Anda di halaman 1dari 14

Askep Fraktur Vertebrae

A. Anatomi Fisiologi Vertebra merupakan tulang tak beraturan yang membentuk punggung dan mudah digerakan. Fungsinya yaitu menahan kepala dan anggota tubuh yang lain, melindungi organorgan vital, sebagai tempat melekatnya tulang iga dan tulang panggul, serta menentukan sikap tubuh. Kolumna vertebralis dibentuk oleh 33 vertebrae (cervical , thorakal !", lumbal #, sacral # dan coccygeus $%. &etiap vertebra terdiri dari' !. (orpus)body ". *edikel 3. *rosessus artikularis superior dan in+erior $. *rosessus transversus #. *rosessus spinosus ,iantara vertebra ditemui diskus intervertebralis (-aringan +ibrokartillagenous%, yang ber+ungsi sebagai shock absorber. ,ikus ini terdiri dan bagian' !. .uar' /aringan +ibrokartillago yang disebut anulus +ibrosus. ". ,alam' cair yang disebut nukleus pulposus. *ada setiap vertebra ada $ /aringan ikat sekitarnya' !. .ig longitudinale anterior (membatasi gerakan ektensi%. ". .ig longitudinale posterior (membatasi gerakan +leksi%. 3. .ig kapsulare, antara proc sup dan in+erior. $. .ig intertransversale. #. .ig +lava (yello0 hg% diantara " laminae. 1. .ig supra dan interspinosus. ,i dalam susunan tulang tersebut terangkai pula rangkaian syara+-syara+, yang bila ter/adi cedera di tulang belakang maka akan mempengaruhi syara+-syara+ tersebut (2ans/oer, Ari+, et al. "333%. 4. ,e+inisi Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan /enis dan luasnya. Faktur ter/adi /ika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan putir, mendadak bahkan kontraksi otot ekstrem. 2eskipun tulang patah, /aringan sekitarnya /uga akan terpengaruh, mengakibatkan edema /aringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, rupture tendo, kerusakan sara+ dan kerusakan pembuluh darah. (4runner and &uddarth, "33!%. Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. 5e/ala ge/ala +raktur tergantung pada sisi, beratnya dan /umlah kerusakan pada struktur lain, biasanya ter/adi pada orang de0asa laki-laki yang disebabkan oleh kecelakaan, /atuh, dan perilaku kekerasan. (2arilyn, 6. ,oengoes, !777%. (idera tulang belakang adalah cidera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat trauma 8 /atuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dsb yang dapat menyebabkan +raktur atau pergeseran satu atau lebih tulang vertebra sehingga mengakibatkan de+isit neurologi ( &/amsuhidayat, !77 %.

(. !. ". 3. $. #.

6tiologi Kecelakaan lalu lintas Kompresi atau tekanan pada tulang belakang akibat /atuh dari ketinggian Kecelakaan sebab olah raga (penunggang kuda, pemain sepak bola, penyelam, dll% .uka /e/as, ta/am, tembak pada daerah vertebra 5angguan spinal ba0aan atau cacat se/ak kecil atau kondisi patologis yang menimbulkan penyakit tulang atau melemahnya tulang. (9arsono, "333%.

,. *ato+isologi :ulang belakang yang mengalami gangguan trauma (kecelakaan mobil, /atuh dari ketinggian, cedera olahraga, dll% atau penyakit (:ransverse 2yelitis, *olio, &pina 4i+ida, Friedreich dari ata;ia, dll% dapat menyebabkan kerusakan pada medulla spinalis, tetapi lesi traumatic pada medulla spinalis tidak selalu ter/adi karena +raktur dan dislokasi. 6+ek trauma yang tidak langsung bersangkutan tetapi dapat menimbulkan lesi pada medulla spinalis disebut <0hiplash=)trauma indirek. >hiplash adalah gerakan dorsapleksi dan antero+leksi berlebihan dari tulang belakang secara cepat dan mendadak. :rauma 0hiplash ter/adi pada tulang belakang bagian servikalis ba0ah maupun torakalis ba0ah misal8 pada 0aktu duduk dikendaraan yang sedang ber/alan cepat kemudian berhenti secara mendadak, atau pada 0aktu ter/un dari /arak tinggi, menyelam yang dapat mengakibatkan paraplegia. :rauma tidak langsung dari tulang belakang berupa hiperekstensi, hiper+leksi, tekanan vertical (terutama pada :.!"sampai .."%, rotasi. Kerusakan yang dialami medulla spinalis dapat bersi+at sementara atau menetap.Akibat trauma terhadap tulang belakang, medula spinalis dapat tidak ber+ungsi untuk sementara (komosio medulla spinalis%, tetapi dapat sembuh kembali dalam beberapa hari. 5e/ala yang ditimbulkan adalah berupa oedema, perdarahan peri vaskuler dan in+ark disekitar pembuluh darah. *ada kerusakan medulla spinalis yang menetap, secara makroskopis kelainannya dapat terlihat dan ter/adi lesi, contusio, laserasio dan pembengkakan daerah tertentu di medulla spinalis. .aserasi medulla spinalis merupakan lesi berat akibat trauma tulang belakang secara langsung karena tertutup atau peluru yang dapat mematahkan )menggeserkan ruas tulang belakang (+raktur dan dislokasi%. .esi transversa medulla spinalis tergantung pada segmen yang terkena (segmen transversa, hemitransversa, kuadran transversa%. 9ematomielia adalah perdarahan dlam medulla spinalis yang berbentuk lon/ong dan bertempat disubstansia grisea.trauma ini bersi+at <0hiplash < yaitu /atuh dari /arak tinggi dengan si+at badan berdiri, /atuh terduduk, terdampar eksplosi atau +raktur dislokasio.kompresi medulla spinalis ter/adi karena dislokasi, medulla spinalis dapat ter/epit oleh penyempitan kanalis vertebralis. &uatu segmen medulla spinalis dapat tertekan oleh hematoma ekstra meduler traumatic dan dapat /uga tertekan oleh kepingan tulang yang patah yang terselip diantara duramater dan kolumna vertebralis.ge/ala yang didapat sama dengan sindroma kompresi medulla spinalis akibat tumor, kista dan abses didalam kanalis vertebralis. Akibat hiperekstensi dislokasio, +raktur dan 0hislap radiks sara+ spinalis dapat tertarik dan mengalami /e/as)reksis.pada trauma 0hislap, radiks colmna #- dapat mengalami hal demikian, dan ge/ala yang ter/adi adalah nyeri radikuler spontan yang bersi+at hiperpatia, gambaran tersbut disebut hematorasis atau neuralgia radikularis traumatik yang reversible. -ika radiks terputus akibat trauma tulang belakang, maka ge/ala de+isit sensorik dan motorik

yang terlihat adalah radikuler dengan terputusnya arteri radikuler terutama radiks :.? atau :.7 yang akan menimbulkan de+isit sensorik motorik pada dermatoma dan miotoma yang bersangkutan dan sindroma sistema aaanastomosis anterial anterior spinal. 6. 2ani+estasi Klinis 5ambaran klinik tergantung pada lokasi dan besarnya kerusakan yang ter/adi.kerusakan, gambaran berupa hilangnya +ungsi motorik maupun sensorik kaudal dari tempat kerusakan disertai shock spinal.&shock spinal ter/adi pada kerusakan mendadak sumsum tulang belakang karena hilangnya rangsang yang berasal dari pusat. *eristi0a ini umumnya berlangsung selama !-1 minggu, kadang lebih lama. :andanya adalah kelumpuhan +lasid, anastesia, re+leksi, hilangnya +ers+irasi, gangguan +ungsi rectum dan kandung kemih, tria+ismus, bradikardia dan hipotensi. &etelah shock spinal pulih kembali, akan terdapat hiperre+leksi terlihat pula pada tanda gangguan +ungsi otonom, berupa kulit kering karena tidak berkeringat dan hipotensi ortostatik serta gangguan +ungsi kandung kemih dan gangguan de+ekasi (*rice @>ilson (!77#%. &indrom sumsum belakang bagian depan menun/ukkan kelumpuhan otot lurik diba0ah tempat kerusakan disertai hilangnya rasa nyeri dan suhu pada kedua sisinya, sedangkan rasa raba dan posisi tidak terganggu (*rice @>ilson (!77#%. (edera sumsum belakang sentral /arang ditemukan.keadaan ini pada umumnnya ter/adi akibat cedera didaerah servikal dan disebabkan oleh hiperekstensi mendadak sehinnga sumsum belakang terdesak dari dorsal oleh ligamentum +lavum yang terlipat.cedera tersebut dapat ter/adi pada orang yang memikul barang berat diatas kepala, kemudian ter/adi gangguan keseimbangan yang mendadak sehingga beban /atuh dsan tulang belakang sekonyong-konyong dihiper ekstensi. 5ambaran klinik berupa tetraparese parsial. 5angguan pada ekstremitas atas lebih ringan daripada ekstremitas atas sedangkan daerah perianal tidak terganggu (Aston. -.A, !77?%. Kerusakan tulang belakang setinggi vertebra lumbal !@" mengakibatkan anaestesia perianal, gangguan +ungsi de+ekasi, miksi, impotensi serta hilangnya re+leks anal dan re+leks bulboka+ernosa (Aston. -.A, !77?%.

F. *ath0ay

Trauma Vertebra Patah Tulang Belakang

Kerusakan medulla spinalis Kerusakan L1&2 kimia dan akut


4lok sara+ parasimpatis Kelumpuhan Anestesi *erianal

Pelepasanmediator Respon nyeri hebat


Ayeri

5gn. Fungsi rectum 5gn.Kandung kemih Bmpotensi 5gn. 6liminasi alvi Cetensi urinarius ,is+ungsi &eksual Kerusakan mobilitas +isik Kelumpuhan Dtot *erna+asan Bne+ekti+ pola na+as Kelumpuhan otot *erna+asan 4edrest total Bskemik dan 9ipoksemia Kerusakan Bntegritas Kulit &yok spinal 9ipotensi, 4radikardia &yok

5. Fase *enyembuhan :ulang !. :ahap pembentukan hematom ,alam "$ /am pertama mulai terbentuk bekuan darah dan +ibrin yang masuk kearea +raktur. &uplai darah meningkat, terbentuklah hematom yang berkembang men/adi /aringan granulasi sampai hari kelima. ". :ahap proli+erasi ,alam 0aktu sekitar # hari , hematom akan mengalami organisasi. :erbentuk benangbenang +ibrin dalam /endalan darah, membentuk /aringan untuk revaskularisasi dan invasi +ibroblast dan osteoblast yang akan menhasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. :erbentuk /aringan ikat +ibrus dan tulang ra0an. 3. :ahap pembentukan kalus *ertumbuhan /aringan berlan/ut dan lingkaran tulang ra0an tumbuh mencapai sisi lain sampai celah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan /aringan +ibrus, tulang ra0an dan tulang serat imatur. *erlu 0aktu 3-$ minggu agar +rakmen tulang tergabung dalam tulang ra0an atau /aringan +ibrus $. Dsi+ikasi *embentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam "-3 minggu patah tulang melalaui proses penulangan endokondrial. 2ineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar bersatu. *roses ini memerlukan 0aktu 3-$ bulan. #. Konsolidasi (1-? bulan% dan Cemodeling (1-!" bulan% :ahap akhir dari perbaikan patah tulang. ,engan akti+itas osteoblas dan osteoclas, kalus mengalami pembentukan tulang sesuai aslinya. 9. *emeriksaan *enun/ang !. &inar ; spinal ' menentukan lokasi dan /enis cedera tulang (+raktur atau dislok% ". (: scan ' untuk menentukan tempat luka)/e/as

3. 2CB ' untuk mengidenti+ikasi kerusakan syara+ spinal $. Foto rongent thorak ' mengetahui keadaan paru #. A5, ' menun/ukkan kee+ekti+an pertukaran (:ucker,&usan 2artin . !77?% B. !. a. b. c. ". a. b. c.

gas

dan

upaya

ventilasi

!. ".

!%

"%

a%

b% c% 3%

*enatalaksanaan 2edis *embagian trauma atau +raktur tulang belakang secara umum' Fraktur &tabil Fraktur 0edging sederhana (&imple 0edges +raktur% 4urst +raktur 6;tension Fraktur tak stabil ,islokasi Fraktur dislokasi &hearing +raktur Fraktur tulang belakang ter/adi karena trauma kompresi a;ial pada 0aktu tulang belakang tegak. 2enurut percobaan beban seberat 3!# kg atau !,33 kg per mm" dapat mengakibatkan +raktur tulang belakang. ,aerah yang paling sering kena adalah daerah yang mobil yaitu V($.1 dan :h!"-.t-". Perawatan: Fraktur stabil (tanpa kelainan neorologis% maka dengan istirahat sa/a penderita akan sembuh. Fraktur dengan kelainan neorologis. Fase Akut (3-1 minggu% a. .ive saving dan kontrol vital sign b. *era0atan trauma penyerta E Fraktur tulang pan/ang dan +iksasi interna. E *era0atan trauma lainnya. c. Fraktur).esi pada vertebra Konservati+ (postural reduction% (reposisi sendiri% :idur telentang alas yang keras, posisi diubah tiap " /am mencegah dekubitus, terutama simple kompressi. Dperati+ *ada +raktur tak stabil terdapat kontroversi antara konservati+ dan operati+. -ika dilakukan operasi harus dalam 0aktu 1-!" /am pertama dengan cara' .aminektomi mengangkat lamina untuk meman/akan elemen neural pada kanalis spinalis, menghilangkan kompresi medulla dan radiks. +iksasi interna dengan ka0at atau plate anterior +usion atau post spinal +usion *era0atan status urologi *ada status urologis dinilai tipe kerusakan sara+nya apakah supra nuldear (re+lek bladder% dan in+ra nuklear (paralitik bladder% atau campuran. *ada +ase akut dipasang keteter dan kemudian secepatnya dilakukan bladder training dengan cara penderita disuruh minum segelas air tiap /am sehingga buli-buli berisi tetapi masih kurang $33 cc. ,iharapkan dengan cara ini tidak ter/adi pengkerutan buli-buli dan re+lek detrusor dapat kembali. 2iksi dapat /uga dirangsang dengan /alan'

$%

!% "% 3% $% #%

-. !. ".

3. $. #.

1.

a% 2engetok-ngetok perut (abdominal tapping% b% 2anuver crede c% Cansangan sensorik dan bagian dalam paha d% 5ravitasi) mengubah posisi *era0atan dekubitus ,alam pera0atan komplikasi ini sering ditemui yang ter/adi karena berkurangnya vaskularisasi didaerah tersebut. Penanganan Cedera Akut Tanpa Gangguan Neorologis *enderita dengan diagnose cervical sprain dera/at B dan BB yang sering karena <0ishplash Bn/ury= yang dengan +oto A* tidak tampak kelainan sebaiknya dilakukan pemasangan culiur brace untuk 1 minggu. &elan/utnya sesudah 3-1 minggu post trauma dibuat +oto untuk melihat adanya chronik instability. Kriteria radiologis untuk melihat adanya instability adalah' ,islokasi +eset F#3G .oss o+ paralelisine dan +eset. Vertebral body angle F !! dera/at path +leksi. A,B (atlanto dental interval% melebar 3,#-# mm (de0asa- anak% *elebaran body mas (B terhadap corpus cervical BB (a;is% F mm pada +oto A* *ada dasarnya bila terdapat dislokasi sebaiknya diker/akan emergensi closed reduction dengan atau tanpa anestesi. &ebaiknya tanpa anestesi karena masih ada kontrol dan otot leher. 9arus diingat bah0a reposisi pada cervical adalah mengembalikan keposisi anatomis secepat mungkin untuk mencegah kerusakan spinal cord. Penanganan Cedera dengan Gangguan Neorologis *atah tulang belakang dengan gangguan neorologis komplit, tindakan pembedahan terutama ditu/ukan untuk memudahkan pera0atan dengan tu/uan supaya dapat segera diimobilisasikan. *embedahan diker/akan /ika keadaan umum penderita sudah baik lebih kurang "$-$? /am. :indakan pembedahan setelah 1-? /am akan memper/elek de+isit neorologis karena dalam "$ /am pertama pengaruh hemodinamik pada spinal masih sangat tidak stabil. *rognosa pasca bedah tergantung komplit atau tidaknya transeksi medula spinalis. Komplikasi (2ans/oer, Ari+, et al. "333%. &yok hipovolemik akibat perdarahan dan kehilangan cairan ekstrasel ke /aringan yang rusak sehingga ter/adi kehilangan darah dalam /umlah besar akibat trauma. 2al union, gerakan u/ung patahan akibat imobilisasi yang /elek menyebabkan mal union, sebab-sebab lainnya adalah in+eksi dari /aringan lunak yang ter/epit diantara +ragmen tulang, akhirnya u/ung patahan dapat saling beradaptasi dan membentuk sendi palsu dengan sedikit gerakan (non union%. Aon union adalah /ika tulang tidak menyambung dalam 0aktu "3 minggu. 9al ini diakibatkan oleh reduksi yang kurang memadai. ,elayed union adalah penyembuhan +raktur yang terus berlangsung dalam 0aktu lama dari proses penyembuhan +raktur. :romboemboli, in+eksi, kaogulopati intravaskuler diseminata (KB,%. Bn+eksi ter/adi karena adanya kontaminasi kuman pada +raktur terbuka atau pada saat pembedahan dan mungkin pula disebabkan oleh pemasangan alat seperti plate, paku pada +raktur. 6mboli lemak &aat +raktur, globula lemak masuk ke dalam darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler. 5lobula lemak akan bergabung dengan trombosit dan

membentuk emboli yang kemudian menyumbat pembuluh darah kecil, yang memasok ke otak, paru, gin/al, dan organ lain. . &indrom Kompartemen 2asalah yang ter/adi saat per+usi /aringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan /aringan. 4erakibat kehilangan +ungsi ekstermitas permanen /ika tidak ditangani segera.

ASUHAN KEPERAWATAN GADAR !. K6&BA*-&BA5AAA' *ada +ase ini dibagi men/adi pra rumah sakit dan +ase rumah sakit a. Fase pra rumah sakit Koordinatir antara ambulans !!7 dengan rumah sakit dapat memperbaiki kualitas penanggulangan pasien ga0at darurat. Bdealnya ambulans !!7 dapat memberi tahu C.& yang ditu/u mengenai triage dan biomekanik kecelakaan pasien sebelum meninggalkan tempat ke/adian atau 0aktu per/alanan. :indakan a0ak ambulans hanya imobilisasi dan transportasi pasien ke B5, yang sesuai dengan triange pasien, yaitu B5, level !, " dan level 3. b. Fase rumah sakit ,esain ruangan dan penyediaan alat atau obat harus di persiapkan untuk menanggulangi pasien ga0at darurat terkait secara e+esien.
2. TRI !" Triage adalah seleksi klien sesuai dengan kebutuhan terapi. Terapi yang dilakukan sesuai dengan prioritas # B# $ % air&ay dengan kontrol 'ertebra se'ikal# B breathing dan $ (ir(ulation dengan kontrol pendarahan). Triage dapat di lakukan dengan di rumah sakit maupun dilapangan supaya tidak melakukan kesalahan adalah memilih rumah sakit yang ditu*u #dua tipe trage yaitu+ a. Bila *umlah klien tidak melebihi kapasitas rumah sakit,-asilitas kesehatan. .alam keadaan ini pasien dengan keadaan paling gawat atau cedera multiple didahulukan menanggulanginya(selection of problem) b. Bila *umlah pasien melebihi kapasitas rumah sakit,-asilitas kesehatan dalam keadaan ini klien yang mempunyaikemungkinan hidup didahulukan penanggulangannya# disini dilakukan adalah selection of pasients /. PRI0 R1 23RV"1 .isini dilakukan identi-ikasi keadaan yang membahayakan klien dan segera ditanggulangi. A = Airway 0en*amin kelan(aran *alan na-as dan kontrol 'ertebrae ser'ikalis. 4alan na-as dipertahankan dengan melakukan 5(hin li-t6 atau 5*a& thrust6 dapat *uga dengan memasang 5guedel6 pada klien dengan multiple trauma dan trauma tumpul di atas kla'ikula kita harus mengagap dan memperlakukan seakan ada -raktur dari 'ertebra ser'ikalis dengan memasang 5ne(k (ollar6 sampai dibuktikan negati-. 7asil pemeriksaan neurologi yang negati- tidak menyingkirkan ada (edera ser'ikal. Karena itu sebaiknya dibuat 89ray (rosstable lateral (er'i(al spino atau s&immer 'ie& dan menilai ketu*uh 'etebra ser'ikal.

B = Breathing dan Ventilasi 2ebaiknya thoraks harus dapat dilihat semuanya untuk melihat 'entilasi. 4alan na-as yang bebas tidak men*amin 'entilasi yang (ukup# pertukaran udara yang (ukup diperlukan untuk oksigenisasi yang (ukup. Bila ada gangguan instabilitas kardio'askuler# respirasi atau kelainan neurologis. 0aka kita harus melakukan 'entilasi dengan alat 5bag 'al'e6 yang disambungkan pada masker atau pipa endrokeal. :ksigenisasi atau 'entilasi yang (ukup pada klien trauma termasuk memberikan 'olume dan konsentrasi oksigen %12 liter per menit) yang (ukup. Perna-asaan yang melebihi 2; kali , menit menandakan gangguan respirasi. C = Circulation 2alah satu penyebab kematian di rumah sakit adalah pendarahan yang segera tidak diatasi# ditandai dengan hipotensi yaitu< kesadaran menurun &arna kulit pu(at#kelabu menandakan kehilangan darah lebih dari /;= nadi (epat dan lemah#ireguler merupakan pertanda hipo'olume Pendarahan bagian luar diatasi dengan balit tekan# *angan peke torniket karena akan mengakibatkan metabolisme anaerobe.sedangkan pada pendarahan tungkai atau abdomend diatasi dengan memakai 0 2T. D = Disability Pada akhir primary sur'ey dilakukan pemeriksaan neurologis untuk menentukan< Kesadaran Kesadaran ditentukan dengan metode VP3< A95 lert6 V95bereaksi pada 'okal stimuli6 P95bereaksi pada pain stimuli6 95unresponsi'e6 Pupil Reaksi re-lek !las(o& $oma 2(ale %!$2) dilakukan pada 5primary sur'ey6 atau 5se(onder sur'ey6. Perubahan pada neurologis atau kesadaran klien menun*ukkan kelainan intrakranial# dengan demikian kita harus menilai ulang < :ksigenisasi Ventilasi Per-usi Kehilangan kesadaran dapat disebabkan oleh 9I939"9: 95alkohol6 I95in*ury atau in-eksi6 395uremia6 "95 epilepsi6 :95 opium 5 atau other drag .apat *uga 5don6t -orget them6 . 5diabetes6 > 5 -e'er6 T 5trauma6 ! = !ksposure

a) b) ()

a)

b) ()

?.

a. b. (. d. e. -. g. h. i. *.

Klien harus ditelan*angi untuk pemeriksaan lebih lengkap dan harus diselimuti untuk menghindari hipotermi. 2"$:@. R1 23RV"1 2e(ondary sur'ey tidak dimulai bila primery sur'ey belum selesai. Resusitasi sudah dilakukan dari e'aluasi B$ dire'aluasi. 1ang dilakukan dalam se(ondary sur'ey adalah anamnese yang lengkap termasuk biomekanik ke(elakaan dan pemeriksaan -isik dari kepala sampai ke u*ung kaki. Pengka*ian se(ondary sur'ey meliputi < kti-itas dan istirahat < kelumpuhan otot ter*adi kelemahan selama syok spinal 2irkulasi < berdebar9debar# pusing saat melakukan perubahan posisi# 7ipotensi# bradikardi# ekstremitas dingin atau pu(at "liminasi < inkontenensia de-ekasi dan berkemih# retensi urine# distensi perut# peristaltik hilang Integritas ego < menyangkal# tidak per(aya# sedih dan marah# takut (emas# gelisah dan menarik diri Pola makan < mengalami distensi perut# peristaltik usus hilang Pola kebersihan diri < sangat ketergantungan dalam melakukan .L @eurosensori < kesemutan# rasa terbakar pada lengan atau kaki# paralisis -lasid# hilangnya sensasi dan hilangnya tonus otot# hilangnya re-lek# perubahan reaksi pupil# ptosi @yeri,kenyamanan < nyeri tekan otot# hiperestesi tepat diatas daerah trauma# dan mengalami de-ormitas pada daerah trauma Pernapasan < napas pendek# ada ronkhi# pu(at# sianosis Keamanan < suhu yang naik turun %$arpenito %2;;;)# .oenges at al %2;;;))

A.

.I !@:2 dan I@T"RV"@2I K"P"R B T @ .iagnosa Kepera&atan 1ang 0ungkin 0un(ul %$arpenito %2;;;)# .oenges at al %2;;;))

a.

!%

"%

3% $% #% 1%

*ola napas tidak e+ekti+ berhubungan dengan kelumpuhan otot dia+ragma :u/uan pera0atan ' pola na+as e+ekti+ setelah diberikan oksigen Kriteria hasil ' ventilasi adekuat, *aD" F ?3, *a(o" H $#, rr I !1-"3 ;)mt, tanda sianosis Bntervensi kepera0atan ' *ertahankan /alan na+as8 posisi kepala tanpa gerak. Casional ' pasien dengan cedera cervicalis akan membutuhkan bantuan untuk mencegah aspirasi) mempertahankan /alan na+as. .akukan penghisapan lendir bila perlu, catat /umlah, /enis dan karakteristik sekret. Casional ' /ika batuk tidak e+ekti+, penghisapan dibutuhkan untuk mengeluarkan sekret, dan mengurangi resiko in+eksi pernapasan. Ka/i +ungsi pernapasan. Casional ' trauma pada (#-1 menyebabkan hilangnya +ungsi pernapasan secara partial, karena otot pernapasan mengalami kelumpuhan. Auskultasi suara napas. Casional ' hipoventilasi biasanya ter/adi atau menyebabkan akumulasi sekret yang berakibat pnemonia. Dbservasi 0arna kulit. Casional ' menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang memerlukan tindakan segera Ka/i distensi perut dan spasme otot. Casional ' kelainan penuh pada perut disebabkan karena kelumpuhan dia+ragma

% An/urkan pasien untuk minum minimal "333 cc)hari. Casional ' membantu mengencerkan sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran. ?% .akukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan. Casional ' menentukan +ungsi otot-otot pernapasan. *engka/ian terus menerus untuk mendeteksi adanya kegagalan pernapasan. 7% *antau analisa gas darah. Casional ' untuk mengetahui adanya kelainan +ungsi pertukaran gas sebagai contoh ' hiperventilasi *aD" rendah dan *a(D" meningkat. !3% 4erikan oksigen dengan cara yang tepat ' metode dipilih sesuai dengan keadaan isu+isiensi pernapasan. !!% .akukan +isioterapi na+as. Casional ' mencegah sekret tertahan
b. Kerusakan mobilitas -isik b.d kelumpuhan Tu*uan < Kerusakan mobilitas -isik tidak ter*adi Kriteria hasil < Klien mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau -aktor resiko dan aturan pengobatan indi'idu. 0endemonstrasikan teknik atau perilaku yang mungkin 0empertahankan atau meningkatkan kekuatan dan -ungsi bagian tubuh yang sakit atau kompensasi. Ren(ana tindakan < Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang spesi-ik. Rasional < Tergantung pada bagian tubuh yang terkena atau *enis prosedur# akti'itas yang kurang berhati9hati akan meningkatkan kerusakan spinal. $atat respon9respon emosi atau perilaku pada immobilisasi# berikan akti'itas yang disesuaikan dengan klien. Rasional < Immobilisasi yang dipaksakan dapat memperbesar kegelisahan# peka rangsangan. kti'itas pengalihan dapat membantu dalam mem-okuskan perhatian dan meningkatkan koping dengan batasan tersebut. Bantu klien untuk melaksanakan latihan rentang gerak akti- dan pasiRasional < 0emperkuat otot abdomen dan -leksor tulang belakang# memperbaiki mekanika tubuh. n*urkan klien untuk melatih kaki bagian ba&ah dan lutut Rasional < 2timulasi sir 'ena atau arus balik 'ena menurunkan keadaan 'ena yang statis dan kemungkinan terbentuknya trombus. Bantu klien dalam melakukan ambulasi progresiRasional < Keterbatasan akti'itas tergantung pada kondisi yang khusus# tapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi. @yeri akut b.d adanya (edera Tu*uan < @yeri hilang atau terkonrol Kriteria hasil < Klien melaporkan nyeri hilang atau terkontrol Klien dapat mengungkapkan yang dapat menghilangkan Klien dapat mendomenstrasikan penggunaan inter'ensi terapeutik seperti keterampilan relaksasi# modi-ikasi perilaku untuk menghilangkan nyeri. Ren(ana tindakan < Ka*i adanya keluhan nyeri# (atat lokasi# lama serangan# -aktor pen(etus atau memperberat. 0inta klien untuk mendapatkan skala nyeri 1 C 1;.

1) 2) /)

1)

2)

/)

?)

A)

(.

1) 2) /)

1)

2)

/)

?)

A)

E) F)

G) H) d.

1) 2) 1)

2) /) ?) e.

!% "%

Rasional < 0embantu menentukan inter'ensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan e'aluasi terhadap terapi. Pertahankan tirah baring selama -ase akut. Letakkan klien dalam posisi semi -o&ler dengan tulang spinal# pinggang dan lutut dalam keadaan -leksi+ posisi telentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 1;D 9 /;D atau pada posisi lateral. Rasional < Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan klien untuk menurunkan penekanan pada bagian tubuh tertentu dan inter'ertebralis. Batasi akti'itas selama -ase akut sesuai kebutuhan Rasional < 0enurunkan gaya gra'itasi dan gerak yang dapat menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada struktur sekitar dis(us inter'ertebralis yang terkena. Letakkan semua kebutuhan# termasuk bel panggil dalam batas yang mudah di*angkau atau diraih klien. Rasional < 0enurunkan resiko peregangan saat meraih *arkan teknik distraksi dan relaksasi Rasional < 0em-okuskan perhatian klien dan membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan. Instruksikan atau an*urkan klien untuk melakukan mekanisme tubuh atau gerakan yang tepat. Rasional < 0enghilangkan stress pada otot dan men(egah trauma lebih lan*ut. Berikan kesempatan untuk berbi(ara atau mendengarkan masalah klien Rasional < Berbi(ara dapat menurunkan strees atau rasa takut selama dalam keadaan sakit dan dira&at. Berikan tempat tidur ortopedik atau letakan papan diba&ah kasur atau matras. Rasional < 0emberikan sokongan dan menurunkan -leksi spinal yang menurunkan spasme. Berikan obat sesuai kebutuhan< relakskan otot seperti .iaIepam %Valium) Rasional < 0erelaksasikan otot dan menurunkan nyeri Kerusakan integritas kulit b.d tirah baring lama. Tu*uan < 2etelah dilakukan tindakan kepera&atan diharapkan kerusakan integritas kulit dapat teratasi. Kriteria hasil < 0enun*ukan perilaku untuk men(egah kerusakan kulit memudahkan penyembuhan sesuai indikasi. 0en(apai penyembuhan luka sesuai &aktu, penyembuhan lesi ter*adi Ren(ana tindakan < Ka*i kulit untuk luka terbuka# benda asing# kemerahan# perdarahan# perubahan &arna. Rasional < 0emberikan in-ormasi tentang sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin disebabkan oleh alat traksi, gibs. 0asase kulit dan penon*olan tulang# pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan. 3bah posisi dengan sering !unakan tempat tidur busa# bulu domba# bantal apung atau kasur udara sesuai indikasi. 5angguan eliminasi alvi )konstipasi berhubungan dengan gangguan persara+an pada usus dan rektum. :u/uan pera0atan ' pasien tidak menun/ukkan adanya gangguan eliminasi alvi)konstipasi Kriteria hasil ' pasien bisa b.a.b secara teratur sehari ! kali Bntervensi kepera0atan ' Auskultasi bising usus, catat lokasi dan karakteristiknya.Casional ' bising usus mungkin tidak ada selama syok spinal. Dbservasi adanya distensi perut.

3% $% #% -.

1)

2) /) ?) g.

1) 2) /) 1) 2)

/) ?)

A)

E)

h.

1) 2)

(atat adanya keluhan mual dan ingin muntah, pasang A5:. Casional ' pendarahan gantrointentinal dan lambung mungkin ter/adi akibat trauma dan stress. 4erikan diet seimbang :K:* cair ' meningkatkan konsistensi +eces 4erikan obat pencahar sesuai pesanan. Casional' merangsang ker/a usus Retensi urinarius berhubungan dengan (edera 'ertebra Tu*uan < 2etelah dilakukan tindak kepera&atan retensi urinarius teratasi. Kriteria hasil < 0engosongkan kandung kemih se(ara adekuat sesuai kebutuhan indi'idu. Ren(ana tindakan < :bser'asi dan (atat *umlah -rekuensi berkemih Rasional < 0enentukan apakah kandung kemih dikosongkan dan saat kapan inter'ensi itu diperlukan. Lakukan palpasi terhadap adanya distensi kandung kemih Rasional < 0enandakan adanya retensi urine Tingkat pemberian (airan Rasional < 0empertahankan -ungsi gin*al Berikan stimulasi terhadap pengosongan urine dengan mengalirkan air hangat diarea suprapubis. nJietas, koping indi'idu tidak e-ekti- berhubungan dengan krisis situasi+ perubahan status kesehatan+ ketidakadekuatan mekanisme koping. Tu*uan < daptasi klien e-ektiKriteria hasil < Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi. 0engidenti-ikasi ketidake-ekti-an perilaku koping 0endemonstrasikan peme(ahan masalah Ren(ana tindakan < Ka*i tingkat anJietas pasien. Rasional < 0embantu mengidenti-ikasi dalam keadaan sekarang Berikan in-ormasi yang akurat dan *a&ab dengan *u*ur Rasional < 0emungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan atas pengetahuan. Berikan pasien untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya Rasional < 0eningkatkan koping yang sedang dihadapi Ka*i adanya masalah sekunder yang mungkin merintangi keinginan untuk sembuh. Rasional < 0emberikan perhatian terhadap klien# tanggung *a&ab untuk meningkatkan penyembuhan. $ara perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan peran sakit. Rasional < :rang terdekat keluarga se(ara tanpa sadar memungkinkan untuk mempertahankan sesuatu yang dapat klien lakukan. Ru*uk pada kelompok pelayanan sosial# konselor -inansial# psikoterapi dan sebagainya. Rasional < 0emberikan dukungan untuk beradaptasi pada perubahan dan memberikan sumber C sumber untuk mengatasi masalah. Immobilisasi berhubungan dengan ketidakmampuan ber*alan Tu*uan < Kerusakan mobilitas -isik dapat teratasi Kriteria hasil < 0eningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi 0empertahankan posisi -ungsional

/) ?) 1)

2)

/)

?)

A) i.

1)

2)

0eningkatkan kekuatan -ungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh. 0enun*ukan teknik akti'itas Ren(ana tindakan < Ka*i dera*at mobilitas yang dihasilkan oleh (edera dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi. Rasional < Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan dari persepsi diri tentang keterbatasan -ungsi a(tual# memerlukan in-ormasi untuk meningkatkan kema*uan kesehatan. .orong partisipasi pada akti'itas terapeutik, rekreasi Rasional < 0emberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi# mem-okuskan kembali perhatian dan membantu menurunkan isolasi sosial. Intruksikan pasien untuk dibantu dalam rentang gerak akti- dan pasi- pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit. Rasional < 0eningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot. .orong penggunaan latihan isometik tanpa menekuk sendi atau menggerakan tungkai# dan mempertahankan masa otot. Rasional < Kontraksi otot isometik tanpa menekuk sendi membantu kekuatan otot Konsul dengan ahli terapi -isik, okupais# rehabilitasi spesial Rasional < Berguna dalam membuat akkti-itas indi'idual latihan .is-ungsi seksual berhubungan dengan dis-ungsi neurologi Tu*uan < 2etelah dilakukan tindakan kepera&atan diharapkan dis-ungsional teratasi. Kriteria 7asil < 0engungkapkan penerimaan e-ek penggunaan obat pada -ungsi seksual. Ren(ana Tindakan < Ka*i in-ormasi pasien tentang saat ini dan biarka pasien menggambarkan masalah dengan bahasanya sendiri. Rasional < 0enentukan tingkat pengetahuan pasien yang men*adi kebutuhan .iskusikan prognosis untuk dis-ungsi seksual misalnya impotent atau hasrat seksual rendah. Rasional < Impoten diatasi dengan pantangan dari obat# pada kira9kira 2A= yang kembali ber-ungsi normal adalah lambat# A = tetap impotent.

E.

R""V L32I P 2I"@ Pada pasien trauma harus diree'aluasiterus menerus sehingga tidak ada simptom baru yang terle&atkan. Penanggulangan rasa sakit merupakan bagian dari penanggulangan trauma tetapi pemakaian opiat akan mengkaburkan tanda9tanda kelainan neurologis dan dapat mengakibatkan gangguan perna-asan. Karena itu pemakaiannya harus hati9hati monitor kesadaran dan produksi urine %;#A91 ((,kg BB,*am pada orang de&asa dan 1(( ,kg BB, *am pada anak9anak) adalah yang terpenting# selain tanda9tanda 'ital lainnya# karena menun*ukkan per-usi *aringan. F. P"@ @!!3L @! @ .">I@ITI> Penanggulangan selan*utnya dipakai konsep 5total (are5 sehingga semua masalah dapat diprediksi dan ditanggulangi sebelum ter*adi.

DA TAR PUSTAKA 9udak and 5allo, (!77$%, Critical Care Nursing, A Holistic Approach, -4 .ippincott company, *hiladelpia. 2arilynn 6 ,oengoes, et all, alih bahasa Kariasa B2, ("333%, Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, 65(, -akarta. Ceksoprod/o &oelarto, (!77#%, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, 4inarupa Aksara, -akarta. &uddarth ,oris &mith, (!77!%, The lippincott Manual of Nursing ractice, +i+th edition, -4 .ippincott (ompany, *hiladelphia. &/amsuhida/at. C (!77 %, Buku a!ar Ilmu Bedah, 65(, -akarta

.iposkan oleh "sTe7 di ;F<A; http://esteh-lavanillate57.blogspot.com/2011/04/askep-fraktur-vertebrae.html

Anda mungkin juga menyukai