Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEPEAWATAN KELUARGA


Di tunjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Stase Komunitas dan Keluarga yang di
ampu oleh : NS.Irma Herlina, S.kep.,M.kep Sp.kep.kom

Disusun Oleh :
NURUL FAJRIAH
18210100006

PROGRAM STUDI PROPESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Definisi
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang di berikan
melalui praktek keperawatan kepada keluarga,untuk membantu menyleseikan masalah
kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
(Depkes RI,1998) Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga (Mubarok,dkk,2006).
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan suatu pendekatan yang
sistemik yaitu dengan keperawatan kesehatan keluarga. Pendekatan ini digunakan dalam
rangka mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi keluarga
dimulai dari pengkajian, penemuan diagnosa keperawatan keluarga,perencanaan,
pelaksanaan dan teknik evaluasi (Jhonson & Leny, 2017)
B. Tipe keluarga
Menurut (Setyowati, 2007) tipe keluarga terbagi menjadi:
a. Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
b. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
d. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
e. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).
C. Tipe keluarga
Dalam (Setiadi, 2008) tipe keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri
D. Fungsi keluarga
Dalam (Setiadi, 2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga sebagai berikut:

a. Fungsi biologi
- Untuk meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
- Memberikan kasih sayang dan rasa aman
- Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
- Membina sosial pada anak.
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
- Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi ekonomi
- Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
- Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

E. Tugas kesehatan
Tugas Kesehatan Menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2007), yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan / menciptakan suasana rumah sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat
F. Peran keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:

a. Peranan ayah : sebagai suami dari ayah dari anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peran ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. peran anak :
anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
G. Peran perawat kesehatan keluarga
Dalam (Setiadi, 2008)memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada beberapa
peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain :
a. Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota keluarga.
b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
c. Pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga.
d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau.
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk merubah
perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat.
f. Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang
Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat dalam
mengatasi masalah-masalah perawatan keluarga.
H. Tahapan perkembangan keluarga
Tahapan perkembangan keluarga menurut (Setiadi, 2008) yaitu:
a. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaoti suami dan istri
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara
psikologi keluarga tersebut membentuk keluarga baru. Suami istri yang membentuk
keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya
membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Masing-masing pasangan
menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan mulai membina hubungan
baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-masing. Masing-masing
belajar hidup Bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang
perlu diputuskan adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa
jumlah anak yang diharapkan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:
a) Membina hubungan intim dan kepuasan Bersama
b) Menetapkan tujuan Bersama
c) Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dan kelompok sosial
d) Merencanakan KB
e) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk menjnadi
orang tua.
b. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan
dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa
tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang
besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk
memenuhi kebutuhan bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah
pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.
Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sbeliknya.
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain:
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Membagi peran dan tanggung jawab
c) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan susasan rumah yang
menyenangkan
d) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing
e) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
f) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
c. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadapt kebutuhan-kebutuhan
dan minat dari anak prasekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya. Kehidupan
keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua.
Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebuthan anak,
suami dan istri, juga pekerjaan dapat terpenuhi. Orang tua menjadi arsitek keluarga
dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga agar kehidupan
perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antara suami
istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkambangan individual anak,
khsususnya kemandirian anak agar tugas perkambangan anak pada fase ini tercapai.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tingga, privasi,
dan rasa aman
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi
d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Tahap ke empat keluarga dengan anak usia sekolah (families with vhildren)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas di sekolah,
masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri demikian pula orang tua
yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja
sama untuk mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu
belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi,
baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, Pendidikan dan semangat
belajar
b) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
c) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya itelektual
d) Menyediakan aktfitas untuk anak
e) Menyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan anak
e. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab meningat remaja
yang sudah bertambah dan meningkat otonominya
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching center
families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal Bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk
hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk
keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua
anak meninggalkan rumah, pasnagan perlu menata ulang dan membina hubungan
suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan peran dan
merawat anak dan merasa kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah
lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktfitas kerja,
meningkatkan peran sebagai pasangan dan tetap memelihara hubungan dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
e) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f) Berperan sebagai sumai istri, kakek dan nenek
g) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya
g. Tahap ketujuah keluarga usia pertenagahn (moddle age families)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pension atau salah satu pasangan meinggal. Pada tahap ini semua anak meninggalkan
rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai
aktifitas.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat sosial
dan waktu santai
c) Memulihkan hubungan antara generasi muda dnegan generasi tua
d) Keakraban dnegan pasangan
e) Memelihara hubungan /kontak dengan anak dan keluarga
f) Persiapan masa tua atau pension dengan meningkatkan keakraban pasangan
h. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pension,
berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan pension merupakan
realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stressor dan kehilangan
yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah berkurangnya pendapatan,
kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan
menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan. Mempertahankan penataan
kehidupan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia
lanjut umunnya lebih dapat beradaptasi tinggal dirumah sendiri daripada tinggal
Bersama anaknya.
Tugas perkembangan tahap ini adalah:
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan
c) Mempertahankan keakraban suami sitri dan saling merawat
d) Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat
e) Melakukan life review
f) Menerima kematian pasnagan, kawan, dan mempersiapkan kematian
I. Sistem keluarga
Menurut (Setiadi, 2008) keluarga sebagai sistem diantaranya:
a. Pola komunikasi keluarga
Secara umum ada dua pola komunikasi dalam keluarga yaitu sistem terbuka dan
sistem tertutup. Sistem terbuka pola komunikasi dilakukan secara langsung, jelas,
spesifik, tulus, jujur, dan tanpa hambatan. Sedangkan pola komunikasi sistem tertutup
adalah tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras, saling menyalahkan,
kacau, dan membingungkan.
b. Aturan keluarga
a) Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan zaman, berubah sesuai
kebutuhan keluagra dan bebas mengeluarkan pendapat.
b) Sistem tertutup: ditentukan tanpa musyawarah tidak sesuai perkembangan zaman,
mengikat, tidak sesuai kebutuhan pendapat terbatas.
c. Perilaku anggota keluarga
a) Sistem terbuka: sesuai dengan kemampuan keluarga memiliki kesiapan, mampu
berkembangan sesuai kondisi. Harga diri, percaya diri, mengikat, dan mampu
mengembangankan dirinya.
b) Sistem tertutup: sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu bergantung), tidak
berkembang. Harga diri: kurang percaya diri, ragu-ragu, dan kurang dapat
dukungan untuk mengembangkan.

Anda mungkin juga menyukai