KELOMPOK 2:
FADLIAN (PO7120320006)
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “Rencana Asuhan
Keperawatan Kasus Syndrom Nefrotik.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dari Ibu
“Dr. Irsanty Colein. Ns.M.Kep.Sp.Kep.KMB” pada mata kuliah “ Keperawatan
Medikal Bedah I ”. Selain itu juga tugas ini bertujuan agar bisa menambah
wawasan kami sebagai penyusun maupun pembaca.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada Allah SWT atas restunya kami
dapat menelesaikan tugas ini. Juga terima kasih kepada bapak “Dr. Irsanty Colein.
Ns.M.Kep.Sp.Kep.KMB” selaku dosen mata kuliah ini yang telah memberikan
tugas yang menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Tak lupa ucapan terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang
membantu kami karena telah membagi informasi dan pengetahuannya sehingga
tugas ini dapat kami selesaikan.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
A. DEFINISI......................................................................................................3
B. ETIOLOGI....................................................................................................3
C. PENYEBAB DAN TANDA GEJALA.........................................................3
D. PATOFISIOLOGI.........................................................................................4
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................5
F. PENATALAKSANAAN..............................................................................5
BAB III TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN...............................................7
A. PENGKAJIAN..............................................................................................7
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................9
C. PERENCANAAN.........................................................................................9
D. INTERVENSI.............................................................................................11
E. IMPLEMENTASI.......................................................................................15
F. EVALUASI.................................................................................................15
BAB IV PENUTUP...............................................................................................16
A. KESIMPULAN...........................................................................................16
B. SARAN.......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang asuhan keperawatn dengan
sindrom nefrotik serta faktor-faktor yang berhubungan dengan masalh
tersebut.
b. Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian sindrom nefrotik
Mengetahui etiologi sindrom nefrotik
Mengetahui patofisologi sindrom nefrotik
Mengetahui manifestasi klinis sindrom nefrotik
Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada anak yang
nefrotik syndrome.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Edema
Oliguria
3
Tekanan darah normal
Proteinuria sedang sampai barat
Hipoprotenemia dengan rasio albumin:globulin terbaik
Hiperkoesterolemia
Ureum/kreatinin darah normal atau meninggi
Beta 1C globulin (C3) normal (Nurarif dan Kusuma, 2015: 17-18)
D. PATOFISIOLOGI
4
sekresi hormon renin yang berperan penting dalam mengatur tekanan
darah. Selanjutnya renin mengubah angiotensin yang disekresi hati
menjadi angiotensin I. Sel kapiler paru selanjutnya mengubah angiotensin
I menjadi angiotensin II yang mengonsentrasi otot polos sekeliling
arteriola. Hal inilah yang menyebabkan anak mengalami tekanan darah
tinggi. Dalam kondisi lain, ketidakseimbangan natrium akibat konsumsi
natrium yang terlalu sedikit akan mengakibatkan anak mengalami
hipotensi (Suriadi & Yuliani, 2010).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan urin
Pemeriksaan sampel urin menunjukan adanya proteinuria (adanya
protein di dalam urin).
2. Darah
Hipoalbuminemia, dimana kadar albumin kurang dari 30
gram/liter
Hiperkolesterolemia (kadar kolesterol darah meningkat),
khususnya peningkatan low density lipoprotein (LDL), yang
secara umum bersamaan dengan peningkatan VLDL.
Pemeriksaan elektrolit, ureum dan kreatinin, yang berguna
untuk mengetahui fungsi ginjal. (Suharyanto, 2013:141)
F. PENATALAKSANAAN
5
harus diberikan. Pembatasan asupan proten 0,8-1,0 gr/kgbb/hr dapat
mengurangi proteinuria. Tambahan vitamin D dapat diberikan jika
pasien mengalami kekurangan vitamin ini.
3. Terapi antikoagulan: bila didiagnosis adanya peristiwa
thromboembolism, terapi anti koagulan dengan heparin harus dimulai.
Jumlah heparin yang diperlukan untuk mencapai waktu tromboplastin
parsial. Teraupeutik mungkin meningkat karena adanya penurunan
jumlah anti thrombin III. Setelah terapi heparin intra vena, anti
koagulasi oral dengan warfarin dilanjutkan sampai SN dapat diatasi.
4. Terapi obat : terapi khusus untuk sindrom nefrotik adalah pemberian
kortigosteroit yaitu prednison 1-1,5 mg/kgbb/hr dosis tunggal pagi hari
selama 4-6 minggu. Kemudian dikurangi 5 mg/minggu sampai tercapai
dosis maintenance (5-10 mg) kemudian diberikan 5mg selang sehari
dan dihentikkan dalam 1-2 minggu bila pada saat tapering off keadaan
penderita memburuk kembali(timbul edema, protenuri), diberikan
kembali full dose selama 4 minggu kemudian tapering off kembali.
(Nurarif, 2015:18)
6
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Identitas: Sindrom nefrotik lebih banyak terjadi pada anak umur 3-4
tahun dengan perbandingan pasien wanita dan pria 1:2 (Nurarif dan
Kusuma, 2015, 17)
2. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama
Klien biasanya mengeluh gejala edema (Nurarif dan Kusuma,
2015,:17)
Alasan masuk rumah sakit
Biasanya klien dengan sindrom nefrotik dibawa ke rumah sakit
karena terjadi edema anrsaka yang kadang-kadang mencapai 40%
daripada berat badan. (Ngastiyah, 2014:307)
Riwayat penyakit sekarang
Klien mengalami kenaikan berat badan, wajah tampak sembab,
pembengkakan abdomen, efusi pleura, pembengkakan labia dan
skrotum, perubahan urin,dan rentan terhadap infeksi. (Ekmawati,
2012).
3. Riwayat kesehatan terdahulu
Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan GNK, terpapar
bahan kimia.
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Klien menderita glomerulonephritis primer atau idiopatik merupakan
penyebab Sindrom Nefrotik yang paling sering. (Sudoyo dkk,
2010,:999)
5. Riwayat penyakit keluarga
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi matemofetal.
Resisten terhadap semua pengobatan. (Ngastiyah,, 2014:306)
7
6. Riwayat pengobatan
Biasanya klien Sindrom Nefrotik disebabkan karena mengonsumsi
obat antiinflamasi non-steroid atau preparat emas organic. (Sudoyo,
2010,:999)
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
8. Kesadaran
Tingkat kesadaran biasanya Composmentis terlihat adanya edema.
(Nurarif dan Kusuma 2015:17)
9. Tanda-tanda vital
Tekanan darah normal 120/80 mmHg ,(Nurarif dan Kusuma 2015:17)
Body system
10. Sistem pernafasan
Terdapat penumpukan cairan pada rongga pleura yang menyebabkan
efusi pleura. (Suharyanto dan Majid, 2013: 140)
11. Sistem perkemihan
Penurunan jumlah urine, urin tampak berbusa, akibat penumpukan
tekanan permukaan akibat proteinuria, hematuria. (Suharyanto dan
Majid, 2013: 141).
12. Sistem pencernaan
Biasanya terjadi diare akibat edema intestinal (Marcdante etall,
2014:659)
13. Sistem endokrin
Sistem endokrin dalam batas normal (Marcdante etall, 2014, hal. 659)
14. Sistem kardiovaskuler
Jarang terjadi hipertensi (Suharyanto dan Majid, 2013: 141)
15. Sistem integument
Ditemukan pitting edema serta esites. (Marcdante etall, 2014,659)
16. Sistem muskuloskletal
Kehilangan massa otot sebesar 10-20% dari massa tubuh (lean body
mass) tidak jarang dijumpai pada SN. (Sudoyo dkk, 2010,:1000)
17. Sistem reproduksi
8
Biasanya terjadi pembengkakan labia dan skrotum (Wati, 2012)
18. Sistem persyarafan
Sistem saraf dalam batasan normal. (Suharyanto dan Majid, 2013:141)
19. Sistem imunitas
Kekebalan tubuh (C3) normal (Nurarif, 2015:18)
20. Sistem pengindraan
Komplikasi pada kulit sering terjadi karena infeksi Streptococcus dan
terjadi sianosis sekitar hidung dan mulut. (Ngastiyah, 2014:310)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
G. PERENCANAAN
9
Stroke, kuadriplegia, sindrome Aspirasi Mekonium, infeksi saluran
nafas. (SDKI, 2017:18)
2. Pola napas tidak efektif
Definisi : inspirasi dan atau ekspirasi yang tidal memberikan ventilasi
adekuat.
Batasan karakteristik :
Mayor : Penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekresi
memanjang, pola nafas abnormal(mis, takipnea,bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-strokes).
Minor: Pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung,
diameter thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit
menurun,kapasitas vital menurun, tekanan ekspirasi menurun,
tekanan inspirasi menurun, ekskursi dada berubah
Kondisi klinik terkait:
Depresi sistem saraf pusat, cedera kepala, trauma toraks, gullian barre
syndrome, multiple scierosis, myasthenia gravis, stroke, kuadriplegia,
intoksikasi alcohol. (SDKI, 2017:26).
3. Kelebihan volume cairan
Definisi : peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial
dan/atau intraseluler.
Batasan karakteristik:
Edema anasarka dan edema perifer, berat badan meningkat dalam
waktu singkat, Jubular, fenous tesure, refleks heppatojubular positif,
dispense vena junggularis, terdengar suaara nafas tambahan,
hepatomegaly, kadar Hb/Ht turun, oliguria , intek lebih banyakdari
output, kongesti paru
Kondisi klinis terkait:
Penyakit ginjal(gagal ginjal akut/kronis, sindrom nefrotik),
hipoalbuminemia, gagal jantung kongestif, kelainan hormone, penyakit
hati (sirosis asites kanker hati), penyakit vena perifer. (SDKI,
2017:62).
10
H. INTERVENSI
11
4) Aktivitas lain :
- Anjurkan aktivitas fisik untuk memfasilitasi pengeluaran
secret.
- Atur posisi klien yang memungkinkan untuk
pengembangan maksimal rongga dada (misalnya, bagian
kepala tempat tidur ditinggikan 45 kecuali ada
kontraindikasi.
- Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk mengencerkan
secret.
2. Pola napas tidak efektif
(Wilkinson, 2013:99)
1) Tujuan: Menunjukan pola nafas efektif, yang di buktikan oleh
status pernapasan yang tidak terganggu, ventilasi dan stattus
pernapasan,
2) Kriteria hasil
- Menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang
ventilator mekanis
- Mempunyai kecepatan dan irama pernapasan dalam batas
normal
- Mempunyai fungsi paru dalam batas normal untuk pasien
- Meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan
Intervensi NIC
1) Aktivitas keperawatan:
- Pantau adanya pucat dan sianosis
- Pantau efek obat pada status pernapasan
- Kaji kebutuhan insersi jalan napas
- Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di sangkar iga
2) Penyuluhan untuk pasien atau keluarga
- Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik
relaksasi untuk memperbaiki pola pernapasan
- Diskusikan perencanan untuk keperawatan dirumah
meliputi pengobatan, peralatan pendukung, tanda dan gejala
12
komplikasi yang dapat dilaporkan, sumber-sumber
komunitas
- Ajarkan tehnik batuk efektif
- Informasikan kepada pasien dan kelurga bahwa merokok
tidak boleh didalam ruangan.
- Instruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka
harus memberitahu perawat pada saat terjadi
ketidakefektifan pola pernapasan
3) Aktivitas kolaboratif
- konsultasikan dengan ahli terapi pernapasan untuk
memastikan keadekuatan fungsi ventilator mekanis
- laporkan perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan,
nilai GDA, sputum, dan sebagainya, jika perlu sesuai
protocol
- berikan obat (misalnya, bronkodilator)
- berikan terapi nelbulizer ultrasonik dan udara atau oksigen
yang dilembapkan sesuai progam.
3. Kelebihan volume cairan
(Wilkinson J. , 2013:317-322)
1) Tujuan : kelebehihan volume cairan dapat dikurangi, yang
dibuktikan oleh keseimbangan cairan, keparahan overload
cairan minimal, dan indicator fungsi ginjal yang adekuat
2) Kriteria hasil
- Menyatakan secara verbal pemahaman tentang pembatasan
cairan dan diet
- Menyatakan secara verbal pemahaman tentang obat yang
diprogramkan
- Mempertahankan tanda vital dalam batas normal untuk
pasien
- Tidak mengalami pendek napas
- Hematocrit dalam batas normal
Intervensi (NIC)
13
1) Aktivitas keperawatan
- Tentukan lokasi dan derajat edea perifer, sacral, dan
perorbital pada skala 1+ samapai 4+
- Kaji komplikasi pulmonal atau kardivaskuler yang
diinginkan dengan peningkatan tanda gawat napas,
peningkatan frekuensi nadi, peningkatan tekanan darah,
bunyi jantung tidak normal, atau suara napastidak normal
- Kaji ekstermitas atau bagian tubuh yang edema
terhadapgangguan sirkulasi dan integritas kulit
- Kaji efek pengobatan (mis:stroid, diuritik dan litium) pada
edema
- Pantau secara teratur lingkar abdomen atau ekstermitas
- Timbang berat badan setiap hari dan pantau
kecendrungannya
2) Penyuluha untuk keluarga
- Ajarakan pasien tentang penyebab dan cara mengatasi
edema: pembatasan diet:dan penggunaan, dosis dan efek
samping obat yang diprogramkan
- Anurkan pasien untuk puasa, sesuai dengan kebutuhan
3) Aktivitas kolaboratif
- Lakukan dialisi, jika diindikasikan
- Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan primer
mengenai penggunaan stoking antiemboli atau balutan Ace
- Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet
dengan kandunagan protein yang adekuat dan pembatasan
natrium
- Konsultasikan ke dokter jika tanda dan gejala kelebihan
volume cairan meneta atau memburuk berikan diurtik, jika
perlu.
14
I. IMPLEMENTASI
J. EVALUASI
15
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kesehatan adalah harta yang penting dalam kehidupan kita, maka itu
selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit.
16
DAFTAR PUSTAKA
Marcdante, & dkk. (2014). ilmu kesehatan anak esensial. singapura: saunders.
17