GRUMERULLONEFRITIS AKUT
Oleh:
2A-D3 Keperawatan
MOJOKERTO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang keperawatan anak ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
pendidikan kesehatan dengan judul “Grumerullonefritis akut “
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa
diperbaiki.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
2.1 Definisi..........................................................................................3
2.2 Etiologi..........................................................................................4
2.3 Patofisiologi..................................................................................4
2.4 Pathway.........................................................................................6
2.5 Manifestasi Klinis.........................................................................7
2.6 Komplikasi....................................................................................9
2.7 Penatalaksanaan............................................................................10
2.8 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................16
A. Pengkajian..............................................................................16
B. Diagnosa Keperawatan..........................................................17
C. Intervensi Keperawatan.........................................................21
A. Pokok Bahasan.........................................................................22
ii
B. Saran.........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
3
akibat infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, tipenefritogenik di tempat
lain.Penyakit ini sering mengenai anak-anak.Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu
reaksi imunologis pada ginjalterhadap bakteri atau virus tertentu.Yang sering terjadi ialah
akibat infeksi kumanstreptococcus. Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang
dipakai untukmenjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi
dan inflamasiglomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis. Sedangkan
istilahakut (glomerulonefritis akut) mencerminkan adanya korelasi klinik
selain15menunjukkan adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan penyakit.
2.2 Etiologi
4
.Mungkin faktor iklim, keadaan gizi, keadaan umum dan faktor alergimempengaruhi
terjadinya GNA setelah infeksi dengan kuman Streptococcuss.
Ada beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang paling sering ditemukandiseb
abkan karena infeksi dari streptokokus, penyebab lain diantaranya:
2.3 Patofisiologi
5
dalam endapan-endapan ini. Antigenspesifik yang dilawan oleh imunoglobulin ini
terkadang dapat diidentifikasi.
Pola respon jaringan tergantung pada tempat deposit dan jumlah kompleks yang
dideposit. Bila terutama pada mesangium, respon mungkin minimal, atau dapat terjadi
perubahan mesangiopatik berupa ploriferasi sel-sel mesangial dan matrik yang dapat
meluas diantara sel-sel endotel dan membran basalis,serta menghambat fungsifiltrasi
simpai kapiler. Jika kompleks terutama terletak subendotel atau subepitel,maka respon
cenderung berupa glomerulonefritis difusa, seringkali
dengan pembentukan sabit epitel. Pada kasus penimbunan kronik komplek imun subepite
l,maka respon peradangan dan proliferasi menjadi kurang nyata, dan membran
basalisglomerulus berangsur- angsur menebal dengan masuknya kompleks-kompleks
kedalam membran basalis baru yang dibentuk pada sisi epitel.
Jumlah antigen pada beberapa penyakit deposit kompleks imun terbatas, missal
antigen bakteri dapat dimusnahkan dengan mekanisme pertahanan penjamu ataudengan
terapi spesifik. Pada keadaan demikian, deposit kompleks-kompleks imun dalam
glomerulus terbatas dan kerusakan dapat ringan danberlangsung singkat,seperti pada
glomerulonefritis akut post steroptokokus.Hasil penyelidikan klinis imunologis dan
percobaan pada binatangmenunjukkan adanya kemungkinan proses imunologis sebagai
penyebab. Beberapa penyelidik mengajukan hipotesis sebagai berikut :
2.4 Pathway
Microorganisme (bakteri ,virus ,parasit)
Respon inflamasi
6
Saluran proses infeksi saluran kemih
Glomerulus
Ekskresi menurun
Oliguria
7
menurun (meskipun aliran plasma ginja biasanya normal) akibatnya, ekskresi air, natrium, zat-
zat nitrogen mungkin
berkurang, sehingga terjadi edema dan azotemia. Peningkatan aldosteron dapat juga berp
eran pada retensi air dan natrium. Dipagi hari sering terjadi edema pada wajahterutama
edem periorbita, meskipun edema paling nyata dibagian anggota bawahtubuh ketika
menjelang siang. Derajat edema biasanya tergantung pada berat peradangan glomerulus,
apakah disertai dengan payah jantung kongestif, dan seberapacepat dilakukan
pembatasan garam.
Hipertensi terdapat pada 60-70% anak dengan GNA pada hari pertama,kemudian pada
akhir minggu pertama menjadi normal kembali. Bila terdapatkerusakan jaringan ginjal,
maka tekanan darah akan tetap tinggi selama beberapaminggu dan menjadi permanen
bila keadaan penyakitnya menjadi kronis. Suhu badantidak beberapa tinggi, tetapi dapat
tinggi sekali pada hari pertama. Kadang-kadang gejala panas tetap ada, walaupun tidak
ada gejala infeksi lain yang mendahuluinya.Gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak
nafsu makan, konstipasi dan diare tidak jarang menyertai penderita GNA.Gejala klinis
yang sering terjadi :
1.Riwayat infeksi pada tenggorokan atau kulit sebelumnya. Pada beberapa kasus,
penderita sering tidak menyadari atau adanya infeksi padatenggorokan atau kulit
sebelumnya.
2.Terdapat darah pada urin. Darah pada urin dapat bersifat makroskopik danmikroskopik.
Pada makroskopik dapat langsung terlihat dengan matatelanjang, di mana urin berwarna
merah hingga kecoklatan sedangkan padamikroskopik tidak dapat dilihat langsung
dengan mata telanjang dan urin tampak normal sehingga membutuhkan bantuan
mikroskop. Pada beberapakasus dapat hingga menyebabkan anemia atau kekurangan sel
darah merah.
3.Terdapat protein pada urin sehingga urin dapat tampak keruh dan berbusa.Karena
protein keluar melalui urin maka kadar protein di dalam darahmenjadi rendah.
4.Bengkak pada tubuh. Umumnya paling sering terlihat pada daerah kelopakmata lalu ke
wajah dan seluruh tubuh. Bengkak pada tubuh dapat hilangtimbul sehingga sering kali
tidak disadari oleh penderita . Misalnya
pada pagi hari terjadi bengkak di kelopak mata, siangnya bengkak hilang dansorenya
ditemukan pada kaki karena penderita sering berdiri. Karena bengkak
sering ditemukan pada kelopak mata, seringkali penderita mengiramatanya mengalami
kelainan.
8
7.Gejala lain seperti demam, mual, muntah, lemas, malas makan, dan pucatdapat juga
ditemukan pada penderita.
d.nyeri panggul
e.edema, ini cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari,kemudian menyebar ke
abdomen dan ekstremitas di siang hari(edema sedang mungkin tidak terlihat oleh seorang
yang tidakmengenal anak dengan baik)
f.suhu badan umumnya tidak seberapa tinggi, tetapi dapat terjaditinggi sekali pada hari
pertama.
g.hipertensi terdapat pada 60-70% anak dengan G74 pada hari pertama dan akan kembali
normal pada akhir minggu pertama juga. namun jika terdapat kerusakan jaringan ginjal,
tekanan darahakan tetap tinggi selama beberapa minggu dan menjadi permanen jika
keadaan penyakitnya menjadi kronik.
h.dapat timbul gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsumakan, dan diare.
i.Bila terdapat ensefalopati hipertensif dapat timbul sakit kepala,kejang dan kesadaran
menurun.
Gambaran Laboratorium
9
oleh karena mampu mengukur antiboditerhadap beberapa antigen sterptokokus. Titer anti
sterptolisin O mungkin meningkat
pada 75-80% pasien dengan GNAPS dengan faringitis, meskipun beberapa starinsterpto
kokus tidak memproduksi sterptolisin O.sebaiknya serum diuji terhadap lebihdari satu
antigen sterptokokus. Bila semua uji serologis dilakukan, lebih dari 90%kasus
menunjukkan adanya infeksi sterptokokus. Titer ASTO meningkat pada hanya50%
kasus, tetapi antihialuronidase atau antibodi yang lain terhadap antigensterptokokus
biasanya positif. Pada awal penyakit titer antibodi sterptokokus belummeningkat, hingga
sebaiknya uji titer dilakukan secara seri. Kenaikan titer 2-3 kali berarti adanya infeksi
2.6 komplikasi
1. Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagi aakibat
berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut
dengan uremia, hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia. Walaualiguria atau
anuria yang lama jarang terdapat pada anak, namun bila hal ini terjadi maka
dialisis peritoneum kadang-kadang di perlukan.
2. Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena
hipertensi.Terdapat gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan
kejang-kejang. Ini disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan
edema otak.
3. .Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki
basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja
disebabkan spasme pembuluh darah, melainkan juga disebabkan
oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat memberas dan terjadi gagal jan
tung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di miokardium.
4. Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di samping sintesiseritropoetik
yang menurun.
5. Gagal ginjal akut (GGA)
2.7 Penatalaksanaan
1. istirahat mutlak selama 3-4 minggu. Dahulu dianjurkan selama 6-8 minggu. Tetapi
penyelidikan terakhir dengan hanya istirahat 3-4 minggu tidak berakibat buruk bagi
perjalanan penyakitnya.
10
yang mungkin masih ada.pemberian penisilin dianjurkan hanya untuk 10 hari.
pemberian profilaksi yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab
tidak dianjurkan karena terdapat imunitas yang menetap.secara teoretis anak dapat
terinfeksi lagi dengan kuman neritogenlain, tetapi kemungkinan ini sangat kecil.
3.Makanan pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kg BB/hari) dan rendah
garam (1g/hari) makanan lunak diberikan pada pasien dengan suhu tinggi dan makanan
biasa bila suhunormal kembali. Bila ada anuria atau muntah, diberikan IVFD dengan
larutan glukosa 10%. Pada pasien dengan tanpa komplikasi pemberian cairan disesuaikan
dengan kebutuhan,sedangkan bila ada komplikasi seperti ada gagal jantung,
edema,hipertensi dan oliguria, maka jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi.
5.Bila anuria berlangsung lama 5-7hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam
darah. dapat dengan cara peritoneumdialysis, hemodialisisi, tranfusi tukar dan
sebagainya.
Gangguan faal ginjal . Ginjal diketahui sebagai alat yang salah Satu dari fungsinya
adalah mengeluarkan sisa metabolism terutama proteinsebagai ureum, juga kalium,
fosfat, asam urat, dan sebagainya. Karena terjadi kerusakan pada glumerolus (yang
merupakan reaksi autoimun terhadap adanya infeksi streptococcus ekstrarenal)
menyebabkan gangguan filtrasi glomerulus dan mengakibatkan sisa-sia metabolism tidak
11
dapat diekskresikan maka di dalam darah terdapat ureum, dan lainnya lagi yang
disebutkan di atass meninggi. Tetapi tubulus karena tidak terganggu maka terjadi
penyerapan kembali air dan ion natriumyang mengakibatkan banyaknya urine berkurang,
dan terjadi laholiguria sampai anuria.Untuk mengetahui keadaan ginjal, pasien GNAperlu
dilakukan pemeriksaan darah untuk fungsi ginjal, laju endp darah (LED) urine,dan foto
radiologi ginjal. Urine perlu ditampung selama 24 jam, diukur banyaknya dan berat
jenisnya (BJ) dicatat pada catatan khusus (catatan pemasukan/pengeluaran cairan). Bila
dalam 24 jam jumlah urine kurang dari 400 ml supaya memberitahukan dokter.
tempat penampung urine sebaiknya tidak dibawah tempat tidur pasien Karena selain
tidak sedap dipandang juga menyebabkan bau urine didalam ruangan. penampung urine
harus ada tutupnya yang cocok, diberi etiket selain “nama” juga jam dan tanggal mulai
urine ditampung. Hati-hati jika ada nama yang sama jangan tertukar; tuliskan juga nomor
tempat tidur atau nomor register pasien. Tempat penampung urine harus dicuci bersih
setiap hari; bila terdapat endapan yang sukar digosok pergunakan asam cuka, caranya
merendamkan dahulu beberapa saat baru kemudian digosok pakai sikat. Untuk mebantu
lancarnya dieresisdi samping obat-obatan pasin diberikan minum air putih dandianjurkan
agar anak banyak minum (ad libitum) kecuali jika banyaknya urine kurang dari 200 ml.
berapa banyak pasien dapat menghabiskan minum air supaya dicatat pada catatan khusus
dan
ijimlahkan selama 24 jam. Kepada pasien yang sudah mengerti sebelum mulai pencatatan
pengeluaran/pemasukan cairan tersebut harus diterangkaan dahulu mengapa ia harus
banyak minum air putih dan mengapa air kemih harus ditampung. Jika anak akan buang
air besar supaya sebelumnya berkemih dahulu ditempat penampungan urine baru ke WC
atau sebelumnya gunakan pot lainnya. Dengan demikian bahwa banyaknya urine adalah
benar-benar dari keseluruhan urine pada hari itu.
12
kesadaran menurun atau bahkan lebih parah atau untuk mengenal gejala komplikasi
sedini mungkin pasien memerlukan:
1.) Istirahat
2.) Pengawasan tanda-tanda vital bila terdapat keluhan pusing
3.) Jika mendadak terjadi penurunan haluaran urine periksalah
dahuluapakah pasien berkemih di tempat lain dan keadaan umumnya.
4.) Jika pasien mendapat obat-obatan berikanlah pada waktunya dan tunggu
sampai obat tersebut betul-betul telah diminum (sering terjadi obat tidak diminum
dan disimpan di bawah bantal pasien) jika hal itu terjadi penyembuhan tidak
seperti yang diharapkan.
5.) Diet. Bila ureum darah melebihi 60 mg% di berikan protein
1g/kg BB/hari dan garam 1 g/hari (rendah garam). Bila ureum antara 40-60 mg%
protein diberikan 2 g/kg BB/hari dan masih rendah garam. 1ika pasien tidak mau
makan karena merasa mual atau ingin muntah atau muntah-muntah segera
hubungi dokter, siapkan keperluan infuse dengan cairan yang biasa dipergunakan
ialah glukosa 5-10% dan selanjutnya atas petunjuk dokter. jika infuse diberikan
pada pasien yang tersangka ada kelainan jantung atau tekanan darahnya tinggi,
perhatikan agar tetesan tidak melebihi yang telah dipergunakan dokter, bahayanya
memperberat kerja jantung.
6.) Gangguan rasa aman dan nyaman.Untuk memberikan rasa nyaman kepada pasien
disarankan agar sering kontak dan berkomunikasi dengan pasien akan
menyenangkan pasien.. agar pasien tidak bosan pasien dibolehkan duduk dan
melakukan kegiatan ringan misalnya membawa buku(anak yang sudah sekolah),
melihat buku gambar atau bermain dengan teman yang telah dapat berjalan.
Sebagai perawat kita juga harus mendampingi/mengajak bermain dengan pasien
yangmemerlukan hiburan agar tidak bosan
7.) Kuarng pengetahuan orang tua mengenai penyakit penjelasan yang perlu
disampaikan kepada orang tua pasien adalah:
A. Bila ada anak yang sakit demam tinggi disertai rasa sakit menelan atau batuk
dan demam tinggi hendaknya berobat kedokter/pelayanan kesehatan supaya
anak mendapatkan pengobatan yang tepat dan tepat.
B. Jika anak sudah terlanjur menderita GNA selama dirawat dirumah sakit, orang
tua diharapkan dapat membantu usaha pengobatannya misalnya untuk pemeriksaan
atau tindakan,sering memerlukan biaya yang cukup banyak sedangkan rumahsakit
tidak tersedia keperluan tersebut. (sebelumnya orang tuadiberi penjelasan mengenai
perlunya pengumpulan urine dan mencatat minum anak selama 24 jam, untuk
keperluan pengamatan perkembangan penyakit anaknya)
C. Bila pasien sudah boleh pulang, dirumah masih harus istirahat
cukup. walaupun anak sudah diperbolehkan sekolah tetapi belum boleh
mengikuti kegiatan olahraga. Makanan, garam masih perlu dikurangi sampai
keadaan urine benar-benar normal kembali (kelainan urine, adanya eritrosit
dan sedikit protein akanmasih diketemukan kira-kira 4 bulan lamanya). Jika
makanan dan istirahatnya tidak diperhatikan ada kemungkinan penyakit
13
kambuh kembali. Hindarkan terjadinya infeksi saluran pernapasan terutama
mengenai tenggorokan untuk mencegah penyakit berulang. Kebersihan
lingkungan perlu dianjurkan agar selalu diperhatikan
khususnya streptococcus yang menjadi penyebab timbulnya GNA. Pasien
harus kontrol secara teratur untuk mencegah timbulnya komplikasi yang
mungkin terjadi seperti glomerulus kronik atau bahkan sudah terjadi gagal
ginjal akut. juga petunjuk mengenai kegiatan anak yang telah boleh
dilakukan.
Konsep Dasar Keperawatan.
1.pengkajian.
a.Genitourinaria
2.proteinuria
b.Kardiovaskular
hipertensi ringan
c.Neurologis
1.letargi
2.iritabilitas
3.Kejang
d.gastro intestinal
1.anoreksia
2.muntah
3.diare
14
e . m a t a , t e l i n g a , h i d u n g d a n t e n g g o r o k a n edema periorbital sedang
f.hematologis
1.anemiasementara
2.azotemia
3.Hyperkalemia
g.integumen
1.pucat
2.edema menyeluruh
2.Diagnosa Keperawatan
a.Gangguan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan retensi air dan
hypernatremia.
b.Disfungsi eliminasi urin yang berhubungan dengan retensi air dan oliguri.
d.intoleran aktivitas yang berhubungan dengan kelelahan.
3.Intervensi Keperawatan
hasil yang diharapkan : anak memiliki perfusi jaringan normal yang ditandai oleh TD
normal, penurunan retensi cairan, dan tidak ada tanda hypernatremia
.intervensi :
15
Rasional :pemantauan sering memungkinkan deteksi dini, dan penanganan segera
terhadap TD anak
b.sematkan tanda diatas tempat tidur anak dan pada pintu, berisi peringatan tentang
status kejang anak yang ditujukan untuk petugas kesehatan.
Rasional : melakukan tindak kewaspadaan bila terjadi kejang dapat mencegah cedera
selama episode serangan kejang.Kendati tidak umum pada glomerulusnefritis akut,
kejang dapat terjadi akibat kurang perfusi oksigen ke otak.
3.Beri obat anti hipetensi, misalnya hidralazin hidroksida (aprisonilene) sesuai program.
pantau anak untuk adanya efek samping.
4.pantau status volume cairan anak setiap 1-2 jam. Pantau haluaran urine haluaran harus
1-2ml/kg/jam.
5.Kaji status neurologis anak ( tingkat kesadaran, reflek dan respon pupil ) setiap 8 jam.
Beritahu dokter segera setiap ada perubahan signifikan pada status anak
Rasional pengkajian yang sering memungkinkan deteksi dini dan terapi yang memadai
untuk setiap perubahan status neurologi anak.
b.Diagnosa 2 : Disfungsi eliminasi urin yang berhubungan dengan retensi air oliguri
hasil yang diharapkan : anak dapat mempertahankan volume cairan normal yang
ditandai oleh haluaran urin rata-rata sebanyak 1-2 ml/kg/jam
16
intervensi :
1.timbang berat badan anak setiap hari, dan pantau haluaran urine setiap 4 jam.
Rasional: menimbang berat badan setiap hari dan pemantauan haluaran urine yang
sering, memungkinkan deteksi dini dan terapi yang tepat terhadap perubahan yang terjadi
pada status cairan anak. Kenaikan berat badan yang tepat mengindikasikan retensi cairan.
penurunan haluaran urin dapat mengindikasikanan ancaman gagal ginjal.
2.Kaji anak untuk deteksi edema, ukur lingkar abdomen setiap 8 jam, dan (untuk anak
laki-laki periksa pembengkakan padaskrotum)
Rasional: pengkajian dan pengukuran yang sering memungkinkan deteksi dini dan
pemberian terapi yang tepatterhadap setiap perubahan kondisi anak. lingkar abdomen
yang bertambah dan pembengkakan pada skrotum biasanya mengindikasikan asites.
Rasional : anak membutuhkan pembatasan asupan cairan akibat retensi cairan dan
penurunan laju filtrasi glomerulus: ia juga membutuhkan retriksi asupan natrium.
Rasional : urine yang berbusa mengindikasikan peningkatan deplesi protein, suatu tanda
kerusakan fungsi ginjal.
hasil yang diharapkan : anak akan mengalami peningkatan asupan nutrisi yang ditandai
oleh makan sekuran-kurangnya 80% porsi setiap kali makan.
Intervensi :
17
Rasional: diet tinggi karbohidrat biasanya terasa lebih lesat dan member kalori esensial
bagi anak.
Rasional : menyediakan makanan dalam porsi yang lebih kecil,untuk satu kali makan
tidak akan membebani anak sehingga mendorongnya makan lebih banyak setiap kali
anak duduk.senang memberi anak makanan favoritnya, akan memastikan ia
mengkonsumsi setiap porsi makanan lebih banyak.
hasil yang diharapkan : anak akan mengalami peningkatan toleransi beraktivitas yang
ditandai oleh kemampuan bermain dalam waktu yang lama.
Intervensi :
18
hasil yang diharapkan: anak akan mempertahankan integritas kulit normal, yang ditandai
oleh warna kulit kemerah mudaan, dan tidak ada kemerahan, edema, serta kerusakan
kulit
intervensi :
Rasional : mengganti posisi dengan sering dapat mengurangi tekanan pada area kapiler
dan meningkatkan sirkulasi sehingga mengurangi resiko kerusakan kulit.
3.mandikan anak setiap hari, menggunakan sabun yang mengandung lemak tinggi
Rasional: deodorant dan sabun yang mengandung parfum dapat mengeringkan kulit
sehingga mengakibatkan kerusakan kulit.
f.Diagnosa 6 : Pencapaian peran sebagai orang tua yang berhubungan dengan rawat inap
anak dirumah sakit
hasil yang diharapkan: orang tua akan mengalami penurunan rasa cemas yang ditandai
oleh pengungkapan ketakutan mereka, dan pemahaman tentang kondisi anak.
Intervensi:
2.jelaskan semua prosedur kepada orang tua, dan libatkanmereka dalam diskusi tentang
perawatan anak.
19
Rasional : dengan terus mempertahankan orang tua agar tetap memperoleh informasi,
dan melibatkan mereka dalam diskusi tentang perawatan anak, dapat mengembangkan
kemampuan kontrol sehingga mengurangi kecemasan.
g.Diagnosa 7 : Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan
Intervensi :
Rasional : penjelasan yang demikian membantu orang tua memahami penyakit dan
pentingnya melanjutkan terapi dirumah
.2.yakinkan kembali orang tua bahwa penyakit tersebut jarang menyebabkan efek
jangka panjang.
Rasional: orang tua biasanya kuatir tentang efek penyakit,khususnya jika menjalani
dialisis. selama fase akut penyakit.
Rasional : diet restriksi natrium diperlukan karena asupan natrium yang berlebihan dapat
menghalangi eksresi air.
4.instruksikan orang tua untuk membatasi aktivitas anak sampai dokter menyetujui
bahwa anak dapat melakukan aktivitas seperti sedia kala.
Rasional : restriksi aktivtas diperlukan untuk mencegah stress pada ginjal yang dapat
menyebabkan kekambuhan penyakit.
20
Rasional :dengan mengetahui tanda dan gejala infeksi berulangserta gagal ginjal
mendorong orang tua mencari bantuan medis saat diperlukan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Betz , Cecily L. 2002. “ Buku Saku Keperawatan Pediatri’’.Jakarta: EGC.
Harnowo.Sapto. 2001. “Keperawatan Medikal Bedah untuk Akademi Keperawatan”
Jakarta: Widya Medika.
Jhonson, Marion, dkk . 2000. NOC. St. Louis Missouri :mosby INC
Mansjoer, Arif M. 2000.”Kapita Selekta Kedokteran” ed 3, jilid 2. Jakarta: Media
Aesulapius.
Mc.closkey, cjuane, dkk.. 1996 .NIC. St.Louis Missouri : Mosby INC
Morgan Speer, Kathleen. 2008.Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan klinikal
pathways. Jakarta : EGC.
Ngastiyah. 2005.” Perawatan Anak Sakit “ .Jakarta :EGC.
Sacharin, Rosa M. 1999. “Prinsip perawatan pediatric “Jakarta :EGC.
Santosa Budi. 2006. “Panduan diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006”
23
Definisi dan Klasifikasi. Jakarta.EGC.
Suriadi, dkk. 2001.”Asuhan Keperawatan Anak “
24