Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN ANAK DENGAN SINDROM NEFROTIK “ dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan anak.
Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun tugas ini menyadari bahwa
tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas yang
serupa dimasa yang akan datang.
Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat, selebihnya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia sebagai organ
pengatur keseimbangan tubuh dan organ pembuangan zat-zat yang tidak berguna serta
bersifat toksis. Fungsi ginjal yang terpenting adalah untuk mempertahankan homeostasis
bio kimiawi yang normal di dalam tubuh, hal ini dilakukan dengan cara mengekskresikan
zat-zat yang tidak diperlukan lagi melalui proses filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan sekresi
tubulus. Sindrom Nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada
anak, merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif,
hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema. Sekitar 90 % kasus anak merupakan
Sindrom Nefrotik primer. Sindrom Nefrotik yang paling banyak ditemukan adalah jenis
kelainan minimal yaitu sekitar 76 %. Pasien yang menderita Sindrom Nefrotik untuk
pertama kalinya sebagian besar datang ke rumah sakit dengan gejala edema. Pada pasien
anak dengan Sindrom Nefrotik biasanya akan didapatkan kenaikan berat badan yang dapat
mencapai hingga 50 % dari berat badan sebelum menderita Sindrom Nefrotik. Hal tersebut
terjadi karena timbulnya proses edema yang merupakan salah satu gambaran klinis dari
Sindrom Nefrotik.
B. Tujuan
A. Konsep Dasar
Sindrom nefrotik merupakan penyakit ginjal yang paling sering dijumpai pada
anak. Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri
dari proteinuria masif (>40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstik ≥2+), hipoalbuminemia
<2,5 g/dl, edema, dan dapat disertai hiperlipidemia > 200 mg/dL terkait kelainan
glomerulus akibat penyakit tertentu atau tidak diketahui (Trihono et al., 2008).
2. Aspek epidemiologi
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
a. Edema
b. Proteinuria
c. Hipoalbuminemia
d. Hiperkolesterolemia.
e. Oliguria
f. Beta 1C globin (C3) normal
6. Klasifikasi
9. Komplikasi
10. Pengobatan
a. Diuretik yang berfungsi untuk membuang cairan yang berlebihan dari dalam tubuh
melalui urine.
b. Obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
c. Obat antikoagulan yang digunakan untuk menurunkan risiko penggumpalan darah.
d. Steroid untuk menangani peradangan atau glomerulonefritis perubahan minimal.
e. Imunosupresan yang digunakan untuk mengurangi inflamasi dan menekan respons
abnormal dari sistem kekebalan tubuh.
f. Penisilin untuk menekan risiko infeksi dalam tubuh.
Bagi anak yang mengidap sindrom nefrotik bawaan atau kongenital, dokter
akan memberikan albumin melalui infus. Dokter juga mungkin akan menyarankan
dialisis atau cuci darah, operasi pengangkatan atau transplantasi ginjal sebagai
pengobatan.
B. Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari tahap proses keperawatan. Dalam
mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. Keberhasilan proses
keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap
pengkajian. Pengkajian yang perlu dilakukan pada pasien anak dengan sindrom
nefrotik (Donna L. Wong, 2004 : 550) sebagai berikut :
a. Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajianluasnya edema.
b. Dapatkan riwayatkesehatan dengan cermat, terutama yang berhubungan dengan
penambahan berat badan saat ini, disfungsi ginjal.
c. Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik :
1) Penambahan berat badan
2) Edema
3) Wajah sembab khususnya di sekitar mata timbul pada saat bangun pagi
dan berkurang pada siang hari
4) Pembengkakan abdomen (asites)
5) Kesulitan pernapasan (efusi pleura)
6) Pembengkakan labial (scrotal)
7) Edema mukosa usus yang menyebabkan :
a) Diare
b) Anoreksia
c) Absorbsi usus buruk
8) Peka rangsangan
9) Mudah lelah
10) Letargi
11) Tekanan darah normal atau sedikit menurun
12) Kerentanan terhadap infeksi
13) Perubahan urin :
a) Penurunan volume
b) Gelap
c) Berbau buah
d. Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya analisa
urin akan adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa darah untuk
protein serum (total, perbandingan albumin/globulin, kolestrol), jumlah
darah merah, natrium serum.
2. Diagnosis keperawatan
3. Intervensi keperawatan
12. Mendorong
asupan makanan
tinggi makanan
tinggi kalsium
13. Memberikan
pasien dengan
tinggi protein ,
tinggi kalori,
makanan dan
minuman yang
bergizi.
C. DISCARGE PLANNING
Berikan pada pasien dan keluarga instruksi lisan dan tulisan yang sesuai
dengan perkembangan mengenai penatalaksanaan di rumah tentang hal-hal berikut ini
:
1. Proses penyakit (termasuk perkiraan perkembangan dan gejala kekambuhan)
2. Pengobatan (dosis, rute, jadwal, efek samping dan komplikasi)
3. Perawatan kulit dan pemberian nutrisi
4. Pencegahan infeksi dan penatalaksanaan nyeri
5. Pembatasan aktivitas
6. Pemeriksaan lebih lanjut
7. Diet rendah garam dan tirah baring dapat membantu dan mengontrol edema
8. Pembatasan asupan protein 0,8-1,0 g/kgBB/hari dapat mengurangi proteinuria
9. Kontrol hipertensi untuk mencegah kerusakan ginjal terutama pada penderita
diabetes
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh peningkatan
protein, penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia), edema dan serum
kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah (hiperlipidemia). (Brunner &
Suddarth, 2001).
Etiologi nefrotik sindrom dibagi menjadi 3, yaitu primer (Glomerulonefritis
dan nefrotik sindrom perubahan minimal), sekunder (Diabetes Mellitus, Sistema Lupus
Erimatosis, dan Amyloidosis), dan idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Tanda
paling umum adalah peningkatan cairan di dalam tubuh. Sehingga masalah keperawatan
yang mungkin muncul adalah kelebihan volume cairan berhubungan, perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan, resiko kehilangan volume cairan intravaskuler,dan kecemasan.
B. Saran
Demikian makalah dan asuhan keperawatan yang kami sampaikan. Kami
berharap agar makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi para teman-teman
masiswa/i dan pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
LeMone, Priscilla., Burke, M Karen.,& Bauldoff, Gerene. 2016. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Vol.4 Edisi 5. Jakarta : EGC
Nanda nic-noc (2013) panduan penyusunan asuhan keperawatan. Jilid 2
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendekumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC.
Amin. Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA & NIC – NOC. Edisi Revisi.
Jilid 3. Jogjakarta : MediAction
http://repository.ump.ac.id/3917/3/LINDA%20DWI%20MAHARANI%20BAB%20I I
.pdf
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/8313/kharisma_mak_tinjau
an_penyakit_sindroma_nefrotik_2017_sv.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://eprints.undip.ac.id/44647/3/Bab_2_-_Bab_II_Tinjauan_Pustaka.pdf
https://id.scribd.com/document/189519842/Standar-Asuhan-Keperawatan-
Sindrom- Nefrotik
https://id.scribd.com/document/269872029/WOC-sindrom-nefrotik