Oleh:
Nama : Norma Laili
NIM : P17212215110
Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Batu Buli Di
Ruang Nilam 3 (Ruang Bedah) RSUD Dr.H. Moch.Anshari Saleh Banjarmasin
periode tanggal 18 s/d 24 Bulan Oktober Tahun Akademik 2021/2022.
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal … Bulan ……….. Tahun 2021
Banjarmasin, 25 Oktober 2021
Preceptor Lahan RS Preceptor Akademik
_________________________ _________________________
NIP/NIK NIP.
Mengetahui,
Kepala Ruang Nilam 2
_________________________
NIP/NIK
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Batu Buli-buli atau Batu Kandung Kemih adalah batu yang tidak
normal di dalam saluran kemih yang mengandung komponen kristal dan
matriks organik tepatnya pada vesika urinari atau kandung kemih. Batu
kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium oksalat atau
fosfat. Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau
magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat, oksalat, dan zat-zat
lainnya.
2. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan batu kandung
kemih adalah :
a. Faktor Endogen, Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria,
hyperkalsiuria dan hiperoksalouria.
b. Faktor Eksogen, Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan
kejenuhan mineral dalam air minum.
c. Faktor lainnya, Infeksi, stasis dan obstruksi urine, keturunan, air
minum, pekerjaan, makanan atau penduduk yang vegetarian lebih
sering menderita batu saluran kencing atau buli-buli.
Batu kandung kemih dapat disebabkan oleh kalsium oksalat atau agak
jarang sebagai kalsium fosfat. Batu vesika urinaria kemungkinan akan
terbentuk apabila dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk kristal
kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu proses
pembentukan batu kemungkinan akibat kecenderungan ekskresi agregat
kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat
dalam urine.
Dan beberapa medikasi yang diketahui menyebabkan batu ureter pada
banyak klien mencakup penggunaan obat-obatan yang terlalu lama seperti
antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi.
Menurut Smeltzer bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis
urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan
metabolisme kalsium).
3. Patofisiologi
Penyebab spesifik dari batu kandung kemih adalah bisa dari batu
kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa
promotor (reaktan) dapat memicu pembentukan batu kemih seperti asam
sitrat memacu batu kalsium oksalat. Aksi reaktan dan intibitor belum di
kenali sepenuhnya dan terjadi peningkatan kalsium oksalat, kalsium fosfat
dan asam urat meningkat akan terjadinya batu disaluran kemih.
Adapun faktor tertentu yang mempengaruhi pembentukan batu
kandung kemih, mencangkup infeksi saluran ureter atau vesika urinari,
stasis urine, priode imobilitas dan perubahan metabolisme kalsium. Telah
diketahui sejak waktu yang lalu, bahwa batu kandung kemih sering terjadi
pada laki-laki dibanding pada wanita, terutama pada usia 60 tahun keatas
serta klien yang menderita infeksi saluran kemih.
Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan
karena infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan
tersebut sering menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan
sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma
dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan
atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah
terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap
menjadi besar sehingga membentuk batu.
4. Patway
LANJUTAN
Batu pada Ginjal Batu pada Ureter Batu pada Vesika Urinaria
Dilatasi tubulus
ginjal
HIPERTERMIA
GGK
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Kepala
3) Wajah
4) Mata
5) Telinga
6) Hidung
7) Mulut
8) Leher
9) Dada
10) Genitalia
11) Ekstrimitas
c. Pemeriksaan diagnosis
d. Penatalaksanaan medis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d Agen cedera fisiologis
b. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan Penurunan kapasitas
kandung kemih
c. Risiko Infeksi berhubungan dengan Efek prosedur infasif
3. Intervensi
No Diagnosa Intervensi
1. Pre Operasi: Manajemen nyeri
Nyeri akut b.d Agen Observasi
cedera fisiologis • identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
Terapeutik
1. Berikan tehnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri( mis,
TENS, hipnosis, akupresure, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, tehnik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan , kebisingan)
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan tehnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgesik,jika
perlu