritaskan. 2 bulan yang lalu sakit
kemungkinan sehingga tidak dapat bekerja.
alternatif - Keluarga menyetujui tentang
penyelesaian rencana menghubungi
masalah. sekolahnya Sdri. M tentang
- Merencanakan keringanan biaya dan
bersama keluarga merencanakan untuk
untuk menghubungi membuat surat keterangan
sekolahnya Sdri. M tidak mampu ke desa apabila
tentang keringanan Sdri. M berminat untuk
biaya dan sekolah lagi.
merencanakan - Ny. K mengatakan bingung
untu membuat surat bagaimana cara membujuk
keterangan tidak anaknya untuk sekolah lagi.
mampu ke desa - Sdri. M mengatakan sudah
apabila Sdri. M tidak mau sekolah lagi.
berminat untuk O: - Sdri. M nampak sedang
sekolah lagi. duduk dirumah dengan Ny. K
- Memberikan dan tidak berangkat sekolah.
motivasi kepada A:
Sdri. M untuk tetap -
sekolah. Masalahbelum
- Melakukan kontrak teratasi. P:
pertemuan Lanjutkan
selanjutnya. Intervensi
 Berikan informasi
tentang perkembangan
anak remaja, peran dan
tugas keluarga yang harus
dipenuhi pada tahap
perkembangan anak
remaja.
16 juni 1,2,3 - Menyediakan S: - Ny. K mengatakan anaknya
2023 informasi tentang sudah kerja di toko baju di
perkembangan anak dukuh waluh sudah 2 hari
remaja, peran dan - Ny. K mengatakan anaknya
tugas keluarga yang untuk tetap sekolah namun
harus dipenuhi pada anaknya membantah apabila
tahap perkembangan dinasehati.
anak remaja - Ny. K mengatakan sudah
- Melakukan mengetahui tentang
penyuluhan tentang perkembangan remaja dan
anak remaja, peran peran serta tugas yang harus
dan tugas keluarga dilakukan dalam keluarga
yang harus dipenuhi tahap perkembangan anak
pada tahap remaja.
perkembangan anak - Sdri. M mengatakan akan
remaja berpikir kembali untuk
- Melakukan melanjutkan sekolah.
kontrak pertemuan
O: - Sdri. M tidak berada di rumah
selanjutnya
dan berangkat kerja.
- Mendatangi tempat
- Ny. K mampu menyebutkan
kerja Sdri. M
apa saja peran dan tugas
- Memberikan
keluarga pada tahap
motivasi Sdri. M
perkembangan anak remaja.
untuk tetap lanjut
- Sdri. M berada di tempat
sekolah dan
kerja.
semangat belajar
A: - Masalah teratasi sebagian.
demi masa depanya
- Melakukan P: - Lanjutkan Intervensi
kontrak pertemuan  Minta orang tua
selanjutnya untuk
menggambarkan
karakteristik anak
remaja mereka
 Sediakan informasi
tentang masalah-
masalah yang
mungkin muncul
pada anak remaja
 Bagikan strategi
untuk mengelola
masalah-masalah
yang muncul pada
anak remaja

D.EVALUASI
NO DIAGNOSA EVALUASI
1. Gangguan proses keluarga S: - Sdri. M mengatakan tidak mau sekolah
berhubungan dengan lagi dan ingi bekerja karena ingin
ketidakmampuan keluarga dalam membantu kedua orang tuanya dan
merawat anggota yang sakit. untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
- Ny. K mengatakan Sdri. M terkadang
masih membatah apabila dinasihati
ibunya.
- Ny. K mengatakan sudah mengetahui
tentang perkembangan remaja dan peran
serta tugas yang harus dilakukan dalam
keluarga tahap perkembangan anak
remaja.
O: - Sdri. M tidak berada di rumah namun
berada ditempat kerja.
- Keluarga Tn. K dapat menyebutkan
kembali mengenai peran dan tugas yang
harus dilakukan dalam keluarga tahap
perkembangan anak remaja.
A: Masalah teratasi
sebagian.
P:Lanjutkan
Intervensi
 Anjurkan
keluarga
untuk
mempertahan
kan dan
menerapkan
tindakan-
tindakan yang
telah
diajarkan.
2. Defisiensi pengetahuan S:- Tn. P mengatakan mengetahui bagaimana
berhubungan dengan mengatasi masalah perkembangan anak
ketidakmampuan keluarga dalam remaja.
merawat anggota yang sakit. O:- Keluarga Tn. K dapat menyebutkan
kembali bagaimana mengatasi masalah
perkembangan anak remaja.
A: Masalah teratasi
sebagian.
P: Lanjutkan
Intervensi
 Anjurkan keluarga untuk
mempertahankan dan menerapkan
tindakan-tindakan yang telah
diajarkan.
3. Resiko hambatan interaksi sosial S:- Ny. K mengatakan Sdri. M apabila
berhubungan dengan ditanya sering diam atau hanya
ketidakmampuan keluarga dalam menjawab sesekali dan anaknya kurang
merawat anggota yang sakit. terbuka.
O:- Sdri. M nampak diam apabila ditanya
atau hanya menjawab sesekali saja..
A: Masalah teratasi
sebagian.
P:LanjutkanIntervensi
 Anjurkan keluarga untuk
mempertahankan dan menerapkan
tindakan-tindakan yang telah
diajarkan.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan antara lain:

1. Pengelolaan asuhan keperawatan gaangguan proses keluarga pada tahap


perkembangan anak remaja merupakan suatu masalah yang komplek karena
dalam melakukan tindakan keperawatan tidak hanya berfokus pada satu anggota
keluarga melainkan seluruh anggota keluarga sehinggaa membutuhkan strategi
yang tepat untuk dapat beradaptasi dengan seluruh anggota keluarga tersebut.
2. Perincian:

a. Pengkajian dilakukan pada keluarga Tn. P pada tahap perkembangan anak


remaja yang ditemukan adanya penurunan pola hubungan antara orangtua dan
anak remaja yang ditandai dengan kurangnyan kepedulian orangtua terhadap
anaknya.
b. Diagnosa yang dapat ditegakkan yaitu gangguan proses keluarga pada tahap
perkembangan anak remaja karena terdapat kesesuaian antara batasan
karakteristik dengan data yang diperoleh dalam pengkajian.
c. Perancanaan yang disusun bertujuan agar keluarga Tn. P mampu mengenal
masalah lima tugas keluarga. Adapun intervensinya yaitu mendiskusikan
tentang gangguan proses keluarga pada tahap perkembangan anak remaja,
penyuluhan mengenai perkembangan remaja, peran dan tugas keluarga yang
harus dipenuhi pada tahap perkembangan anak remaja, bagaimana cara
mengatasi masalah- masalah yang mungkin muncul pada remaja.
d. Implementasi yang dilakukan penulis yaitu diskusi dan ceramah serta
memeberikam konseling kepada remaja tentang masalah yang sedang dialami
dengan harapan keluarga mampu mengenal masalah yang dialami serta
memahami materi yang telah disampaikan dan mampu memutuskan tindakan
yang tepat untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga.
e. Evaluasi dari keberhasilan tindakan keperawatan dengan diagnosa gangguan
proses keluarga pada tahap perkembangan anak remaja belum teratasi karena
membutuhkan waktu yang terus menerus dan kegigihan dari pihak keluarga.

B. Saran
Dari kesimpulan yang telah disampaikan penulis memberikan beberapa saran
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan kelurga pada tahap perkembangan
anak remaja:
1. Keluarga agar dapat terus menerus membimbing anak remajanya untuk menjadi
anak yang berguna bagi keluarga, bangsa, negara dan agama serta memfasilitasi
keperluan yang sedang dibutuhkan pada perkembangan anak remaja.
2. Tenaga keperawatan untuk lebih memahami konsep asuhan keperawatan
gangguan proses keluarga pada tahap perkembangan anak remaja dan
menentukan intervensi yang ada secara tepat dan sesuai apa yang dibutuhkn oleh
klien.
3. Bagi penulis selanjutnya untuk lebih sering membaca buku yang membahas
mengenai Gangguan Proses Keluarga sehingga bisa lebih paham dan bisa
melakukan anamnesis jika ditemukan kasus Gangguan Proses Keluarga di
lapangan, terlebih untuk menginformasikan cara meminimalisir Gangguan
Proses Keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Howard, K. B., Joanne, M. D., & Cheryl, M. W. (2016).

Nursing Intervenstions Classification. Yogyakarta: Mocomedia.

Friedman, M., Vicky, R., & Elaine, G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset,
Teori, & Praktik. Jakarta: EGC.

Hasmi. (2016). Metode Penelitian Epidemologi. Jakarta: CV Trans Info Media.

Harnilawati, (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: As


Salam.

Herdman T. H & S. Kamitsuru. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi.


Jakarta: EGC.

Moorhead, Sue., Marion J., Meridean L. M., & Elisabeth, S. (2016).. Nursing Outcomes
Classification. Yogyakarta: Mocomedia.

Anda mungkin juga menyukai