UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

LAPORAN REFLEKSI KASUS

a. Deskripsi Kejadian
Ketika saya berdinas di Bangsal jiwa RSUD Brigjend H.hasan Basry Kandangan,
kejadian yang saya alami adalah awalnya saya pikir tidak akan terjadi di Bangsal jiwa
RSUD Brigjend H.hasan Basry Kandangan. Kejadian tersebut terjadi saat sedang ingin
melakukan pengkajian pasien jiwa tetapi belum sempat bercakap-cakap. Tiba-tiba pasien
yang bernama Tn.D yang memukul kaca dengan keras sambil bicara ngacau dan
mengancam-ngancam ingin membunuh. Saat terjadi hal tersebut saya takut dan terkejut
sehingga saya tidak berani untuk mengaji dan bercakap-cakap dengan Tn.D . Padahal
sebagai perawat yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa memiliki peran penting salah
satunya dalam pengendalian kemarahan pada pasien resiko perilaku kekerasan.

b. Perasaan saat menghadapi kasus tersebut

Perasaan saya saat terjadi hal tersebut saya merasa sedih dan takut, sedih karena saya
tidak bisa memberikan cara mengontrol marah pada pasien,takut karena pasien masih
dalam kondisi agresif.

c. Evaluasi : sisi negatif dan positif dari kasus/kejadian

Sisi negatif
Dari kejadian itu sisi negatif yang saya alami adalah pasien dengan resiko perilaku
kekerasan dapat mencederai lingkungan, oranglain maupun diri sendiri.
Sisi positif
Dari kejadian itu yang bisa saya petik adalah saya harus lebih mengerti kondisi pasien
dengan resiko perilaku kekerasan dan harus selalu memberikan rasa nyaman bagi pasien.
Karena seperti kita ketahui bahwa memang pasien jiwa ini sangat membutuhkan sekali
dukungan sosial dari orang-orang disekitarnya. Jangan sampai kita sebagai perawat
malah membuat perasaan pasien itu menjadi emosi.

d. Analisis :
Perilaku kekerasan atau agresif adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan merupakan suatu
kejadian dimana seseorangmelakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik
 baik pada diri sendiri maupun oranglain. Perilaku kekerasan biasanya muncul perasaan
marah, jengkel, emosi, kecewa yang timbul ditandai dengan mengepal, melotot,
pandangan tajam, bicara keras dan kasar.Peran perawat kesehatan terdiri dari peran
sebagai pemberian asuhan keperawatan, peran sebagai advokasi, peran edukator, peran
koordinator, peran kolabolator, peran konsultator. Sebagai Perawat yang bertugas di
Rumah Sakitjiwa perlu mempersiapkan diri dengan memiliki kompetensi yang memadai.
Perawat harus selalu siap dalam menghadapi pasien dengan resiko perilaku kekerasan
untuk itu perlu adanya kesiapan kusus dari perawat untuk mampu mengantisipasi atau
menghadapi kondisi pasien dengan perilaku agresif. Perawat memiliki peran penting
dalam mengendalikan marah diantaranya dengan teknik relaksasi, latihan fisik, sosial/
verbal, mengonsumsi obat secara teratur dan spiritual.

e. Kesimpulan dari kasus tersebut?

Seorang perawat yang bertugas di Rumah sakit Jiwa perlu mempersiapkan diri dan
meningkatkan skill kompetensi dalam menghadapi berbagai kondisi kesehatan pasien
dengan gangguan kejiwaan selain hal tersebut perlu memerhatikan tanda-tanda pasien
yang akan berisiko terjadinya perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain..

f. Action plan: seandaianya ke depan kasus tersebut terjadi lagi, rencana apa yang
akan dilakukan.
Dari kejadian itu saya menjadikan kejadian tersebut sebagai pelajaran untuk selalu
fokus dalam melakukan sesuatu dan saya harus selalu memperhatikan kondisi pasien
dengan resiko perilaku kekerasan serta selalu memberikan cara mengontrol marah pada
pasien agar kejadian tersebut tidak terulang lagi dikemudian hari.

Kandangan, 15 Desember 2023

Perseptor Akademik, Perseptor Klinik,

(M.Syafwani, S.Kp., M.Kep., Sp.Kep., Jiwa) (Rahmawaty, S.Kep., Ns)

LAPORAN REFLEKSI KASUS
 Stase Praktik Profesi Keperawatan Jiwa (PPKJ)

Disusun Oleh :

NURLIANI, Kep
NPM. 2314901210167

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024