Disusun oleh:
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang paling penting dalam dunia kesehatan khususnya
keperawatan adalah keluarga. Proses Keperawatan adalah kegiatan yang
dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun keadaan sehat
(Undang - Undang Keperawatan, 2014). Menurut Departemen Kesehatan RI
(1988) keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dan saling ketergantungan (Widagdo and Kholifah, 2016).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Diagnose Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang semua respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua
diagnosis keperawatan harus didukung oleh data. Data diartikan sebagai
definisi karakteristik. Definisi karakteristik dinamakan ”Tanda dan gejala”,
Tanda adalah sesuatu yang dapat di observasi dan gejala adalah sesuatu yang
dirasakan oleh klien. Diagnosis keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan
tindakan keperawatan untuk mencapai hasil bagi perawat (Herdman, 2018).
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah tolok ukur atau
acuan yang digunakan sebagai pedoman dasar penegakan diagnosis
keperawatan dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang aman,
efektif dan etis (PPNI, 2017)
Pada suatu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu
diagnosa keperawatan, maka selanjutnya bersama keluarga harus
menentukan prioritas dengan menggunakan skala Baylon dan Maglaya
sebagai berikut:
Table 1 Skala Prioritas Masalah Keluarga
3 Verbalisasi perasaan positif terhadap bayi ▪ Ajarkan ibu menopang seluruh bayi
▪ Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi
1 2 3 4 5 dapat menyentuh payudara ibu
▪ Anjurkan bayi yang mendekati kearah payudara ibu
4 Mencium bayi dari bagian bagian bawah
▪ Anjurkan ibu untuk memegang payudara
1 2 3 4 5 menggunakan jarinya seperti huruf C pada posisi kam
12-6 atau 3-9 saat mengaahkan kemulut bayi
5 Tersenyum kepada bayi ▪ Anjurkan ibu untuk menyusui menunggu mulut bayi
terbuka lebar sehingga areola bagian bawah dapat
1 2 3 4 5 masuk sempurna
▪ Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusu
6 Melakukan kontak mata dengan bayi
1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Menyusui Tidak Efektif Status Menyusui L.03029 Edukasi Menyusui (I.12393)
Observasi:
D.0029 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
kemampuan memberikan ASI secara lansgung dari payudara kepada informasi
bayi dan anak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi membaik 2. Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
Pengertian : Kriteria Hasil: Edukasi
Kondisi dimana ibu dan Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
bayi mengalami Meningkat Menurun 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
ketidakpuasan atau 1 Tetesan/pancaran ASI 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
kesukaran pada proses 1 2 3 4 5 4. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam
menyusui 2 Suplai ASI adekuat menyusui
1 2 3 4 5 5. Libatkan sistem perndukung: suami, keluarga, tenaga
3 Intake bayi kesehatan dan masyarakat
Terapeutik:
1 2 3 4 5
1. Berikan konseling menyusui
4 Hisapan Bayi 2. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
1 2 3 4 5 3. Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan (latch
5 Kecemasan Maternal on) dengan benar
1 2 3 4 5 4. Ajarkan perawatan payudara antepartum dengan
mengkopres dengan kapas yang telah diberikan minyak
kelapa
5. Ajarkan perawatan payudara postpartum (mis. Memerah
ASI, pijat payudara, pijat oksitosin
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1. Implementasi
Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi
koping (Widagdo and Kholifah, 2016). Tindakan keperawatan keluarga
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
1) Memberikan informasi
2) Memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan Tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe Tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara:
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, yaitu dengan cara:
1) menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara:
1) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
2. Evaluasi
A: analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnosa.
Keluarga 3
Total 6 100
9 Agama
Islam 6 100
Kristen - -
Total 6 100
10 Status Tempat Tinggal
Kontrak 2 66,6
Rumah milik suami/istri - -
Rumah milik orang tua 1 33,3
Total 3 100
Hasil wawancara pada Keluarga 1
Transkrip Sub tema Tema
“dulu sedikit baby blues, Perubahan suasana hati dan
pokoknya dulu sedikit-sedikit kebiasaan
marah dan jadi tidak suka anak
kecil (kecuali anak sendiri)
padahal dulu sangat suka anak
kecil”
“dulu sedikit baby blues, pokoknya dulu sedikit-sedikit marah dan jadi tidak suka
anak kecil (kecuali anak sendiri) padahal dulu sangat suka anak kecil”. (K1)
“pola istirahat jadi berubah malam jadi susah tidur sampai ingin konsumsi obat
tidur karena semakin banyak pikiran, jadi moodswing, sebelumnya saya biasa
bekerja dan sekarang jadi ibu rumah tangga kaya unfair banget”. (K1)
“paling sedih kalau ada yang bilang anak saya kurus padahal sini sudah berusaha
berbagai cara biar anak mau makan”(K1)
“kadang merasa badmood dengan suami dan jika ada konflik kita bicarakan
Bersama”(K1)
“tidak, alhamdulillah ada ibu sama suami yang selalu mendukung dan saya malah
merasa senang sudah menjadi seorang ibu”. (K2)
“tidurnya kalau malam jadi kurang karena kadang anak rewel”. (K2)
“banyak sih kadang ada yang bilang ibu habis melahirkan harus gini, bayinya
harus di giniin tapi ya saya cuma iya-iya aja”. (K2)
“alhamdulillah tidak ada dan jika ada pasti di selesaikan dengan komunikasi yang
baik tapi kadang merasa iri melihat suami kalau malam bisa tidur dengan pulas”.
(K2)
“iya, ketika mengalami baby blues saya menjadi pribadi yang mudah sedih/terharu
dan mudah marah. terutama ketika sedang bersama anak saya sering merasa
terharu karena merasa sangat bahagia sudah menjadi seorang ibu.”. (K3)
“banyak.. ketika sudah mempunyai anak banyak perubahan terjadi terutama jam
tidur menjadi tidak teratur, dan ketika bepergian menjadi lebih banyak barang
bawaan seperti pempers dll, juga keadaan rumah menjadi tidak selalu rapi seperti
biasanya”. (K3)
“pernah, maklum ketika baru menjadi ibu pasti banyak hal-hal yang belum
diketahui mengenai mengurus bayi tentang cara memandikan, memakaikan baju
dll, tentu akan mendapat bnyak saran2 dari bidan, orangtua dll”. (K3)
“mungkin konflik kecil. ketika menjadi ibu pasti segala urusan/prioritas diberikan
kepada anak seutuhnya sehingga tugas rumah tidak terselesaikan, dan tentunya
saya kadang marah2 jika suami hanya santai2 saja. cara mengatasinya dengan
melakukan pembagian tugas rumah dengan suami supaya tidak segalanya
dikerjakan istri”. (k3)
“yang penting anak diam dulu, jika tidak sempat masak ya saya beli atau jika
ayahnya libur ya anak sama ayah saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga”.
(K1)
“saya cuti dan suami masih WFH juga jadi bisa maksimal dalam mengurus anak”.
(K2)
“untuk saat ini ya saya akan memberikan kasih saying, memberikan asi seusai
anjuran, memberikan kebutuhan bayi ya kurang lebih seperti itu”. (K2)
“ketika anak tidak tidur saya tidak melakukan pekerjaan rumah apapun. tugas
rumah seperti nyapu, ngepel dll dilakukan ketika anak sedang tidur”. (K3)
“sudah tidak punya mertua dan orang tua, jauh dari ipar dan saudara paling
ketemu waktu ada acara”. (K1)
“mertua jauh jadi yang paling deket ya dengan ibu saya sendiri”. (K2)
“ke tempat mertua jarang-jarang kebetulan saya tinggal di rumah ibu jadi ya yang
paling deket dengan ibu dan bapak saya”. (K3)
Tema ketempat yaitu keluarga berencana. Pernyataan ibu yang mendukung tema
tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:
“saat ini saya menggunakan KB suntik, tetapi suami sudah pengen punya anak
lagi”. (K1)