M HARI RUDI
NIM. 19.30.031
Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas berjudul “SINDROM NEFROTIK “ dengan baik dan
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas
profesi departemen keperawatan anak
Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun tugas ini menyadari
bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tugas yang serupa dimasa yang akan datang.
Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat, selebihnya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia sebagai organ
pengatur keseimbangan tubuh dan organ pembuangan zat-zat yang tidak berguna serta
bersifat toksis. Fungsi ginjal yang terpenting adalah untuk mempertahankan homeostasis
bio kimiawi yang normal di dalam tubuh, hal ini dilakukan dengan cara mengekskresikan
zat-zat yang tidak diperlukan lagi melalui proses filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan
sekresi tubulus. Sindrom Nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering
dijumpai pada anak, merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari
proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema. Sekitar 90 %
kasus anak merupakan Sindrom Nefrotik primer. Sindrom Nefrotik yang paling banyak
ditemukan adalah jenis kelainan minimal yaitu sekitar 76 %. Pasien yang menderita
Sindrom Nefrotik untuk pertama kalinya sebagian besar datang ke rumah sakit dengan
gejala edema. Pada pasien anak dengan Sindrom Nefrotik biasanya akan didapatkan
kenaikan berat badan yang dapat mencapai hingga 50 % dari berat badan sebelum
menderita Sindrom Nefrotik. Hal tersebut terjadi karena timbulnya proses edema yang
merupakan salah satu gambaran klinis dari Sindrom Nefrotik.
B. Tujuan
A. Konsep Medis
Sindrom nefrotik merupakan penyakit ginjal yang paling sering dijumpai pada
anak. Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri
dari proteinuria masif (>40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstik ≥2+), hipoalbuminemia
<2,5 g/dl, edema, dan dapat disertai hiperlipidemia > 200 mg/dL terkait kelainan
glomerulus akibat penyakit tertentu atau tidak diketahui (Trihono et al., 2008).
2. Aspek epidemiologi
3. Penyebab
4. Patofisiologi
a. Edema
b. Proteinuria
c. Hipoalbuminemia
d. Hiperkolesterolemia.
e. Oliguria
f. Beta 1C globin (C3) normal
6. Klasifikasi
7. Pemeriksaan penunjang
8. Penatalaksanaan
9. Komplikasi
10. Pengobatan
a. Diuretik yang berfungsi untuk membuang cairan yang berlebihan dari dalam
tubuh melalui urine.
b. Obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
c. Obat antikoagulan yang digunakan untuk menurunkan risiko penggumpalan
darah.
d. Steroid untuk menangani peradangan atau glomerulonefritis perubahan minimal.
e. Imunosupresan yang digunakan untuk mengurangi inflamasi dan menekan
respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh.
f. Penisilin untuk menekan risiko infeksi dalam tubuh.
Bagi anak yang mengidap sindrom nefrotik bawaan atau kongenital, dokter
akan memberikan albumin melalui infus. Dokter juga mungkin akan menyarankan
dialisis atau cuci darah, operasi pengangkatan atau transplantasi ginjal sebagai
pengobatan.
B. Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari tahap proses keperawatan.
Dalam mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. Keberhasilan proses
keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap
pengkajian. Pengkajian yang perlu dilakukan pada pasien anak dengan sindrom
nefrotik (Donna L. Wong, 2004 : 550) sebagai berikut :
a. Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajianluasnya edema.
b. Dapatkan riwayatkesehatan dengan cermat, terutama yang berhubungan
dengan penambahan berat badan saat ini, disfungsi ginjal.
c. Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik :
1) Penambahan berat badan
2) Edema
3) Wajah sembab khususnya di sekitar mata timbul pada saat bangun pagi
dan berkurang pada siang hari
4) Pembengkakan abdomen (asites)
5) Kesulitan pernapasan (efusi pleura)
6) Pembengkakan labial (scrotal)
7) Edema mukosa usus yang menyebabkan :
a) Diare
b) Anoreksia
c) Absorbsi usus buruk
8) Peka rangsangan
9) Mudah lelah
10) Letargi
11) Tekanan darah normal atau sedikit menurun
12) Kerentanan terhadap infeksi
13) Perubahan urin :
a) Penurunan volume
b) Gelap
c) Berbau buah
d. Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya analisa
urin akan adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa darah untuk
protein serum (total, perbandingan albumin/globulin, kolestrol), jumlah
darah merah, natrium serum.
2. Diagnosis keperawatan
3. Intervensi keperawatan
12. Mendorong
asupan makanan
tinggi makanan
tinggi kalsium
13. Memberikan
pasien dengan
tinggi protein ,
tinggi kalori,
makanan dan
minuman yang
bergizi.
C. DISCARGE PLANNING
Berikan pada pasien dan keluarga instruksi lisan dan tulisan yang sesuai
dengan perkembangan mengenai penatalaksanaan di rumah tentang hal-hal berikut ini
:
1. Proses penyakit (termasuk perkiraan perkembangan dan gejala kekambuhan)
2. Pengobatan (dosis, rute, jadwal, efek samping dan komplikasi)
3. Perawatan kulit dan pemberian nutrisi
4. Pencegahan infeksi dan penatalaksanaan nyeri
5. Pembatasan aktivitas
6. Pemeriksaan lebih lanjut
7. Diet rendah garam dan tirah baring dapat membantu dan mengontrol edema
8. Pembatasan asupan protein 0,8-1,0 g/kgBB/hari dapat mengurangi proteinuria
Jurnal terkait yang kami ambil adalah tentang “Analisis Praktik Klinik
Keperawatan Anak Kesehatan Masyarakat pada Pasien
Sindrom Nefrotik di Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati ”
Sindrom nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai
pada anak dimana merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari
proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema. Jumlah anak
penderita Sindrom Nefrotik setiap tahunnya bertambah di beberapa negara. Angka
kejadian Sindrom Nefrotik di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per 100.000
anak berusia di bawah 18 tahun per tahun, sedangkan di Indonesia dilaporkan 6 anak
per 100.000 dan diketahui terjadi paling banyak pada anak antara umur 3 – 4 tahun
dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2 : 1. Sindrom Nefrotik
menyebabkan anak harus menjalani hospitalisasi di rumah sakit. Lamanya masa
hospitalisasi di rumah sakit dapat meningkatkan kecemasan pada anak dan keluarga.
Ketidaktahuan tentang penyakit serta riwayat keluarga yang sebelumnya belum
pernah menderita penyakit yang sama turut mempengaruhi kecepatan kesembuhan
anak khususnya pada anak pra sekolah. Pendekatan FCC (Family Center Care)
menjadi salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi efek hospitalisasi
dengan mengedepankan komunikasi teraupetik dalam setiap tindakan keperawatan
maupun medis kepada anak.
Keterlibatan keluarga dalam proses perawatan anak selama sakit akan
membantu meningkatkan kepuasan keluarga terhadap pelayanan asuhan keperawatan
sekaligus memandirikan keluarga dalam perawatan anak selanjutnya. Salah satu
upaya meningkatkan kepuasan klien anak dan keluarga adalah dengan
penerapanmkomunikasi terapeutik perawat selama masa hospitalisasi klien anak di
rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pendekatan perawatan anak yang berfokus pada
keluarga (FCC).Keterlibatan keluarga dalam masa perawatan akan mempercepat
proses penyembuhan Sindrom Nefrotik pada anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh peningkatan
protein, penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia), edema dan serum
kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah (hiperlipidemia). (Brunner &
Suddarth, 2001).
Etiologi nefrotik sindrom dibagi menjadi 3, yaitu primer (Glomerulonefritis
dan nefrotik sindrom perubahan minimal), sekunder (Diabetes Mellitus, Sistema Lupus
Erimatosis, dan Amyloidosis), dan idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Tanda
paling umum adalah peningkatan cairan di dalam tubuh. Sehingga masalah
keperawatan yang mungkin muncul adalah kelebihan volume cairan berhubungan,
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, resiko kehilangan volume cairan
intravaskuler,dan kecemasan.
B. Saran
Demikian makalah dan asuhan keperawatan yang kami sampaikan. Kami
berharap agar makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi para teman-teman
masiswa/i dan pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
LeMone, Priscilla., Burke, M Karen.,& Bauldoff, Gerene. 2016. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Vol.4 Edisi 5. Jakarta : EGC
Nanda nic-noc (2013) panduan penyusunan asuhan keperawatan. Jilid 2
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendekumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC.
Amin. Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA & NIC – NOC. Edisi Revisi.
Jilid 3. Jogjakarta : MediAction
http://repository.ump.ac.id/3917/3/LINDA%20DWI%20MAHARANI%20BAB%20I I
.pdf
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/8313/kharisma_mak_tinjau
an_penyakit_sindroma_nefrotik_2017_sv.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://eprints.undip.ac.id/44647/3/Bab_2_-_Bab_II_Tinjauan_Pustaka.pdf
https://id.scribd.com/document/189519842/Standar-Asuhan-Keperawatan-Sindrom-
Nefrotik
https://id.scribd.com/document/269872029/WOC-sindrom-nefrotik