Anda di halaman 1dari 23

LEMBAR TUGAS MANDIRI (RESUME)

RESUME PEMBELAJARAN
Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu :

Ani Auli Ilmi, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom


Eny Sutria, S.Kep., Ns., M.Kes
A.Tenri Ola Rivai, M.Kes
Hasnah, S.Kep., Ns., M. Kes

OLEH:
KEPERAWATAN A
Adriana Febriani
(70300117016)

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020
BAB I
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengertian Keluarga Secara Umum Dan Teoritis (Keluarga Dan


Keluarga Sejatera)
Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai
sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai
hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran,
adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anakanak yang belum menikah disebut keluarga batih. Sebagai unit
pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat (Andarmoyo, 2012)

B. Tipe-Tipe Keluarga
Menurut Harnilawati ( 2013),tipe- tipe keluarga dibagi menjadi dua
yaitu secara tradisional dan secara modern
1. Secara tradisional
Secara tradisional dibagi menjadi dua yaitu :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yag hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau
adopsi.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga yang lain yang masih memiliki hubungan darah
(kakek,nenek,paman dan bibi)
2. Secara modern
a. Tradisional nuclear
b. Reconstituted nuclear
c. Middle age/ aging couple
d. Dyadic carrier
e. Single parent
f. Dual carrier
g. Commuter married
h. Single adult
i. Three generation
j. Institusional
k. Communal
l. Unmarried parent andd child.
m. Cohibing couple
n. Gay and lesbian family

C. Pendekatan Keperawatan Keluarga


Adapun pendekatan keperawatan keluarga menurut Zaidin (2010)
adalah sebagai berikut :
1. Strategi pendekatan keluarga sebagai kontek (family as contex)·
2. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Klien (Family as
Client)
3. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Sistem (Familyas
System)
4. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Komponen Sosial
(Family as Component of Society)
5. Lima Pendekatan Promkes (Similarly, Ewles dan Simnett (1999)
a. Pendekatan medis (preventif)
b. Pendekatan Perilaku
c. Pendekatan edukasi
d. Pendekatan perubahan social
e. Pendekatan berpusat pada klien

D. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Menurut Harnilawati (2013) tahap perkembangan keluarga yakni :
1. Tahap I : Pasangan baru atau Keluarga baru (beginning family)
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Menetapkan tujuan bersama
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial
d. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB
e. Persiapan menjadi orang tua
f. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan,persalinan dan
menjadi orang tua)
2. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family)
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual
dan kegiatan)
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan denga keluarga
c. Membagi peran dan tanggung jawab ( bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan)
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak
e. Konseling KB post partum 6 minggu
f. Menata ruang untuk anak
g. Biaya/dana child bearing
h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
3. Tahap III : Keluarga dengan usia anak pra sekolah (families with
preschool)
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a. Pemenuhan anggota keluarga
b. Membantu anak bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi
d. Mempetahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga
e. Pembagian waktu individu,pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab
g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang
anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (families with school
children)
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan di luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas.
b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
c. Menyediakan aktivitas untuk anak
d. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan
anak
e. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan
dan kesehatan anggota keluarga
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja families with teenagers)
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a. Pengembangan terhadap remaja ( memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonom)
b. Memelihara komunikasi terbuka
c. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
6. Tahap VI : Keluarga dengan anak dewasa (launching centerfamilies)
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Membantu anak untuk mandiri sebagai kelurga baru di
masyarakat
c. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya serta mendapatkan menantu
d. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
e. Berperan suami istri kakek dan nenek
f. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat mmenjadi contoh bagi
anak-anaknya
7. Tahap VII : Keluarga usia pertengahan (Middle age families)
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a. Mempunyai banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
sosial dan waktu santai
b. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
c. Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga
d. Persiapan masa tua/pensiun
8. Tahap VIII : Keluarga usia lanjut
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a. Penyesuaian tahap masa pensiun dengan merubah cara hidup
b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian
c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

E. Tugas Kesehatan Keluarga


Menurut Efendy (2010), ada 5 tugas keluarga dalam bidang
kesehatan yang harus dilakukan,yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

F. Peran Perawat Keluarga


Menurut Zaidin (2010), Ada banyak peran perawat dalam
membantu keluarga dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga
dan dalam menyelesaikan masalah adalah sebai berikut :
1. Perawat sebagai Pendidik
2. Perawat sebagai Koordinator
3. Perawat sebagai pelaksana
4. Perawat sebagai pengawas kesehatan
5. Perawat sebagai konsultan
6. Kolaborasi
7. Perawatannya sebagai fasilitator
8. Perawat sebagai penemu kasus
9. Modifikasi lingkungan

G. Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 52 tahun 2009).
a. Keluarga pra sejahtera
b. Keluarga sejahtera I
c. Keluarga sejahtera II
d. Keluarga sejahtera III
e. Keluarga sejahtera III plus

H. Integrasi Islam Dalam Keperawatan Keluarga


Keluarga menurut konsep islam adalah kesatuan hubungan antara
seorang lelaki dan seorang perempuan yang dilakukan dengan melalui akad
nikah yang sah menurut ajaran islam.
Mengingat keluarga adalah merupakan ujung tombak dalam
membangun dan membina umat. Membina ummat tidak bisa dilepaskan dari
membina kesehatan ummat. Dalam hal ini Rasulullah mengingatkan bahwa
keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama. Sabda Beliau:

Artinya :

“Tiada seorang anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan


fitrah(potensi),lantas kedua orang tuanyalah yang akan membuat anak itu
menjadi orang yahudi, nasrani ataupun majusi“.

Hadis tersebut mengisyaratkan bahwa berawal dari binaan,


pembelajaran, bimbingan dan arahan keluargalah kunci kesuksesan dalam
mewujudkan misi Islam tentang prinsip hidup yang sehat secara paripurna.
Tentunya hal ini sudah menjadi kesadaran setiap keluarga muslim. Karena
dengan kondisi kesehatan yang prima, seorang muslim dapat melakukan apa
saja yang menjadi keinginannya termasuk melaksanakan panggilan agama
sehingga dapat meraih prestasi spiritualnya. Berdasarkan uraian di atas,
penulis merasa berkepentingan mengungkap konsep ajaran Islam tentang
perlunya kesehatan diri.

I. Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga


Menurut Suprajitno (2011) ruang lingkup keperawatan keluarga yaitu:
1. Promosi kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Intervensi keperawatan
4. Pemulihan kesehatan
BAB II
STRUKTUR, PERAN DAN PROSES KELUARGA

Struktur didasari oleh organisasi (keanggotaan dan pola hubungan yang terus
menerus. Struktur keluarga
1. Bagaimana keluarga mampu memenuhi fungsi fungsi keluarga
2. Berperan memudahkan pencapaian fungsi fungsi keluarga
3. Dapat dipeeluas dan dipersempit

Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur


1. Struktur egalisasi
2. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
3. Struktur yang terbuka
4. Struktur yang bebas
5. Struktur yang kaku
6. Struktur yang kasar
7. Suasana emosi yang dingin
8. Disorganisasi keluarga

Fungsi dan tugas menurut freeman (1986)


1. Fungsi afektif
2. Fungsi reproduksi
3. Fungsi ekonomi
4. Fungsi sosial
5. Fungsi perawatan keluarga

Empat dimensi struktur kekuatan keluarga


1. Struktur kekuatan dan kekuasaan
2. Struktur peran
3. Struktur nilai
4. Proses komunikasi

Macam-macam struktur kekuatan keluarga


1. Legitimate power
2. Referent power
3. Resource expert power
4. Reward power
5. Coercive power
6. Informational power
7. Affective power

Nilai nilai keluarga merupakan suatu system sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya.

Pola dan proses komunikas di dalam keluarga yang berfungsi

1. Karakteristik pengirim yang berfungsi


a. Jelas dan berkualitas
b. Yakin ketika menyampaikan pesan
c. Meminta feedback
d. Menerima feedback
e. Mendengar
f. Feedback
g. Memvalidasi
2. Karakteristik pengirim yang tidak berfungsi
a. Lebih menonjolkan asumsi komuikasi tidak sesuai
b. Ekspresi yang tidak jelas
c. Judmental expresion
d. Tidak mampu mengemukakan lebutuhan
e. Gagal mendengar
f. Diskualifikasi
g. Offensive
h. Kurang mengeksplorasi
i. Kurang memvalidasi

Suasana emosi yang sehat dalam keluarga meliputi saling percaya, suasana
hangat, saling perhatian, saling menerima, mengharapkan kesepakatan tanpa
mengabaika keunikan individu, memandang konflik sebagai hal yang biasa
BAB III
TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN KELUARGA

A. Teori Keperawatan Keluarga


1. Teori Orem ( Self Care Teori)
Orem meyakini perawatan diri bisa dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Wholly Compensatory System / Keperawatan Menyeluruh
Contoh keperawatan yang semua dilakukan oleh perawat :
1) Melengkapi terapy pasien
2) Kebutuhan dasar pasien
3) Mendukung kemampuan dan melindungi pasien
b. Partly Compensatory System / Perawatan Parsial
1) Nurse action :
a) Melakukan beberapa langkah perawatan diri untuk pasien
b) Mengkompensasi keterbatasan perawatan diri pasien
c) Membantu pasien sesuai kebutuhan
2) Patient action :
a) Melakukan beberapa langkah perawatan diri
b) Mengatur agen perawatan diri
c) Menerima perawatan dan bantuan dari perawat
Contoh perawatan parsial :
Pasien bisa makan sendiri tetapi yang lain di bantu
Pasien bisa kekamar mandi tetapi yang lain dibantu
c. Supportive Educative System / Pasien Lebih Banyak Peran Untuk
Meningkatkan Kesehatannya
1) Patient action :
a) Mencapai perawatan diri
b) Mengatur latihan dan pengembangan agensi perawatan
diri
2. Family System Teory
a. Semua bagian dari system terkoneksi satu sama lain
Contoh : dalam satu keluarga mereka saling ketergantungan satu
sama lain
b. Keseluruhan lebih baik dari akumulasi jumlah per bagian
Contoh : ayah, ibu dan anak tidak dihitung 3 tetapi di hitung dalam
1 keluarga atau dalam satu keluarga jika salah satu anggota
keluarga ada yang sakit seperti hipertensi maka tidak hanya 1
individu yang dikaji tetapi semua keluarga diberikan asuhan
keerawatan karena mereka saling berhubungan
c. Semua system memiliki beberapa batasan/batasan antar system
dan lingkungan
d. System dapat diatur menjadi beberapa sub system
Contoh : ayah, ibu dan anak bisa dibagi menjadi dua yaiti orang
tua dan anak.
3. Family Assesment And Intervention Model
a. Prevensi primer berfokus pada pergerakan individu dan keluarga
ke sebuah status peningkatan status kesehatan dengan beberapa
aktivitas promosi kesehatan. Primary interventions meliputi :
memberikan keluarga informasiinformasi tentang kekuatan
mereka, mendukung keluarga dengan coping kemampuan
fungsional dan melakukan edukasi kepada keluarga untuk
meningkatkan status kesehatan keluarga.
b. Secondary interventions : membantu keluarga untuk mengatasi
masalah keluarga lain dalam menemukan penanganan yang tepat
pada masalah kesehatan yang ada.
c. Tertiary prevention : mendesaing untuk mempertahankan
stabilitas sistem melalui strategi intervensi yang dimulai setelah
perawatan selesai.
4. Teory Nightingale (1859)
Teory Keperawawatan Florence Nightingale memposisikan
lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan, dan perawat tidak
perlu memahami seluruh proses penyakit, model dan konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dengan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan
keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan, adequate,dengan dimulai dari pengumpulan data
dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teory
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri tanpa bergantung pada profesi lain
5. Teory Betty Neuman’s
Teory Betty Neuman’s membahas keluarga dipandang sebagai sistem
yang terdiri atas anggota keluarga sebagai subsistem. Berfokus pada
penurunan stress dan memperkuat pertahanan diri.
6. Teory Imogene King
Mengembangkan model system yang saling mempengaruhi dan
memasukkan pendekatan keluarga sebagai ruang lingkup. Kerangka
konsep imogene m. King yaitu :
a. Sistem sosial
b. Sistem personal
c. Sistem interpersonal
7. Teory Calista Roy
Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial
dalam adaptasi keperawatan, yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan,
dan keperawatan. Teori adaptasi Callista Roy memandang klien
sebagai suatu system adaptasi. Model adaptasi Roy menguraikan
bahwa bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya
dengan cara memepertahankan perilaku secara adaptif karena
menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang memiliki sistem
adaptif yang selalu beradaptasi.
8. Teory Virginia Handerson
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia,
keperawatan,kesehatan, dan lingkungan.Menurut Henderson,
kebutuhan dasar rmanusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan
komponen penanganan
BAB IV
PENDEKATAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengertian Budaya
Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok
yang dipelajari dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir , bertindak
dan mengambil keputusan.Budaya adalah ciri khas satu kelompok yang
membedakan antara kelompok yang satu dengan yang lain sedangkan
Transkultural adalah lintas budaya. Unsur Budaya
1. Material berupa benda: pakaian, makanan
2. Non Material berupa kepercayaan, kebiasaan dan bahasa
Tiap keluarga memiliki budaya disebabkan oleh interaksi dengan
lingkungannya. Lingkungan terbagi 3, yakni:
1. Lingkungan fisik (alam, iklim)
2. Lingkungan social (struktur social)
3. Lingkungan simbolik (bahasa, music, atribut yang digunakan)

Karakteristik budaya
1. Culture is learned and taught (budaya bisa dipelajari dan diajarkan)
2. Culture is shared (budaya itu dibagikan kepada orang lain)
3. Culture is social in nature (budaya bersifat sosial)
4. Culture is dynamic, adaptive and ever-changing (budaya itu dinamis,
adaptif dan susah diubah)

Jenis Budaya
1. Etno-caring (dipelajari dari orang tua/turun temurun). Misal :
menghargai orang yang lebih tua
2. Profesional caring (dipelajari dari Pendidikan formal). Misal mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

B. Transkultural Nursing
Leininger mendefinisikan "Transkultural Nursing" sebagai area yang
yang berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan
subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care dan nilai sehat-
sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu
dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang
universal dalam keperawatan. Tujuan:
1. Memahami perbedaan budaya itu ada.
2. Menghormati individu sebagai individu yang unik, dimana faktor
budaya ikut berpengaruh dalam diri individu
3. Menghormati sesuatu yang "unfamiliar"
4. Mengidentifikasi budaya yang dimiliki diri sendiri
5. Memahami beberapa kelompok budaya memiliki definisi tentang
konsep sehat-sakit serta cara menjaga kesehatan dan mengobatinya,
yang mungkin berbeda dengan budaya yang dimiliki oleh diri sendiri
6. Memiliki kemauan untuk memodifikasi asuhan keperawatan dengan
mempertimbangkan latar belakang budaya yang dimiliki oleh klien.
7. Tidak berharap semua anggota satu kelompok budaya harus
berperilaku dengan cara yang sama.
8. Menghormati bahwa nilai budaya yang dimiliki seseorang sudah
mengakar sehingga sulit untuk dirubah.

Kompetensi yang harus dimiliki perawat


1. Cultural awareness
2. Cultural knowledge
3. Cultural skill
4. Cultural encounter
5. Cultural desire

Konsep Utama Transcultural Nursing


1. Care
Perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien untuk
meningkatkan kondisi klien
2. Caring
Tindakan mendukung, berbentuk aksi atau tindakan
3. Culture
Perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang
kepercayaan dan budaya klien
4. Cultural care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/kepercayaan
5. Nilai kultur
Keputusan/kelayakan untuk bertindak
6. Perbedaan kultur
Berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai
keperawatan
7. Cultural care university
Hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
8. Etnosentris
Keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
9. Cultural Imposion
Kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan kepada
klien

Variabel dalam Pengkajian Budaya


1. Nilai
2. Keyakinan
3. Customs
4. Perilaku sehat dan sakit
5. Keturunan/ herediter
6. Diet dan nutrisi
7. Status sosial ekonomi
8. Pola komunikasi
9. Hubungan keluarga
10. Praktek keagamaan
BAB V
PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

Pelayanan keperawatan keluarga menempatkan keluarga dan


anggotakeluarga sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga
pada tahap Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan (Penetapan Intervensi),
Pelaksanaan (Implementasi), serta Evaluasi tindakan keperawatan.

Asuhan Keperawatan Individu Dalam Keluarga diberikan pada Individu di


rumah dengan keterlibatan keluarga. Kegiatan yang dilakukan oleh perawatan
adalah:
1. Penemuan suspek/kasus kontak serumah
2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan pada individu dan keluarga
3. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan
4. Kunjungan rumah sesuai rencana
5. Pelayanan keperawatan dasar langsung maupun tidak langsung

Asuhan Keperawatan Keluarga ditujukan pada keluarga berisiko


kesehatan/keluarga yang memiliki masalah kesehatan. Dengan aktivitas perawat
yaitu :
1. Identifikasi keluarga risiko kesehatan keluarga dengan masalah
kesehatan di masyarakat
2. Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah
3. Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga)
4. Pelayanan keperawatan dasar langsung maupun tidak langsung
5. Pelayanan kesehatan sesuai rencana (memantau kepatuhan berobat)
6. Pendampingan/pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan
7. Dokumentasi keperawatan

Sebelum memberikan asuhan keperawatan, lakukan kunjungan rumah


dan nilai kemandirian keluarga
Kriteria 1 : Keluarga menerima perawat
Kriteria 2 : Keluarga menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga
Kriteria 3 : Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya
secara benar
Kriteria 4 : Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan
sesuai anjuran
Kriteria 5 : Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana yang sesuai
anjuran
Kriteria 6 : Keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif
Kriteria 7 : Keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif

Klasifikasi Tingkat Kemandirian keluarga


Tingkat 1 : Jika kriteria 1 dan 2 telah dilakukan
Tingkat 2 : Jika kriteria 1 sampai 5 telah dilakukan
Tingkat 3 : Jika kriteria 1 sampai 6 telah dilakukan
Tingkat 4 : Jika kriteria 1 sampai 7 telah dilakukan

A. Pengkajian Keperawatan Keluarga


1. Sumber data pengkajian keperawatan keluarga
a. Sumber data pengkajian keperawatan keluarga dapat dilakukan
dengan metode observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik
b. Sumber data keluarga dapat juga didapatkan melalui informasi
tulisan dan lisan dari berbagai sumber yang memiliki hubungan
atau kerjasama dengan keluarga atau dari tim kesehatan lain.
2. Pengkajian keperawatan keluarga
a. Data umum : Identitas kepala keluarga,Komposisi anggota
keluarga,Alamat, Suku, Agama, Status ekonomi keluarga, Jarak
pelayanan kesehatan, Alat transportasi, Tipe Keluarga, Tipe
Keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga : Tahap
perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga
yang belum selesai, riwayat keluarga inti, riwayat asal kedua
orang tua, tugas perkembangan keluarga.
c. Lingkungan : Karakteristik rumah, karakteristik
tetangga/komunitas, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat dan sistem pendukung
keluarga
d. Struktur keluarga : Pola komunikasi keluarga, Struktur kekuatan
keluarga, Struktur peran, Nilai dan Norma budaya keluarga
e. Fungsi keluarga : Fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi
perawatan keluarga, fungsi reproduksi dan fungsi ekonomi
f. Stress dan koping keluarga : Stressor jangka panjang, stressor
jangka pendek, Kemampuan keluarga berespon (persepsi
keluarga), strategi koping yang digunakan, harapan keluarga
g. Pengkajian penjajakan II
1) Keluarga Mampu Mengenal Masalah Kesehatan Anggota
Keluarga
2) Keluarga Mampu Mengambil Keputusan Terhadap Kesehatan
Anggota Keluarga
3) Keluarga Mampu Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
4) Keluarga Mampu Memodifikasi Lingkungan Yang Aman Untuk
Anggota Keluarga
5) Keluarga Mampu Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
h. Harapan keluarga : bagaimana harapan seluruh keluarga
terutama terkait masalah kesehatan yang didalam
i. Pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga

B. Analisa Data
Analisa data dilakukan Dengan cara data subjektif dan objektif.
Tahapan analisa data :
1. Melakukan validasi data dengan mengidentifikasi kembali data yang
telah terkumpul
2. Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan biopsio-sosial dan
spiritual
3. Membandingkan dengan standar
4. Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan

C. Skoring Masalah
1. Sifat masalah
a. Keadaan sejahtera (3)
b. Defisit kesehatan (3)
c. Ancaman kesehatan (2)
d. Krisis yang dialami
2. Kemungkinan masalah dapat di ubah
a. Mudah (2)
b. Sebagian (1)
c. Tidak dapat (0)
3. Potensial masalah dapat dicegah
a. Tinggi (3)
b. Cukup (2)
c. Rendah (1)
4. Menonjolnya masalah
a. Membutuhkan perhatian dan segera diatasi (2)
b. Tidak membutuhkan perhatian dan tidak segera diatasi (1)
c. Tidak dirasakan sebagai masalah atau kondisi yang
membutuhkan perubahan (0)

D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keluarga dapat bersifat aktual maupun sejahtera (wellnes).
Penyusunan prioritas diagnosa dan tujuan keperawatan keluarga dilakukan
bersama keluarga.

E. Perencanaan Keperawatan Keluarga


Perencanaan disusun dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga
kesehatan/perawat. Perencanaan terdiri atas masalah/diagnosa keperawatan
keluarga yang telah diprioritaskan, tujuan atau kriteria hasil dan rencana
tindakan/intervensi.

F. Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pemberian informasi dan edukasi
2. Identifikasi sumber-sumber yang ada dikeluarga dan
menginformasikan dampak dari tindakan
3. Mendemonstrasikan cara merawat anggota keluarga dengan
memanfaatkan fasilitas yang terdapat dirumah
4. Melakukan perubahan lingkungan keluarga
5. Membantu keluarga atau mendukung keluarga menggunakan
FASYANKES
G. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan dari asuhan
keperawatan yang diberikan
BAB VI
REFLEKSI DIRI

A. Apa fenomena yang dilihat atau terjadi?


Fenomena yang terjadi saat ini adalah munculnya virus baru yaitu virus
corona Wabah corona sendiri telah dinyatakan sebagai pandemi yang
sangat membahayakan dan telah menyebar ke seluruh dunia termasuk
Indonesia. Dan semua orang fokus pada kasus ini bahkan kebanyakan
yang saya liat pemerintah dan tenaga kesehatan hanya terlalu fokus
pada kasus tersebut sehingga masalah kesehatan lain terabaikan
Sehingga membuat banyak Masyarakat yang khawatir atas kesehatan
dirinya dan keluarganya. Dan karena fenomena ini pemerintah
menghimbau untuk sosial distancing dan di himbau untuk di rumah
B. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
a. Karena penyebaran virus ini sangat cepat dan belum ada obatnya
b. Kekhawatiran keluarga disebabkan karena tidak adanya rumah
sakit yang disediakan khusus untuk pasien positif dan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang bagaimana peran dalam merawat
dan menjaga kesehatan keluarga selama pandemi ini secara
mandiri
C. Apa dapat saya tarik sebagai pembelajaran?
Dari fenomena tersebut pelajaran yang bisa saya dapatkan adalah
bagimana Pentingnya peran keluarga dalam merawat dan menjaga
kesehatan keluarga untuk mencegah penyebaran virus corona secara
mandiri
D. Apa yang berbeda yang dapat saya lakukan? apa rencana saya
selanjutnya?
a. Menghimbau kepada masyarakat atau keluarga untuk tidak ke
rumah sakit dan menyediakan pelayanan dengan mengunjungi ke
rumah pasien dengan menghubungi petugas kesehatan ketika
sakit selain untuk kenyamanan masyarakat juga berguna selama
sosial distancing dengan mengurangi kontak degan orng banyak
.jikapun harus ke rumah sakit setidaknya memisahkan rumah sakit
khusus pasien covid 19 dengan pasien yang mengalami masalah
kesehatan lain
b. memberikan edukasi kepada keluarga tentang bagaimana
pentingnya peran keluarga dalam merawat dan menjaga
kesehatan keluarga nya dan peran keluarga sangat diperlukan
untuk pelaksanaan sosial distancing Terutama orang tua atau
orang dewasa yang ada di rumah tersebut. Setiap orangtua harus
mengawasi dan terus memantau serta memastikan semua anak
tetap berada di rumah. Jangan sampai ada yang keluyuran atau
pergi dengan teman-temannya.Selain itu, seluruh anggota
keluarga harus menjalani perilaku hidup bersih dan sehat.
Orangtua harus mampu mencontohkan dan menegaskan bahwa
setiap anggota keluarga diwajibkan menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Setelah selesai beraktifitas harus
langsung mencuci tangan pakai sabun. Kalaupun ada anggota
keluarga yang terpaksa harus keluar rumah karena keperluan
yang sangat penting, maka sekembali kerumah harus segera
mandi, ganti baju bersih, baru bertemu dan berkomunikasi dengan
anggota keluarga lainnya. Selanjutnya dalam menjaga kondisi
tubuh agar tetap sehat, setiap anggota keluarga juga harus
dipastikan mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, menjaga
waktu istirahat.
c. Rencana saya selanjutnya adalah meskipun pandemi ini berlalu
tetap memberikan edukasi kepada keluarga untuk tetap
mempertahanlan perilaku hidup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo,S.2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori Proses Dan Praktik


Keperawatan.Yogyakarta : Graha Ilmu
Efendi. 2010. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktik Dalam
Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Friedman, N.2010. Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktik (Terjemahan). Edisi
3. Jakarta : EGC
Harnilawati. 2013. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Takalar: As
Salam
Suprajitno. 2011. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta
: EGC
Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai