Definisi
Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap
bakteri atau virus tertentu.Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman
streptococcus.Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) merupakan sindrom
nefritik akut yang ditandai dengan timbulnya hematuria, edema, hipertensi, dan penurunan
fungsi ginjal (azotemia). Gejala tersebut timbul setelah infeksi bakteri Streptokokus beta
hemolitikus grup A di saluran nafas bagian atas atau di kulit.14
Etiologi
Dinegara Berbagai kemungkinan penyebab GN antara lain: adanya zat yang berasal dari
luar yang bertindak sebagai antigen (Ag), rangsangan autoimun, dan induksi pelepasan
sitokin/ aktifasi komplemen lokal yang menyebabkan kerusakan glomerular. 14
Sebagian besar (75%) glomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah infeksi
saluran pernapasan bagian atas, yang disebabkan oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus
grup A tipe 1, 3, 4, 12, 18, 25, 49. Sedang tipe 2, 49, 55, 56, 57 dan 60 menyebabkan infeksi
kulit 8-14 hari setelah infeksi streptokokus, timbul gejala-gejala klinis. Infeksi kuman
streptokokus beta hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya glomerulonefritis akut paska
streptokokus berkisar 10-15%.14
Ada beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang paling sering ditemukan
disebabkan karena infeksi dari streptokokus, penyebab lain diantaranya:14
Mekanisme yang terjadi pada GNAPS adalah suatu proses kompleks imun dimana
antibodi dari tubuh akan bereaksi dengan antigen yang beredar dalam darah dan komplemen
untuk membentuk suatu kompleks imun. Kompleks imun yang beredar dalam darah dalam
jumlah yang banyak dan waktu yang singkat melekat pada kapiler-kapiler glomerulus dan
terjadi perusakan mekanis melalui aktivasi sistem komplemen, reaksi peradangan dan
mikrokoagulasi.14
Sebenarnya bukan sterptokokus yang menyebabkan kerusakan pada ginjal. Diduga
terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen khusus yang merupakan unsur
membran plasma streptokokal spesifik. Terbentuk kompleks antigen-antibodi didalam darah
dan bersirkulasi kedalam glomerulus tempat kompleks tersebut secara mekanis terperangkap
dalam membran basalis. Selanjutnya komplemen akan terfiksasi mengakibatkan lesi dan
peradangan yang menarik leukosit polimorfonuklear (PMN) dan trombosit menuju tempat
lesi. Fagositosis dan pelepasan enzim lisosom juga merusak endothel dan membran basalis
glomerulus (IGBM).Sebagai respon terhadap lesi yang terjadi, timbul proliferasi sel-sel
endotel yang diikuti sel-sel mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel.Semakin meningkatnya
kebocoran kapiler gromelurus menyebabkan protein dan sel darah merah dapat keluar ke
dalam urine yang sedang dibentuk oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria. 14
Gambaran Klinis
Lebih dari 50 % kasus GNAPS adalah asimtomatik. Kasus klasik atau tipikal diawali
dengan infeksi saluran napas atas dengan nyeri tenggorok dua minggu mendahului
timbulnya sembab. Periode laten ratarata 10 atau 21 hari setelah infeksi tenggorok atau kulit.
Hematuria dapat timbul berupa gross hematuria14
Gross hematuria terjadi pada 30-50 % pasien yang dirawat. Variasi lain yang tidak
spesifik bisa dijumpai seperti demam, malaise, nyeri, nafsu makan menurun, nyeri kepala,
atau lesu. Pada pemeriksaan fisis dijumpai hipertensi pada hampir semua pasien GNAPS,
biasanya ringan atau sedang. Hipertensi pada GNAPS dapat mendadak tinggi selama 3-5
hari. Setelah itu tekanan darah menurun perlahan-lahan dalam waktu 1-2 minggu. Edema
bisa berupa wajah sembab, edem pretibial atau berupa gambaran sindrom nefrotik. Asites
dijumpai pada sekitar 35% pasien dengan edem. Bendungan sirkulasi secara klinis bisa
nyata dengan takipne dan dispne. Gejala gejala tersebut dapat disertai oliguria sampai anuria
karena penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).14
Diangsosis
1. Anamnesis15
Riwayat infeksi saluran pernapasan 1 – 2 minggu sebelumnya atau infeksi kulit (pioderma) 3 – 6
minggu sebelumnya
Hematuria makroskopis atau sembab (edema) di kedua kelopak mata dan tungkai
Pada stadium lebih lanjut, dapat ditemukan komplikasi kejang, penurunan kesadaran
(ensepalopati hipertensi), gagal jantung, atau edema paru
2. Pemeriksaan Fisik15
Sering ditemukan edema di kedua kelopak mata dan tungkai dan hipertensi
Dapat ditemukan lesi bekas infeksi di kulit
Jika terjadi ensefalopati, pasien dapat mengalami penurunan kesadaran dan kejang
Pasien dapat mengalami gejala-gejala hipervolemia seperti gagal jantung dan edema paru.
3. Pemeriksaan Penunjang15
1.Urinalisis menunjukkan proteinuria, hematuria, dan adanya silinder eritrosit
2.Kreatinin dan ureum darah umumnya meningkat Anti Streptolisin O (ASTO) meningkat pada
75% – 80% kasus
3.Komplemen C3 menurun pada hampir semua pasien pada minggu pertama Jika terjadi
komplikasi gagal ginjal akut, didapatkan hiperkalemia, asidosis metabolik, hiperfosfatemia, dan
hipokalsemia.
Gambaran Laboratorium
Penatalaksanaan
Medikamentosa15
Antibiotik untuk eradikasi bakteri : amoxicillin 50 mg/kgBB/hari IV atau bila kondisi sudah baik
dapat diberikan oral dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila anak alergi dapat digunakan
eritromisin 30 mg/kgBB/hari IV atau bila kondisi sudah baik dapat diberikan oral dibagi dalam 3
dosis.
Diuretik apabila disertain retensi cairan dan hipertensi, obat yang digunakan adalah Furosemid 1
mg/kgBB/kali IV.
Obat hipertensi dapat dipertimbangkan bila disertai hipertensi
Suportif15
Tirah baring
Diet nefritik, yaitu diet rendah protein dan rendah garam apabila terjadi penurunan fungsi ginjal
dan retensi cairan. Tatalaksana suportif lainnya disesuaikan dengan komplikasi yang ada (gagal
ginjal, ensefalopati hipertensif, gagal jantung, edema paru).
Mengatasi kelainan elektrolit dan metabolik yang terjadi.
Pemantauan15
Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan volume urine dan balance cairan.
Pemantauan pengobatan dilakukan terhadap komplikasi yang terjadi karena dapat
mengaibatkan kematian. Pada kasus yang berat, pemantauan tanda vital berkala
diperlukan untuk memantau kemajuan pengobatan. Fungsi ginjal diharapkan akan
membaik dalam 1 minggu dan menjadi normal dala 3 – 4 minggu. Komplemen serum
akan menjadi normal dalam 6 – 8 minggu. Tetapi kelainan sedimen urine dapat terlihat
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Selama komplemen C3 belum pulih dan
hematuria mikroskopis belum hilang, pasien harus dipantau dengan seksama, karena
masih ada kemungkinan terjadinya pembentukan glomerulosklerosis dan gagal ginjal
kronik.
Komplikasi
Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagian akibat
berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan
uremia, hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia. Walau oliguria atau anuria yang
lama jarang terdapat pada anak, namun bila hal ini terjadi maka dialisis peritoneum
kadang-kadang di perlukan.15
Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat
gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Ini disebabkan
spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.15
Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki basah, pembesaran
jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh
darah, melainkan juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat
memberas dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di
miokardium.
Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di samping sintesis eritropoetik yang
menurun.15
Prognosis
Berbagai faktor memegang peran dalam menetapkan prognosis GNAPS antara lain
umur saat serangan, derajat berat penyakit, galur streptokukus tertentu, pola serangan
sporadik atau epidemik, tingkat penurunan fungsi ginjal dan gambaran histologis
glomerulus. Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik dibanding anak yang lebih besar
atau orang dewasa oleh karena GNAPS pada dewasa sering disertai lesi nekrotik
glomerulus. Perbaikan klinis yang sempurna dan urin yang normal menunjukkan prognosis
yang baik. Insiden gangguan fungsi ginjal berkisar 1-30%. Kemungkinan GNAPS menjadi
kronik 5-10 %; sekitar 0,5-2% kasus menunjukkan penurunan fungsi ginjal cepat dan
progresif dan dalam beberapa minggu atau bulan jatuh ke fase gagal ginjal terminal.18
Angka kematian pada GNAPS bervariasi antara 0-7 %. 15
Melihat GNAPS masih sering dijumpai pada anak, maka penyakit ini harus dicegah
karena berpotensi menyebabkankerusakan ginjal. Pencegahan dapat berupa perbaikan
ekonomi dan lingkungan tempat tinggal, mengontrol dan mengobati infeksi kulit.
Pencegahan GNAPS berkontribusi menurunkan insiden penyakit ginjal dan gagal ginjal di
kemudian hari.15