Anda di halaman 1dari 4

JURNAL REFLEKSI

TEMA : Latihan Asertif

MINGGU I, 31 JANUARI 2022 KEPERAWATAN JIWA DI


Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.M. Ildrem Medan.

FEBRI WARNI HULU


210202016
Terapi Spritual

Terima kasih Tuhan buat pada minggu I hari ke 7 dinas di RSJ, saya telah melakukan terapi
komunikasi asertf pada beberapa klien, yang memiliki risiko perilaku kekerasa, pasien ini
terbiasa berkata kasar bahkan sering menyebut binatang pada teman atau orang sekitarnya,
dia setiap meminta sesuatu atau bertanya, selalu disertai kata kasar dan bersifat memaksa.
Pasien berkata bahwa dia tidak dapat menahan dirinya, terlebih dengan orang yang tidak
mengikuti apa kata dia. Dengan alasan bahwa orang itu sombong dan keras kepala. Dia
berkata bahwa orang kalau dibaikkan tidak akan menurut. Kemudian saya mengajarkan
pasien berkomunikasi yang baik, dan menjelaskan manfaatnya bagi pasien. Awalnya pasien
ragu dan berkata dia tidak terbiasa, namun saya berusaha mengajarkan nya bahwa kita harus
menggunakan kata-kata baik jika ingin meminta bantuan, contohnya tolong bantu saya, boleh
saya bertanya, tanpa harus memaksakan kehendak. Kemudian perlahan dia mulai melatih
dirinya dan mulai mencoba menerapkannya kepada teman-temannya.

Risiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat merusak
lingkungan sekitar. Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dapat terjadi perubahan pada
fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. Pada aspek fisik tekanan darah
meningkat, denyut nadi dan pernapasan meningkat, mudah tersinggung, marah, amuk serta
dapat mencederai diri sendiri maupun orang lain.(Pardede, 2020)

Latihan Asertif merupakan salah satu terapi khusus untuk melatih kemampuan
komunikasi interpersonal dalam berbagai situasi (Stuart & Laraia, 2005 dalam Priyanto, B,.
2019). Latihan asertif akan melatih individu berperilaku asrertif dalam menjalin hubungan
sosial, pada studi yang dilakukan Latihan asertif bertujuan untuk membantu merubah
persepsi untuk meningkatkan kemampuan asertif individu, mengekspresikan emosi dan
Teknik ini membantu klien yang mengalami ketidakmampuan dalam melakukan komunikasi
yang baik. (Priyanto, B,. 2019)

Pada kasus ini saya melakukan terapi komunikasi asertif pada klien yang telah sakit. Saya
sangat bersykur dan senang karena Tindakan ini memberikan kemampuan postif bagi klien
Klien yang awalnya selalu berkata kasar, suka memaki, marah dan cepat tersinggung, kini
mau berbaur dengan temannya dan mulai bercakap-cakap dan berbicara baik serta jika
meminta sesuatu diminta secara baik baik.

Suatu kebanggan bagi saya karena bisa menerapkan terapi ini dengan baik, dan saya berharap
ini akan menjadi bekal untuk saya dimasa depan
Referensi

Priyanto, B., & Permana, I. (2019). Pengaruh Latihan Asertif Dalam Menurunkan Gejala
Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizoprenia: A Literature Review. Avicenna:
Journal of Health Research, 2(2), 14-24.
Pardede, J. A., & Hulu, E. P. (2020). Pengaruh Behaviour Therapy Terhadap Risiko Perilaku
Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad
Ildrem Provsu Medan. Konferensi Nasional (Konas) Keperawatan Kesehatan
Jiwa, 4(1), 257-266.

Anda mungkin juga menyukai