GLOMERULONEFRITIS
DISUSUN OLEH
Nur Hijrah Tiala
(70300111054)
Nurfadhilla M
(70300111065)
Rizal Samsuryadi
(703001110)
Sri Wahyunengsih
(70300111075)
Yunianti
(70300111089)
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah glomerulonefritis digunakan untuk berbagai penyakit ginjal yang
etiologinya
tidak
jelas
tetapi
secara
umum
memberikan
gambaran
plasma (terutama albumin) dan SDM, dan retensi abnormal Na dan H 2O yang
menekan produksi rennin dan aldosteron (Glassock, 1988).
Berbgai macam glomerulofati dapat terjadi, masing-masing dengan
penampilan klinis yang berbeda. Jadi penyakit diklasifikasikan menurut
morfologi, etiologi, patogenesis, sindrom klinis, atau kombinasi dari
semuanya. Masing-masing tipe dari glomerulopati akan menunjukan
manifestasi dari gagal ginjal dalam tiga bulan awitan. Ini kemudian disebut
glomerulonefritis yang berkembang dengan cepat, memerlukan intervensi
medis awal yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinik
6. Pemeriksaan diagnostic
7. Komplikasi
8. Penatalaksanaan
9. Pencegahan
10. Prognosis
11. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Glomerulonefritis adalah suatu peradangan pada glomeruli yang
menyebabkan hematuria (darah dalam air kemih), dengan gumpalan sel darah
merah dan proteinuria (protein dalam air kemih) yang jumlahnya bervariasi.
Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan
berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi
glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis.
Glomerulonefritis ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu glomerulonefritis
akut dan glomerulonefritis kronik.
1. Glomerulonefritis akut
Ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus
tertentu. Yang sering ialah infeksi karena kuman streptococcus. Penyakit
ini sering ditemukan pada anak berumur antara 3-7 tahun dan lebih sering
mengenai anak pria dibandingkan perempuan. Biasa disebabkan oleh
reaksi terhadap infeksi streptokokus, penyakit ini jarang memiliki efek
jangka-panjang pada sistem ginjal.
2. Glomerulonefritis kronik
Adalah glomerulonefritis tingkat akhir (and stage) dengan kerusakan
jaringan
ginjal
akibat
proses
nefrotik
dan
hipertensi
B. Etiologi
sehingga
eksogen
maupun
endogen
berperan
dalam
pembentukan kompleks
b. Nefrotoksik (anti-GMB),linear:Bentuk Ab yang bereaksi dengan MBG
pasien sendiri sebagai antigennya (anti-GMB atau Ab antiginjal).
Penyakit autoimun sejatiberbeda dengan GN kompleks imun, yaitu
MBG hanya berperan seperti pendamping yang tak berdosa; endapan
imun terletak pada sudendotel dan mengakibatkan gambaran linier
seperti pita pada mikroskop imunofluoresensi; disertai GN progesif
cepat (RPGN) dan sindrom Goodpasture.
4. Berdasarkan gambaran histology
a. Perubahan minimal : Disebut juga nefrosis lipoid atau penyakit
podosit; glomeruli tampak normal atau hampir normal pada mikroskop
cahaya, sedangkan pada mikroskop cahaya, sedangkan pada mikroskop
elektron terlihat adanya penyautan podosif; hanya bentuk GN mayor
yang tidak memperlihatkan imunopatologi; biasanya berwujud sebagai
sindrom nefrotik pada anak usia 1 sampai 5 thn; dengan terapi
kortikosteroid; prognosis sangat baik.
b. Perubahan Proliferatif : Endapan immunoglobulin, komplemen, dan
fibrin,akan menyebabkan proliferasi sel-sel endotel, mesangium, dan
epitel: kemudian mengakibatkan pembentukan sabit yangdapat
melingkari dan menyumbat rumbai glomerulus tanda yang bahaya.
Sering ditemui pada RPGN dan GN kronik yang sudah lanjut.
c. Perubahan membranosa : Endapan epimembranosa dari bahan imun
disepanjang GBM mengakibatkan GMB menebal, tetapi hanya sedikit
atau hamper tidak ada peradangan atau poliferasi sel meskipun lumen
merupakan
lesi
pada
sebagian
perjalanan
penyakit
SBE,
SLE,
relative
stabil
atau
mungkin
memperlihatkan
terhadap
anak
dengan
hematuria
yang
dilakukan
dengan umur kurang dari 1 tahun. Tidak ada perbedaan jenis kelamin.
Proteinuria didapatkan pada semua pasien dan sindrom nefrotik
merupakan 80% sampai lebih 95% anak pada saat awitan sedangkan
hematuria terdapat pada 50-60%, dan hipertensi 30%.
c. Nefropati IgA ( Penyakit Berger )
Nefropati
IgA
biasanya
dijumpai
pada
pasien
dengan
1.
2.
Lemah, nyeri kepala, gelisah, mula, coma dan kejang pada stadium
akhir.
3.
Edema sedikit
4.
Suhu subfebril.
5.
6.
7.
8.
9.
Anemia.
10.
11.
12.
Gagal jantung
13.
14.
15.
Hematuria.
kematian.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
mendadak meninggi.
b. Ureum meningkat
c. Fosfor serum meningkat
d. Kalsium serum menurun
3.
4.
G. Komplikasi
1.
Glomerulonefritis Akut
a. Gagal ginjal akut
b. Decompensasi kordis
c. Ensefalopati hipertensif
d. Gagal jantung
e. Edema paru
f. Retinopati hipertensif
2.
Glomerulonefritis Kronik
a. Kegagalan ginjal kronis
b. Hipertensi
c. Hematuria makroskopik
d. Proteinuria
e. Sindrom nefrotik
H. Penatalaksanaan
1.
Medik :
a. Pengobatan ditujukan pada gejala klinik dan gangguan elektrolit.
antihipertensi.
Keperawatan :
a. Disesuaikan dengan keadaan pasien.
b. Pasien dianjurkan secara teratur untuk senantiasa kontrol pada ahlinya.
c. Program diet ketat tetapi cukup asupan gizinya.
d. Penjelasan kepada pasien tentang pambatasan aktivitas sesuai
kemampuannya.
e. Anjuran kontrol ke dokter harus ditaati untuk mencegah berlanjut ke
sindrom nefrotik atau GGK.
I. Pencegahan
J. Prognosis
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Genitourinaria
a. Urine berwarna coklat keruh
b. Proteinuria
c. Peningkatan berat jenis urine
d. Penurunan haluaran urine
e. hematuria
2. Kardiovaskular
a. Hipertensi ringan
3. Neorologis
a. Letargi
b. Iritabilitas
c. kejang
4. Gastrointestinal
a. Anoreksia
b. Muntah
c. Diare
5. Mata, telinga, hidung dan Tenggorok
a. Edema periorbital
6. Hematologis
a. Anemia sementara
b. Azotemia
c. Hiperkalemia
7. Integument
a. Pucat
b. Edema menyeluruh
B. Penyimpangan KDM
1. Glomerulonefritis akut
Peradangan kompleks
antigen-antibodi di
kapiler glomerulus
Menarik
SDP+trombosit
Ke glomerulus
Terjadinya suatu
peradangan
Peradangan kompleks
antigen-antibodi di
kapiler glomerulus
Peningkatan suhu
tubuh
Pengaktifan komplement
Terjadinya proses
peradangan
- Terjadinya proses
koagulasi
pengendapan fibrin
- Pmbntukan jringan
parut
- Hilangnya f/glomerulur
- Membrane glomerulus
menebal
GFR menurun
Permeabilitas kapiler
meningkat
Protein2 plasma&SDM
bocor mlalui glomerulus
Membrane glomerulus
mningkat
Edema di ruang intestinum
bowman
Gangguan integritas
kulit
Tkanan intestinum
meningkat
Glomerulus kolaps
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan retensi air dan
hipernatremia.
Retensi cairan
kebersihan
jalan
Rasional
mendeteksi gejala
dini
intervensi selanjutnya.
nafas, serangan dapat terjadi
karena
siapkan suction.
kurangnya perfusi oksigen ke otak.
3. Atur pemberian anti HT, monitor Anti HT dapat diberikan karena
reaksi klien.
volume
cairan
output (N : 1 2 ml/kgBB/jam).
menyebabkan tekanan darah.
5. Kaji status neurologis (tingkat Untuk mendeteksi secara
dapat
dini
pemberian
selanjutnya.
: diuretic dapat meningkatkan eksresi
cairan.
1.
merupakan
2.
Kaji
Monitor
reaksi Diuretik
dapat
menyebabkan
bila
tiazid/furosemide.
4.
Monitor
dan Klien
mungkin
membutuhkan
5.
Kaji
intake sodium.
warna Urine yang keruh
merupakan
6.
laboratorium
Intervensi
Rasional
1. Sediakan makan dan karbohidrat Diet tinggi karbohodrat biasanya lebih
yang tinggi.
cocok
dan
menyediakan
kalori
essensial.
2. Sajikan makan sedikit-sedikit tapi Menyajikan makan sedikit-sedikt tapi
sering, termasuk makanan kesukaan sering, memberikan kesempatan bagi
klien.
menyajikan
makanan
untuk
membatasi
pemasukan
cairan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan.
Tujuan : Klien akan menunjukan adanya peningkatan aktivitas ditandai
dengan adanya kemampuan untuk aktivitas atau meningkatnya waktu
beraktivitas.
Intervensi
Buat
1.
jadwal/periode
Rasional
Dengan periode istirahat yang terjadual
istirahat
aktivitas.
2.
energi
dan
mencegah
Tingkatan
rencana/tingkatan
keperawatan
klien
dalam
dalam perawatan/pengelompokan
agar
tidak membantu
klien
dalam
dapat
memenuhi
1.
2.
kerusakan kulit.
merubah Dapat mengurangi
memperbaiki
hari
dengan
sabun
tekanan
sirkulasi,
mengandung pelembab.
Dukung/beri
yang menyebabkan
dan
penurunan
kulit
dapat
kering,
terjadinya
3.
4.
Rasional
resiko
darah
vena
dari
untuk
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Glomerulonefritis adalah suatu sindrom yang ditandai oleh peradangan
dari glomerulus diikuti pembentukan beberapa antigen yang mungkin
endogenus (seperti sirkulasi tiroglobulin) atau eksogenus (agen infeksius atau
proses penyakit sistemik yang menyertai).