PENDAHULUAN
1
2
Perubahan fisik, kognitif dan emosional yang dialami pada fase remaja dapat
menimbulkan stress dan memicu perilaku unik pada remaja. Disamping itu, salah
satu tugas perkembangan remaja yang harus dilalui adalah mengembangkan
identitas diri dan mulai mengembangkan kemandirian emosional dari orangtua.
Remaja memiliki keinginan alam bawah sadar untuk mempertahankan
ketergantungannya, namun disisi lain remaja juga dalam proses kemandirian.
Sehingga remaja mungkin akan menunjukkan sikap ambivalen yang ditunjukkan
dalam emosi yang meluap – luap. (Stuart , 2016)
c. apakah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan depresi pada
remaja di SMAN 4 Medan?
d. Mengapa ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan depresi pada
remaja di SMAN 4 Medan?
e. Bagaimana hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan depresi pada
remaja di SMAN 4 Medan?
f. Kapan dilakukan penelitian hubungan antara dukungan sosial keluarga
dengan depresi pada remaja di SMAN 4 Medan?
1. Bagi remaja
Meningkatkan koping adaptif terhadap stressor yang dialami, dengan
memanfaatkan support system yang ada, khususnya dari keluarga
2. Bagi orang tua/keluarga
Mampu meningkatkan dukungan yang diberikan pada remaja khususnya pada
aspek informasional dan penghargaan.
3. Bagi pihak Sekolah
Dapat menjadi acuan untuk memberikan dukungan kepada guru BK dalam
menjalin kerjasama dan komunikasi dengan orangtua mengingat pentingnya
dukungan sosial keluarga bagi kesehatan jiwa remaja.
4. Peneliti selanjutnya
5
TINJAUAN TEORITIS
6
7
Menurut Friedman (2013), dukungan keluarga adalah proses yang terjadi terus
menerus disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan keluarga berfokus
pada interaksi yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagaimana
yang dievaluasi oleh individu. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan
dan bantuan jika diperlukan
Keluarga merupakan support system terdekat bagi remaja. Orangtua
mempunyai peran untuk melindungi dan mengasuh anak dalam menjalani
proses tumbuh kembangnya. Pola asuh orangtua akan berpengaruh pada
kematangan emosi remaja, yang pada akhirnya berdampak pada perilaku
remaja (Arsyam, 2016).
Selain pola asuh, dukungan keluarga juga berperan penting dalam proses
tumbuh kembang remaja. Dukungan keluarga diharapkan mampu
memfasilitasi remaja untuk beradaptasi dalam menjalani masa transisi.
Dukungan keluarga dapat diberikan dalam bentuk informasi, instrumental,
emosional, dan penghargaan.
Optimalisasi dukungan keluarga dalam menghadapi remaja pubertas dapat
dilakukan dengan menggunakan modul praktis yang mudah dimengerti oleh
keluarga. Optimalisasi peran keluarga tersebut dapat dilakukan melalui
pelatihan, pendampingan dan konseling dalam menghadapi remaja pubertas.
Aktivitas ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap orang tua dalam menghadapi dan memberikan dukungan kepada remaja,
sehingga remaja mampu berperilaku adaptif (Triyanto, 2014).
5. Jenis Dukungan Keluarga
Menurut Friedman (2013) sumber dukungan keluarga terdapat berbagai
macam bentuk seperti :
11
mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Depresi merupakan salah satu gangguan
mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman
subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional internal
yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi
emosional saat itu Kaplan & Sadock (2010 dalam Relang ,Rizky Mulyadi
2016)
2) Depresi psikotik
Secara tegas istilah “psikotik” harus dipakai untuk penyakit depresi
yang berkaitan dengan delusi dan halusinasi atau keduanya.
2) Berduka
Proses kesedihan itu wajar dan merupakan reaksi yang diperlukan
terhadap suatu kehilangan. Proses ini membuat orang yang kehilangan
itu mampu menerima kenyataan tersebut, mengalami rasa sakit akibat
kesedihan yang menimpa, menderita putusnya hubungan dengan orang
yang dicintai dan penyesuaian kembali.
b. Perubahan pikiran
1) Merasa bingung, lambat dalam berpikir, konsentrasi menurun
dan sulit mengingat informasi.
2) Sulit membuat keputusan, selalu menghindar
3) Kurang percaya diri
4) Selalu merasa bersalah dan tidak mau dikritik
5) Pada kasus berat sering dijumpai halusinasi dan delusi
6) Adanya pikiran untuk bunuh diri
c. Perubahan perasaan
1) Penurunan ketertarikan dengan lawan jenis
2) Merasa bersalah dan tak berdaya
3) Tidak adanya perasaan
4) Merasa sedih
5) Sering menangis tanpa alasan yang jelas
6) Iritabilitas, marah dan terkadan agresif
d. Perubahan pada kebiasaan sehari-hari
1) Menjauhkan diri dari lingkungan sosial dan pekerjaan
2) Menghindari membuat keputusan
3) Menunda pekerjaan rumah
4) Penurunan aktivitas fisik dan latihan
5) Penurunan perhatian terhadap diri sendiri
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan yang
besar dalam mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi
ditemukan adanya perubahan akibat pengaruh bahan kimia seperti 12
mengkonsumsi obat-obatan, minum-minuman yang beralkohol, dan
merokok.
3) Faktor Usia
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu
remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Namun sekarang
ini usia rata-rata penderita depresi semakin menurun yang menunjukkan
bahwa remaja dan anak-anak semakin banyak terkena depresi.
4) Gender
Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi dari pada
pria. Bukan berarti wanita lebih mudah terserang depresi, karena wanita
lebih sering mengakui adanya depresi dari pada pria dan dokter lebih
dapat mengenali depresi pada wanita.
5) Gaya Hidup
Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit
misalnya penyakit jantung juga dapat memicu kecemasan dan depresi.
6) Penyakit Fisik
Penyakit fisik dapat menyebabkan penyakit. Perasaan terkejut karena
mengetahui seseorang memiliki penyakit serius dapat mengarahkan
pada hilangnya kepercayaan diri dan penghargaan diri (self-esteem),
juga depresi.
7) Obat-obatanTerlarang
Obat-obatan terlarang telah terbukti dapat menyebabkan depresi karena
mempengaruhi kimia dalam otak dan menimbulkan ketergantungan.
8) Kurangnya Cahaya Matahari
Kebanyakan dari seseorang merasa lebih baik di bawah sinar
mataharidari pada hari mendung, tetapi hal ini sangat berpengaruh pada
beberapa individu. Mereka baik-baik saja ketika musim panas tetapi
18
2.3 Remaja
2.3.1 Pengertian
1. Fase Remaja
Fase Remaja Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia
10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahaun
2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia
remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.246 Masa remaja adalah
masa peralihan atau masa transisi dari anak menuju masa dewasa. Pada masa
ini begitu pesat mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik
20
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Hubungan yang diteliti
2.5. Hipotesis
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampling propotionated stratified random sampling . yaitu mengambil sample
dengan memperhatikan strata (tingkatan) di dalam populasi secara acak.
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas 2 dan kelas 3 di SMA N 4 Medan
yang hadir saat dilakukan penelitian. Karena populasi lebih dari 100 orang,
maka sampel yang digunakan sebanyak 20% dari jumlah populasi
N= 470 x 20%
N= 94
Tabel 3.1
Besar sampel tiap kelas XI dan XII di SMAN 4 Medan dengan n=94
No. Kelas Jumlah Siswa Sampel Jumlah Sampel
1. XI/1 55 (55/470)x94 11
2. XI/2 56 (56/470)x94 12
3. XI/3 43 (43/470)x94 9
22
23
4. XI/4 40 (40/470)x94 8
5. XI/5 51 (51/470)x94 10
6 XII/1 40 (40/470)x94 8
7. XII/2 46 (46/470)x94 9
8. XII/3 51 (51/470)x94 10
9 XII/4 42 (42/470)x94 8
10. XII/5 46 (46/470)x94 9
a. kriteria inklusi
Siswa SMAN 4 yang aktif pada TA 2018-2019
Berusia 13-17 tahun
Bersedia menjadi responden
Kelas XI dan XII
Skala
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
24
ond. S. H&
Lovibond.P.
F , 1995)
A. Aspek Pengukuran
Pada penelitian ini instrument yang digunakan dalam 2 bagian kuisioner yaitu:
1. Variabel Independen : dukungan keluarga
Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuisioner yang diambil dari
penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Dian (2017) dengan nilai cronbach
alpha 0.8 Untuk mengukur dukungan keluarga terdapat 17 pertanyaan
dengan alternative jawaban “selalu” , “sering” , “jarang”, “tidak pernah”jika
responden menjawab”selalu” diberi skor 4 jika responden menjawab”
sering”diberi skor 3, jika responden menjawab “jarang” maka diberi skor 2,
jika responden menjawab “tidak pernah”maka diberi skor 1, maka skor
tertinggi adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Untuk mengkategorikan
dukungan sosial baik dan buruk digunakan rumus hidayat (2007) yaitu :
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
P= bk
Ket :
P : Nilai yang dicari
R : Skor tertinggi-skor terendah
Bk: Banyak kategori
skor tertinggi−skor terendah
P= bk
68−17
P= 3
51
P= 3
P = 17
Maka kategorinya :
26
Baik = 52-68
Cukup =35-51
Kurang = 17-34
Ket :
P : Nilai yang dicari
R : Skor tertinggi-skor terendah
Bk: Banyak kategori
27
g. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden akan diminta untuk
menandatangani Informed Consent.
h. Responden akan diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti
dengan mengisi sendiri kuisioner yang telah diberikan. Setelah kuesioner diisi
peneliti mengecek satu persatu.
i. Setelah dilakukan pengecekan terhadap kuesioner, peneliti kemudian akan
mengumpulkan kuisioner untuk dilakukan analisa data dengan bantuan
komputerisasi
C. Etika Penelitian
Selama penelitian, responden di lindungi dengan memperhatikan aspek-aspek
self determination, privacy, and anonmymity, beneficience, maleficience, justice
(Polit & Beck, 2013). Penelitian ini di lakukan setelah mendapat persetujuan
dengan menekankan masalah etika sebagai berikut :
1. Tekad Individu (Self determination)
Prinsip self determination di jelaskan bahwa responden diberi kebebasan oleh
penulis untuk menentukan keputusan sendiri, apakah bersedia ikut dalam
penelitian atau tidak tanpa paksaan. Setelah respon bersedia, maka langkah
selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dantujuan serta manfaat penelitian,
kemudian peneliti menanyakan kesediaan responden, setelah setuju respon
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi subjek penelitian
atau informed consent yang di sediakan.
3. Keadilan (Justice)
29
a. Editing
Peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian
kuesioner dan kelengkapan jawaban kuesioner dari responden.Kuesioner
untuk pernyataan dukungan keluarga berjumlah 17 pernyataan, serta skala
depresi ada 15 pernyataan.Bila pernyataan telah terjawab, maka setiap
pernyataan diperiksa dan disesuaikan dengan pengkategorian jawaban.
b. Coding
Pernyataan-pernyataan yang telah dijawab diberi kode tertentu agar
mempermudah peneliiti dalam pengolahan data.Pada tahap ini pula
peneliti memberikan skor pada pernyataan yang telah dijawab. Untuk
jawaban pernyataan dukungan keluarga memilih “selalu” diberi skor 4,
yang memilih “sering” diberi skor 3, yang memilih “jarang” diberi skor 2,
yang memilih “tidak pernah” diberi skor 1.
30
c. Entry
Tahap ini memasukkan data kedalam komputer dengan menggunakan
program Excel ke dalam SPSS 16 dan diolah dengan menggunakan uji
statistikRank Sperman dengan sistem komputerisasi.
d. Tabulating
Setelah selesai memberikan penilaian kemudian dilakukan tabulasi dengan
memasukkan semua jawaban kedalam table distribusi frekuensi untuk
mempermudah analisa data lalu diinterprestasikan.
2. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen (dukungan keluarga) dengan variabel dependen
(depresi), dimana analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan program
system komputerisasi.
Adapun tahap-tahap analisa data sebagai berikut :
a. Analisa Univariat
Analisis ini dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian, pada
umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari
tiap variabel (Notoatmojo, 2010).P ada penelitian ini analisis univariat
dilakukan untuk mengetahui distribusi dan presentasi pada variabel
Dukungan Sosial keluarga dan Tingkat Depresi pada Remaja Di SMAN 4
Medan
b. Analisa Bivariat
Analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi (Notoatmojo, 2010). Variabel yang akan dianalisa secara
bivariat adalah Dukungan Sosial keluarga dengan Tingkat Depresi Remaja
di SMAN 4 Medan, digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan
Dukungan keluarga dengan Tingkat Depresi di SMAN 4 Medan. Analisa
31
DAFTAR PUSTAKA
Aidyn L. Iachini, Elizabeth Levine Brown, Annahita Ball, Jennifer E. Gibson &
Steven E. Lize. 2015. School mental health early interventions and academic
outcomes for at-risk high school students: a metaanalysis, Advances in School Mental
Health Promotion, 8:3, 156-175, DOI: 10.1080/1754730X.2015.1044252
Astuti, Yuli. 2016. Hubungan dukungan sosial orangtua dengan strategi koping
berfokus masalah siswa SMKN 3 Yogyakarta. Ejournal Bimbingan dan Konseling
(1:5) Baron, Robert A. & Byrne, Donn. 2005. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Jilid
2. (Penerjemah: Ratna Djuwita, dkk). Jakarta: Erlangga. BKKBN. 2012. Fenomena
Kenakalan Remaja. available from: http://ntb.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispF
orm.aspx?ID=673&ContentTypeId=0x01 003DCABABC04B7084595DA364423D
E7897 Bridge, A.J, Goldstein, R.T, David, A.D. 2006. Adolescent suicide and
suicidal behavior. Journal of Child Psychology and Psychiatry 47:3/4
doi:10.1111/j.14697610.2006.01615.x Camara, Maria, Gonzalo Bacigalupe &
Patricia Padilla (2017). The role of social support in adolescents: are you helping me
or stressing me out?. International Journal of Adolescence and Youth, 22:2, 123-136,
DOI: 10.1080/02673843.2013.875480 Coombs. T. 2005. Australian Mental Health
Outcomes and Classification Network.Availablefrom:http://amhocn.org
/static/files/assets/bae82f41/MHI_Manual. pdf Coley, et al. 2018. Locating economic
risk for adolescent mental & behavioral health: poverty and affluence in family,
neighborhoods, and school. Child Development (18:1). Davdson G C. 2006.
Psikologi Abnormal. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Department of Health and
Ageing. 2003. Mental health national outcomes and casemix collection: Overview of
clinician-rated and consumer selfreport measures. Available from:
http://www.mhcc.org.au/documents/NOC C Measures Overview Arsyam, Syurkianti;
Tofan A.W; Murtiani. 2016. Hubungan antara pola asuh orangtua dengan terjainya
depresi pada remaja di SMAN 1 Sinjai Timur. Journal of Islamic Nursing. Vol 1:2.
Darmayanti. 2016. Meta-analisis: gender dan depresi pada remaja. Jurnal Psikologi.
Vol 35:2. Espelage & Holt. 2012. Suicidal ideation and School Bullying experience
33