WINDA
AULIA CITRA
HAKIM SETIAWAN
FIRDA FARIDA ALDJUFRI
WIWIT AFRISA
PUTRI RAHMATIA WAUNIRA.S
MOH.RISKI RAMADHAN
DINA AFRILIA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ makalah tentang asuhan
keperawatan pasien dengan glomerulonefrotis” makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata
kuliah keperawatan medical bedah.
Kami menyadari bahwa laporan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
dan mudah-mudahan laporan ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat
bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
A. Konsep Teori.............................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glomerulusnefrotis umumnya disebabkan oleh infeksi, yang sering terjadi pada anak-
anak, seperti infeksi traktus respiratorius. Glomerulusnefrotis dapat terjadi secara epidemic
atau sporadic, paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5-8 tahun.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
1. Pengertian
Glomerulonefritis adalah salah satu jenis penyakit ginjal berupa kerusakan yang
terjadi pada glomeruli, yakni penyaring kecil di dalam ginjal yang berfungsi membuang
cairan berlebih, elektrolit, dan sampah dari aliran darah. Kerusakan ini akan menyebabkan
terbuangnya darah serta protein melalui urine.
2. Etiologi
Secara garis besar, etiologi glomerulonefritis adalah segala hal yang dapat
mencetuskan respons imun pada glomerulus. Etiologi ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu
glomerulonefritis yang diperantarai antibodi dan yang tidak diperantarai antibodi.
3. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya glomerulonefritis sampai sekarang belum diketahui secara
pasti. Akan tetapi beberapa studi telah menyimpulkan bahwa penyebab tersering terjadinya
glomerulonefritis adalah akibat respons imun. Glomerulonefritis merupakan suatu proses
kompleks yang umumnya berkaitan dengan respons imun humoral maupun cell-mediated.
Patofisiologi dasar dari glomerulonefritis adalah deposisi kompleks antigen-antibodi pada
membran basal glomerular. Secara kasat mata, ginjal akan tampak membesar hingga 50%.
Secara histopatologi, akan terlihat infiltrasi sel polimorfonuklear dan edema pada sel ginjal.
e. Mudah lelah
Glomerulonefritis kronis sering kali sulit terdeteksi karena dapat berkembang tanpa
menimbulkan gejala. Apabila muncul gejala, gejalanya dapat menyerupai gejala
glomerulonefritis akut. Namun, berbeda dengan glomerulonefritis akut, glomerulonefritis
kronik membuat frekuensi buang air kecil meningkat di malam hari.
Dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami dan riwayat kesehatan
pasien. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah terjadi hipertensi dan
pembengkakan pada tungkai atau wajah.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan urine, untuk mendeteksi keberadaan sel darah merah, sel darah putih, dan
protein di dalam urine
b. Tes darah, untuk mengetahui apakah terjadi penurunan kadar hemoglobin (anemia) dan
protein albumin, serta peningkatan kadar zat sisa seperti ureum dan kreatinin
c. Tes imunologi, untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit automun dengan meningkatnya
kadar antinuclear antibodies (ANA), komplemen, antineutrophil cytoplasmic antibody
(ANCA), atau antiglomerular basement membrane (anti-GBM)
d. Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau USG, untuk melihat kondisi ginjal
secara lebih detail
Biopsi ginjal dengan mengambil sampel jaringan ginjal, untuk memastikan apakah
jaringan yang abnormal dan memastikan glomerulonefritis
b. Penatalaksanaa Keperawatan
Manajemen Umun
4) Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari) dianjurkan dialisa peritoneal atau
hemodialisa.
Therapy Obat-obatan
2) Antihipertensi
4) Antacid
5) H2 blokers
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
Nama : An. A
Umur : 10 Tahun
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Sidondo
Nama : Ny.W
Umur : 24 tahun
Suku : bugis
Agama : Islam
Pekerjaan : URT
Pendidikan : SMA
Alamat : sidondo
b. Riwayat
Keluhan saat pengkajian : ibu klien mengatakan klien mengeluh sesak nafas, kaki
klien bengkak, merasa mual terkadang muntah, tidak nafsu makan.
Q : ibu klien mengatakan klien sesak, bengkak di bagian kaki dan mual terkadang
muntah
S : skala 4
Pola eliminasi : 2-4 kali 24 jam BAK dengan warna kuning pekat, BAB selama
dirumah sakit belum ada
Pola nutrisi cairan : pasien mendapatkan diet khusus rendah garam, pasien
merasakan mual dan muntah sebanyak 2-3 kali/hari, tidak terdapat kesukaran
menelan
TB : 141 cm
Pola istirahat tidur : ibu klien mengatakan pola tidur klien sebelum sakit dan
sesudah sakit normal yaitu 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
d. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
N : 87 x/menit
R : 30 x/menit
S : 39 derajat celcius
TD : 110/70 mmHg
Ekstremitas bawah
2. Diagnosis Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d defuse cairan dibuktikan dengan nafas cepat.
b. Deficit nutrisi b.d penurunan metabolisme dibuktikan dengan berat badan menurun
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosis Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
7. Untuk mengetahui
apakah oksigen
yang masuk dapat
memenuhi
kebutuhan
8. Hidrasi yang
adekuat dapat
mengencerkan
secret
9. Pemberian O2
dapat membantu
meringankan kerja
paru-paru
Defisit nutrisi b.d Dalam waktu 1 x 7 1. Kaji adanya alergi 1. Mengkaji adanya
penurunan jam setelah diberikan makanan alergi pada klien
metabolism intervensi deficit dapat mengetahui
2. Identifikasi
dibuktikan dengan nutrisi kriteria apakah klien
makanan yang
berat badan menurun evaluasi memiliki alergi
disukai klien
atau tidak
1. Tidak terjadi
3. Kolaborasi dengan
penurunan berat 2. Memberikan
ahli gizi untuk
badan yang berarti makanan yang
menentukan
disukai dapat
2. Adanya jumlah kalori dan
membantu
peningkatan berat nutrisi yang
menambah nafsu
badan sesuai dibutuhkan pasien
dengan tujuan 4. Monitor BB makan klien
5. Monitor turgor
kulit bertujuan
apakah cairan
dalam tubuh
tercukupi atau
tidak
7. Melakukan oral
hygine untuk
menjaga kesehatan
oral klien juga
dapat menambah
kenyamanan
dalam
mengkonsumsi
makanan
6. Membantu
menyaring dan
membersihkan
darah
4. Impelmentasi dan Evaluasi
A. : Masalah resiko
ketidakseimbangan cairan
teratasi sebgian.
P. : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/31593994/LP-ASUHAN-KEPERAWATAN-PADA-PASIEN-
DENGAN-GANGGUANG-SISTEM-PERKEMIHAN-GLOMERULONEFRITIS-AKUT-DOC
https:/.id.scribd.com.dokumen/477972748/Askep-Glomrulonefritis