Anda di halaman 1dari 6

LEARNING ISSUE

GLOMERULAR DISEASE
Definisi: penyakit yang menyebabkan kerusakan pada glomeruli sehingga terjadinya gangguan fungsi
pada glomeruli
Etiologi:
• genetic mutations,
• infection,
• toxin exposure,
• autoimmunity,
• atherosclerosis, hypertension, emboli, thrombosis, or diabetes mellitus.
• Even after careful study, however, the cause often remains unknown, and the lesion is called
idiopathic.
Klasifikasi
1. Hereditary (e.g. Alport’s and Fabry’s syndromes)
2. Primary (most common): disease process originates from the glomerulus
3. Secondary to systemic diseases: e.g. systemic lupus erythematosus (SLE), diabetes mellitus,
bacterial endocarditis
Berbagai bentuk cedera glomerulus juga dapat diuraikan menjadi beberapa sindrom berbeda berdasarkan
klinis
Acute nephritic Syndrome
Biasanya muncul dengan:
○ Hipertensi
○ Hematuria
○ Red blood cell casts
○ Pyuria
○ Mild-moderate proteinuria
○ Kerusakan inflamasi / extensive inflammation yang luas pada glomeruli menyebabkan
penurunan GFR dan akhirnya menimbulkan gejala uremik dengan retensi garam dan
air, yang menyebabkan edema dan hipertensi.
1) Post Streptococcal Glomerulonephritis
○ Merupakan immune-mediated disease yang melibatkan putative streptococcal
antigens, kompleks imun yang bersirkulasi, dan aktivasi komplemen yang berhubungan
dengan cedera yang dimediasi sel (cell-mediated injury)
○ Prototype acute endocapillary proliferative glomerulonephritis
○ Infeksi kulit dan tenggorokan M types streptococci (nephritogenic strains) antedate
glomerular disease (penyakit glomerular terdahulu)
■ M types 47, 49, 55, 2, 60, dan 57 🡪 impetigo
■ M types 1, 2, 4, 3, 25, 49, dan 12 🡪 pharyngitis
○ Antigen Streptococcus:
○ Streptococcal pyrogenic exotoxin B (SPEB) yang dihasilkan oleh proteolysis dari zymogen
precursor (zSPEB)
○ NAPlr (nephritis-associated plasmin receptor)
○ (kedua antigen ini memiliki afinitas biokimia untuk plasmin dan mengikat sebagai
kompleks yang difasilitasi dan keduanya mengaktifkan complement pathway
○ Manifestasi klinis: hematuria, pyuria, rbc casts, edema, hypertension, dan oliguric renal
failure yang mungkin cukup parah untuk muncul sebagai RPGN (Rapidly Progressive
Glomerulonephritis)
○ Gejala sistemik: headache, malaise, anorexia, dan flank pain (akibat swelling pada kapsul
renal/renal capsule)
2) Subacute Bacterial Endocarditis
○ Secara gross, terdapat adanya pendarahan pada subcapsular dengan “flea-bitten”
appearance
○ Secara mikroskopis, terdapat focal proliferation di sekitar foci necrosis yang berkaitan
dengan deposit mesangial, subendothelial, dan subepithelial immune dari IgG, IgM, dan
C3.
○ Manifestasi klinis: proteinuria, microscopic hematuria, and acute renal failure.
3) Lupus Nephritis
○ Komplikasi yang umum dan serius dari Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
○ Terdapat banyak immune complex yang bersirkulasi, yang mengaktifkan complement cascade
yang menyebabkan complement-mediated damage (kerusakan yang dimediasi komplemen),
infiltrasi leukosit, dan aktiovasi faktor prokoagulan, dan release sitokin yang bervariasi.
○ Manifestasi klinis: hematuria, proteinuria, hypertension, renal failure yang bervariasi, dan
terdapat rbc casts
4) Antiglomerular Basement Membrane Disease
○ Terjadi pada pasien dengan autoantibodi yang secara langsung menyerang antigen
glomerular basement yang sering menimbulkan 🡪 antiglomerular basement membrane
(anti-GBM) disease.
○ Manifestasi klinis: Goodpasture’s syndrome (pulmonary syndrome). Kelompok usia
muda; hemoptysis, penurunan Hb, demam, dyspnea, dan hematuria
5) IgA Nephropathy
○ Nefropati IgA adalah glomerulonefritis yang dimediasi kompleks imun yang ditentukan oleh
adanya endapan IgA mesangial yang sering dikaitkan dengan hiperselularitas
○ Secara klasik, ditandai dengan episodic hematuria terkait dengan deposit IgA di mesangium
○ Bukti klinis dan laboratorium menunjukkan kemiripan antara Henoch-Schönlein purpura dan
IgA nephropathy. Henoch-Schönlein purpura dibedakan secara klinis dari nefropati IgA dengan
gejala sistemik yang menonjol, usia yang lebih muda (<20 tahun), infeksi sebelumnya, dan
keluhan perut.
6) ANCA Small-Vessel Vasculitis
○ Small-Vessel Vasculitis (arteriol, kapiler, dan venula) dan glomerulonefritis memiliki
serum ANCA; antibodi terdiri dari dua jenis:
■ Anti-proteinase 3 (PR3) atau Anti-myeloperoxidase (MPO)
■ Antibodi Lamp-2
○ ANCA diproduksi dengan bantuan sel T dan mengaktifkan leukosit dan monosit, yang
bersama-sama merusak dinding pembuluh darah kecil.
○ Granulomatosis with polyangiitis (Wegener’s)
○ Manifestasi Klinis: fever, purulent rhinorrhea, nasal ulcers, sinus pain, polyarthral- gias/arthritis,
cough, hemoptysis, shortness of breath, microscopic hematuria, and 0.5–1 g/24 h of proteinuria.
Pada chest X-Ray ditunjukkan terdapat nodul dan infiltrat persisten, terkadang disertai gigi
berlubang.
○ Microscopic polyangiitis
○ Manifestasi Klinis: hampir mirip dengan granulomatosis dengan polyangiitis (Wegener's), tetapi
jarang memiliki penyakit paru yang signifikan atau sinusitis destruktif. Perbedaan dibuat pada
biopsi, di mana vaskulitis pada poliangiitis mikroskopis tanpa granuloma.
○ Churg-Strauss Syndrome
○ Manifestasi Klinis: Hipergammaglobulinemia, peningkatan kadar IgE serum, atau adanya faktor
rheumatoid terkadang menyertai keadaan alergi. Peradangan paru-paru, termasuk batuk singkat
dan infiltrat paru, sering kali mendahului manifestasi sistemik penyakit selama bertahun-tahun
7) Membranoproliperative Glomerulonephritis
○ Terkadang disebut mesangiocapillary glomerulonephritis or lobar glomerulonephritis
○ Merupakan immune-mediated glomerulonephritis yang ditandai dengan penebalan
GBM dengan perubahan mesangioproliferatif
8) Mesangioproliferative Glomerulonephritis
○ Ditandai dengan perluasan mesangium, terkadang dikaitkan dengan mesangial
hypercellularity.
○ Secara klinis, dapat muncul dengan berbagai tingkat proteinuria dan, biasanya, hematuria

Anda mungkin juga menyukai