GLOMERULONEFRITIS
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah KMB III
Dosen pembimbing: Dr. Ns. Yunie Armiyati., M.Kep, Sp.KMB
Disusun oleh:
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat penulisan makalah bagi pembaca yaitu :
B. Etiologi/ predisposisi
Menurut Lewis et al (2014) penyebab dan faktor risiko
glomerulonephritis sebagai berikut:
Vaskulitis
Poliarteritis Penyakit autoimun yang menyerang pembuluh
darah yang paling umum terjadi pada jantung,
ginjal, dan usus.
Kondisi yang Menyebabkan Jaringan
parut pada Glomeruli
Nefropati diabetic
Perubahan mikrovaskuler difus glomerulosklerosis
yang melibatkan penebalan membran basal
glomerulus.
Hipertensi Nefrosklerosis merupakan komplikasi dari
hipertensi.
Glomerulonefritis juga dapat menyebabkan
hipertensi.
Penyebab Lain
Penggunaan obat-obatan terlarang Orang yang menggunakan obat-obatan ini berada
di peningkatan risiko glomerulonefritis.
C. Patofisiologi
Menurut Kazi & Hashmi (2022) Mekanisme patogenetik yang
mendasari umum untuk semua varietas glomerulonefritis yang berbeda ini
adalah yang dimediasi imun, di mana jalur humoral maupun jalur yang
dimediasi sel aktif. Respon inflamasi konsekuen, dalam banyak kasus,
membuka jalan bagi peristiwa fibrotik yang mengikuti.
D. Manifestasi klinik
Menurut Kazi & Hashmi (2022) beberapa gejala yang sering muncul
adalah:
1. Hipertensi
5. Oliguri
6. Azotemia
Kasus pemicu:
G. Demografi
1. Kaji wajah, kelopak mata, tangan, dan area lain untuk edema karena
edema terjadi pada sebagian besar pasien dengan GN akut. Pada kasus
ditemukan edema pada kedua tungkai
2. Tanyakan tentang kesulitan bernapas atau sesak napas. Pada kasus
pasien mengatakan kadang-kadang sesak nafas, data objektif:
pernafasan cepat dan dalam, RR 32x/mnt
3. Tanyakan tentang perubahan pola eliminasi urin dan perubahan warna,
volume, kejernihan, atau bau urin. Pada kasus pasien mengatakan ± 1
minggu ini BAK tidak lancer
4. Kaji tekanan darah. Pada kasus ditemukan TD 190 / 90 mmHg
5. Kaji kelelahan, kekurangan energi, anoreksia, mual. Pada kasus
ditemukan ± 2 minggu terakhir badan terasa lemah, keletihan.
J. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan Hasil lab darah Hb 5,4 gr
%, Albumin 2,4gr/dl, ureum 112 gr/dl, kreatinin 9,6 gr/dl.
1. Urin biasanya berwarna gelap dan berat jenisnya lebih dari 1,020
dengan sel darah merah dan gips sel darah merah. Ekskresi protein urin
24 jam dan klirens kreatinin dapat membantu dalam menentukan derajat
kerusakan ginjal dan proteinuria.
2. Kadar albumin serum menurun karena protein ini hilang dalam urin dan
retensi cairan menyebabkan pengenceran.
3. Kreatinin serum dan BUN memberikan informasi tentang fungsi ginjal
dan dapat meningkat, menunjukkan gangguan eliminasi.
4. Ultrasonografi ginjal (membantu dalam menilai ukuran dan anatomi
untuk biopsi)
5. Pemeriksaan lesi glomerulus melalui biopsi ginjal memberikan
diagnosa glomerulonephritis
K. Pathways keperawatan
L. Analisa data
Analisa Data Etiologi Problem
DS: . ± 1 minggu ini BAK Gangguan mekanisme Kelebihan volume cairan
tidak lancar dan tungkai regulasi
bawah terasa berat
DO: Edema pada kedua
tungkai, kulit kering dan
bersisik.
TD 190 / 90 mmHg
Hasil lab: ureum 112
gr/dl, kreatinin 9,6 gr/dl,
Albumin 2,4gr/dl.
M. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang diangkat pada kasus ini sesuai diagnosa
keperawatan menurut Herdman (2018)
B. Peneliti
Mochammad Faqih Fatchur, Sulastyawati, Lingling Marinda Palupi
C. Latar Belakang
Istilah "glomerulonefritis" mencakup subset penyakit ginjal yang ditandai
dengan kerusakan yang diperantarai imun pada membran basal, mesangium,
atau endotel kapiler, yang mengakibatkan hematuria, proteinuria, dan azotemia.
Bentuk glomerulonefritis akut dapat disebabkan oleh penyebab ginjal primer
atau penyakit sekunder yang menyebabkan manifestasi ginjal. Sebagian besar
bentuk glomerulonefritis dianggap gangguan progresif, yang tanpa terapi tepat
waktu, berkembang menjadi glomerulonefritis kronis (ditandai dengan
kerusakan glomerulus progresif dan fibrosis tubulointerstitial yang
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus). Hal ini menyebabkan retensi
racun uremik dengan perkembangan selanjutnya menjadi penyakit ginjal
kronis, penyakit ginjal stadium akhir bersama dengan penyakit kardiovaskular
yang terkait. Salah satu tanda dan gejalanya adalah edema. Edema yang tidak
diatasi mengakibatkan pada sistem pernapasan adanya pernapasan kussmaul
yang merupakan respon asidosis metabolik, efusi pleura, edema paru
D. Review Penelitian
1. Tujuan penelitian
2. Metode penelitian
Pre Eksperimental Design dengan pendekatan Pre Test and Post Test One
Group Design
3. Sampel
4. Tempat penelitian
RS Dr. R. Soedarsono.
B. Saran
Bulechek, G.M. et al. (2016) Nursing Interventions Classification (NIC). 6th edn.
Philadelpia: Elsevier.
Faqih Fatchur, M. et al. (2020) “Kombinasi Ankle Pumping Exercise dan Contrast
Bath Terhadap Penurunan Edema Kaki Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik,”
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN, 5(1), pp. 1–10.
Herdman, T.H. (2018) International Nursing Diagnoses: definitions and
classification 2018-2020. Jakarta: EGC.
Hilmanto, D. (2007) Patogenesis glomerulonefritis yang diperantarai sistem
imun. Available at:
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/758/693
(Accessed: March 22, 2022).
Kazi, A.M. and Hashmi, M.F. (2022) Glomerulonephritis. Treasure Island:
StatPearls Publishing. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560644/ (Accessed: March 22,
2022).
Lewis S.L et al. (2014) Medical Surgical Nursing, Assessment and Management
of Clinical Problems. 9th edition, Medical-Surgical Nursing, 9/e. Mosby:
Elsevier Inc.
Moorhead, S. et al. (2016) Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th edn.
Philadelpia: Elsevier.