Buku jar
EKOLOGI
Oleh :
Abubakar Sidik Katili
Program Studi Biologi
Fakultas MIPA
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang setinggi-tingginya kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karunia-NYA sehingga penyusunan Buku Ajar Ekologi ini dapat diselesaikan. Bahan
ajar ini ditujukan bagi mahasiswa biologi FMIPA yang memprogramkan mata kuliah Ekologi
dengan beban kredit 3 sks, berisikan materi perkuliahan selama satu semester.
Interaksi mahluk hidup dengan lingkungannya telah terjadi sejak awal kehidupan di
bumi. Begitu sangat pentingnya interaksi tersebut sehingga satu sama lain tidak bisa hidup
tanpa salah satunya. Interaksi ini berlaku dalam suatu ekosistem dimana menggambarkan
tatanan kinerja fungsional yang saling menghargai dalam keseimbangan. Hubungan interaksi ini
dikaji dalam suatu kajian yakni ekologi. Menurut perkembangannya ekologi telah mengarah
pada spesifikasi subyek kajian antara lain, ekologi, ekologi hewan dan ekologi tumbuhan. Buku
ajar ekologi ini sebagai pengantar untuk mempelajari interaksi antara komponen-komponen
dalam ekosistem yakni komponen biotik dan abiotik. Semoga Buku ajar ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari buku bahan ajar ini masih terdapat banyak kekurangan, olehnya itu
besar harapan kami atas kritik dan saran dari berbagai pihak, demi kesempurnaan bahan ajar
ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik
langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penyelesaian bahan ajar ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
Bab 3.
3 . Habitat Dan Lingkungan ................................................
.........................................................................
....................................
........... 23
Bab 4. Spesies Sebagai
S ebagai Unit Ekologi ...............................
........................................................
.............................................
.................... 39
Bab 5. Konsep Populasi .............................
.......................................................
....................................................
.........................................
............... 41
Bab 6. Faktor-Faktor Biotik Dalam Interaksi
Interak si Populasi ....................................
...................................................
............... 57
Bab 7. Interkasi Populasi
Po pulasi Dengan Lingkungan Fisiknya................................................
................................................ 72
Bab 8. Komunitas Dan Ekosistem .................................................
..........................................................................
................................
....... 93
Bab 9. Energi Dan Materi .................................................
..........................................................................
...........................................
.................. 112
Bab 10.
1 0. Konsep Suksesi Ekologi ........................
..................................................
...................................................
..............................
..... 143
Bab 11.
1 1. Keanekaragaman
Keanekaragam an Hayati .................................................
..........................................................................
..............................
..... 148
Bab 12. Metode Sampling Ekologi ........................................................
..............................................................................
...................... 157
Rangkuman .................................................
...........................................................................
...................................................
......................................
............. 180
Pustaka ...................................................
............................................................................
..................................................
...........................................
.................. 182
Tes Formastif / Latihan.................................................
..........................................................................
...............................................
...................... 183
Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ................................................
.........................................................................
..................................
......... 184
Senarai ...............................................
.........................................................................
...................................................
...............................................
...................... 185
Buku jar
BAGIAN PERTAMA
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas tentang konsep pengantar ekologi, telaah ekologi
lingkngan fisik organisme hidup, spesies sebagai unit ekologi, habitat dan lingkungan,
spesies sebagai unit ekologi, konsep populasi, faktor-faktor biotik dalam interaksi
populasi, interaksi populasi dengan lingkungan fisiknya, ekosistem dan komunitas,
energi dan materi, konsep suksesi, keanekaragaman hayati, dan metode sampling
ekologi.
4. Materi Ajar
Bab 1. Pengantar ekologi
Bab 2. Telaah ekologik lingkungan fisik organisme hidup
Bab 3. Habitat dan lingkungan
Bab 4. Spesies sebagai unit ekologi
Bab 5. Konsep populasi
Bab 6. Faktor-faktor biotik
biotik dalam
dalam interaksi
interaksi populasi
populasi
Bab 7. Interaksi populasi
populasi dengan
dengan lingkungan
lingkungan fisiknya
fisiknya
Bab 8. Ekosistem dan komunitas
Bab 9. Energi dan materi
Ekologi
1
Buku jar
Buku jar
BAGIAN KEDUA
PENYAJIAN
BAB I
PENGANTAR EKOLOGI
1.1. Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Bab ini akan menguraikan Definisi Ekologi dan Konsep Ekologi Hewan,
Sasaran dan Ruang Lingkup Ekologi Hewan, Peranan Ekologi Bagi Manusia,
Permodelan dan Pendekatan dalam Ekologi Hewan serta Aplikasi Konsep Ekologi
Hewan.
Relevansi
Bab ini merupakan pengetahuan awal yang sangat erat hubungannya dengan
bab-bab selanjutnya.
Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa Jurusan Biologi semester
VII dapat menjelaskan Definisi Ekologi dan Konsep Ekologi Hewan dengan tepat.
1.2. Penyajian
Uraian dan Contoh
Contoh
Ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dengan
lingkungannya. Reiter mengemBukakan istilah tersebut pada tahun 1865 (Kormondy,
1965) dengan menggabungkan dua kata dari bahasa Yunani, Logos yang berarti
pengetahuan tetang , dan oikos
pengetahuan oikos yang berarti rumah
rumah.. Dua akar kata ini merupakan
fundamentall dari ekologi yang membedakanya dari ilmu-ilmu biologi lainnya –
fundamenta – suatu
suatu
pnekanan tentang alamiahnya. Tahun berikutnya setelah Reiter memperkenlkan
memperkenlk an
istilah tersebut. Haeckel mendefinisikan ekologi sebagai suatu keseluruhan
pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan-hubu
hubungan-hubungan
ngan total antara organisme
dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik; definisi ini masih
merupakan definisi normal yang paling umum digunakan. Berbagai macam
pengetahuan lapangan tentang penyebaran dan kelimpahan organisme yang menjadi
pemikiran Reiter, masih merupakan bagian penting dari ilmu ini. Meskipun dengan
perkembangan ekologi penyelidikan-penyelidikan laboratorium menjadi semakin
penting, pengetahuan lapangan tetap merupakan obyek penting guna memahami
organisasi di alam.
Lingkungan berarti semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan fisika
Lingkungan
yang langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan,perkembangan dan
reproduksi organisme. Habitat dalam arti yang luas, berarti tempat dimana organisme
berada, serta faktor-faktor lingkungannya. Para ahli ekologi mempelajari habitat
dengan pengamatan yang amat berbeda, misalnya lingkungan perkotaan, batu
karang, tabung-tabung kultur di dalam laboratorium yang berisi bermacam-macam
media pertumbuhan. Tujuan umum yang mendasari pengetahuan yang beraneka
ragam ini adalah pengertian tentang bagaimana organisme terintegrasi dengan
lingkungannya, bagaimana
organisme berinteraksi
berintera organisme
ksi satu sama lain. mengalami modifikasi oleh atau bagimana
Sebagai ilmu yang bersifat kuantitatif, ekologi merupakan pengetahuan abad
20 yang memperoleh bentuk formal selama tiga dekade pertama abad ini. Akan tetapi
asalnya bertumpu pada berbagai pengetahuan, yang nampaknya tidak berkaitan pada
waktu itu, yang berkembang selama abad 18 dan 19.
Ekologi
3
Buku jar
Ekologi 4
Buku jar
berbeda oleh seorang hali botani Denmark yaitu Eugene Warming (1896). Hasil dari
penyelidikan tersebutspesies
kelompok-kelompok mengemukakan bahwa
yang sama, jenis-jenis
jenis- jenis
cenderung organisme
untuk beradayang sama yang
di habitat atau
sama. Pemikiran tersebut mengarah kepada spekulasi tentang faktor-faktor
lingkungan yang mengontrol jumlah spesies di dalam wilayah tertentu, jumlah individu
dalam suatu spesies, dan hubungan-hubungan fungsional di antara spesies yang ada.
Seorang hali entomologi amerika yang bernama S.A. Forbes, menerbitkan suatu
tulisan: Danau sebagai mikrokosmos,
mikrokosmos, pada tahun 1887, yang menekankan hubungan
fungsional yang mungkin ada diantara organisme yang terdapat di dalam habitat yang
sama. Seorang sarjana Amerika lainnya, Henry Cowles (1899), menerbitkan deskripsi
tentang padang pasir di dekat danau Michigan, yang menekankan perubahan-
perubahan komposisi spesies dengan semakin tuanya tanaman. Jadi dalam periode
tersebut penekanan diarahkan pada faktor-faktor yang mengatur hubungan antara
spesies, baik dalam lingkup ruang maupun waktu dan implikasi hubungan tersebut
pada interpretasi tentang bagaimana organisme-organisme dipengaruhi oleh
lingkungan mereka dan saling pengaruh diantara mereka.
Penyelidikan-penyelidikan lain dalam abad ke-19 yang menunjang
pengetahuan ekologi pada waktu itu, nampak tak berkaitan dengan pengetahuan
lapangan. Serentetan eksperimen yang dilakukan oleh ahli kimia Jerman, Justus von
Liebig (1840) , memusatkan perhatian pada faktor-faktor tanah yang membatasi hasil
pertaian. Liebig menyimpulkan bahwa unsur-unsur mineral khusus ditambahkan ke
dalam tanah dalam pupuk kandang dan pupuk lainnya, bertanggung jawab pada
peningkatan produksi, tetapi hanya terjadi apabila sebelumnya tanah itu mengandung
konsentrasi demikian rendahnya hingga membatasi pertumbuhan tanaman.
Generalisasi itu di Inggris bernama F.E Blackman (1905) mengembangkan konsep
simun yang disebabkan oleh level yang berlebihan dari faktor-faktor lingkungan
tertentu. Hukum faktor pembatas,
pembatas, seperti yang berikut; Apabila suatu proses
memperoleh kondisi karena sejumlah faktor yang terpisah , lajunya dibatasi oleh pace
oleh pace
Ekologi
5
Buku jar
Ekologi
6
Buku jar
digantinya dengan ketas tissue. Apakah mungkin ada sesuatu zat di kertas tissue
yang menghambat atau mengganggu perkembangan yang normal. Ketika kertas filter
dipakai lagi untuk menggantikan kertas tissue, serangga tersebut kembali dapat
tumbuh normal.
Bahan-bahan kertas lainnya kemudian diuji dan didapat bahwa ada yang
mengandung unsur-unsur yang menyerupai hormon juvenil tersebut. Dari 20 contoh
kertas tissue, kertas sapu tanan dan kertas toilet yang di amati, 12 diantaranya
mencegah timbulnya metamorfosis. Majalah-majalah dan surat-surat kabar di Amerika
Serikat umumnya lebih efektif dibandingkan dengan Eropa atau di Jepang. “ Faktor
jenis kertas”
kertas” tersebut, seperti yang kemudian dikenal (Slama dan Williams, 1966),
telah “menyebar
“menyebar luas”
luas” ke pohon-pohon
pohon-pohon yang digunakan sebagai bahan pembuat
kertas. Zat aktif yang diisolasi dari pohon pulp yang paling umum, yaitu balsam fir
(serangga
Abies balsamea),
Abies balsamea ), (Blowers
tersebut memiliki dkk,
struktur kimia
1996). yang sangat
Dapatkah menyerupai
kemampuan hormon juvenil
suatu tanaman untuk
mensintesis zat kimia tersebut mempengaruhi kelimpahan hewan-hewan yang
memakannya? Apakah jumlah spesies serangga yang diberi balsam fir serta
kelimpahan spesies tersebut tergantung pada ketahanannya atas pengaruh faktor
kertas?.
Faktor-faktor apa yang menentukan jumlah spesies dan kelimpahan spesies di
suatu wilayah tertentu? Dengan melihat secara khusus pada suatu habitat tertentu,
kita dapat melihat berbagai jenis organisme yang berbeda-beda (gambar 1-1). Di
savana Afrika, terdapat banyak spesies pohon dan tumbuhan lainnya, bermacam-
macam herbivora, serta berbagai mikroorganisme, sebagian berguna dan sebagian
justru merugikan. Tetapi organisme yang berbeda-beda tersebut kelimpahannya
kelimpahannya tidak
berimbang. Singa (Phantera
(Phantera leo)
leo) jumlahnya sedikit dibandingkan zebra (Equus
( Equus););
pohon-pohon lebih sedikit jika dibandingkan dengan rumput. Para hali ekologi tertarik
untuk mengemukakan dan menjelaskan faktor-faktor yang mengontrol jumlah spesies
yan berbeda yang ada di sana, sertakelimpahan sesuatu spesies di dalam suatu
wilayah tertentu.
Bagimana organisme-organisme terintegrasi secara fungsional di dalam
wilayah tertentu, dan apakah hubungan fungsional di antara spesies-spesies hewan
yang berbeda itu? Lindeman (1942) menunjukkan hawa hewan-hewan yang begitu
banyak jenisnya yang terdapat di dalam suatu wilayah tertentu, secara fungsional
terintegrasi oleh arus energi dan bahan-bahan kimia diantara mereka dan terhadap
lignkungannya menjadi molekul organik yang stabil. Rumput-rumput dimakan oleh
zebra, dan kemudian zebra itu dimakan oleh singa. Seorang ahli ekologi akan
bertanya, faktor-faktor apa yang mengatur arus energi dan bahan-bahan kimia yang
diantara organisme di dalam suatu daerah tertentu?.
Ahli ekologi mempelajari
mempelajari tidak hanya banyaknya organisme yang berbeda-
beda, tetapi
populasi ikanjuga banyaknya
di lautan organisasi
sampai biologis
pada semua yang ada.
organisme di Hal ini dapt
dalam suatudimulai
savanadari
di
Afrika, atau mulai dari serangga yang memperoleh makanan di pohon-pohon pada
tanaman-tanaman yang hanya dapt tumbuh di pegunungan-pegunungan di Afrika
Selatan. Keadaan diversifikasi semacam ini merupakan bahan bagi para ahli ekologi
dalam upaya mereka dalam memahami hubungan diantara organisme dan lingkungan
mereka.
Ekologi
7
Buku jar
akhli ekologi yang tertarik pada hewan-hewan pemakan rumput akan mempelajari
wilayah yang lebih luas bila dibandingkan dengan seorang yang tertarik hanya pada
mikroba yang berada dalam lambung hewan tersebut. Meskipun ada perbedaan skala
spasial, para ahli
ahli ekologi akan tertarik pada
pada suatu proble
problemm mendasar yyang
ang sama.
Sebagai contoh, mereka barangkali akan tertarik pada faktor-faktor yang
mengendalikan keberhasilan reproduksi organisme tersebut. Ekologi mencari latar
belakang penjelasan yang sama untuk fenomena yang serupa dalam ekosistem yang
sangat berlainan satu sama lain.
Ekologi bersifat interdisipliner karena untuk mengerti dan memahami hubungan
antara organisme dengan lingkungannya., haruslah ditarik beberapa pengertian dari
banyak bidang yang berkaitan. Ekologi secara khusus terkait erat dengan Fisiologi,
Evolusi, Genetika dan tingkah laku hewan. Para ahli yang mengamati faktor kertas
seperti yang telah diuraikan, barangkali akan menamakan dirinya sebagai ahli fisiologi
serangga. Tetapi karyanya juga memberi andil kepada pengertian tentang hubungan
antara tanaman dan serangga yang memakan tanaman tersebut. Dalam berbagai
kesempatan, para ahli ekologi haruslah memanfaatkan informasi dari berbagai bidang
erat kaitannya guna memecahkan masalah-masalah ekologis.
Bagian atau komponen ekologis dari suatu sistem yang bersifat interaktif
antara organisme dan lingkungan, umumnya digunakan untuk memperlihatkan tingkat
organisasinya,
organisasin ya, yang disusun berdasarkan tingkat kompleksitasnya, sebagai berikut:
1. Organisasi Individual adalah
adalah suatu unit fungsional yang fundamental dalam dalam
ekologi karena individu-individu mengadakan interaksi secara langsung dengan
lingkungannya maupun antara individu itu sendiri. Perubahan perubahan tingkat
organisasi biologis yang lebih tinggi disebabkan oleh terjadinya perubahan-
perubahan pada individu di dalam sistem yang bersangkutan.
2. Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik, dan
berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara umum,
apabila kita bicara populasi, maka yang kita maksudkan asalah anggota-anggota
dari spesies yang sama, yang satu sama lain berdekatan.
3. Guild adalah kelompok populasi yang memanfaatkan sumber daya dari golongan
yang sama dengan cara yang sama pula (Root, 1967). Pengelompokkan ini
merupakan pengelompokkan yan bersifat fungsional dari populasi sesuai dengan
kebutuhannya serta alat yang digunakan untuk dapat menjamin atau mengankan
kebutuhan tersebut. Kita mengenal sekelompok predator dalam ekosistem savana
di Afrika sebagai suatu guid, akan tetapi kita tidak mengelompokkan predator itu
dengan parasit sebagai suatu guild, walaupun keduanya sama-sama memperoleh
makanan dari herbivor.
4. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berbeda bersama-sama dalam tempat
dan waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita
dapat menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di
dalam suatu ekosistem, atau kita dapat membatasi perhatian kita hanya pada
komunitas burung, at u komunitas tanaman, dan sebagainya.
5. Biom
Biom merupakan jenis ekosistem regional dengan komunitas-komunitas yang
serupa. Apabila kita ambil contoh suatu biom padang rumput, maka yang kita
maksudkan adalah beberapa ekosistem yang yang serupa,
serupa, karena rumput adalah
adalah
tanaman utama dan hewan-hewan yang merumput adalah hewan-hewan yang
utama di situ.
Bila kita lihat tanaman violet (Viola
( Viola),
), yaitu sejenis bunga yang berbau manis
yang tumbuh di tengah hutan, lingkungannya merupakan kombinasi antara sinar
matahari, suhu, air, gas dan berbagai mineral yang dibutuhkan, serta hewan-hewan
yang secara langsung mempengaruhinya. Tanaman violet itu umumnya tumbuh
berdampur dengan tanaman violet lainnya, dan kelompok violet itu merupakan suatu
populasi. Suatu varietas dari spesies tanaman lainnya umumnya tumbuh bercampur
pula dengan violet itu; kelompok tanaman yang tinggal bersama-sama tersebut
Ekologi
8
Buku jar
membentuk suatu guild tumbuhan di hutan itu. Tegantung pada masa yang menjadi
perhatian kita, kita dapat membatasi definisi tentang komunitas menjadi guild atau
mengembangkannya pada tiap organisme yang lain dalam hutan, mulai dari
pepohonan sampai bakteri.
Ekosistem yang kita pelajari akan didefenisikan menurut organisme yang
menjadi perhatian kita. Apabila tertarik pada biom hutan desiduous, tetapi bila kita
tertarik pada dinamika populasi dari tanaman violet, perhatian kita akan terarah pada
ruang lingkup yang lebih terbatas.
D. Pertanyaan-Pertanyaan
Pertanyaan-Pertanyaan Ekologis yang Fundamental.
Tiga pertanyaan ekologis yang penting adalah:
1. Organisme-organisme
Organisme-organisme dan faktor-faktor lingkungan
lingkungan apa yanyang
g terdapat di suatu
wilayah tertentu, dan berapa jumlah?
2. Bagaimana organisme-organisme tersebut beserta faktor-faktor lingkungannya
terkait secara fungsional? Bagaimanakah hubungan tersebut, sama ataukah
berbeda, di dalam ekosistem yang sama ataupun di dalam ekosistem yang
berbeda?
3. mengapa organisme
organisme tersebut
tersebut secara fungsional
fungsional berhubungan
berhubungan satu
satu sama lain serta
berhubungan dengan lingkungannya dalam cara-cara tertentu?
Meskipun jawaban pada pertanyaan pertama pada dasarnya bersifat deskriptif,
jawaban terseut kuantitatif dalam arti destribusi kelimpahan organisme dalam
hubungannya
hubunganny a dengan faktor-faktor
f aktor-faktor lingkungan yang kuantitatif. Deskripsi yang bersifat
kuantitatif
kuantitat if tersebut muncul dalam ruang lingkup sejarah alam, dan tujuan dasarnya
adalah untukpenyelidikan
alam. Jenis mengungkapkan dan mengkuantifikasikan
ini menyajikan pola-pola
deskripsi yang akurat yangorganisme-
tenang terdpat di
organisme apa yang ada, berapa jumlahnya dan dalam lingkungan apa?
Sekali pola itu terungkap, maka wajarlah jika dicari mekanisme yang
menggerakkannya. Studi yang terkoordinasi atas organisme dan faktor-faktor
lingkungannya, akan mengungkapkan mekanisme tersebut. Apabila kita tertarik pada
kelimpahan tanaman violet dan kita dapati bahwa tanaman tersebut hanya terdapat
pada suatu areal tertentu di hutan, tentunya kita akan menelusuri faktor-faktor
lingkungan yang berkaitan dengan areal tersebut. Umpamakan violet itu nampaknya
banyak terpengaruh oleh suatu kisaran intensitas cahaya tertentu yang menembus
pepohonan, serta suatu kisaran nitrogen di dalam tanah. Dalam pada itu, studi tentang
fosfor tanah serta suhu udara, tidak memperlihatkan adanya perbedaan-perbedaan
antara tempat yang ditumbuhi violet maupun tempat yang tidak ditumbuhi. Oleh
karena itu, cukuplah beralasan kalau kita mengajukan hipotesis bahwa penyebaran
violet tergantung pada kisaran sinar dan nitrogen tertentu. Untuk memastikan apakah
faktor-faktor tersebut benar-benar menentukan distribusi violet, perlu dilakukan
eksperimen. Eksperimen tersebut tentunya akan melibatkan kegiatan laboratorium
maupun studi lapangan untuk melihat pengaruh sinar, nitrogen, fosfor dan suhu,
terhadap tanaman violet. Untuk mengetahui mekanisme yang melatar belakangi pola
distribusi dan kelimpahan, pada umumnya memerlukan pelaksanaan suatu
eksperimen.
Guna mendapatkan jawaban pada pertanyaan ketiga – – mengapa organisme
dan lingkungannya berhubunga seperti yang kita lihat, mengikuti prosedur yang tidak
langsung karena hal ini sering tergantung pada pemahaman evolusi yang silam dari
organisme dan sejarah lingkungan dari wilayah yang sedan diamati. Meskipun contoh
tetang burung starling memberikan kesimpulan bahwa burung tersebut dapat hidup
dengan baik sekali dalam kondisi Amerika Utara, tetapi karena Eropa dan Amerika
terpisah jauh,
Amerika Utara.maka
Begituburung tersebut tidak
juga, sifat-sifat mampu
genetiknya bergerak
tidak ke dan
kan menduduki
memungkinkan
memungkin burung itu
untuk hidup di gunung-gunung yang tinggi maupun di wilayah paling utara dari benua
Amerika.
Ekologi
9
Buku jar
Ekologi
10
Buku jar
pada kasa yang terletak persis di atas kertas saring yang sebelumnya telah dicelup
dalam ekstrak umbllifer.
Hasil eksperimen ini sampai pada keputusan untuk menolak hipotesis nol dan
menerima hipotesis bahwa larva kupu swallowtail dapat mengenali tanaman
makanannya. Selanjutnya eksperimen tersebut juga membuktikan bahwa bau adalah
mekanisme pengenalan terhadap makanannya.
Menguji suatu hipotesis umumnya akan mengarah ke formulasi hipotesis
lainnya. Setelah tentang
mengemukakan menetapkan
adanyabahwa umbellifer
suatu zat tersebutyang
kimia tertentu menarik larva,
bersifat Dethier
atraktif dan
bahwa larva tersebut memberikan respon kepada zat tersebut dan bukan kepada
komposisi kimia secara umum dari tanaman yang bersangkutan. Dengan mengisolasi
zat tersebut dari dari umbellifer.
umbellifer. Dethier menyimpulkan
menyimpulkan bahwa
bahwa zat yang dimaksud
dimaksud
benar-benar ada, yang memang lebih atraktif dari ekstrak keseluruhan tanaman
umbellifer.
11
Ekologi
Buku jar
G. Teori Ekologi
Teori adalah suatu perangkat prinsip-prinsip yang diterima yang dapat
digunakan untuk menduga bermacam-macam karakteristik yang khusus atas
beberapa fenomena umum. Prinsip umum tersebut berasal dari pengujian yang
berulang kali terhadap hipotesis yang spesifik dan pandangan bersifat organisasional
yang luas ke dalam observasi yang mengarah pada generalisasi menyeluruh. Teori
adalah suatu alat ilmiah yang kuat karena penalaran yang bersifat deduktif yang
berasal dari prinsip-prinsip umum, memungkinkan dilakukannya berbagai prediksi
khusus, yang banyak diantaranya belum dikenali sebelum teori itu dikembangkan.
Meskipun demikian, ekologi tidak memiliki suatu badan teori yang telah berkembang
baik, seperti misalnya
misalnya yang dimiliki oleh ilmu fisika kuantum.
kuantum. Para ahli ekologi masih
bertumpu benar pada penalaran induktif – – merumuskan generalisasi dari sejumlah
kasus-kasus spesifik. Pengembangan suatu teori didasarkan pada bukti-bukti dari
pengujian-pengujian hipotesis yang terpisah, dan ekologi tidak mempunyai bukti-bukti
atas dasar yang luas dari suatu fenomena. Sebaliknya, ekologi disarikan dari banyak
teori yang luasnya terbatas.
Pembahasan yang lebih luas lagi tentang formulasi dan pengujian hipotesis
dalam penelitian ilmiah, tentunya tidak seharusnya ada dalam buku ini. Kepustakaan
tentang hal ini kiranya cukup luas dan penting untuk ditelaah oleh siapa saja yang
sedang meniti karier dalam ilmu pengetahuan. Sebagai suatu proses, kita harus
menunjukkan bahwa uraian kita tentang bagaimana seorang hali ekologi atau para ahli
lain melakukan pendekatan suatu masalah, bersifat sangat idela dan bahkan sering
tidak mendapati dalam praktek. Eksperimen yang dilakukan pada larva swallowtail dan
dan
tanaman yang menjadi sumber makanannya, telah dipilih sebagai ilustrasi karena
mampu memberikan contoh bagaimana seyogyanya suatu penyelidikan ilmiah itu
dilaksanakan. Apabila tidak ada teori yang dapat ditampilkan dalam bentuk model
matematik yang pasti, penalaran deduktif dapat digunakan, karena para sarjana
seringkali menggunakan data yang tidak benar-benar menguji hipotesis yang pada
mulanya ingin diuji. Dalam bab berikut ini anda diperkenalkan dengan berbagai
masalah yang menarik bagi para ahli dan akan kita
k ita dapaticontoh-contoh dari berbagai
pendekatan ilmiahnya. Banyak kesempatan masih terbuka untuk melakukan studi
yang kreatif atas berbagai fenomena ekologis.
Ekologi
12
Buku jar
BAB II
TELAAH EKOLOGI LINGKUNGAN FISIK
ORGANISME HIDUP
2.1 Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Bab ini akan menguraikan tentang komponen ligkungan organisme, lingkungan
dan iklim, geologi, penyesuaian diri organisme kepada lingkunganya, evolusi paralel,
dan analogi ekologi.
Relevansi
Bab ini memberikan pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan dengan
konsep ekologi lingkungan fisik organisme hidup sebagai dasar pengetahuan tentang
habitat dan lingkungan yang akan dibahas pada bab berikutnya.
Kompetensi Dasar
Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa Jurusan Biologi semester VII dapat
menjelaskan konsep ekologi lingkungan
lingkungan fisik organisme secara teroganisir dan tepat.
2.2. Penyajian
Uraian dan contoh
A. Komponen Lingkungan Organisme
Biosfer tempat organise itu hidup terdiri dari dua komponen utama, yaitu
komponen-komponen hidup (biotik) dan komponen-komponen abiotik. Pendukung-
pendukung hipotesis Gaia juga sepakat tentang adanya kedua komponen itu di alam
dunia ini, yang menurut mereka terpisah satu sama lain (independen), dan tidak ada
keterkaitan sesamanya; pendapat mereka ini secara prinsip berbeda besar dengan
teori ekologi mutakhir.
Kehidupan memang tergantung dari dunia fisik, tetapi bersamaan dengan itu
dunia fisik juga sangat dipengaruhi oleh organisme kehidupan. Tanpa proses
fotosintesis atmosfer dunia sekarang ini tidak akan mengandung oksigen; begitu juga
dalam tanah, danau dan lautan tidak akan terdapat oksigen.
Bagian tulisan ini ingin menyoroti komponen-komponen abiotik lingkungan itu
terutama yang diperkirakan penting makna ekologinya. Dua komponen lingkungan
abiotk penting yang hendak dicoba ditelaah disini ialah iklim dan geologi karena dinilai
eat sekali hubungan timbal baliknya, yang akan lebih lanjut dikupas lagi kemudian
beserta komponen-komponen lingkungan abiotik lainnya.
Ekologi
13
Buku jar
kalor itu dilepas kembali. Pada waktu yang sama udara dingin dari kutub mengalir
kembali ke khatulistiwa di dekat permukaan bumi.
Tekanan udara pada tempat-tempat transisi atau yang disebut lintang kuda
(horse laititude)
laititude) adalah paling tinggi.
Karena bumi berputar, aning pasat (tradewind
(tradewind ) yang meniup dari kutub ke
palung-palung ekuatorial (doldrums
(doldrums)) datang dari arah timur laut dan tenggara, bukan
dari utara atau selatan. Arah sistem-sistem angin dunia juga dipengaruhi bukan
semata-mata oleh perputaran bumi, tetapi karena berbagai bentuk dan penyebaran
ireguler benua-beua dan lautan-lautan.
Palung-palung ekuatorial di 50 Lintang Utara dalam bulan Januari dan 12 0-150
Lintang Utara pada bulan Juli; jadi bergerak sebanyak 20 0 sepanjang musim. Migrasi
ini membawa hujan musiman yang bertanggung jawab atas terjadinya badai tropis.
Tidak hanya menerima energi dari cahaya matahari organisme hidup, tetapi
sangat toleran
manusia terhadap
terhadap radiasicahaya
penyinaran suhu, kelembapan,
kelembapan , salinitas
matahari misalnya dandipelajari
dapat seterusnya. Toleransi
di bawah ini.
Radiasi sinar ultraviolet (UV) sangat berbahaya bagi manusia. Sinar itu terdiri
dari tiga radiasi.
Radiasi UVA menyebabkan warna kulit manusia lebih gelap mengubahnya
menjadi cokelat, tidak membakar tetapi dapt mempengaruhi
mempengaruhi kulit-kulit bagian dalam.
Radiasi UVB membakar kulit apabila kelebihan, dan merupakan sebab utama
melanoma (kanker
melanoma (kanker yang berkembang dari sel-sel penghasil pigmen). Secara khusus
sangat berbahaya bagi cacing, amfibi dan hewan-hewan yang halus karena kulitnya
tidak terlindungi.
terlindungi.
Radiasi UVC di bawah 200 mm juga sangat berbahay bagi kulit, tetapi pada
umumnya telah difilter oleh ozon.
Oleh karena itu akhir-akhir ini sangat dikhawatirkan situasi akibat terus
dilepasnya gas-gas CFC (Chloro Fluro Carbon) yang digunakan dalam alat-alat
pendingin (AC) dan bahan-bahan semprot (spray
( spray ) karena bereaksi dengan ozon-ozon,
ozon-ozon,
sehingga lubang-lubang ozon terus bertambah besar.
Ekologi
14
Buku jar
3. Suhu Tinggi
Pola-pola global suhu dan curah hujan itu sejalan saja dengan variasi radiasi
matahari pada lintang-lintang yang berbeda. Iklim cenderung basah dan panas
sepanjang khatulistiwa,
khatulistiwa, dan dingin serta kering menuju kutub. Yang menjadi perhatian
ialah pengaruh langsung suhu terhadap organisme hidup. Proses kehidupan di atas
bumi hanya dapat berlangsung diantara titik-titik beku dan titik-titik didih. Walaupun
ada beberapa organisme kadang-kadang dapat bertahan diluat batas-batasitu,
misalnya beberapa hewan sanggup hidup sampai 1040C malahan lebih, dan ada juga
yang bertahan dalam gas helium cair (-2700C). Akan tetapi keadaan itu merupakan
pengecualian karena kahirnya organisme-organisme itu pun mati karena dehidrasi.
Beberapa serangga dan hewan lain dapat bertahan hidup terhadap kondisi iklim itu
dengan menonaktifkan metabolismenya yang dikenal dengan diapausediapause,, yang terjadi
juga pada biji-biji tanaman tahunan yang mampu bertahan selama musim dingin dan
musim panas dalam diapause.
Setiap siklus hidup serangga juga dapat memasuki diapause, tetapi telur-
telurnyalah yang acapkali berada dalam kondisi itu. Pada saat diapause telur-telur itu
tahan panas, dingin dan kekeringan.
Ekologi
15
Buku jar
itu terutama bagi ketersediaan pasokan air. Dalam pola yang serupa, begitu juga
hewan-hewan padang pasir menyesuaikan dirinya.
6. Oksigen
Kalau oksigen tidak ada, akan merupakan masalah bagi hewan-hewan tingkat
tinggi, karena tentu saja tanpa oksigen mereka tidak bisa bertahan walaupun terdapat
pengecualian bahwa hewan-hewan
hewan-hewan ada yang masih bisa hidup.
Kendatipun ditemukan data bahwa organisme-organisme dapat hidup dalam
ketiadaan oksigen dari sebagian masa hidupnya, seperti terjadi pada organisme-
organisme kawah gunung berapi di Afrika, tentu saja itu merupakan pengecualian
yang jarang terjadi.
C. Geologi
1. Tempat Berpijak Organisme
ekologi.Geologi
Geologisejak awal
adalah perjalanan
studi tentang sejarah terbentuknya
batu-batuan bumi,
kerak bumi. sangat
Ada erat dengan
batu-batua keras
yang hanya dapat dipecah oleh martil. Batu-batuan seperti pasir relatif lebih lunak,
mudah digali oleh jenis-jenis burung sekalipun. Batu gamping seperti kapur bersifat
basa, sedang kwarsit bersifat asam. Sifat-sifat fisik dan kimiawi batu-batuan di bawah
tanah berpengaruh atas tanah yang terbentuk dari batu-batuan itu, dan pada
gilirannya mempengaruhi penyebaran tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan.
Batu-batuan tertua berasal dari magma yang mendidih dari lapisan dalam
kerak bumi. Apabila magma itu mendingin dan menjadi padat terbentuklah batu-
batuan dalam (igneous
(igneous rock berasal dari gunung berapi), berkristal misalnya granit
atau diorit . Apabila proses pendinginannya itu lambat terbetuklah kristal-kristal yang
lebih tebal seperti basalt . Namun apabila pendinginannya cepat seperti terjadi pada
aliran lava dari gunung berapi, maka kristal-kristalnya kecil. Obsidia
Obsidia atau gelas-gelas
vulkanik yang mendingin sangat cepat, tidak memiliki kristal sama sekali.
Selama berabad abad batu batu mengalami pelapukan. Kristal kristalnya
terpecah karena pengaruh air, matahari, embun beku (frost ( frost ),
), elemen-elemen kimia
dan biologik. Hasilnya adalah butir-butir mineral yang dibawa oleh sungai, kadang-
kadang oleh angin menuju lautan.
Deposit-deposit itu berkonsolidasi kembali membentuk batu-batuan sedimen.
sedimen.
Materi yang membentuk batu-batuan sedimen dapat ditransformasikan
ditransformasikan dari daratan ke
lautan beberapa kali dalam sejarah bumi. Batu-batu sedimen lain yang berasal dari
bahan-bahan organik misalnya kapur dan batu bara. Batu-batu sedimen yang lebih
lunak dan mudah dilapukkan dari pada batu-batu dalam; batu-batu itupun lebih tembus
air.
Batu-batu metamorfik seperti kwarsit dan marmer terbentuk oleh panas dan
tekanan pada batu-batuan pasir dan batu-batuan sedimen kapur. Akan tetapi batu-
batuan ini secara biologik tidak penting. Batu-batuan dalam dan sedimen merupakan
Ekologi
16
Buku jar
3. Pelapukan biologik oleha karena organisme hidup melalui proses mekanik dan
kimiawi.
Tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan mati dan masih hidup, mempunyai
peran penting dalam proses pelapukan.
Kegiatannya memfasilitasi masuknya udara dan air, karenanya merupakan
konstibusi proses-proses fisik dan kimia terjadi. Akar-akar tumbuhan mencerai-
beraikan batuan dengan tekanan; dengan demikian membantu pelapukan mekanik,
sedang ujung-ujungnya mengeluarkan asam yang melarutkan basa mineral apabila
terjadi kontak tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang membusuk melepaskan
karbondioksida. Oleh karena itu bakteri dan cendawan memegang peranan didalam
proses pembusukan, maka juga merupakan agen lain dalam pelapukan kimiawi.
Tanah terdiri dari campuran butir-butir mineral, humus, udara dan air. Fraksi
mineral terdiri atas silika atau kuarsa dan kalium, aluminium silikat yang acapkali
menyatu dengan besi, magnesium dalam jumlah-jumlah kecil bahan-bahan lain.
Kalsium karbonat dalam bentuk kapur dan gamping acapkali memberikan sifat dalam
pembentukan tanah.
Ekologi
17
Buku jar
Podsol berkembang dari tanah-tanah pasir di bawah pengaruh curah hujan. Profil
brown earths dan brown forest earths
earths mempunyai warna lebih seragam dengan
horison A1 yang kaya humus di atasnya, dan berangsur ketanah-tanah dengan warna
lebih cerah di bawahnya. Brown earths biasanya agak asam, tidak pernah basa.
Ekologi
18
Buku jar
3. Adaptasi Skansorial
Banyak hewan lingkungan hutan menyesuaikan diri pada kehidupan di atas
pohon, sebagaimana dikatakan mempunyai kemampuan adaptasi skansorial seperti
memanjat. Kendatipun banyak diantaranya yang memiliki kemampuan tersebut tanpa
menyesuaikan tubuhnya dengan keperluan itu seperti macan tutul (leopard
( leopard ),
), macan
tutul Amerika ( jaguars),
jaguars), jenis-jenis hewan pengerat dan lain-lain tanpa kelihatan
adanya penyesuaian tubuh yang diperlukan.
Sebagian besar
besar dari penghuni
penghuni pohon-pohon itu adalah pelari
pelari pada dahan-
dahan pepohonan (branch
(branch runners).
runners). Mereka hidup dan bergerak dengan keempat
kakinya di atas dahan-dahan itu. Sebaliknya kukang bergantung di bawah dahan-
dahan itu dibantu oleh kuku-kukunya yang melengkung. Beberapa kera dan monyet
merupakan branchiator yang berayun dari batang ke batang dengan menggunakan
tungkainya yang berbeda dari hewan-hewan ini di dunia baru ( New World, Amerika,
dll.) dengan kera-kera dan monyet-monyet Afrika dan Asia yang tidak menggunakan
Ekologi
19
Buku jar
yang
sepertilain
ikansekedar
terbang,melayang walaupun
kodok terbang,
t erbang, dapat mencapai
ular terbang jaraka.yang cukup panjang
dan sebagainya.
sebagainy
Perlu ditambahkan bahwa walaupun hewan-hewan itu dapat terbang atau
melayang, tidak semuanya menggunakan organ yang sama seperti sayap sebagai
alatnya, karena banyak jenis hewan itu terbang dengan alat-alat pembesaran dari
tubuhnya (tungkai,lengan, dll).
Serangga satu-satunya hewan yang memiliki sayap, tidak berkembang dari
bagian tubuhnya. Sebagian ahli percaya bahwa sayap itu tumbuh dari cuping-cuping
toraknya yang telah bekembang sejak zaman karbon. Hewan dengan cuping-cuping
yang lebih besar merupakan pelayang yang lebih baik dan mampu mengendalikan diri
lebih cermat.
terbang
terbang (tropik
((Phtychozoon
(tropik
) (Dactylopterus
( Dactylopterus);
Phtychozoon); ); (c) Kodok
); (e) Naga terbangterbang ();Rhacophor
(Rhacophor
( Draco);
(Draco ); (d)
);
(f) Kuskus Cicak
terbang
(Galeopithecus
Galeopithecus). ).
Ekologi
20
Buku jar
untuk mengendalikan tubuhnya agar tidak tenggelam, dan memanfaatkan jaringan
semacam agar-agar yang mengambang dengan berat jenis yang lebih kecil.
Plankton dari lautan dan danau terdiri dari organisme-organisme kecil yang
cederung mengikuti arus. Dari istilah plagtos
plagtos (bahasa Yunani yang berarti
mengembara) itulahorganisme itu disebut plankton. Phitoplankton yaitu plankton
tumbuh-tumbuhan, pada umumnya diatoma-diatoma mikroskopik satu sel, dan
zooplanktom merupakan
merupakan hewan-hewan
hewan-hewan yang kehidupannya
kehidupannya tergantun
tergantung
g dari diatoma-
diatoma, dan plankton-plankton lain pada umumnya tidak mempunyai kekuatan
bergerak.
Termasuk kedalamnya adalah protozoa-protozoa atau protista-protista yang
menyerupai hewan, krustasia-krustasia kecil yang pada awal musim panas larva dari
ubur-ubur (Cnidaria
(Cnidaria),
), cacing-cacing air dan organisme-organisme lain pada umumnya
tidak mempunyai kekuatan bergerak.
Akhirnya sebagai puncak rantai pakan adalah ikan-ikan predator dan ikan-ikan
lainnya yang mempunyai tubuh ramping mampu berenang secara cepat. Adalah
menarik bahwa ikan-ikan lautan besar (ikan hiu dan ikan paus) merupakan pemakan-
pemakan filter yang selalu lapar memerlukan banyak sekali pakan yang hanya mampu
dipenuhi plankton-plankton hingga pada rantai pakan lautan seolah-olah posisinya
rendah.
D. Evolusi Paralel
Lingkungan yang seragam biasanya mengandung lebih sedikit jumlah spesies
dari tumbuhan dan hewan dibandingkan dengan lingkungan yang lebih heterogen.
Selain itu spesies-spesies yang sangat banyak dari hewan cenderung menguasai
habitat yang luas seperti juga padang-padang
padang-padang rumput lautan.
Kondisi fisik dan iklim yang ekstrim dari bioma gurun menyebabkan atau
mempertinggi jumlah struktur, perilaku dan adaptasi fisiologik, dan banyak diantaranya
paralel (serupa) bagi hewan-hewan yang tidak terkait sama sekali, bahkan juga
tumbuh-tumbuhan. Misalnya dedaunan dan cabang-cabang tumbuhan gurun
seringkali berorientasi terutama terhadapsinar matahari untuk mengurangi
intensitasnya.
Sebagai contoh orientasi yang biasanya digunakan sebagai kompas alam
dapat ditemui pada tempat tinggal (sarang) rayap di gurun-gurun Australia, yang
mengarahkan bangunannya meruncing arah utara selatan seperti juga seperti kaktus
di Meksiko dan Arizona. Keadaan itu menyebabkan rumah-rumahnya lebih banyak
mendapat pemanasan udara pada pagi dan sore. Sebaliknya pada tengah hari
menerima pemanasan yang lebih minimal. Banyak keadaan lain yang serupa dapat
ditemukan di tempat-tempat lain seperti Afrika dan Amerika.
Begitu juga dengan belalang yang mengorientasikan tubuhnya kepada sinar
matahari pagi dan sinar matahari sore, sebaliknya ditengah hari kepalanya diarahkan
kepada matahari hingga tubuhnya tidak mendapatkan pemanasan yang terlalu tinggi.
Hal serupa ditemuai pada banyak hewan mamalia seperti unta dan lain-lain.
Walaupun berbeda di antara rayap (Isoptera) dan semut (Hymenoptera)
ternyata menunjukkan evolusi paralel hingga menerapkan sistem-sistem sosial yang
sama. Hal itu mungkin lebih mudah dipahami karena keduanya adalah serangga,
tetapi banyak keadaan menyatakan banyak pula hewan mamalia mengalami evolusi
paralel ini.
E. Analogi Ekologi
Spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan yang tidak ada kaitannya satu sama
lain dan yang menguasai relung-relung ekologi serupa pada wilayah-wilayah geografis
berlainan di dunia, seringkali menunjukkan kesamaan sebagai akibat dari evolusi
paralel. Kenyataan ini disebut analogi atau ekuivalen ekologi .
Ekologi
21
Buku jar
Contoh kenyataan ini adalah rubah di gurun sahara dan di Amerika, hewan
berduri (Moloch
(Moloch hooridus)
hooridus) di Australia, kadal bertanduk (Phrynosoma
( Phrynosoma)) di Amerika
Utara seperti gambar di bawah ini.
Banyak spesies kaktus di dunia yang baru tampak serupa sekali dengan
bentuk dan cara kehidupan jenis-jenis euphorbia dan tumbuh-tumbuhan sukuler
lainnya di dunia lama.
Dengan uraian singkat analogi ekologik ini sebenarnya ingin ditampilka betapa
faktor-faktor
besar terhadaplingkungan kehidupan
kehidupan organisme dan
tumbuh-tumbuhan itu memberikan
hewan-hewanpengaruhnya yang
itu, dan bahkan
memberikan respons yang mengakibatkan berbagai keseragaman dunia kehidupan
itu.
Ekologi
22
Buku jar
BAB III
HABITAT DAN LINGKUNGAN
Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Bab ini akan menguraikan tentang konsep habitat, habitat perairan, habitat air
laut dan air tawar, sirkulasi atmoferik, fotoperodisme, iklim mikro, geomorfologi dan
sedimen-sedimen perairan.
Relevansi
Bab ini memberikan pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan dengan
konsep habiatat dan lingkungan tempat hidup organisme atau suatu spesies, sebagai
dasar pengetahuan
pengetahuan tentang spesies
spesies sebagai
sebagai unit yang akan dibahas pada bab bab
berikutnya.
Kompetensi Dasar
Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa Jurusan Biologi semester VII dapat
menjelaskan konsep sebagai unit ekologi dengan tepat.
3.2. Penyajian
Uraian dan contoh
Ekologi sering kali disebut biologi lingkungan karena biologi menekankan
bagaimana faktor-faktor luar mempengaruhi organisme dan bagaimana pula organism
itu mengubah keadaan sekelilingnya. Lingkungan adalah suatu kombinasi khusus dari
keadaan luar yang mempengaruhi organisme. Habitat merupakan suatu keadaan yang
lebih umum yaitu merupakan temapat di mana organisme terbentuk dari keadaan luar
yang ada di situ, baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
organisme tersebut. Pada bab ini dibicarakan macam-macam faktor lingkungan yang
member cirri bentuk-bentuk habitat secara umum. Dalam bab 3 dengan tegas
dibicarakan bagaimana cara organisme menanggapi variable lingkungan dan
bagaimana organisme serta lingkungan ini terintegrasi dalam suatu kesatuan yang
fungsional. Hubungan timbal balik suatu lingkungan merupakan inti dari pengetahuan
ekologi, oleh karenanya kedua bab ini menjadi dasar dari berbagai macam penapat
yang akan dikembangkan secara terperinci seiring dengan berlangsungnya
pembahasan kita tentang kemajuan-kemajuan ekologi.
A. Habitat Perairan
Jenis habitat utama yang ada di muka bumi ini adalah habitat perairan dan
habitat teresterial, oleh karena adanya perbedaan yang besar antara sifat air dan sifat
udara sebagai media suatu habitat. Secara kimiawi, air adalah molekul yang agak luar
biasa. Sebagai contoh air adalah salah satu dari beberapa bahan anorganik yang
berbeda dalam bentuk cair pada temperatur yang ada di permukaan bumi. Beberapa
sifat air yang memberi dukungan terhadap keunikan sifat ekologisnya sebagai habitat
yaitu :
a. Air mempunyai panas panas spesifik yang tinggi, panas
panas penguapan yang
yang tinggi dan
panas fusi yang tinggi. Akibatnya fluktuasi temperatur dari habitat lebih rendah
apabila dibandingkan dengan habitat teresterial yang letaknya tidak berjauhan
b. Kepekataan airair tertinggi adalah
adalah pada temperatur
temperatur 4o C. Sebagai akibatnya, air
mengalami perubahan musiman yang kompleks di daerah di mana terjadi
fluktuaasi temperatur yang bersifat musiman.
Secara umum, siklus musiman dari suatu habitat perairan pada suatu daerah di mana
terjadi fluktuasi temperature musiman, berlangsung sebagai berikut (Gambar 2.1) :
1. Pada musim semi, sesudah terjadi pencairan es, sebuah danau mempunyai
temperatur yang seragam yaitu di atas 40 C yang mencakup seluruh kedalaman
danau.
Ekologi
23
Buku jar
2. Dikarenakan
Dikarenaka n meningkatnya temperatur
temperatu r atmosfer, maka permukaan air menjadi
panas dan pada pertengahan musim panas terjadi pengembangan stratifikasi
temperatur secara vertikal. Lapisan air paling atas yaitu epilemnion
epilemnion,, merupakan
lapisan yang paling panas, lapisan paling bawah yaitu lapisan hipolemnion,
hipolemnion,
merupakan
temperature lapisan paling
tadi disebut dingin.
lapisan Daerah
. antara dari dua daerah perubahan
termoklin.
termoklin
3. Pada musim gugur, permukaan air danau turun. Keadaan ini disebabkan
temperatur air turun menjadi 40 C lebih cepat dibandingkan dengan air yang lebih
dalam, yang jauh dari atmosfer.
4. Akhirnya pada musim dingin terbentuklah
terbentuk lah lapisan penyekat yang berupa lapisan
es, karena kepekatan air yang membeku itu lebih rendah kepakatan air pada
temperatur 40 C. Lapisan penyekat ini mengurangi kemungkinan air akan
membeku seluruhnya.
Gambar 3.1.
3.1. Siklus tahunan yang ideal dari temperatur (garis-aris putus) dan distribusi
oksigen (garis penuh), berdasarkan tingkat kedalaman danau di daerah
beriklim sedang.
Ekologi
24
Buku jar
tetapi karena lapisan hipolemnion dan lapisan epilemnion tidak dapat bercampur,
maka gradient oksigen dan gradient zat-zat hara akan mengikuti gradient temperatur
dan gradient kepakatan bercampurnya air di lapisan epilemniondan air dari lapisan
hipolemnion akan menyebabkan terangkatnya zat-zat hara menuju ke permukaan air
dan melarutkan oksigen dari permukaan air ke daerah yang lebih dalam. Perpindahan
zat-zat hara ini penting sekali untuk pelaksanaan proses fotosintesis pada daerah
epilemnion serta proses respirasi aerob pada daerah hipolemnion. Proses
perpindahan zat hara ini berlangsung sangat lambat apabila tidak terjadi proses
percampuran antara lapisan air di daerah epilemnion dan air di lapisan hiplemnion.
c. Air merupakan pelarut
pelarut yang baik bagi
bagiii ion-ion, tetapi air sulit
sulit mmelarutkan gas.
Oksigen misalnya, lebih banyak tersedia pada habitat teresterial dari pada habitat
perairan. Kelarutan zat-zat dalam air sangat bervariasi tergantung pada
temperature air. Gas lebih mudah larut dalam es. Sebaliknya, hamper semua
benda padat lebih mudah larut dalam air panas dari pada dalam air dingin. Dengan
demikian, ketersedian zat kimia yang esensial dipengaruhi oleh temperatur.
d. Air mempunyai viskositas
viskosit as tinggi apabila dibandingkan dengan atmosfer, sehingga
laut, sehingga
mempertahankan
mempertahan kan hewan ini harus
nya. menggunakan energy metaboliknya untuk
keseimbangannya.
keseimbangan
Hewan-hewan tertentu mempunyai cara-cara lain untuk tetap berada dalam
keadaan isotonik terhhadap air laut. Elasmobrankii yaitu golongan ikan bertulang
rawan, misalnya ikan hiu, mempertahankan konsentrasi urea tinggi dalam darahnya.
Meskipun konsentrasi garam dalam tubuhnya lebih rendah dari pada konsentrasi total
dari garam dan urea sama dngan konsentrasi garam yang ada dalam habitat,
sehingga mengurangi proses kehilangan air akibat tekanan osmosis.
Teleostei, yaitu ikan-ikan bertulang keras, mempunyai konsentrasi osmotik
dalam tubuhnya lebih
lebih rendah dari pada konsentrasi
konsentrasi air laut. Oleh karena itu ikan-ikan
tersebut selalu membuang airnya ke laut. Untuk mengimbangi kehilangan air yang
Ekologi 25
Buku jar
dibuangnya, ikan-ikan tersebut minum air laut dalam jumlah banyak, menyerap air
melalui saluran pencernaan makanan serta mengeluarkan garam-garam melalui sel-
sel khusus yang ada dalam ingsangnya.
Sebagian besar ikan air tawar atau hewan air tawar cenderung mengambil air
melalui proses osmose karena cairan dalam tubuh hewan tersebut bersifat hipertonik
terhadap habitat air tawar. Berbagai cara pemecahan yang sifatnya evolusi
mempunyai akibat yang sama, akan tetapi bentuknya berbeda. Tubuh dari hewan-
hewan air tawar permukaannya relative impermeabel, sehingga mereka menyerap
garam serta menghasilkan urine encer dalam jumlah yang besar.
C. Iklim Global
Iklim mempengaruhi habitat perairan maupun habitat teresterial, tetapi
pengaruh yang kedua (habitat teresterial) lebih menonjol. Iklim global ditimbulkan
karena daerah khatulistiwa menerima sinar matahari dalam jumlah terbesar. Ketika
udara mengalami pemanasan, udara naik membentuk suatu sabuk tekanan yang
semakin ke atas semakin rendah di khatulistiwa (Gambar 2-2). Karena udara naik,
udara menjadi dingin. Udara di daerah khatulistiwa yang dingin tersebut mulai
mengalir ke kutub utara dan kutub selatan.
Gambar 3.2 Diagram umum dari pola sirkulasi atmosferik untuk belahan Bumi Utara.
Jalur-jalur hujan lebat terjadi di daerah katulistiwa dan front kutub. Angin
permukaan mengalami distorsi dari pergerakan lurus Utara- Selatan
karena adanya rotasi bumi dan menurun ke arah kutub. Pola sirkulasi
atmosferik di belahan Bumi Selatan merupakan kebalikannya (Rossby,
1941)
Ekologi
26
Buku jar
Karena dari
bumi menurun poladaerah
sirkulasi atmosferik
kutub yang
ke lintang 60luas
0 ini, tekanan
, kemudian naik udara pada
kembali permukaan
ke arah lintang
kuda dan
kuda dan kemudian turun ke arah kkhatulistiwa. Zona-zona tekanan rendah tersebut
umumnya berhubungan dengan curah hujan yang lebih tinggi, sedangkan zona-zona
tekanan tinggi berkaitan dengan iklim yang lebih kering.
Zona-zona umum sirkulasi atmosferik ini mengalami modifikasi oleh dua faktor
yaitu rotasi bumi serta distribusi daratan dan lautan pada permukaan bumi. Karena
bumi berputar pada porosnya dari Timur ke Barat, maka udara mengalir dari Utara dan
Selatan tidak mmengikuti garis lurus (Gambar 2-2). Kecepatan rotasi pada permukaan
bumi, dengan membandingkan beberapa titik tertentu di atmosfer akan mencapai
maksimum di khatulitiwa dan minimum di kutub. Kenyataannya ialah jika anda bisa
berdiri tepat pada salah satu kutub, anda akan berputar secara perlahan setiap hari.
Akan tetapi jika anda berdiri pada saat titik tertentu di khatulistiwa anda akan berputar
dengan kecepatan 1.674 km/jam. Jadi udara yang bergerak ke arah kutub dengan
kecepatan tertenntu akan bergerak jauh lebih cepat disbanding pergerakan di
permukaan bumi. Pola-pola ini menghasilkan jalur-jalur angin barat, angin timur dan
angin pasat di wilayah-wilayah geografi tertentu.
Faktor kedua yang berpengaruh pada sirkulasi atmosferik adalah distribusi air
dan daratan. Faktor ini di belahan bumi utara lebih penting karena mayoritas benua
berpusat disitu. Karena air mempunyai panas laten tinggi, lautan bertindak sebagai
sumber panas dan juga sebagai radiator, menyerap dan melepaskan panas dalam
jumlah relative besar. Selama
Selama musim dingin, temperatur artik yang dingin did
didesak
esak jauh
ke arah selatan melintasi Amerika Utara maupun benua Asia, dibandingkan ke wilayah
lautan yang berdekatan (Gambar 2-3). Sebagaimana yang di tunjukkan oleh garis-
garis isoterm musim dingin (Gambar 2-3), meskipun kawasan Skandinavia Utara dan
Amerika Serikat tidak segaris lintang, tetapi pada musim dingin memeliki temperatur
yang hamper sama dan jauh lebih hangat dibandingkan dengan Kanada maupun
Siberia Pada
yang segaris
musimlintang dengan
dingin, salju Skandavia
menutupi Utara.
daratan benua memantulkan sinar
matahari, lalu menurunkan temperatur daerah tersebut. Banyaknya udara dingin yang
menyelemuti daerah-daerah bagian tengah benua menimbulkan masa udara
bertekanan tinggi yang berhenti sesaat dan kemudian mengalir ke arah lautan, di
mana masa udara yang mengalir tersebut bertemu dengan udara di lautan yang
lembab dan hanngat. Udara yang hangat ini terangkat ke atas menuju front kutub yang
lebih mampat, udara menjadi dingin dan terjadi kondensasi yang menghasilkan titik-
titik air, selanjutnya turun sebagai hujan atau salju. Pada musim panas salju lenyap,
dan daratan menjadi lebih cepat panas dari pada lautan yang berada pada lintang
yang berdekatan, sehingga garis isoterm berpindah ke arah Utara selama bulan Juli
(Gambar 2-3).
Ekologi
27
Buku jar
hari. Hujan yang disertai guntur ini merupakan hujan lokal apabila di bandingkan hujan
daerah sedang yang skalanya luas.
Udara yang bergerak dari katulistiwa menuju ke kutub kelembabannya
berkurang, dan sementara itu udara perlahan-lahan menjadi dingin, kemudian turun
kembali ke permukaan bumi dekat daerah lintang kuda. Sementara udara turun, udara
menghambat dan mampu menyerap lebih banyak air, sehingga menyebabkan
atmosfer memiliki kekuatan peringatan yang luar biasa, dan kecil kemungkinan terjadi
presipitasi. Udara yang kering menghasilkan daerah-daerah dengan curah hujan
rendah sepanjang lintang kuda, yang berkaitan dengan daerah-daerah padang pasir
utama di dunia.
Gambar 3.3.
3.3. Pola-pola temperatur di permukaan bumi : (a) isotherm bulan Januari (b)
isotherm bulan Juli. Di belahan bumi Utara isotherm bulan Januari di
desak ke arah selatan melintasi benua. Sementara isotherm bulan Juli di
desak ke arah Utara. Sekali lagi, pola temperature di belahan bumi
Selatan berbalikan dengan pola temperature di belahan Bumi Utara
(Rossby 1941).
F. Fotoperiodisme
Fotoperiode (panjang siang hari) sangat bervariasi pada garis lintang yang
berbeda, dalam musim yang berbeda pula. Periode dari terbit sampai terbenamnya
matahari dapat diperkirakan berdasarkan rotasi bumi mengelilingi matahari. Di
katulistiwa, panjang siang hari konstan yaitu 12 jam sepanjang tahun. Karena bumi
berputar pada porosnya mengelilingi matahari, maka variasi musimam panjang siang
hari ke arah kutub makin bertambah besar (Gambar 2-4). Periode terus menerus pada
musim panas dan gelap terus menerus pada musim dingin, terjadi di kutub. Tanggal
Ekologi
28
Buku jar
21 maret dan 21 september, saat matahari tepat di atas katulistiwa, di seluruh dunia
panjang hari adalah 12 jam. Panjang siang hari di belahan Bumi Utara bertambah dari
tanggal 21 Desember sampai 21 Juli, kemudian berkurang kembali. Sudah barang
tentu pola perubahan ini berlawanan dengan pola di belahan bumi Selatan.
Gambar 3.4. Siklus fotoperiode tahunan di daerah katulistiwa dan di daerah 40 0 LU.
Siklus fotoperiode tahunan di daerah 400 LS merupakan kebalikan dari
siklus di daerah 400 LU, jadi panjang siang hari maksimum akan terjadi
pada tanggal 21 Desember dan panjang siang hari minimum pada
tanggal 21 Juni.
Perubahan panjang siang hari yang teratur serta dapat diperkirakan ini
mengakibatkan evolusi dari fotoperiodisme yaitu berbagai proses fisiologis yang
dikontrol oleh panjang siang hari. Meskipun fenomena tersebut merupakan
fotoperiodisme, ternyata bukti menunjukkan bahwa panjang malam hari lebih
menentukan dari pada panjang siang hari (Hamner dan Bonner 1938). Control atas
terbentuknya bunga pada tanaman yang di tentukan oleh panjang malam hari,
dilakukan dengan menanam tanaman yang disinari dengan cahaya buatan dan
berbagai kombinasi imbangan periode gelap dan terang selam siklus 72 jam.
Meskipun yang ada di alam, panjang siang hari selama 16 jam selalu diikuti dengan 8
jam panjang malam, dalam
dalam penelitian ini kombinasi panjan
panjang
g malam dan panjang siang
hari dibuat bebas satu sama lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa respon terhadap
panjang hari mencakup lamannya periode gelap, bukan periode terang. Hal ini
memberikan konsep
dibutuhkan untuk panjangrespon
menginduksi malam kritis tertentu.
fisiologis atau periode gelap minimum yang
Ray dan Alexander (1966) menguji panjang malam kritis yang di butuhkan
untuk menginduksi terbentunya bunga Xanthium
bunga Xanthium stnumarium
stnumarium (common cocklebur) dan
mendapatkan bahwa hal tersebut bervariasi sesuai dengan garis lintang hasil tanaman
(Gambar 2-5). Tanaman-tanaman yang berasal dari Amerika Serikat bagian selatan
berbunga pada panjang malam kritis yang lebih panjang (panjang siang lebih pendek)
dari pada tanaman-tanaman dari garis lintang yang lebih ke utara. Jadi populasi-
populasi lokal dari spesies ini berbeda dalam hal panjang periode gelap yang di
butuhkan untuk merangsang pembentukan struktur reproduktif. Respon ini
mengintregasikan proses fisiologis dengan iklim lokal.
Secara singkat, pola-pola umum berikut ini memberikan ciri iklim global.
Sepanjang khatulistiwa temperatur dan fotoperiode sam bentuknya sepanjang tahun,
dan presipitasi berasal dari hujan konveksi yang lebat dalam skala lokal. Menjauhi
khatulistiwa, temperature dan fotoperiode setiap musim terus meningkat. Presipitasi
menurun dari khatulistiwa sampai pada lintang kuda pada 30 0 LU dan LS, dan
Ekologi
29
Buku jar
kemudian meningkat lagi sampai pada front kutub yaitu pada 60 0. Keseimbangan
antara masa daratan dan lautan serta pola temperature musiman menghasilkan front
cuaca regional berskala luas, dan iklim musiman yang berlainan apabila letaknya jauh
dari khatulistiwa. Tentu saja pola-pola global ini mengalami modifikasi lokal oleh
bermacam-macam faktor, seperti halnya ketingian dari permukaan laut serta jarak
tempat dari lautan
Gambar 3.5. Pengaruh panjang malam pad pemnentukan bunga tanaman xanthium
strumarium (a) penurunan panjang malam kritis kritis untuk induksi
pembentukan bunga dengan meningkatnya lintang asal tanaman (b)
pengaruh panjang malam pada kecepatan pembentukan bunga bagi
genotif-genotif yang berasal dari selatan dan utara.
G. Iklim Mikro
Pola-pola geografi sama luas yang telah dijelaskan di atas merupakan iklim makro.
makro.
Iklim makro yaitu kondisi meteorologis dari suatu tempat kkhusu, juga penting bagi
organism-organisme
Calders (1973) meneliti hubungan iklim mikro dengan sarang burung polibri.
Dia menyatakan bahwa sarang-sarang burung lebih sering di bangun di tempat-tempat
yang dapat melindungi telur-telur dan burung-burung
burung-burung yang bersarang dari temperature
yang ekstrim (Gambar 2-6). Sebagai hewan yang berdarah panas burung cenderung
kehilangan panas karena radiasi terhadap lingkungannya. Sarang burung polibri
tersebut selalu tetap terletak di bawah cabang-cabang pohon yang melindungi dari
keadaan luar (langit). Dapat di tambahkan bahwa sarang-sarang tersebut bertindak
sebagai tempat isolasi untuk melindungi telur agar temperaturnya lebih tinggi dari
temperature sekitarnya dimana burung betina tinggal. Calder memperkirakan burung
tersebut akan kehilangan panas tiga kali lebih tinggi apabila letak sarang
berhubungan langsung dengan udara luar, di bandingkan sarang yang terletak
dibawah cabang-cabang pohon. Apabila telur-telur berada di dalam sarang dan tidak
di erami oleh burung betina maka temperature telur-telur pada malam hari mendekati
40 C. ternyata telur-telur tersebut temperaturnya di pertahankan kira-kira 300C
sepajang malam. Suatu temperature yang jauh lebih tinggi bila di bandingkan dengan
catatan pengujian meteorologis.
Demikian pula, temperature daun tanaman dapat berbeda dengan temperature
udara disebabkan dengan perubahan-perubahan dalam skala kecil dari kondisi mikro
meteorology lainnya (Gates, 1963). Selama periode 10 menit temperature daun
acuminata bervariasi sekitar 40 C di bawah temperature udara sampai 7 0 C
Populous acuminata bervariasi
di atas temperature udara hal itu terjadi ketika awan bergantian bergerak cepat
menghasilkan pergantian antara periode cerah dan periode berawan (Gambar 2-7).
Selama periode angin bertiup kencang, temperature daun bervariasi antara 360
sampai 470 C selam periode 9 menit, sementara temperature udara konstant pada
33,50 C. jelas pada suatu pengetahuan tentang kondosi makrometeorologi, kecil
Ekologi
30
Buku jar
Untuk menyakinkan lebih luas lagi Hasse (1970) dalam meneliti keadaan
mikrometeorologis yang bersiklus satu tahun pada interval 32 meter disekeliling
mikrometeorologis disekeliling lereng
perbukitan sebelah selatan air zona. Hasim membagi lereng menjadi beberapa
bagian, yang dimulai dari daerah terbuka selatan/tenggara sampai di daerah budidaya.
Pada daerah penelitian yang kecil tadi di dapat bermacam-macam parameter
meteorologis yang berubah-ubah. Temperature udara misalnya, secara consistent
paling tinggi di lokasi barat daya dan paling rndah di lokasi selatan/tenggara (Gambar
2-8). Perbedaan temperature rata-rata mencapai 40 sampai 50 C, hanya tiga bulan dari
siklus satu tahun yang di teliti, temperature di berbagai lokasi berbeda.
Gambar 3.7. Pengaruh perubahan iklim mikro terhadap temperatu daun populous
acuminata (0C) selama periode waktu yang sangat pendek : (a)
pergantian kondisi cerah dan berawan, (b) pergantian kondisi angin
kencang dan kondisi tenang (Gates, 1963).
Ekologi
31
Buku jar
Pola-pola iklim global dipusatkan yang telah diuraikan sebelumnya dipusatkan
pada pentingnya variasi lokal. Tanaman dan binatang dapat membuktikan adanya
perbedaan di suatu wilayah yang beriklim makro dengan mendiami berbagai daerah
kecil (microsite
(microsite)) di wilayah yang berbeda. Sebagai contoh suatu tanaman yang bisa
tumbuh di daerah basah bercurah hujan rendah, bisa juga tumbuh didaerah kering
yang bercurah hujan tinggi. Demikian pula suatu spesies kadal dapat hidup di daerah
sejuk di padang pasir tetapi dapat hidup didaerah hangat disekitar gunung. Iklim
makro mengatur batas-batas kondisi lingkunagn secara luas (beruang kutub tak dapat
hidup di daerah hutan hujan tropis) dan iklim mikro mengatur batas-batas lokal.
Gambar 3.8. Temperature udara maksimum bulanan rata-rata selama satu tahun di
daerah barat daya (SW) dan selatan- tenggara (SSE) di Arizona (Haase,
1970).
H. Geomorfologi: sedimen-sedimen
sedimen-sedimen perairan dan tanah-tanah teresterial
teresterial
Pada beberapa habitat, baik perairan maupun teristerial, sifat-sifat landskap
tertentu mempengaruhi faktor-faktor lingkungan bagi organisme yang hidup di situ.
Daerah-daerah tertentu kemungkinan mempunyai landskap berbukit-bukit seragam,
lainnya bergunung-gunung dan wilayah lainnya lagi campuran tanah datar dan bukit-
bukit curam (gambar 2-9). Demikian pula di dalam habitat perairan, kedalaman,
ukuran partikel dan karakteristik kemis dari lapisan tanah mempengaruhi organism-
organisme yang ada di situ.
Cabang ilmu geologi yang mempelajari pembentukan lanskap disebut
geomorfologi . Dua proses geomorfologis yang dapat disimpulkan secara ekologis
dengan segera dan nyata adalah pelapukan dan erosi.
Ekologi
32
Buku jar
1. Pelapukan
Pelapukan adalah dekomposisi fisis dan kemis dari batuan dan fragmen
batuan. Dua penyebab utama timbulnya
timbulnya pelapukan fisis adalah perubahan temperatur
dan hadirnya air, sedangkan dua penyebab minor (tambahan) adalah adanya garam
dan organisme. Temperatur
Temperat ur mendorong pelapukan karena adanya gradien
temperatur dan perbedaan muaian di dalam batuan. Tekanan akibat pemuaian
memecah batuan menjadi butiran-butiran kecil. Keadaan ini dipermudah dengan
masuknya air ke dalam
dalam celah batuan, terutama bila air tersebut kemudian
kemudian membeku
dan mengembang. Karena efektivitas proses in inii tergantung
tergant ung pada perubahan volume
yang disebabkan perubahan dari bentuk cair kebentuk padat, maka hal tersebut bagi
daerah-daerah dengan ketinggian dan lintang yang moderat, dimana air tidak
berbentuk cair atau padat terus menerus. Pada iklim dimana musim basah dan musim
keringnya tegas, garam
batuan sepanjang celahmempunyai pengaruh
ketika garam tersebutyang sama dengan
mengkristal. air, yaitu
Sebaliknya memecah
zat-zat yang
lain, terutama silikat dan berbagai macam oksida logam berfungsi sebagai lem dalam
iklim yang demikian, yaitu menyatukan
m enyatukan batuan-batuan
batuan-batuan ketika terjadi kristalisasi.
Sementara pelapukan fisis membagi batuan menjadi partikel, pelapukan kemis
menjadi bertambah penting. Meskipun organisme relatif kecil pengaruhnya terhadap
pemecahan struktur awal dari batuan, organisme berpengaruh besar terhadap
pelapukan kemi. Air yang bersifat asam baik dari air hujan yang melintasi atmosfer
maupun akumulasi bahan organik di daerah yang beriklim dingin dan sedang, akan
mendorong pelapukan kemis.
Salah satu akibat
akibat pertama pelapukan adalah terlarutnya
terlarutn ya kation permukaan
+ + 2+ 2+
terutama K , Na , Ca dan Mg (Verhoogen et al . 1970). Di daerah yang bercurah
hujan tinggi, elemen tersebut larut secara sempurna dari fragmen batuan dan akhirnya
ikut aliran air. Silika hanya sedikit larut dalam air. Silika ini bergeak di permukaan
partikela dan mengendap ke dalam permukaan yang lebih dalam dari partikel tersebut.
Aluminium tergantung pada keasamaan air. Di bawah kondisi yang sangat basah (pH
<4), aluminium melarut. Tetapi, umumnya larut dalam air yang agak asam, tetapi
teroksidasi dan terpresipitasi dalam air netral atau air basa. Hasil pelapukan
pelapukan yang tidak
mengalami perubahan dan relatif homogen disebut bahan induk tanah tanah atau regolit .
Ekologi
33
Buku jar
2. Erosi
Pelapukan biasanya diikuti oleh erosi, tergantung pada sifat-sifat topografi
serta iklim daerah tersebut. Partikel-partikel batuan cenderung bergerak ke bawah
karena adanya kekuatan gravitasi; proses transportasi ini dipercepat oleh aliran air.
Kemungkinan pula, angin membantu erosi partikel batuan. Di daerah gunung dimana
gravitasi merupakan kekuatan penggerak yang terpenting, batuan terakumulasi pada
permukaan karang dan lereng-lereng yang curam, yang berupa deposit-deposit yang
disebut talus
talus (Gambar
(Gambar 3-10).
Air dan angin merupakan penyebab utama dari erosi, dimana air lebih penting
pada iklim basah dan angin lebih penting pada iklim kering. Partikel-partikel yang kecil
cenderung diangkat oleh angin maupun air dengan kecepatan rendah, dari pada
partikel-partikel yang lebih besar. Akibatnya, partikel-partikel yang lebih kecil
membentuk suspensi pada air yang kecepatannya rendah dan terangkut ke tempat
yang lebih jauh. Akibatnya berpengaruh pada pemilihan batuan yang sesuai dengan
ukurannya. Partikel besar
besar dan partikel
partikel kecil satu sama lain
lain terpisah pada
pada saat
berlangsungnya
berlangsun gnya erosi. Partikel batuan yang berbentuk karena air dan angin cenderung
terbentuk melalui proses pengikisan sehingga partikel tersebut terjadinya karena
pengaruh pelapukan fisis pada batuan akibat adanya gosokan pada batuan tersebut.
Buku jar
Gambar 3-11. Lembah dan hasil proses glacial dapat dikenali melalui sisinya yang
curam, bentuk lurus tidak berbelok-belok, permukaan batuan tergosok
akibat pengikisan glacial dan tributary.
Di bawah es, terkumpul bahan-bahan hasil dari kikisan air, dimana partikel-
partikel yang lebih besar mengendap lebih dekat dengan permukaan glacial dan
partikel-partikel yang lebih kecil mengendap pada tempat yang lebih jauh. Partikel-
partikel tanah yang lebih kecil dalam deposit-deposit ini selanjutnya dibawa ke tempat
yang sangat jauh oleh erosi angin pada waktu hasil kikisan itu mengering.
3. Tanah
Pada tahap akhir dari proses pelapukan geologis, produksi terestrial adalah
regolit , yaitu suatu masa partikel batuan yang relatif lepas satu sama lain. Ketika
regolit melapuk lebih lanjut, terjadilah tiga kejadian utama. Pertama, ukuran partikel
terus berkurang. Kedua, bahan-bahan tambahan yang terlarut di dalamnya cenderung
tercuci dari partikel-partikel batuan. Ketiga, sisa-sisa partikel batuan berkembang
membentuk susunan vertikal yang khusus berdasarkan sifat-sifat fisis dan kemis.
Produk akhir dari proses-proses ini adalah sistem fisis, kemis dan biologis yang
kompleks yaitu tanah.
Susunan vertikal . Bentuk susunan vertikal tanah menunjukkan profil tanah.
tanah.
Dalam bentuk yang ideal. Profil tanah ini terdiri dari suatu seri lapisan horisontal yang
berbeda yang disebut horison
horison (Gambar 3-12). Permukaan atas dari profil ini atau
horison O1 terdiri dari litter - yaitu lapisan yang terdiri dari sisa-sisa tanaman dan
binatang yang tidak dapat terurai. Di bawah lapisan ini terdapat lapisan humus atau
horison O2 yang dihasilkan oleh dekomposisi binatang dan tanaman yang mati. Kedua
lapisan ini terutama terdiri dari bahan-bahan organik, dengan partikel-partikel batuan
yang relatif kecil. Horison A 1 adalah lapisan berwarna gelap dari mineral tanah yang
bercampur dengan bahan-bahan organik yang telah hancur. Lapisan A 2 adalah
horison yang berwarna lebih terang, yang menunjukkan terjadinya pencucian hebat
pada waktu air bergerak ke bawah di dalam profil tanah. Di bawah lapisan A2 terdapat
dua daerah transisi yang agak dangkal yaitu horison A 3 dan horison B1. Pada tanah-
tanah tertentu kedua lapisan ini menunjukkan daerah di mana humus tertimbun
bersama aluminium dan besi. Horison B 2 merupakan zona akumulasi, dimana bahan-
bahan yang tercuci dari horison yang lebih atas terkonsentrasi di situ. Horison ini
menunjukkan zona yang kaya akan campuran besi dan aluminium dan kemungkinan
mengandung
mengandun g lapisan tanah yang keras, yaitu lapisan tanah yang impermiabel
impermiabel,, dimana
partikel-partikel tanah saling berlekatan disebabkan adanya pengendapan kemis.
Lapisan B3 merupakan horison transisi yang dangkal, dimana di bawah lapisan ini
Ekologi
35
Buku jar
terdapat horison C, yang terdiri dari bahan-bahan induk yang tak terdeferensiasi, dari
bahan induk inilah asal lapisan bagian atas tanah. Di bawah horison C terdapat bed
Gambar 3.12. Profil tanah (susunan vertikal tanah), mulai dari permukaan atas sampai
lapisan batuan.
Sebaliknya di daerah-daerah
lapisan-lapisan yang relatif
akumulasi dari bahan basah dan sejuk, kemungkinan terdapat
organik.
Lima faktor yang mengatur karakteristik akhir dari tanah (Brady, 1974) adalah :
iklim, organisme, bahan induk topografi dan waktu. Sesuai dengan keseimbangan
relatif diantara faktor-faktor ini, tanah hampir tidak terbatas macamnya. Sebagai
contoh, suatu jenis tanah tertentu mungkin kandungan besi dan magnesiumnya tinggi,
tetapi kandungan unsur-unsur hara lainnya rendah. Tanah berkapur mungkin kaya
akan kalsium karbonat tetapi miskin akan nitrat dan kemungkinan
kemungkinan juga mempunyai pH
yang tinggi. Beberapa organisme mungkin tidak mampu tumbuh di atasnya,
sementara organisme lainnya sangat terbatas tumbuhnya, jadi merupakan tipe tanah
tersendiri.
Ukuran Partikel . Perbandingan antara ukuran yang berbeda-beda dalam
partikel-partikel batuan, juga penting secara ekologis, tiga partikel tanah yang utama
adalah pasir (sand)
(sand),, debu (silt
(silt ) dan tanah liat (clay
(clay ),
), yang oleh para ahli ilmu tanah
dibedakan atas diameternya. Tanah liat adalah partikel-partikel yang mempunyai
diameterkurang dari 0,002 mm, debu adalah partikel-partikel dengan diameter antara
0,002-0,02 mm, sedangkan pasir merupakan partikel-partikel dengan diameter antara
0,02-2,0 mm. Tanah biasanya diklasifikasikan berdasarkan perbandingan relatif antara
pasir, debu dan tanah liat, karena perbandingan ini mempengaruhi kehidupan
binatang dan tanaman yang hidup dalam tanah. Apabila ukuran partikel tanah makin
kecil, maka luas permukaan yang tersedia di dalam volume tanah akan meningkat.
Partikel-partikel
Partikel-partikel batuan yang mengalami pelapukan cenderung bermuatan negatif [ada
permukaannya, dan kation-kation ditangkap oleh muatan-muatan tersebut. Dengan
menurunnya ukuran partikel, jumlah yang bermuatan negatif akan meningkat.
Ekologi 36
Buku jar
Air dan gas-gas menempati ruang pori tanah yaitu bagiandari volume tanah
yang tidak ditempati oleh partikel-partikel batuan. Partikel-partikel batuan terpecah
dengan baik, maka jumlah udara dan air yang dapat ditahan oleh tanah makin besar.
Makin kecil ukuran partikel tanah, maka kekuatan menahan air makin besar. Pada
umumnya tekanan di mana air tertahan dalam tanah dinyatakan sebagai atmosfer
negatif, atau karena atmosfer merupakan ukuran standar yang didasarkan pada
tekanan barometer, maka tekanan di mana air tertahan dalam tanah dinyatakan
sebagai bar negatif.
Jumlah air yang tersedia untuk pertumbuhan tanaman berada antara kapasitas
lapang dan persentase
dan persentase layu permanen
permanen.. Kapasitas lapang didefenisikan sebagai jumlah
air yang dapat ditahan oleh tanah melawan tarikan gravitas. Jadi, dengan
berkurangnya ukuran partikel, jumlah air ini meningkat disebabkan adanya
peningkatan luas permukaan dan kuatnya daya tarik yang dihasilkan. Satu kilogram
batuan hanya dapat menahan air dalam jumlah yang sangat sedikit. Persentase layu
permanen atau koefisien layu didefenisikan sebagai kandungan air tanah pada waktu
tanaman kehilangan turgor. Meskipun pada suatu saat nilai koefisien layu ini konstan
untuk tanaman-tanaman berpembuluh, tetapi kita sekarang mengetahui bahwa nilai
tersebut kemungkinan berbeda-beda sesuai dengan adaptasi masing-masing tanaman
(Slatyer, 1967).
Apabila ukuran partikel tanaha mengecil, kapasitas tanah menahan air
menignkat. Tetapi kapasitas tanah melepas air menurun. Layu tergantung pada
kekuatan relatif partikel-partikel tanah dalam menahan air. Nilai rata-rata tekanan air
pada persentase layu permanen kurang lebih sama dengan -15 bar. Kandungan air
tanah yang tersedia, umumnya merupakan jumlah air yang terdapat antara kapasitas
lapang dan -15 bar (koefisien layu). Perbandinga antara hubungan tekanan air tanah
dalam negatif bar dengan persentase air tanah melahirkan perbedaan yang menarik
antara tanah yang kandungan utamanya tanah liat (clay
( clay ) dengan tanah yang banyak
mengandung partikel yang berukuran lebih besar (Gambar 3-14). Tanah yang
kandungan utamanya liat, mengandung kira-kira 65% air pada kapasitas lapang,
sedangkan tanah yang mengandung partikel yang berukuran lebih besar, kandungan
airnya di atas 30%. Pada koefisien layu, kemampuan tanah berpasir menahan air
kurang dari 10%, sedangkan tanah yang lebih banyak mengandung liat di atas 15%.
Pada kandungan air tanah 15%, tanaman tidak akan tumbuh di atas tanah lempung
berliat (clay
(clay loam),
loam), tetapi akan tumbuh sangat baik pada tanah lempung berpasir
(sandy loam).
loam).
Tanah-tanah yang kandungan tanah liatnya tinggi mampu menyimpan
sejumlah besar air di daerah-daerah yang bercurah hujan tinggi disebabkan besarnya
kemampuan tanah menahan air. Andai kata seluruh ruang pori dipenuhi air, maka gas-
gas akan terdesak menimbulkan problem respirasi bagi organisme tanah yang bersifat
aerob. Jadi, laksana pedang yang kedua sisinya tajam; tanah berpasir cenderung
cenderung baik
aerasinya, tetapi hanya mampu menahan sedikit air; tanah liat cenderung jelek
aerasinya, tetapi mampu menahan cukup banyak air. Perbandingan ukuran partikel
tanah yang paling memungkinkan sebagai pendorong pertumbuhan tergantung pada
pedoman curah hujan serta tingkat aliran air permukaan.
Ekologi
37
Buku jar
Buku jar
BAB IV
SPESIES SEBAGAI UNIT EKOLOGI
Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Bab ini akan menguraikan tentang konsep spesies sebagai unit ekologi.
Relevansi
Bab ini memberikan pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan dengan
konsep populasi yang dibahas pada bab berikutnya.
Kompetensi Dasar
Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa Jurusan Biologi semester VII dapat
menjelaskan konsep spesies sebagai unit ekologi dengan tepat.
4.2. Penyajian
Uraian dan contoh
Studi autecology menekankan pengkajian dalam spesies atau populasi suatu
spesies. Studi ini sangat berhubungan dengan adaptasi anggota suatu spesies dalam
komunitas pada lingkungannya. Timbul pertanyaan, Apa yang dimaksud dengan
spesies? Baik ditinjau dari segi taksonomi maupun dari segi ekologik.
Spesies adalah kelompok populasi alami yang secara morphologi dan ekologi
mirip dan bisa saling interbreeding, kecuali mereka secara reproduktif terisolir dari
kelompok sejenisnya. Secara segi taksonomi spesies diartikan sebagai susunan
individu atau anggota populasi yang secara genetis heterogen. Secara ekologi spesies
spesies
diartikan sebagai susunan individu atau populasi tumbuhan atau hewan yang lebih
homogen secara genetis yang beradaptasi terhadap satu set kondisi mikrohabitatnya.
Secara taksonomi dalam menentukan spesies secara umum memperhatikan 3
aspek klasifikasi yaitu:
1. Kenampakan luar (Morphology)
2. Perilaku/cara perkembang
perkembang biakkannya.
3. Perbedaan habitat
Para ahli taksonomi tradisional lebih menekankan pada 2 aspek pertama,
sedangkan ahli bio-systematik lebih menekankan pada isolasi reproduksi, karena ahli
biosystematik
biosystemati k lebih tertarik pada unit biotik alami yaitu;
yaitu; populasi tumbuhan dan hewan
yang tetap mempertahankan kekhasannya karena barier biologi yang secara genetik
mengisolasinya dari populasi yang lain. Ekuivalen dengan ecospecies.
Barier isolasi berupa cara berkembangbiak (musim pembungaan, type
polinator), isolasi habitat atau isolasi geografi, atau ketidak-mampuan tumbuhan
menghasilkan keturunan yang fertil dengan kelompok yang mempunyai hubungan
kekeluargaan yang dekat.
Sebelum membahas berbagai ciri populasi pada bab selanjutnya, penting
untuk menegaskan keanekaragaman spesies pada populasi pada berbagai habitat.
Keanekaragaman berarti keadaan berbeda atau mempunyai berbagai perbedaan
dengan bentuk atau sifat. Keanekaragaman spesies di daerah tropika dapat dilihat
pada dua
dua tingkatan,
tingkatan, yaitu jumlah
jumlah besar spesies dengan bentuk
bentuk kehidupan
kehidupan dan
kehadiran banyak spesies dengan wujud kehidupan sangat berbeda yang tidak
ditemukan di bagian lain di dunia ini.
Mengenai masalah keanekaragaman jumlah spesies, telah diketahui bahwa
dikebanyakan daerah iklim-sedang biasanya terdapat sekitar 50 spesies pohon dan
semak per hektar lahan hutan. Bahkan di Amerika Utara bagian timur yang sering
mempunyai spesies nisbi lebih banyak, ditemukan sekitar 100-150 spesies perhektar.
Di hutan tak ranggas di baruh tropika dapat ditemukan 750 spesies atau lebih dala
setiap hektarnya, dengan jumlah terbanyak di hutan Asia tropika menghidupi jumlah
spesies yang jauh lebih banyak daripada sabana tropika. Richards (1964) dan lain-lain
yang telah menunjukkan, bahwa secara individu, spesies tropika lebih jarang terdapat
Ekologi
39
Buku jar
tangkapan
spesies ikanpukat sepanjang
(Eigenmann, 45 mMenurut
1912). di sungai Essequibo,
laporan, dapat diperoleh
dua daerah 70 sampai
di Zaire (dahulu 90
daerah
kongo)di Afrika tengah terdapat kira-kira 408 spesies ikan yang termasuk dalam
sekitar 24 famili. Menurut laporan dari Muang Thai, terdapat sekitar 546 spesies ikan
yang mewakili 49 famili di daerah Asia Tropika. Mengingat seluruh Eropa hanya
mempunyai 192 spesies ikan yang termasuk dalam 25 famili, dan bahwa danau besar
di Amerika Utara mempunyai sekitar 172 spesies yang mewakili 29 famili, maka
kekayaan daerah tropika akan populasi ikan menjadi sangat jelas.
Keanekaragaman jenis kedua, yaitu yang menyangkut spesies yang tak biasa
sering ditunjukkan dengan cara bagaimana spesies yang hidup dari pakan yang
berbeda-beda menunjukkan penyesuaian pada bagian tubuhnya yang ada
pertautannya. Hal ini dapat digambarkan dengan burung pemangsa yang sangat
berbeda bentuk dan strukturnya, masing-masing menunjukkan penyesuaian yang
berbeda untuk mengatasi dengan baik soal makanan atau mangsanya.
mangsanya.
Ekologi
40
Buku jar
BAB V
KONSEP POPULASI
5.1 Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Bab ini akan menguraikan tentang konsep populasi.
Relevansi
Bab ini memberikan pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan dengan
faktor-faktor biotik dalam interaksi populasi yang dibahas pada bab berikutnya.
Kompetensi Dasar
Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa Jurusan Biologi semester VII dapat
menjelaskan konsep populasi, pertumbuhan populasi, kurva pretumbuhan populasi,
kerapatan populasi, struktur populasi, tabel kehidupan dan pola penyebaran populasi.
5.2. Penyajian
A. Pengertian Populasi
Populasi memang sering digunakan untuk pengertian yang tidak seragam,
tetapi dalam kaitannya dengan studi ini yang dimaksudkan ialah popul
populasi
asi dari spesies-
spesies orgnisme.
Pengertiannya dirumuskan sebagai kumpulan individu organisme di suatu
tempat yang memiliki sifat serupa, mempunyai asal-usul yang sama, dan tidak ada
yang menghalangi individu anggotanya untuk berhubungan satu sama lain dan
mengembangkan keturunannya secara bebas karena inividu itu merupakan kumpulan
heteroseksual.
Berangkat dari pengertian populasi yang baru saja ditulis, maka di atas planet
bumi pada saat ini kurang-lebih ditemui 5 juta spesies vegetasi, 10 juta spesies
binatang dan mungkin sebanyak 2-3 juta spesies mikroorganisme yang kira-kira baru
10% dari semua organisme itu baru berhasil diidentifikasi dan diberi nama.
Kemajuan teknologi industri yang beragam akhir-akhir ini telah membinasakan
banyak spesies-spesies itu sampai punah sebelum dikenal dan diberi nama, hingga
kini orang banyak berspekulasi tentang keberadaan mereka itu seperti juga spekulasi
tentang keberadaan nenek moyang manusia pada masa lalu.
Secara ilmiah populasi yang sudah dikenal itu dapat dikelompokkan menurut
sifat-sifat pokoknya dalam dua golongan. Pertama,
Pertama, adalah organisme yang sama-
sama memiliki sifat biologik pada jenjang yang lebih bawah dan kedua kedua,, yang memiliki
sifat unik yang hanya dapat dikenali pada populasi tertentu. Populasi dengan sifat unik
itu dikenal juga dalam jenjang organisasi biologik di atas populasi yaitu komunitas
yang akan dibahas kembali bagaimana kelompok-kelompok
kelompok-k elompok unik itu terjadi.
Pembahasan pertama tulisan ini, ingin menelusuri sifat individu organisme
yang inheren dengan sifat populasi, yang watak diagnostiknya biasa dirumuskan
adalah tumbuhan (growth)
(growth),, reaksi (respons
(respons)) terhadap lingkungannya, dan reproduksi.
Maka dapat dikatakan bahwa populasi adalah makhluk hidup yang memperlihatkan
gejala tumbuh, reaksi dan biasanya melaksanakan reproduksi yang sama, watak
itupun sekaligus merupakan sifat populasi.
Di luar watak populasi dan anggotanya itu adalah sifat kebersamaan (kolektif)
seperti laju kelahiran dan laju kematian, kemampuan bertahan hidup (survivorship
( survivorship))
dan umur. Pada dasarnya populasi memperlihatkan secara unik sifat-sifat kolektif itu,
hingga para ahli ekologi populasi memusatkan studinya kepada defenisi, asal-usul,
keberadaan, kelimpahan, penyebaran, perilaku dan interaksi-interaksi spesies. Yang
pertama-tama hendak dibahas disini ialah apa yang dimaksud sifat-sifat dinamika
populasi seperti tumbuh dan regulasinya, keberhaluan (periodisitas) serta stabilisasi,
reproduksi dan teritorialitas.
t eritorialitas.
Ekologi
41
Buku jar
B.
B. Pertumbuhan Populasi
Dari beberapa sifat dinamis populasi itu yang fundamental ialah tumbuhan
yaitu untuk menambah jumlah individu. Tumbuh dirumuskan sebagai sifat esensial
yang membedakan populasi hidup dan materi mati.
Laju pertumbuhan populasi dinyatakan dalam jumlah individu dimana dalam
pertambahan populasi dibagi jangka waktu terjadinya penambahan ini yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
N
t
Dimana N = jumlah individu populasi asal
∆ = besarnya perubahan
t = waktu
disebutKonsep
laju pertumbuhan.
pertumbuhan
mendasar. dari fenomena pertumbuhan populasi itu ialah pertumbuhan
ialah pertumbuhan
eksponensial .
Pertambahan populasi dapat dinyatakan dengan perbedaan antara natalitas
dan mortalitas secara instan. Jadi ∆N dalam persamaan di atas dN dan ∆t , dt
besarnya perubahan pada suatu momen waktu.
Laju pertambahan populasi dengan demikian adalah:
dN
dt
karena kemudian natalitas
natalitas dan mortalitas diberikan tanda B dan D, maka
N
B D
t
Oleh karena ukuran B dan D tergantung dari ukuran populasi yang harus terkait
secara matematik maka ditulis
B =bN dan D = dN ...........................(4-2)
N
Hingga bN dN ..........................(4-3)
t
N
Atau (b d ) N ..........................(4-4)
t
Ekologi
42
Buku jar
dN
r . N ...............................(4-5)
dt
jika rumusan aritmatik di atas diplot dalam suatu sistem salib sumbu, dapatlah
digambarkan bentuk J dari kurva pertumbuhan populasi A di bawah ini. Dengan
memplot nilai logaritmik bagi nilai aritmatik di atas, hubungan grafik menjadi garis lurus
B seperti terlukis
terlukis juga dalam gambar
gambar 4.1. itu.
Sudut garis tersebut adalah nilai r ; setiap kadar peningkatan bernilai positif
menghasilkan pertumbuhan populasi eksponensial. Apabila d lebih
lebih tinggi dari pada b, r
bernilai negatif yang berarti populasi menurun apabila berlanjut akan menuju
kepunahan.
Ekologi
43
Buku jar
Bakteri dan amuba yang pertumbuhannya terjadi dengan cara membagi diri,
apabila kondisi lingkungannya menunjang memiliki kapasitas pertambahan yang
fantastis yaitu pertumbuhan eksponensialnya dapat berlanjut tanpa gangguan.
Menurut R.H MacArthur dan J.H Connel dalam Boughey (1973) bakteri yang membagi
diri setiap 20 menit akan membangun koloni yang dapat meliput permukaan bumi ini
setinggi 1 kaki hanya dalam 1,5 hari yang apabila ditunggu lagi selama 1 jam manusia
akan terkubur oleh bakteri-bakteri itu.
Dalam lingkungan kondisi ideal apabila tidak ada hambatan fisik dan biologik,
populasi dapat dipandang memiliki kadar pertambahan intrinsik maksimal .
Kemampuan populasi berkembang eksponensial secara maksimum ini dikatakan
potensi biotik , akan tetapi hal tersebut merupakan kenyataan teoretik yang dalam
kenyataannya
kenyataanny a disebut kadar pertumbuhan intrinsik nyata.
nyata.
Contoh yang menonjol misalnya populasi ikan paus yang potensi biotiknya
rendah, akan tetapi secara alami paus itu pun menunjukkan kadar mortalitas yang
rendah pula sebanding dengan jumlah populasi secara alami yang rata-ratanya tetap
dipantau. Hal ini terjadi juga bagi organisme lain hingga pada kenyataannya teori
pertumbuhan populasi eksponensial senantiasa mendapat perlawanan lingkungan
(environmen
environmentaltal resistance)
resistance) yang menurunkan
menurunkan natalitas dan
dan meningkatkan
meningkatkan mortalitas.
Perlawanan lingkungan di atas itu diberi simbol K hingga apabila simbol itu
dimasukkan dalam rumusan aritmatik lama dapatlah ditulis :
dN ( K N )
r . N ............................... (4-6)
dt K
Pembatasan terhadap potensi biotik suatu populasi yang berlaku pada ukuran
populasi tertentu disebut daya dukung (carrying
(carrying capacity ) yang biasanya disebabkan
oleh habisnya pakan atau ruang.
Pengaruh tiba-tiba terhadap daya dukung akan tampak dari kurva potensi
biotik menukik curam yang sering terjadi karena kehabisan pakan secara tiba-tiba,
pada gilirannya potensi biotik populasi gagal dan populasi hancur (crash
( crash)) dilukiskan
pada Gambar 4.3.
Ekologi
44
Buku jar
Gambar 4.4 Contoh pertumbuhan populasi teoretis dengan bentuk kurva J yang
mengalami kegagalan-kegagalan kecil bergoyang di sekitar daya
dukungnya.
Gambar 4.5. Contoh hubungan teoretik antara potensi biotik, pertumbuhan logistik dan
daya tahan lingkungannya (environmental
(environmental resistance).
resistance).
Contoh praktek dari teori di atas dilaporkan oleh Odum (1071) dari
pengalaman di Tasmania dimana biri-biri dimasukkan pertamakalinya kesana pada
awal abad XIX yang mencapai populasi asimptotik sebanyak 1,7 juta ekor setengah
abad kemudian.
Ekologi
45
Buku jar
N = N 0 ert
Di mana N = ukuran populasi awal
N 0
0 = dasar
=
dasar logaritma 2.718628
C. Kerapatan Populasi
Vegetasi binatang di alam bebas, ukuran populasinya di suatu tempat tertentu
kerapatan populasi ( population
population density ) biasanya tergantung dari imigrasi ke, atau
emigrasi ke luar tempat yang dimaksud.
Dihubungkan dengan dinamika populasi, pernyataan yang baru saja diungkap
itu sesungguhnya tidak berbeda dengan menyoroti peningkatan laju kelahiran serta
peningkatan laju kematian. Karena pengaruh di atas itu, ukuran populasi suatu
spesies tidak akan sama dengan ukuran dan spesies-spesies lainnya, namun
Ekologi 46
Buku jar
Gambar 4.7. Perubahan berkala populasi thrip dewasa yang hidup pada semak-semak
bunga ros.
Juga cepat terkuras sehingga mengakibatkan angka kematian tinggi tetapi angka
kelahiran rendah yang akhirnya angka kematian akan turun kembali diikuti
meningkatnya
meningkatny a angka kelahiran.
Fenomena itu secara kontroversi dijelaskan oleh pakar-pakar ekologi populasi
yang menerangkan semua itu terjadi akibat perubahan langsung lingkungan populasi,
sedangkan pakar-pakar biologi fungsional mengatakannya terjadi secara evolusioner
melalui seleksi alam.
Menyelesaikan permasalahan atas kontroversi di atas seperti teori yang
menyatakan fenomena
karena faktor-faktor yangperbedaan itu disebabkan
berbeda, pertama,
berbeda, pertama oleh pertumbuhan
, faktor ketergantungan yangkerapatan
kepada berbeda
dan kedua
kedua,, faktor ketidaktergantungan kepada kerapatan. Dalam kaitan teori yang
baru diungkap misalnya, ditampilkan bagi pengendalian oleh faktor ketergantungan
kerapatan pada hubungan interaksi predasi (pangsa-memangsa) seperti di antara
sejenis kucing liar di Amerika, Lynx (pangsa/predator) dengan sejenis kelinci di sana,
Hare (mangsa/prey) yang kecenderungannya tergambar pada Gambar 4.7 di bawah
ini.
Ekologi
47
Buku jar
Gambar 4.8. Contoh klasik osilasi siklik kerapatan populasi digambarkan oleh
fluktuasi jumlah pangsa dan jumlah pemangsa.
Ukuran populasi tumbuh-tumbuhan pada mulanya kurang diteliti tetapi
kemudian populasi vegetasi sangat ditentukan oleh lingkungannya, ukuran
populasinya dikendalikan oleh faktor habitat ketidaktergantungnannya kepada
kerapatannya. Contoh lain dari ketergantungan ukuran populasi ialah dalam kasus
hubungan antara parasit dengan inangnya seperti, kumbang kacang (bean
( bean weevil )
Callosobruchus chinensis
chinensis dengan semacam lalat (wasp
(wasp)) Heterospilus prosapidius
prosapidius
yang ditampilkan pada gambar 4.8 di bawah ini.
Gambar 4.9. Fluktuasi kerapatan populasi dalam interaksi tumbuhan inang
Callosobruchus
Callosobruchus chinensis dengan
chinensis dengan parasitnya Heterospilus prosapidius.
prosapidius.
Contoh lain dari pengendalian faktor ketergantungan pada kerapatan sudah dikenal
luas dalam fenomena wilayah. Fenomena ini banyak diamati pada kehidupan burung
yang kuat sekali sifat wilayahnya, mudah dipantau pada musim bertelur. Dalam situasi
demikian burung jantan biasanya terusir oleh jantan yang menguasai wilayah, begitu
pula dengan betinannya, karena jantan-jantan itu cenderung berpasangan-pasangan.
Apabila pertumbuhan populasi sepenuhnya dikendalikan oleh faktor-faktor
ketergantungan
ketergantun gan kerapatan, barangkali daya tahannya
t ahannya tidak akan terlalu lama. Populasi
semacam itu akan berfluktuasi sepanjang daya dukung lingkungan (K ( K ) tergantung
pada faktor-faktor ketidaktergantungan kerapatan yang mengendalikannya. Apabila
bergoyang ke bawah tidak akan ada faktor ketergantungan yang mengendalikannya
untuk memahami jumlah penurunan. Dalam keadaan demikian faktor-faktor
ketidaktergantungan kepada kerapatan nilainya berlawanan sehingga populasi
Ekologi
48
Buku jar
nilai N yang
yang tinggi dapat terjadi d = b. Pada titik ini seperti telah dilihat daya dukung K
digambarkan seperti pada gambar 1.10, dimana pada titik ini pertumbuhan populasi
hanya dikendalikan oleh faktor-faktor ketergantungan kerapatan. Pada kenyataannya
pengaruh ketergantunga kerapatan melakukan intervensi.
4.10 terutama terjadi apabila kerapatan populasi menurun. Hal itu menimbulkan
Ekologi
49
Buku jar
komputer.
deterministikWalaupun demikian pendekatan yang dipilih sekarang ini masih juga
belum stokastik.
Populasi yang stabil sangat menarik apabila dikaji dari tingkat tropik
bioenergetik konsumen dalam ekosistem kurang diperhatikan. Dapat diduga bahwa
fenomena yang menurun bisa juga dilihat dari kurva-kurva logistik
pertumbuhan populasi setiap individu berkurang karena predator hingga stabilitas
harus terjadi melalui penurunan populasi dampak predasi terakhir dimana kurva
logistik paling curam juga merupakan titik maksimal yang dicapai sebesar ½ K hingga
hingga
seringkali ditulis K/2
Konsep demografi dari faktor yang menentuka ukuran populasi selanjutnya
tergantung pada dua hal yang harus dipertimbangkan. Hal-hal itu adalah komposisi
umur populasi dan daya tahan (survivorship
( survivorship)) individual dari populasi yang akan
dijelaskan dalam pembahasan struktur populasi di bawah ini.
D. Struktur Populasi
Sifat demografi yang penting bagi setiap anggota populasi ialah kenyataan
pada saat keseimbangan populasi itu dalam keadaan produktif. Oleh karena itu maka
pada umumnya populasi dibagi dalam tiga kategori, yaitu prereproduktif , reproduktif ,
atau post
atau post reproduktif
reproduktif .
Mempelajari hal ini biasanya dikaji piramida-piramida umur seperti gambar
4.12 di bawah ini. Seperti gambar di atas apabila piramida tingkat umur digambarkan
pada dasarnya dapat dibedakan pada tiga tipe aspek pokok yaitu (piramida-piramida
menurun, stabil dan umur muda).
muda).
Ekologi
50
Buku jar
Gambar 4.12. Piramida umur teoretik menunjukkan tinggi ukuran populasi rendah,
medium dan tinggi. Tigkat umur dikelompokkan menjadi belum matang
(prereproduktif), fecound (reproduktif),
(reproduktif), dan nonfecound (post
(post produktif).
produktif).
Gambar 4.13. Piramida-piramida umur dari dua tempat di Scotland 1861 dan tahun
1931. ketiga gambar sebelah kiri merupakan populasi-populasi
menurun, sebelah kanan lebih stabil. Data pria di sebelah kiri piramida,
wanita sebelah kanan.
Ekologi
51
Buku jar
Ekologi
52
Buku jar
menghitung biaya asuransi dimanfaatkan bagi individu-individu tingkat umur tertentu.
Oleh karena apa yang vital dari populasi itu bukanlah jumlah yang mati tetapi jumlah
yang bertahan, kematian
kematian spesifik dapat juga dinyatakan
dinyatakan dalam kurva daya
daya bertahan
(survivorship curves)
curves) sebagai Gambar 4.13. Apabila bisa diasumsikan bahwa semua
anggota dari populasi semula mempunyai kapasitas yang sama untuk bertahan
dengan memplot jumlah individu-individu yang bertahan terhadap waktu,
kecenderungan kurva daya bertahan bersudut 90 0 dimana kecenderungan kurva
serupa juga diikuti oleh pertambahan biri-biri yang diternakkan.
Gambar 4.14. Kurva bertahan empat jenis orgnisme dengan fase-fase kematian yang
berbeda.
Sebagian serangga buah mati setelah interval waktu yang sama. Apabila kurva
bertahan dibuat dengan memplot jumlah yang bertahan terhadap waktu kurva populasi
serangga buah yang terdiri dari anggota baru yang menetas dari telurnya
menunjukkan bentuk kurva dengan kecembungan yang tajam. Dengan semakin
menurunnya tingkat mortalitas muda yang disebabkan oleh obat-obatan modern
sekarang ini, kurva bertahan manusia zaman sekarang seperti di Amerika Serikat
kurva populasinya mendekati kurva serangga buah.
Sebaliknya hewan interval terbatas dan juga vegetasi pada umumnya memiliki
mortalitas tinggi pada usia muda memperlihatkan kurva bertahan yang cekung. Dalam
banyak populasi burung kematian terjadi pada lajunya usia berkembang yang sama
pada setiap tahap pertumbuhan, sehingga merupakan suatu garis lurus.
Kajian teoretik dari laju bertahan ini seperti dinyatakan dalam laju kematian
didasarkan pada awal populasi manusia yang sama pada kenyataannya oleh setiap
interval timbul anggota baru yang lahir, anggota-anggota tua dan lainnya mati.
Natalitas dan mortalitas harus dinyatakan atas dasar spesifikasi umur seperti
diterapkan pada manusia, dari tabel hidup suatu populasi yang menyatakan struktur
umur dan spesifikasi umur dari laju kematian dan kelahiran untuk memproyeksikan
angka yang lebih akurat tentang pertumbuhan populasi yang diperoleh dari
persamaan (4-5). Akan tetapi metode spesifikasi umur ini masih merupakan
keterbatasan-keterbatasan
mudah diduga. karena laju natalitas dan laju mortalitas masa depan tidak
Angka-angka akurat demikian merupakan aplikasi teoretik dari pada aspek-
aspek ekologi populasi yang merupakan demografi murni. Seperti telah dicontohkan
tentang pertumbuhan populasi dengan kerapatan K/2 yang sangat produktif. Bagi
predator tidak cukup untuk menyerang populasi pakannya pada tahap ini. Banyak
Ekologi
53
Buku jar
Buku jar
Ekologi
55
Buku jar
dapat berpadu dengan mekanisme jam biologik yang dapat bertahan walaupun
kemudian faktor interna dapat berlanjut untuk selamanya.
selamanya.
Bagi para pemburu sangat tertarik untuk mengetahui watak jarak terbang (flight
(flight
distance)) dan jarak serang (charge
distance (charge distance),
distance), yaitu jarak hewan yang dapat
menyerang ditempat. Hewan dengan pandangan baik seperti kijang bertanduk secara
potensial berbahaya pada jarak tertentu dan mempunyai jarak loncat/lari yang
panjang, tetapi dengan wataknya yang tidak agresif jarak serangnya hanya beberapa
meter hingga pada dasarnya tidak berbahaya kecuali kalau tertekan. Sebaliknya
dengan badak, jarak pandangnnya sangat pendek hingga jarak larinya juga pendek,
tetapi bersifat agresif hingga jarak serangnya lebih panjang belasan meter, jadi badak
merupakan binatang buas. Begitu juga gajah penglihatannya kurang dan jarak lari
terbatas, tetapi karena wataknya lemah, daya serangnya pendek. Karena itu pemburu-
pemburu gelap mudah menghabisi gajah dengan tombak dan panah sekalipun.
Gambar 4.17 Tiga pola dasar individu membentuk jarak sesamanya dalam populasi.
Jarak (spacing
(spacing ) di antara individu spesies dipandang sebagai pengendalian
mekanisme ekologi. Tiga pola, individu tersebar dalam populasi yaitu bagaimana
membentuk jarak sesamanya dalam tiga bentuk seperti di bawah ini.
Penyebaran acak umumnya terjadi, tetapi pengelompokkan lebih banyak
ditemui terutama pada vegetasi. Binatang dalam agregat sering berkerumun, dan
berkoloni dalam upaya berlindung dari predator. Akan tetapi sesuai dengan prinsip
Alter dalam Boughey (1973) nilai kerumunan pada dasarnya memiliki nilai optimum
yang berperan juga sebagai pengendali kerapatan populasi.
Ekologi
56
Buku jar
BAB VI
FAKTOR-FAKTOR BIOTIK DALAM INTERAKSI POPULASI
6.1 Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Bab ini akan menguraikan
menguraikan tentang faktor-faktor
f aktor-faktor biotik dalam interaksi populasi.
Relevansi
Bab ini memberikan pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan dengan
konsep interaksi populasi dengan lingkungan fisiknya yang dibahas pada bab
berikutnya.
Kompetensi Dasar
Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa Jurusan Biologi semester VII dapat
menjelaskan tentang faktor-faktor biotik dalam interaksi populasi.
6.2. Penyajian
Uraian dan contoh
A. Faktor-Faktor Biotik Lingkungan
Pengaruh-penaruh lingkungan pada dasarnya bersifa acak (random ( random)) tidak
langsung terkait dengan perubahan komunitas, terutama faktor iklim seperti suhu dan
curah hujan. Banyak data mengarahkan perubahan acak iklim itulah yang pertama-
tama menentukan kerapatan populasi; perubahan yang cocok dapat meningkatkan
kerapatan populasi, sebaliknya
sebaliknya populasi dapat mati kalau tidak cocok
Pada dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan
oranisme, tetapi pengaruh yang sebenarnya terjadi malahan dapat memicu perubahan
mendasar sampai kepada variasi.
Jika pembahasan faktor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai parameter
toleransi, sebaran dan optimasi, faktor biotik tidak langsung terkait dengan faktor itu.
Tetapi disisi lain faktor abiotik lebih realistik, bervariasi dan mampu menciptakan
stabilitas populasi. Dapat dikatakan bahwa memang faktor biotik lebih rumit, namun
interpretasinya
interpretasiny a lebih sederhana.
B. Interaksi Interspesifik.
Pada dasarnya faktor biotik lingkungan dapat dibedakan menjadi faktor
interspesifik dan faktor intraspesifik . Beberapa faktor biotik interspesifik diikhtisarkan
pada Tabel 6.1.
6.1.
Tabel 6.1 Pengaruh Interaksi Populasi A vs B Terhadap Kelangsungan
Kehidupan
Tipe Interaksi Tidak Apabila Hasil Interaksi
Berinteraks Berinterak
i si
1 Netralisme A B A B Tidak ada yang
(A & B Independen) terpengaruh
2 Kompetisi Yang paling
0 0 - -
(A & B Kompetitor) Terpengaruh punah
3 Mutualisme Obligator bagi kedua
(A & B - - + + populasi
Partner/Simbiosa)
4 Protokooperasi Menguntungkan bagi
(A & B bekompetisi)
bekompetisi) 0 0 + + kedua
Tidak obligator
5 Komensialisme
Komensialisme - 0 + 0 Obligatori bagi A, B tidak
Ekologi 57
Buku jar
(A-Komensialis;B- terpengaruh
inang)
6
Amensialis A tuan rumah, B tidak
tidak
(A-Amensialis;B- terpengaruh
0 0 - 0
Inhibitor
Inhibitor/Antibiotik)
7 Parasitisme Obligator Bagi A,B tuan
8 Predasi - 0 + - Rumah
(A-Predator;B-Pakan)
+ populasi tumbuh; - populasi menurun; 0 pertumbuhan populasi tak terpengaruh
1. Netralisme
Netralisme
Walaupun pengertian bermacam tipe interspesifik cukup jelas diterangkan
melalui tabel di atas, secara sepintas akan ditambah keterangan di bawah ini.
Netralisme merupakan tipe interaksi interspesifik yang dikenali sehari-sehari dimana
populasi yang bekerjasama seolah-olah tidak terjadi saling terpengaruh, walaupun
sesungguhnya semacam kerjasama terselenggara sangat halus.
Hidup bersama rusa dengan berbagai jenis kera di hutan Kalimantan atau
unggas dan kerbau di padang gembala merupakan contoh yang dikenal bangsa
Indonesia, yang dalam komunitas alam mereka hidup rukun dan tenteram.
2. Kompetisi
Kompetisi merupakan tipe interaksi interspesifik bahwa dua individu atau
spesies berebut sumber daya terbatas seperti pakan, air, ruang untuk sarang dan lain-
lain. Pihak yang lebih efisien memanfaatkan sumber dayanya untuk bertahan, dan
lainnya tersingkir. Fenomena ini disebut prinsip penyingkiran kompetitif (competitive
( competitive
exclusion principle).
principle). Percobaan Gause dengan Paramaecium sering digunakan
menjelaskan fenomena ini seperti Gambar 5.2 di bawah ini.
Gambar 6.1 Pertumbuhan paramaecium dalam kultur yang berbeda; (a) kultur murni;
(b) Kultur Campuran.
P. aurelia
aurelia dan P. Caudatum dalam
Caudatum dalam kultur murni pada gambar 6.2a mencapai
ukuran stabil populasinya, pada gambar 6.2b dalam kultur campuran P.caudatum
tersingkir dan P.aurelia
P.aurelia mencapai keseimbangan seperti yang diraihnya dalam kultur
murni. Gambar 6.3a dalam kultur murni dan gambar 6.3b kultur campuran dimana
Ekologi
58
Buku jar
dalam kultur kedua Paramaecium tetap bertahan karena kedua organisme itu hidup
dalam relung-relung yang berbeda.
Gambar 6.2. Pertumbuhan Paramaecium dalam kultur yang berbeda dan relung
berbeda
Ekologi
59
Buku jar
Gambar 6.3. Diagram mekanisme putaran umpan balik interaksi populasi herbivora
dan populasi karnivora.
Australia, RodoliaDDT
dicoba pestisida cardinalis
cardinalis yang juga memakan
tipe organofosforus Icerya
Parathion dan dan ternyatamalahan
Melethion, berhasil.Rodolia
Ketika
yang tidak tahan sempat mengganggu kembali keseimbangan industri jeruk di sana.
Ekologi
60
Buku jar
senantiasa berlangsung dari waktu lalu. Dengan demikian tanpa menghiraukan peran
proses evolusi itu dalam mengkaji interaksi intraspesifik, para ahli dapat membuat
interpretasi yang menyesatkan karena keseimbangan
keseimbangan tersebut sesungguhnya
sesungguhnya bersifat
sementara, sedangkan mekanisme internal individu spesies terwujud oleh tekanan
ekologik yang memicu evolusi berkesinambungan ketimbang oleh adaptasi
mekanisme harmoni alamiah semata-mata. Evolusi itu sendiri terjadi karena berbagai
perubahan sifat biologik dari perubahan fisik dan kimia organisme serta perubahan-
perubahan internal organisme sendiri yang berlangsung
berlangsung terus-menerus akibat tekanan
faktor lingkungan yang terlihat pada perubahan frekuensi-frekuensi genetik populasi.
Individu-inividu anggota populasi tidak sepenuhnya identik, walau sangat kecil
tentu ada perbedaan. Perubahan (variation
( variation)) dalam suatu spesies dapat melalui dua
cara yang terkait satu sama lain. Yang pertama perbedaan yang berasal dari genom
(komplemen genetik) idividu berlainan, maka seleksi terjadi melalui perubahan
genotipik (genotypic
(genotypic variation)
variation) dalam populasi spesies yang menata frekuensi genetik
dari banyak alela yang memicu evolusi. Perubahan lainnya terjadi karena pengaruh
parameter lingkungannya dalam proses individual yang membentuk genome. Tipe
perubahan kedua ini disebut perubahan fenotipik ( phenotypic
phenotypic variation):
variation): individu
organisme menyesuaikan diri atau aklimatisasi kepada faktor lingkungan, terutama
terhadap faktor kelembapan dan intensitas cahaya. Pada umumnya sifat-sifat fentipik
tidak diwariskan dan tidak menjadi dasar proses evolusi.
Perubahan genotipik (genotypic
(genotypic variation)
variation) didorong kekuatan seleksi yang
memicu evolusi terjadi melalui mutasi dan rekombinasi. Para ahli biologi molekuler
menunjukkan bahwa informasi genetik diteruskan dari generasi ke generasi dengan
kode-kode instruksi pada molekul-molekul DNA. Duplikasi DNA dalam replikasi gen
dapat membuat kesalahan acak hingga terjadi perubahan-perubahan gen yang
disebut mutasi; dengan demikian pada dasarnya proses mutasi tidak diinginkan.
Dalam reproduksi spesies secara seksual, gen-gen mengalami seleksi dalam
pembentukan gamet yang lalu bergabung dalam proses rekombinasi. Genom yang
mengandung gen yang berrekombiasi terus mengalami proses seleksi hingga
berlanjut.
Pertemuan kelas ini bukan kelas genetika hingga aspek-aspeknya untuk
memahami penataan frekuensi genetik guna memahami proses ekologi dipandang
mencukupi. Yang ingin digaris bawahi disini ialah interaksi intraspesifik individu
populasi ternyata merupakan proses biologik yang memicu evolusi menuju seleksi
individu menuju ekosistem, dan seleksi individu (seleksi alam) itulah yang akhirnya
menetapkan konfigurasi relung dalam ekosistem.
2. Seleksi Alam
Bertolak dari hakikat interaksi intraspesifik sebagai perubahan biologik, maka
pengertian seleksi alam yang telah diuraikan diharapkan dapat lebih menjadi jelas lagi.
Sebelumnya disebutkan seleksi alam berlangsung diantara relung-relung yang
tumpang tindih (overlap
(overlap). ). Dengan demikian dapat dipahami bahwa spesies dengan
frekuensi genetiknya yang lebih sesuai dengan lingkungan habitat tempat terjadinya
tumpang tindih akan dapat bertahan, sedangkan yang tidak sesuai akan tersingkir.
Menurut teori sintesis Neo-Darwinis dan Ian Desmukh (1986) seleksi alam
dirumuskan berikut:
a. Organisme individual dalam populasi berbeda satu sama lain dalam morfologi,
fisiologi dan perilakunya yang banyak diantaranya diwariskan.
b. Secara potensial populasi
populasi dapat tumbuh secara
secara eksponensi
eksponensial,
al, tetapi banyak
individu yang mati hingga populasi tidak dapat tumbuh tidak terhingga.
c. Diantara sifat-sifat
sifat-sifat yang diwariskan
diwariskan meningkat
meningkat peluangnya
peluangnya untuk bertahan
bertahan dan
bereproduksi, dan berakibat meningkatnya proporsi dalam populasi dengan
sifat-sifat itu dari generasi ke generasi.
Ekologi
61
Buku jar
Pada dasarnya seleksi alam mengubah sifat-sifat fenotif yang diwariskan dari
individu populasi dalam tiga arah (arah panah) seperti pada gambar 5.6
Gambar 6.4. Tiga cara seleksi alam mengubah sifat fenotip
f enotip individu populasi yang
diwariskan.
Dari gambaran bagan di atas, sifat-sifat yang diwariskan itu dapat mengalami:
(a) perubahan terarah, (b) perubahan sifat tepat sama, atau (c) berkurang kekuatan
variasinya.
Secara alami intensitas perubahan itu sangat berarti. Perubahan ukuran otak
Australophitecus
Australophitecus menjadi Homo sapiens
sapiens modern misalnya cukup memerlukan
perubahan Dari0,04%
data saja setiap generasi
pengalaman fenotipseperti
yangyang diperkirakan
ditemukan, oleh Berry
10%-40% dari(1982).
rata-rata
kemungkinan akan dapat bertahan, yang dapat meningkat sampai mencapai 90%.
Menurut sintesis Darwin seleksi seksual berperan penting, dan jantan bebas memilih
betinanya cenderung ingin membentuk keturunanannya lebih baik dalam
menyesuaikan diri pada lingkungan dan tuntutan eksternal lainnya.
Akan tetapi banyak data menunjukkan banyak seleksi alam malah
mengarahkan proses evolusi itu. Seleksi alam terhadap spesies yang secara geografis
terpisah dari leluhurnya, yang tidak dapat lagi berhubungan seksual dengan spesies
spesies -spesies baru yang berlainan
”leluhurnya” misalnya, dapat menampilkan spesies-spesies
dengan induknya. Hal itu disebut spesiasi (speciation
( speciation).
). Pada dasarnya evolusi yang
didorong oleh seleksi alam bersifat probabilistik terbentuk karena kesalahan sampel
(sampling eror ), ), karena mortalitas akibat bencana alam seperti kebakaran, banjir atau
perpindahan lahan (land (land slides).
slides). Namun menurut para pakar penyimpangan genetik
acak tidak menonjol, malahan apa yang mereka sebut pengaruh pendiri (foundr (foundr
effect ),
), dan evolusi berkembang dengan penyesuaian genetik dari organisme yang
berhasil bertahan setelah mortalitas, akibat bencana alam tadi. Founder effect ini ini pula
yang mendukung evolusi spesiasi.
Penggerak seleksi alam terhadp proses evolusi lainnya yang penting disebut
altruisme (egoisme) yaitu multiplikasi
altruisme multiplik asi gen individu dengan mengorbankan
kepentingan individu lain secara intraspesifik atau interspesifik pada asosiasi
komensal atau mutualistik. Seleksi anak kerabat (kin ( kin selection)
selection) atau seleksi kelompok
(group selection)
selection) merupakan contoh dari jenis evolusi ini.
Koevolusi dapat dikatakan seleksi alam bertolak belakang dengan naturalisme
dan tekanan seleksi berlangsung pada populasi-populasi yang hidup bersama.
Perubahan adaptif populasi yang saling berinteraski itu menghasilkan arah
evolusi dalam penyesuaian pada lingkungannya, yang saling mengisi bagi interaksi
yang lebih
masing baik
dapat dari kedua populasi,
menyesuaikan ataulingkungannya.
diri kepada sebaliknya saling menjauhi hingga masing-
Ekologi
62
Buku jar
6.5 a
6.5 b
Penyebaran titik-titik pada gambar di atas itulah yang menjadi ukuran, yang
dengan jelas menggambarkan ukuran tubuh sebagai kendala dalam proses evolusi. Di
wilayah savana misalnya, spesies bovid mempunyai berat beragam, dari kerbau
seberat 500 Kg sampai dengan dikdik yang hanya 5 Kg, sedangkan Singa yang
beratnya 150 Kg beranak 3 sampai 4 ekor. Jenis-jenis Anjing yang beratnya hanya 20
Kg dapat mempunyai anak sampai dengan 7 ekor.
Sifat parameter populasi dalam hubungannya dengan evolusi yang terkait
dengan watak populasi seleksi r atau
atau seleksi K secara
secara singkat diikhtisarkan
diikhtisarkan pada tabel
5.2a. perkiraan kecenderungan parameter populasi seleksi r dan K pada lingkungan
penelitian di Costarika disajikan pada tabel 5.2b.
Ekologi
63
Buku jar
Kompetisi intraspesifik
intraspesifik Kompetisis intraspesifik tipe
Tipe skramel kontes
Tubuh kecil Tubuh besar
Daya sebar tinggi Daya sebar rendah
Sifat individu Partenogenetik
Partenogene tik atau
Kawin silang
reproduksi vegetatif
Organisasi sosial rendah Organisasi sosial tinggi
64
Ekologi
Buku jar
Buku jar
Senyawa kimia defensif seperti tanin yang baru efektif dalam konsentrasi tinggi
disebut kuantitatif dan sudah efektif dalam konsentrasi rendah (alkaloid) disebut
kualitatif , idbuktikan oleh percobaan pada belalang gurun seperti tampak pada gambar
6.8 (Bernays dan Clapham) dari Ian Deshmukh, 1986
Tabel 6.3 Untuk vegetasi utuh atau bagiannya yang mudah/sulit dicari herbivora.
Mudah Sulit
Semusim Sebentar, annual
Klimaks Pionir
Vegetasi
Biasa Jarang
Rumpun Terpencar
Daun-daun masak Daun-daunan muda
Daun-daun hijau abadi Gugur daun
Bagian Tumbuhan Buah-buahan Biji-bijian
Bunga-bungaan
Bunga-bunga an diserbuk satwa Bunga-bungaan
Bunga-bung aan diserbuk
angin
Vegetasi yang sulit ditemui herbivor cenderung menggunakan perisai kualitatif
dengan energi yang digunakan membentuknya lebih rendah, sebaliknya vegetasi yang
mudah dilihat cenderung menggunakan perisai kuantitatif. Kehilangan nutrisi bagi
herbivora lebih sulit diganti oleh vegetasi pada tanah tak subur hingga tumbuhan ini
cenderung menghasilkan lebih banyak senyawa kimia untuk perisai.
Pada umumnya herbivora lebih suka memakan daun muda karena kandungan
proteinnya lebih tinggi, serta lebih rendah sehingga lebih mudah dicerna, namun
ternyata kandungan senyawa-senyawa kimia perisainya lebih tinggi. Lihat tabel 6.4
(Milton, 1981).
Ekologi
66
Buku jar
Tabel 6.4. Nilai Nutrisi dan Perisai Kimia Daun-Daunan Muda Dan Daun-Daunan
Masak.
Nilai Nutrisi Perisai Kimia
Ekologi
67
Buku jar
menyelamatkan biji itu sampai 75%. Semua ini meningkatkan efisiensi penyebaran
dan produksi vegetasi.
Banyak tumbuhan memelukan serbuk tepung sari individu lain dari spesies
yang sama agar terjadi proses seksual sempurna. Cara utama pemindahan serbuk
tepung sari ini oleh angin dan hewan terbang. Penyerbukan banyak rumput-rumputan
gimnosperma dan angiosperma kayu melalui angin. Tetapi pada hutan tropik dataran
rendah 100% pohon-pohon polinasinya dilaksanakan oleh hewan yang sangat
berbeda keadaanya oleh tumbuh-tumbuhan di daerah subtropik. Hubungan tumbuhan
dengan hewan polinator adalah mutualistik, dan tumbuhan mendapatkeuntungan dari
penyerbukan silang sedangkan hewan memperoleh makanan dari madunya, kadang-
kadang juga dari serbuk sarinya.
Mutualisme tumbuhan yang penting terjadi dengan jenis-jenis semut karena
vegetasi menghasilkan madu dan menarik perhatiansemut, pada gilirannya semut
inilah yang melindungi tumbuhan menghadapi berbagai herbivora dan lawan
tumbuhan lainnya. Di daerah tropik tercatat tidak kurang dari 68 famili tumbuhan
berbunga yang menghasilkan madu bunga itu tidak banyak ditemui di daerah
subtropik. Jelaslah pihak yang seringkali merupakan kegiatan sangat penting,
terutama bagi tumbuhan tanaman ekonomi bagi manusia.
Mimikri (dari asal kata mimik) merupakan watak intraspesifik penting lainnya
dari organisme, baik tumbuhan maupun hewan dalam ragam proteksi diri terhadap
ancaman serangga lawan-lawannya. Melalui biologi tubuh, organisme sewaktu-waktu
merupakan bentuk atau warna tubuhnya yang menyerupai bentuk atau tubuh benda
mati lingkungannya (batu, tanah, dan sebagainya) hingga mengecoh organisme
pemangsanya.
E. Pengelompokan
1. Dorongan Berkelompok
Berkelompok
Contoh menonjol dari dorongan faktor biotik intraspesifik
intraspesif ik ini ialah organisme
sosial yang telah sangat dikenal pada kemunitas semut, lebah dan rayap, dan hanya
manusia yang dapat menyayingi kerapihan organisme sosial hewan-hewan itu. Contoh
organisasi sosial tersebut telah dipelajari dari komunitas organisme yang pada
hakekatnya berwatak teritori dan
dan selalu dipilih serta dipertahankan oleh komunitas itu.
Kalau perlu dipertahankan dengan pertumbuhan darah dan watak hierarki sosial yang
yang
sudah cukup rinci diketahui oleh para pakar.
Sang ratu mendapat kedudukan istimewa dalam komunitas, dan pekerja
pekerja serta serdadu-serdadunya menyandang tugasnya yang kesemuanya secara
alami mengendalikan diri kerapatan populasinya.
Sifat psikologik dan faktor biologik intraspesifik misalnya ditemui pada guppy
sejenis ikan tawar (Lebistes
( Lebistes reticulatus)
reticulatus) dalam situasi hidup kerumunan (crowding
( crowding ).
).
Karena tidak cukup tersedia pakan bagi populasi berkembang, watak kanibal atau
organisme bereaksi dengan meningkatnya abortus dan/atau berkurangnya
kemampuan memelihara keturunannya
keturunannya yang masih muda.
Ekologi
68
Buku jar
Yang
hinggaberkembang setelah transportasi
terjadi pengelompokan pasif itu nyamuk
seperti fitoplankton, ialah kembali proses
dan banyak regenerasi
contoh lainnya
pada dunia vegetasi maupun dunia hewan.
Pengelompokan dengan perpindahan aktif biasanya terjadi melalui dua
dorongan, pertama karena daya tarik isyarat lingkungan (benda mati) dan kedua
karena ditarik organisme lain sesama spesies.
Daya tarik kelompok pertama misalnya petunjuk cahaya, suhu angin, bahkan
organisme mati (bangkai). Daya tarik kelompok kedua kiranya cukup jelas seperti
terjadi pula pada makhluk-makhluk yang lebih maju (manusia).
3. Pengaruh-Pengaruh Pengelompokan
Pengelompokan
Akibat/pengaruh pengelompo
pengelompokan
kan yang terjadi pada dasarnya dibedakan dari
yang merugikan dan yang menguntungkan. Pada dasarnya pengelompokan itu
merugikan karena organisme-organisme sama langsung bersaing berebut keperluan
hidup, terutama pakan dan cahaya.
Menurut Darwin justru organisme dari spesies yang sama merupakan pesaing
utama dalam pengelompokan. Contoh yang dikemukakan disini ialah tanaman hutan
yang semula ditanam berdekatan,
berdekatan, hingga terjadi persaingan diantara pohon-pohonnya
dan dengan vegetasi lain seperti pada tanaman hutan Robiana Pseudo-Accacia yang
tampak pada lingkaran-lingkaran tahunnya (gambar
( gambar 6.9).
6.9).
Ekologi
69
Buku jar
Hutan ditanam tahun 1929 dan tanaman Robidia muda hidup subur, tetapi
karena pohon-pohon spesies sama secara individual juga tumbuh, ditambah juga
dengan tumbuhnya banyak vegetasi liar lainnya, terjadilah persaingan yang sangat
keras yang terus meningkat. Pertumbuhan kayu semakin menurun yang tampak jelas
memuncak pada tahun-tahun 1934, 1935,1936 hingga pada tahun 1937 diadakan
penjarangan. Sejak tahun 1937 pertumbuhan Robinia kembali meningkat karena
dibebaskan dari tekanan persaingan vegetasi lainnya, termasuk pohon Robinia lainnya
yang telah ditebang terlebih dahulu.
Dengan pengetahuan manajemen hutan (penjarangan), pengelompokan yang
merugikan bagi Robinia kebalikannya menjadi manfaat bagi manusia. Dampak
pengelompokan yang merugikan seperti tanaman pohon di atas terjadi juga pda dunia
hewan yang terkenal dengan istilah ”dampak kerumunan” seperti dicontohkan pada
kultur Drosophila gambar 6.10.
Gambar 6.10. Penurunan daya reproduksi drosophila dalam kultur yang semakin
berkerumun
Ekologi
70
Buku jar
Buku jar
BAB VII
INTERAKSI POPULASI DENGAN LINGKUNGAN FISIKNYA
7.1 Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Bab ini akan menguraikan tentang interaksi populasi dengan lingkungan
fisiknya.
Relevansi
Bab ini memberikan pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan dengan
konsep ekosistem dan komunitas yang dibahas pada bab berikutnya.
Kompetensi Dasar
Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa Jurusan Biologi semester VII dapat
menjelaskan tentang mekanisme interaksi interaksi populasi dengan lingkungan
fisiknya.
7.2. Penyajian
Uraian dan contoh
Fokus ekologi populasi ialah mengkaji interaksi berbagai populasi dengan
lingkungannya, baik lingkungan abiotik dan lingkunga biotik. Karena cukup panjang
pembahasan kajian interaksi populasi yang ingin diliput pada tulisan ini, pembahasan
kajian interaksi maka kajiannya lebih difokuskan dengan lingkungan abiotiknya.
Ekologi
72
Buku jar
Gambar 7.1. Jumlah minimum dan faktor pembatas (A) kaidah minimum Leibig (B)
kaidah faktor pembatas Blackman.
Ekologi
73
Buku jar
pendekatan kajian senantiasa dapat diterapkan seperti hendak menyebar tanaman
yang bermanfaat bagi manusia. Kajian kekurangan air bagi tanaman yang bersifat
akuatik tentulah tidak tepat, begitu juga dengan menguji ketersediaan oksigen bagi
tanaman gurun.
D. Faktor-Faktor Iklim
1. Indikator Iklim
Dari semua faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap populasi terestis,
iklim merupakan faktor yang paling banyak dikaji. Dalam upaya mencari korelasi
antara iklim sebagai faktor-faktor
f aktor-faktor pembatas kehidupan populasi, telah diupayakan oleh
para peneliti dengan berbagai kajian yang didekati secara kuantitatif. Upaya ini telah
ditempuh dengan pendekatan besar-besaran numerik dengan kelembapan dan suhu
yang dihubungkan dengan efektivitasnya. Salah satu upaya yang terkenal adalah
karya C.W. Thornwhaite T. Yang mengaitkan bermacam hubungan resipita resipitasi
si terhadap
evapotranspirasi
evapotranspi rasi potensial.
Thornwhaite
Thornwhai te melukiskan iklim dalam indeks efektivitas prestasi. Dasarnya ialah
rata-ata rasio tahunan presipitasi-evaporasi (P/E (P/E ) yang dicatat sepanjang tahun.
Indeks itu didapatkan dengan membagi P (rata-rata presipitasi) oleh E ((
Rata-rata evaporasi bulanan dari permukaan air pada wadah alat meteorologi).
Thornwhaite kemudian menciptakan rumus koefisien bulanan efisiensi suhu sebagai
berikut:
Ekologi
74
Buku jar
12
T 32
T-E indeks =
n 1 4
n
Dimana:
T = suhu bulanan rata-rata satu stasiun meteorologi
Pada hutan gugurdaun di Ameriak Serikat bagian timur laut, air hanya terbatas
menjelang akhir musim panas yang kering; kekeringan musim panas yang kadang-
kadang tidak mengganggu hutan karena masih ada toleransi persediaan air. Tetapi
malapetaka bagi tanaman tahunan dapat menimbulkan kegagalan. Di tempat-tempat
dengan musim hujan pada waktu musim dingin di pantai pasifik, pertumbuhan dan
reproduksi terutama terjadi pada akhir musim dingin dan awal musim semi. Tanaman
tahunan yang tumbuh pada waktu musim dingin seperti jeruk memerlukan irigasi pada
waktu musim panas, namun fauna dan flora alamiah dapat bertahan pada saat-saat
tanpa hujan itu.
Di daerah gurun vegetasi memperlihatkan berbagai penyesuaian yang
berbeda-beda
mengembangkan untuk dapat bertahan
mekanisme untukselama musimatau
membatasi keringsama
yang sekali
panajng, dan binatang
menghindarkan
ketergantungan kepada air bebas untuk minum; tidak ada tanaman yang dapat hidup
tanpa irigasi. Gambaran iklim di Amerika Serikat pada dasarnya mirip dengan
kecenderungan di Amerika Selatan. Pola iklim global ditentukan oleh energi matahari
dan didinginkan oleh radiasi mengakibatkan terciptanya sistem pergerakan massa
udara bekelanjutan. Gerakan itu diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan
perbedaan-per bedaan suhu dan
Ekologi
75
Buku jar
tekanan udara yang dimodifikasikan oleh berbagai kekuatan akibat rotasi bumi, yang
berfriksi di atas massa udara yang bergerak dengan permukaan bumi.
Di belahan bumi utara gerakan utama dari kutub ke sekitar 30 0 U arah ke timur,
anginnya menuju ke barat. Peristiwa serupa terjadi
t erjadi di belahan bumi selatan. Di sekitar
0
30 U dan S merupakan lintang kuda (horse(horse latitude)
latitude) dimana angin relatif tenang.
Udara yang turun di tempat-tempat ini tidak menghasilkan hujan di gurun seperti
Sahara dan Arabia, di sebelah utara khatulistiwa dan gurun di Chili dan Afrika Selatan.
Ekuator diantara lintang-lintang 200 merupakan wilayah angin timur laut dan tenggara.
Pada sirkulasi itu atmosfer terganggu di atas samudera besar, dan menjadi rumit di
atas benua-benua besar. Walaupun para pakar berusaha menciptakan model-model
komputer untuk meramal kecenderungan iklim, namun dapat dikatakan manusia
sekarang masih lebih banyak mencatat data iklim itu dari pada peramalan
sesungguhnya.
Batas-batas pertemuan massa-massa udara disebut gelombang udara (front (front ),
),
banyak jenis front seperti panas, dingin atau stasioner. Sistem-sistem front itulah yang
menetapkan iklim wilayah tertentu. Gambaran sederhana mengenai tiga sistem frontal,
misalnya putaran sistem pasifik. Front-frontnya yang bergerak dari arah barat, sistem
Atlantik yang bergerak dari arah timur dan sistem radar yang bergerak ke selatan di
antara kedua sistem yang disebut lebih dulu. Sistem frontal ini senantiasa
dipertontonkan dalam acara berita cuaca di layar TV setiap hari. Iklim merupakan
perpaduan banyak faktor lingkungan, dan dampak dari komponen-komponen
individualnya seringkali lebih menonjol.
2. Suhu
Walaupun pengaruh iklim spesifik pada faktor-faktor tertentu seperti populasi,
sesungguhnya merupakan pengaruh perpaduan suhu dan kelembapan. Namun
dimungkinkan mengkaji pengaruh suhunya, terutama dikaitkan pada suhu ambien
yang mendekati batas toleransi bagi populasi tertentu.
Batas toleransi suhu bagi organisme hidup pada umumnya secara
mengherankan sangat pendek bila dibandingkan pada selisih suhu maksimum-
minimum sebesar 1500C di udara, yang terjadi di daratandan perairan di sekitar kita.
Batas atas toleransi menjadi sangat cepat kritis dibandingkan batas bawah, yaitu titik
leleh sekitar 550C, walaupun banyak organisme rendah dapat menyesuaikan diri
sampai suhu 850C pada sumber air panas seperti lapangan Geyser di Taman Nasional
Yellowstone. Suhu tertinggi air laut ditemui kira-kira 36 0C, tetapi suhu di bawah
naungan di darat dapat lebih tinggi lagi. Di daerah gurun dapat ditemui suhu harian
tertinggi 460C yang berlangsung sampai satu bulan.
Suhu dibawah naungan tertinggi dilaporkan kadang-kadang terjadi sampai
0
55 C. Kondisi itu mendekati titik panas kematian protoplasma banyak organisme
cukup untuk merebus telur. Batas toleransi rendah suhu tidak sekritis batas toleransi
atas, bahkan suhu sangat rendah untuk kurun waktu tertentu acapkali masih dapat
diterima oleh banyak organisme untuk jangka waktu tidak terlalu lama, seperti terjadi
pada proses dorman. Dari Siberia toleransi suhu terrendah -700C, tetapi air
Siberia dilaporkan toleransi
tidak dapat turun di bawah 0 0C dari air laut di bawah -2,5 0C tanpa harus membeku.
Perbedaan suhu yang merupakan batas toleransi di laut lagi banyak organisme, jarak
toleransi itu lebih besar dari pada di daratan.
Banyak jenis burung pada umumnya mampu menerima batas toleransi suhu
yang lebih besar karena makhluk ini dapat memelihara suhu tubuh konstan, tidak
tergantung lingkungannya. Hewan-hewan ini disebut homotermous (secara
homotermous (secara fisiologik
pengendali suhu) atau kadang-kadang disebut berdarah panas.
panas. Hewan yang tidak
memiliki kemampuan mengatur suhu itu disebut poikilothermo
poikilothermou,
u, atau biasa disebut
berdarah dingin,
dingin, walaupun hewan-hewan tersebut pada dasarnya menyesuaikan suhu
tubuh dengan lingkungannya, namun ada juga yang memiliki kemampuan mengatur
suhu tubuhnya.
Ekologi
76
Buku jar
Ekologi
77
Buku jar
keadaannya akan lebih rumit karena faktor-faktor lain berpengaruh juga seperti
kelembapan, tekanan udara, isolasi, dan juga intervensi, serta saling pengaruh
dengan suhu altitudinal. Suhu dengan demikian memberikan pengaruh ekologik pada
penyebaran populasi secara latitudinal musiman dan altitudinal. Disamping interaksi
biotik ini terdapat juga fisik yang fital.
f ital.
Perbedaan pemanasan atmosfer mempengaruhi juga varian suhu diatas
pemukaan bumi yang menghasilkan gangguan udara, termasuk angin lokal, angin
ribut dan global dari pola angin.
Apabila udara yang penuh dengan air dan di dorong keatas oleh massa tanah
atau kotoran udara lainnya, maka lebih banyak atmosfer yang naik dan berkembang,
dan berakibat terjadinya proses pendinginan. Apabila proses ini mencapai titik
kondensasi, dapat terjadi tititk atau butir air kristal es. Hasil ini dapat urun kembali
diatas tanah sbagai hujan, pedut, salju, atau hujan es, semuanya disebut presipitasi
(Gambar 7.4).
3. Prepitasi
Sisi arus angin di pegunungan, tempat massa udara itu dibelokkan keatas,
karenanya lebih bash daripada sisi belakangnya, yaitu yang terletak pada bayangan
hujan. Oah karena massa udara jatuh dan menjadi lebih hangat, akibatnya sisi itu
menjadi lebih rendah, sedangkan defisit kejenuhan lebih tinggi. Jumlah jatuhnya salju
dan keteguhannnya
keteguhann nya merupakan faktor ekologik lokal yang penting dalam wilayah
yang leih dingin. Pada umumnya distribusi dan jumlah hujan merupakan kenyataan
ekologik yangnyata
korelasi yang besar. Distribusi
dengan berbagai
pola-pola tipe
hujan vgetasi7.5)
(Gambar umum didunia memperlihatkan
Ekologi 78
Buku jar
Gambar 7.5 diagram kompasit presipitasi paa situasi hipotetik dipantai Pasifik AS,
menunjukkan curah hujan tinggi pada altitude sedang dan dampak bayangan hujan.
4. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi
Satu sebab berskala lokal ialah jatuhnaya hujan pada umumnya berbaur
dengan faktor-faktor ekologik lainnya. Kombinasi dari faktor itu dapat berbentuk
kehilangan air karena evaporasi dari permukaa tanah atau permukaan vegetasi yang
secara universal disebut evapotranparasi.
evapotranparasi.
Banyak studi telah dikerjakan tentang evapotranspirasi pada bermacam
tanaman pertanian, diantaranya oleh H.L. Penman, seorang ahli fisika yang berkarya
di Balai Pnelitian Pertanian Rothamsted di Inggris. Penelitiannya berkesimpulan
bahwa evapotranspirasi semata-mata merupakan proses fisika yang hasilnya juga
dapat ditmpilkan dalam berbagai parameter fisika. Dengan catatan tidak berbeda
warna, evapotranspirasi suatu areal vegetasi tidak tergantung dari sifat dan biomassa
vegetasi itu, semata-mata merupakan fungsi energi radiasi yang diterima oleh vegetasi
itu. Contohnya, evapotranspirasi padang
padang rumput yang luasnya sama, asal faktor-faktor
lain jumlahnyapun sama
Tentu saja hal tu tidak berarti bahwa tidak akan terjadi perbedaan karena
musim!! Sepanjang tahun suatu tajuk hutan hijau abadi (evergreen)
musim (evergreen) dapat kehilangan
lebih banyak air dibandingkan hutan gugur daun atau padang rumput tempat tunas-
tunas mati selama musim dingin. Banyak terbukti tebang habis untuk keperluan
tanaman setahun secara drastis menurunkan evapotranspirasi hingga kelebihan air
pada permukaan air bawah tanah naik kepermukaan, menyulitkan pertumbuhan
tanaman pertanian seperti pada Gambar 6.6
Ekologi
79
Buku jar
Gambar 7.6 Pengaruh tebang habis hutan. (A) fluktuasi water table sekitar nilai rata-
ratanya. (B) setelah hutan ditebang habis, evapotranspirasi berkurang
menambah penetrasi kedalam water table yang semakin naik ke
permukaan tanah.
dan langsung
menyisihkan air diuapkan.
hujan untukBegitu juga karena
berinfiltrasi denga hujan
sifat yang
tanahjatuh
setempat yang
langsung tidak
dibuang
melalui air permukaan.
5. Klimograf
Tidak semua faktor iklim setempat dapat berpengaruh, namun beberapa saja
diantaranya menciptakan perpaduan yang sesuai. Kenyataan ini dengan berhasil telah
diproyeksikan oleh Thornthwaite (1958) dalam usahanya memperkirakan zona
pertanian besar dan zona hutan. Dalam hubungan faktor-faktor yang berpengaruh itu
disusun kombinasinya, seperti curah hujan dan suhu yang digabung dalam suatu
kurva salib sumbu yang dikenal sebagai klimograf.
klimograf.
Nilai negatif diantara batas toleransi dari parameter klimograf suatu organisme
disuatu tempat dipandang lebih signifikan dari yang positif; atau dapat dikatakan
bahwa populasi tidak dapat berkembang ditempat yang oleh klimografnya ditunjukkan
faktor-faktor iklim utamanya yang melampaui batas toleransi populasi. Hal itu
ditamplkan pada Gambar 7.7
Ekologi
80
Buku jar
Gambar 7.7 Klimograf rata-rata suhu dan curah hujan bagi wilayah pemeliharaan sapi
yang berhasil di Eropa, sesuai di Montana, tetapi
t etapi gagal di Missouri.
Tetapi sebaliknya tidaklah seharusnya hal itu selalu berlaku. Suatu spesies
misalnya dapat ditemukan dalam wilayah dimana batas toleransi jatuh dalam klimograf
faktor iklim utamanya karena pengaruh sifat biotik lingkungannya yang tidak
dipertimbangkan.
Contoh aplikasi klimograf pada studi hubungan zona-zona vegetasi dan iklim
telah dibuat oleh RF. Daubenmire (dari Arthur S. Boughay, 1973) di Amerika Serikat
Barat Laut. Ia memebagi klimograf dalam dua bagian, kurva panas, musim semi, dan
musim panas, serta kurva dingin musim gugur dan musim dingin. Dari Gambar 6.8
itunjukkan ekstrem-ekstrem lebih besar dari suhu diwilayah gurun dan curah hujan
yang jauh lebih besar mengendalikan musim tanam dipadang rumput dalam musim
semi.
Ekologi
81
Buku jar
Gambar 7.8 Klimograf suhu bulanan rata-rata dan rata-rata media presipitasi dari
beberapa stasiun gurun (garis tebal) dan padang rumput (garis titik).
Dalam gambaran setengah-setengah, poligon-poligon menunjukkan
kecendrungan kurva-kurva
kurva-kurva panas(kiri) dan dingin (kanan).
Ekologi
82
Buku jar
Gambar 7.9 Diagram ruang iklim. Kontras perpaduan suhu dan absorpsi suhu seekor
burung (cardinal) da seekor iguana gurun. Keduanya menyerap radiasi
sama dari lingkungan sama, tetapi pada siang hari cardinal absorpsi lebih
besar dengan suhu lebih rendah.
Digambarkan misalnaya pada gambar diatas ruang iklim bagi suatu burung
dan reptil dalam parameter-parameter radiasi, suhu, kecepatan angin. Hal itu ingin
menggarisbawahi bahwa pengaruh suhu yang biasanya dominan dapat dilunakkan
oleh jumlah gerakan udara seperti juga berlaku pada tingkat-tingkat kelembaban udara
6. Cahaya
Dari semua faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem kehidupan pada
jenjang populasi, cahaya paling vital. Tanpa komponen radiasibmatahari
radiasibmatahari ini, begitu
banyak jumlah organisme yang sudah dikenal itu tidak mungkin ada. Fungsi cahaya
merupakan faktor ekologik yang bervariasi intensitasnya, panjang gelombangnya serta
deviasi penyinarannya.kadang-kadang cahaya dipandang sebagai komponen iklim
utama, terutama bila iklim dikaitkan dengan jumlah jam penyinaran cahaya matahari
dalam kurun waktu tetrtentu.
Intensitas cahaya
cahaya paling penting bagi vegetasi, yang telah dipilih pada situasi
tempat tanaman itu hidup dalam responsnya terhadap selang batas nilai-nilai cahaya
tertentu. Manakala intensitas turun sedemikian rupa dan tidak mencukupi untuk
keperluan metabolisme, dikatakan bahwa nilai cahaya telah melampaui titik
kompensasi (kompensation
(kompensation point).
point). Tingkat ini hanya didekat permukaan tanah
dibawah tajuk yang tebal, tempat banyak terjadi intersepsi cahaya oleh lapisan-lapisan
terjal lebih atas.
atas. Intensitas cahaya jugajuga dapat jatuh dibawah
dibawah titik kompensasi
kompensasi pada
hari berawan, saat fajar dan magrib, dan dibawah permukaan air dalam. Ini
menentukan batas terendah zona eupotik pada ekosistem perairan.
Intensitas cahaya dapat diukur dan dinyatakan dalam dua cara; dengan ukuran
iluminasi atau energi. Sel-sel fotoelektrik suatu alat pengukur cahaya mengukur
iluminasi itu. Dalam studi ekologi sekarang ini, pernyataan kuantitatif ini diganti dengan
satuan kalori per cm2 yang dikenal sebagai Langley.Langley. Radiasi sinar matahari yang
Ekologi
83
Buku jar
menyentuh permukaan planet bumi ini intensitasnya 2 gcal per cm 2. Absorpsi oleh
atmosfer, awan dan uap udara mengurangi intensitas cahaya itu menjadi 1,3 gcal
percm2. dari intensitas cahaya 45% merupakan cahaya lembayung (visible
(visible sunlight)
sunlight)
dengan jumlah yang sama radiasi infra merah dan 10% ultraviolet. Karena cahaya
sebagai energi memasuki sistem kehudupan, walaupun secara terbatas sebetulnya
ada sistem otogenik alamiah, intensitasnya merupakan keperluan pertama dalam
penetuan kadar energi yang yang diprlukan bagi suatu sistem agar dapat beroperasi.
Intensitas cahaya juga mengendalikan aktivitas lokomotor pada banyak hewan
rendah, walaupun dengan sangat terbatas juga pada pertumbuhan. Seleksi reaksi-
reaksi tetentu dari sel-sel terhadap intensitas cahaya akhirnya dapat menjelaskan
evolusi visi mekanisme pada hewan lebih tinggi.
Radiasi yang diintersepsikan bumi dari sumber matahari, yang merupakan hal
penting bagi sistem kehidupan diatas planet bumi ini, berkisar diantara panjang
felombang 400-760 milimikron yang dikenal sebagai cahaya matahari. Gelombang-
gelombang ini menyuplai energi radiasi untuk fotosintesis, jadi menjadi penggerak
segala ekosistem ototropik dan secara tidak langsung juga bagi ekosistem
heterotropik. Gelombang cahaya lebih panjang atau inframerah
inframerah (radiasi panas) dapat
dirasakan tetapi tidak dapat dilihat. Begiu juga gelombang lebih pendek, radiasi
cahaya matahari tidak langsung tampak oleh manusia walaupun beberapa seperti
lebah misalnyadapat melihat langsung. Sinar ultraviolet memiliki banyak dampak
terhadap sistem kehidupan, tetapi untungnya
untungnya sebagian besar
besar sinar itu diserap
diserap oleh
ozon pada lapisan atmosfer sekitar 25 kilometer dari permukaan bumi. Dibawah
ketinggian atmosfer
diatas gunung masih
setinggi 5000menyerap sinarpermukaan
meter diatas ultraviolet itu
lautwalaupun lebihsinar
memperoleh sedikit tempat
ultraviolet
dua kali daripada diatas permukaan laut.
Pada umumnya tumbuhan dan hewan emmberikan respon tidak sama
terhadap variasi panjang gelombang cahaya, ada yang memanfaatkan panjang
gelombang tertentu dan netral terhadap gelombang lainnya. Maka ekologik penting
ialah durasi cahaya itu, panjangnya waktudari matahari terbit dan matahari terbenam
setiap harinya yang dikenal sebagai fotoperiodisasi. Musim periodisasi dikhatulistwa
dan di kutub bervariasi musimannya, dari 24 jam sampai 0 jam setiap harinya. Di
subtropik fotoperiode minimal 6 jam sampai maksimal 18 jam, selama summer
fotoperiode dapat lebih lama, pada waktu lebih pendek. Rumusan cermat serta dasar
penetuan faktor astronomik fotoperiode ini merupakan faktor ekologik penting pemicu
perilaku reproduktif hewan dan tumbuhan. Intensitas cahaya yang diperlukan tumbuh-
tumbuhan yang pembuanganya dipicu oleh pencahayaan hari-hari pendek, yang
kemudian dikenal sebagai tumbuh-tumbuhan hari pendek, yang disebut tumbuhan
malam panjang karena apabila interval gelapnya terganggu tidak aka lagi ada
respons. Pohon berbunga seperti Erythrina
Erythrina yang biasanya ditanam sepanjang jalan
dan selamanya diterangi gemerlapnya lampu jalanan sangat terganggu untuk
berbunga.
Pada Gambar 7.10 di bawah di tampilkan perilaku burung pipit inggris pada
tempat dengan lintang berbeda tampak hubungan seks terjadi setiap bulan
dikhatulistiwa, tetapi semakin ke utara atau selatan dari khatulistiwa masa berbiaknya
semakin terbatas hingga pada awal bulan summer di mana hari-hari siang lebih
panjang.
Diluar 500 lintang-lintang utara dan selatang hubungan-hubungan itu terbatas
pada bulan Mei dan Desembe saja. Di wilayah iklim subtropik fotoperiod merupakan
faktor pembatas utama dalam perkembangbiakan itu.
Ekologi
84
Buku jar
Gambar 6.10. perilaku berkembangbiak burung pipit inggris pada latitude berbeda
E. Lingkungan Mikro
1. Iklim Makro vs Iklim Mikro
Disamping perbedaan faktor iklim regional seperti duhu dari presipitasi, variasi
iklim lokal sangat penting membatasi distribusi organisme. Istilah iklim mikro acapkali
digunakan namun lebih baik menggunakan istrilah lingkungan mikro yang sebenarnya
istilah itu belum terlalu lama digunakan.
Walaupun begitu istilah terakhir itu pun masih seringkali diartikan secara relatif,
seperti misalnya seluas volume lapisan-lapisan kanopi hutan (Gambar
( Gambar 7.11)
7.11) ataupun
seluas hanya selembar daun (Gambar
(Gambar 7.12 ). ).
Gambar 7.11. Lingkungan mikro spesies toleran naungan di hutan tropika humida
dengan stratifikasinya.
Ekologi
85
Buku jar
Liang-liang tanah hewan gurun misalnya merupakan contoh yang paling baik
sebagai suatu lingkungan mikro di mana parameter-parameter fisiknya berbeda
dengan lingkungan makronya. Lingkungan udara yang diisap tikus kangguru dalam
liang mempuyai kelembapan udara relatif lima kali lebih tinggi dibandingkan udara
gurun di luarnya. Telah dikaji manakala tikus-tikus itu tidak mempunyai liang untuk
berlindung pada siang hari, kadar kehilangan air udara untuk respirasi akan melebihi
volume
satunya air yang air,
sumber diisimaka
kembali dariitusumber-sumber
hewan metabolismenya
segera akan mati. Tercatat pulasebagai
bahwa satu-
suhu
0
dalam liang hewan malam itu serendah 28 C padahal suhu pada permukaan tanah
melebihi 710C.
2. Fenomena Peralihan
Faktor-faktor lingkungan mikro dapat juga dipandang lebih spesifik sebagai
fenomena peralihan. Apabila kembali pada konsep bahwa segala interaksi lingkungan
secara fundamental ialah isu pertukaran energi, maka interaksi populasi secara fisik
dan kimia dengan lingkungan adalah fenomena peralihan. Hal ini diperkenalkan di
Amerika oleh D.M. Gates 1972) yang memperkenalkan
memperkenalkan istilah teleoclimate
teleoclimate bagi
lingkungan mikro peralihan yang kritis itu.
Dalam ekologi populasi, fenomena peralihan sangat penting dalam modifikasi
kritis parameter suhu. Seperti misalnya tingkat-tingkat toleransi nilai suhu yang kritis
sangat dimodifikasikan oleh kadar gangguan udara lingkungannya. Pada populasi
vegetasi misalnya modifikasi dirumuskan dengan faktor winter chill . Pada hewan
Ekologi
86
Buku jar
dihubungkan dengan gerakan-gerakan udara dan begitu juga dengan pengaruh suhu
tinggi dan kelembapan udara rendah. Baik tumbuhan maupun hewan menampakkan
upaya adaptasinya seperti bertambahnya bulu yang diinterpretasikan untuk
membatasi gerakan udara.
F. Tanah
1. Kedudukan dan Peran Tanah
Lingkungan mikro dan makro dipengaruhi oleh banyak faktor lain selain suhu
dan evaporasi saja yang mempengaruhi penampilan, tumbuh serta berbiaknya hewan,
tumbuhan dan populasi-populasi mikroba. Beberapa diantaranya ialah tekanan
oksigen dan karbondioksida, tekanan barometer dan radiasi surya.
Medan lingkungan makro tempat faktor-faktor itu bereaksi dengan organisme
hidup disebut biosfer , yang terbagi dari hidrosfer termasuk atmosfer dan faktor
lingkungan yang baru saja diungkapkan, dan pedosfera
dan pedosfera atau
atau litosfera
litosfera,, yaitu tanah.
Tanah adalah lapisan yangbterlapuk dari lapisan kerak bumi tempat organisme
dan berbagai produksnya berbaur. Tanah terdiri dari tiga komponen yang jelas tetapi
independen satu sama lain. Pertama adalah materi bahan induk yang berkembang
dari substratum batuan geologik tubuh bumi di bawahnya. Kedua, bahan-bahan
organik mati dan masih hidup dari ragam populasi di dalam dan di atas tanah yang
merupakan larutan cair tanah dan atmosfer tanah. Ukuran serta sifat butir-butir bahan
induk geologik serta jumlah bahan organik merupakan yang terpenting, karena
keduanya menentukan ketersediaan air dan nutrisi bagi tumbuhan, hewan dan
populasi mikroba yang hidup di dalam dan di atas tanah termasuk atmosfer tanah
tempat populasi tumbuh.
Secara ekologis tanah dapat dilihat dengan beberapa cara. Bagi pakar ekologi
komunitas, tanah merupakan rangkaian luas dan rumit dari ekosistem mikro
heterotropik atau heterogenik, seperti juga zona epotik di bawah laut malam.
Mikroekosistem itu dapat dipelajari secara fisik sebagai media daur ulang nutrisi
esensial bagi ekosistem terestris autotropik atau autogenik. Atau dilihat secara kimia
sebagai reservoar bahan-bahan kimia esensial hewan, tumbuhan dan mikroba seperti
air, oksigen, karbondioksida. Sekarang dikatakan pula bahwa tanah merupakan
reservoar tak terbatas dari banyak bahan antibiotik dan alelokemi.
Dua aspek dari tanah yang tidak boleh terlewat dipelajari, yaitu profil-profil
tanah dan tipe-tipe tanah.
2. Profil-Profil Tanah
Pakar pedologi (ahli tanah) mengklasifikasikan tipe-tipe tanah melalui
penampang tanah yang tampak dan disebut profil tanah
tanah seperti terlihat pada gambar
7.13
Ekologi
87
Buku jar
Gambar 7.13. Diagram dua profil tanah yang berbeda, (A) Podzol terbentuk di daerah
hujan tinggi,(B) cernozen berkembang di daerah kering. Ketiga Horizon
A,B dan C berbeda kedalamannya;
kedalamannya; begitu juga distribusi ion-ion
terlarutnya.
Ekologi
88
Buku jar
menjadiDisemakin
bawah asam dan miskin.
pengaruh dingin dan basah dari tanah podsol, humus cenderung
terakumulasi sebagai gambut ( peat
peat ).
). Pengaruh humus dalam pembentukan tipe tanah
sudah banyak diketahui: diikat butir-butir liat yang halus membentuk kompleks koloidal
yang mencirikan sifat-sifat khas tanah. Kompleks koloidal meningkatkan daya ikat air
dari tanah dan memperlambat gerakan air dan udara; diikuti juga nutrisi esensial dari
pencucian. Faktor-faktor ekologi yang paling mempengaruhi organisme adalah tekstur,
yaitu proporsi relatif butir dari berbagai ukuran seperti pasir, lempung dan liat;
kandungan humus; reaksi tanah, pH, kandungan air dan udara tanah, serta kapasitas
tukar dan kadar kejenuhan,
k ejenuhan, yaitu ketersediaan bermacam mineral dalam tanah.
4. Nutrisi
Berdasarkan cara makannya, organisme dibedakan dalam autotrop dan
heterotrop. Walaupun ada pengecualian, autotrop
autotrop adalah tumbuhan hijau yang
langsung yang mensintesiskan makanan sendiri dari unsur-unsur dasar inorganik.
Heterotrop merupakan hewan atau organisme penghancur yang hanya dapat
memanfaatkan senyawa organik untuk makanannya; dengan kata lain makanannya
harus autotrop baik yang masih hidup, sudah mati, atau heterotrop lain.
Selain karbon dan oksigen yang didapat autotrop dari udara, tumbuhan hijau
secara eksklusif tergantung dari tanah sebagai sumber sekitar 30 unsur esensialnya
selain kedua senyawa dari udara tadi. Penekanan ini perlu karena air hujan
mengandung berbagai larutan materi yang cukup banyak tetapi belum lengkap, serta
meningkatnya pula nitrogen udara yang secara kimiawi diikat oleh organisme-
organisme mikro dalam protoplasma. Nutrisi-nutrisi yang diikat dari tanah oleh
tumbuh-tumbuhan karenanya merupakan sumber utama segala unsur esensial,
kecuali karbon dan oksigen bagi populasi hewan dan mikroorganisme aerobik.
Beberapa macam nutrisi diambil hewan terestis melalui air minum dan dalam
lapisan
telah garam
ada data (salt
bahwa licks). Pada lingkungan
invertebrata maritim, situasinya
perairan mengambil dapat berbeda,
sekurang-kurangnya duakarena
puluh
jenis asam amino
amino dai air laut
laut dan langsung
langsung memanfaatkannya.
memanfaatkannya.
5. Nutrisi Tanah
Nutrisi terbanyak yang tersedia dalam tanah ialah fosfat, nitrat, dan garam
sulfat dari kalsium dan kalium. Fosfat tidak melimpah; sebagian dilepaskan dalam
proses pelapukan proses pembentukan tanah, tetapi sebagian besar fosfat terjadi dari
pemecahan bahan-bahan organik tanah. Walaupun 98% gas atmosfer adalah
nitrogen, hanya beberapa jenis bakteri saja yang dapat mengikatnya; tumbuhan hijau
biasanya mendapatkan nitrogen yangyang diperlukannya
diperlukannya dari nitrat-nitrat dalam tanah
tanah
yang juga terbebas pada saat bahan-bahan organik diuraikan.
Beberapa tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk lain seperti dalam
bentuk garam amonium. Jenis ganggang tertentu menyerap nitrit dan asam amino,
juga sulfat yang
yang melimpah pada
pada tanah dan lautan,
lautan, yang jumlahnya
jumlahnya jarang
jarang berkurang.
berkurang.
Kalsium dalam tanah didapati sebagai kapur atau kalsium karbonat. Jumlahnya
tergantung proses pelapukan dan perpaduan pengaruh iklim dan biologik terhadap
materi dasar batuan, serta dari komposisi asalnya, pada tanah-tanah asam, kation
kalsium cenderung ditekan ion-ion hidrogen tempat kalsium tecuci. Proses
pembentukan tanah pada tempat miskin kalsium berbeda dengan tempat yang kaya
kalsium. Kehadiran tumbuh-tumbuhan pada umumnya dibatasi oleh tipe-tipe
tanahnya, garam-garam kalium didapat pada proses pelapukan yang umum terjadi
pada segala bahan batuan.
Trace elements seperti
elements seperti besi, zinc, boron dan tembaga biasanya tersedia cukup
pada tanah dan air alam; keterbatasannya hanya terjadi karena pengecualian. Ciri
Ekologi 89
Buku jar
sedikitnya elemen diatasdapat digambarkan bahwa satu bagian dari 200 juta bagian
sering dapat dideteksi.
Oleh karena jumlah fosfor, natrium dan kalium merupakan faktor pembatas
pada tanah pertanian, usaha komersial yang sukses acapkali tercapai dengan
campuran elemen itu bagi tanah yang biasanya terbentukK-fosfat dan amonium sulfat.
Percobaan di tanah pertanian dengan trace elements sangat terbatas, tetapi boron
dan kobalt ternyata terbukti
t erbukti sebagai faktor-faktor pembatas penting.
6. Nutrisi-nutrisi Danau
Seperti juga pada tanah, berbagai nutrisi yang tersebar di perairan tawar
beragam dari danau ke danau, baik pada kedalamannya maupun musimnya.
Dipandang
Dipandan g dari ketersediaan
ketersediaan nutrisi tanah, dibedakan menjadi oligotropik, entropik dan
distropik. Danau Oligotropik dengan perairannya yang dalam selalu kekurangan NPK
dan materi organik, disis lain oksigen selalu tinggi pada seluruh kedalamannya.
Danau-danau eutropik relatif dangkal, kaya akan NPK, bahan organik dan nutrisi
lainnya; kandungan oksigen mengalami kelangkaan musiman. Danau Distropik
merupakan gambut dengan NPK dan bahan organik sangat banyak; konsentrasi asam
humik yang tinggi mengakibatkan pemiskinan oksigen dan mengalami pemanfaatan
nutrisi-nutrisi.
Ekologi
90
Buku jar
9. Api
Walaupun malapetaka dust bowl tahun 1930 tidak mungkin dapat terjadi tanpa
campur tangan manusia, tanah sesungguhnya seringkali mendapat gangguan yang
bersifat lokal seperti banjir, avalances
avalances (salju
(salju longsor) tanah longsor, kejatuan batu, dan
terutama api.
Malahan sebelum dikenal ada manusia, api secara periodik telah terjadi karena
halilintar, dan gunung api terjadi di banyak tempat kecuali ditempat yang basah seperti
hutan tropik humida. Memang
Memang dimungkinkan
dimungkinkan bahwa beberapa tumbuhan
tumbuhan dan hewan
seperti yang terdapat di Chapparal yang berkembang dikaitkan dengan apai sebagai
faktorekologik yang malahan diperlukan untuk mencapai keseimbangan. Beberapa
jenis
dekat konifer misalnya
hubungannya Lodgepole
hubungannya jackpine
jackpine pine (pinus
pine
(P-banksiara
P-banksiara)) tidakcantarta) dan dengan
dapat bebas melepasjenis lain yang
biji-bijinya dari
buahnya (cone
(cone)) yang keras sampai api menjatuhkannya, sehingga biji-biji itu hanya
bertebaran dalam jumlah besar sehabis kebakaran hutan. Di semua kontinen Australia
dan hutan tropik di Savana Afrika berlangsung evolusi pada lingkungan yang terkena
kebakaran tahunan.
Masih banyak arela yang luas seperti hutan boreal yang membentang di
Kanada Utara, Eropa Utara, dan Rusia serta hutan ponderosa di Amerika Serikat
(Gambar 6.14)
6.14) tempat kebakaran lokal terjadi berulang kali dalam kurun waktu
barangkali antara 20-100 tahun.
Gambar 7.14. Kecenderungan kebakara hutan pinus ponderosa diAS Barat
mencipatakan tegakan-tegakan seumur (A) akumulasi sisa-sisa
vegetasi kering mudah terbakar pada hutan yang beregenerasi, (B) petir
atau api buatan manusia memusnahkan anakan pohon muda pada saat
bencana api yang menekan pertumbuhan anakan-anakan baru itu
berkurang.
Namun demikian, api sebagai faktor ekologi besar tampaknya jelas semata-
mata berkat bantuan manusia. Dapat dipahami pada saat-saat
saat-saa t awal Homo sapiens
sapiens
Ekologi
91
Buku jar
dan nenek moyang langsung manusia tidak mungkin dapat mencatat sukses besar
berburu dan meramu tanpa api. Begitu juga di daerah tropis pertanian tidak mungkin
berkembang tanpa api untuk membersihkan vegetasi dan untuk memperoleh nutrisi
bagi tanaman pertanian seperti tertera pada tabel 7.3.
7.3.
Tabel 7.3 Perkiraan Nutrisi Terbatas Dengan Membakar Vegetasi Tropis (dalam
lbs per acre).
Metode tebas bakar yang menjadi perhatian para antropologi dapat dibuktikan
kenyataan besarnya jumlah nutrisi yang iperoleh, tetapi untuk mengembalikan tanah
dan vegetasi diperlukan waktu sekurang-kurangnya 15-50 tahun.
Ekologi
92
Buku jar
BAB VIII
EKOSISTEM DAN KOMUNITAS
A. Konsep Ekosistem
Di alam terdapat organisme hidup (biotik) dengan lingkunganya yang tidak
hidup (abotik) saling berinteraksi dan berhubungan erat serta saling mempengaruhi
satusama lain yang merupakan suatu sistem. Di dalam sistem tersebut terdapat dua
aspek penting yaitu arus energi (aliran energi) dan daur materi (daur mineral). Aliran
energi dapat terlihat pada struktur makanan (struktur tropik), keragaman biotik dan
siklus materi. Sistem tersebut dinamakan ekosiste
ekosistem.
m.
Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas atau
kesatuan dari suatu kemunitas dengan lingkungannya
lingkungan nya dan di dalamnya terjadi
interaksi. Di sini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan
saja, tetapi segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta
energi yang menjadi sumber kekuatan. Untuk mendapatkan senergi dan materi yang
diperlukan untuk hidupnya semua komunitas bergantung pada lingkungan abiotik.
Organisme produsen memerlukan energi, cahaya, oksigen, air dan mineral yang
semuanya diambil dari lingkungan abiotik. Energi dan materi dari konsumen tingkat
pertama diteruskan ke konsumen tingkat kedua danseterusnya ke konsumen-
konsumen lainnya melalui jaring-jaring makanan.
Materi dan energi berasal dari lingkungan abiotik akan kembali ke lingkungan
abiotik. Dalam komunitas dalam lingkungan abiotiknya merupakan suatu sistem yang
disebut ekosistem. Jadi konsep ekosistem menyangkut semua hubungan antara
komunitas dan lingkungan abiotiknya. Di dalam ekosistem setiap spesies mempunyai
laindalam suatupendekatan
ekosistem atau sistem. Pendekata
menyeluruhtersebut ).dapat disebut sebagai pendekatan
(holistic ).
(holistic
Ekologi
93
Buku jar
Ekologi
94
Buku jar
Ekologi
95
Buku jar
Pada umumnya interaksi antar spesies organisme yang berbeda dan juga
interaksi antar spesies tertentu dengan lingkungan fisiknya tergantung pada
mekanisme putaran umpan balik, baik positif maupun negatif. Semua organisme
dalam ekosistem pada suatu saat merupakan bagian dari mekanisme putaran umpan
balik, baik bersifat positif atau negatif. Akhirnya disadari perlunya menggunakan
ukuran-ukuran kuantitatif dalam memahami lebih jauh dinamika ekosistem itu dalam
kenyataannya di lapangan.
Tolok ukur kelimpahan (abundance
(abundance)) suatu spesies atau keragaman spesies
dapat digunakan. Pendekatan lain menggunakan masa hidup spesies (standing
( standing corp)
corp)
atau berat hidupnya (biomass
(biomass)) yang penggunaannya harus penuh kecermatan karena
berat hidup spesies tidak beragam karena tegantung kandungan air di dalamnya.
2. Dinamika Ekosistem
Melalui pembahasan bagian-bagian yang lalu, sebenarnya telah sempat
dibahas konsep-konsep komunitas utamanya dalam kaitannya dengan pembahasan
rantai pakan dalam ekosistem. Di sini ingin dikukuhkan kaidah-kaidah ekologi lain
ialah watak ekosistem yang dinamik. Watak itu berkembang pada hakikatny
hakikatnya
a dari sifat
adaptif organisme itu sendiri. Seperti telah ditulis, komunitas itu sendiri dirumuskan
sebagain ”kumpulan (assemblage
(assemblage)) dari populasi dalam ekosistem”. Dengan demikian
pembahasan konsep komunitas dapat dipahami dari konsep jenjang satuan biologik di
bawahnya, seperti populasi, individu organisme atau satuan organisme di bawahnya
lagi (sel dan gen).
Suatu komunitas memang terdiri dari populasi-populasi yang membentuk
komunitas itu, tetapi konsep komunitas sekali-kali tidak merupakan penjumlahan sifat
populasi anggotanya. Dalam ekosistem, berbagai populasi memang dengan erat
berinteraksi sesamanya, bersaing ketat memperoleh keperluan sumber daya
lingkungannya. Hubungan populasi-populasi dalam komunitas merupakan keterkaitan
halus sesamanya dalam hubungan fungsional yang saling mengisi dan membentuk
keseimbangan komunitas yang dinamik.
Komunitas merupakan kesatuan dinamik dari hubungan-hubungan fungsional
antara populasi-populasi anggotanya yang berperan pada posisinya masing-masing,
menyebar dalam ruang dan tipe habitatnya. Keanekaragaman spesies komunitas dan
spektrum interaksi sesamanya serta pola-pola aliran energi dan nutrisi dalam
komunitas itu menuju suatu keseimban
k eseimbangan.
gan.
Buku jar
Reptilia 107 21 5 0
Amphibia 50 21 17 0
Ikan Air Tawar * 75 20 1
Ikan Laut 650 225 75 *
Lokan Berbunga 2.500 1.650 390 218
Paku dan Lumut * 70 31 11
* tidak ada data
kekayaan spesiesnya
satu lebih sama Sama,
(equitable)
(equitable apabila yang
) daripada kelimpahan
lainnya.relatif spesies pada komunitas yang
Gambar 8.3. Kurva Distribusi Log-Normal Spesies di Arizona (Whittaker, 1965)
Ekologi
97
Buku jar
C. Struktur Komunitas
1. Relung Ekologi
Setiap populasi dalam komunitas mempunyai fungsi yang berbeda. Istilah
relung ekologik (ecological
(ecological niche)
niche) pada umumnya digunakan untuk menjelaskan peran
suatu spesies dalam suatu spesies dalam suatu komunitas. Relung mengandung
semua ikatan (bounds
(bounds)) diantara populasi dengan komunitas dan ekosistem tempat
populasi berada. Termasuk ikatan-ikatan itu ialah faktor-faktor seperti toleransi ruang
dan optimalisasi segala perubahan lingkungan abiotik, organisme pakan dan
pemakan, sebaran (selang) ruang hidup spesies dan struktur populasi spesies. Setiap
spesies mempunyai relung ekologik dalam relung ini merupakan determinan pokok
dan adaptasi struktural , fisik dan perilaku populasi. Tetapi untuk mengetahui relung
suatu spesies
menonjol dalam komunitas
dan sebaliknya bahkan adatidak mudah
yang karena ada
dapat menutupi peran
peran faktorfaktor
lain. itu yang
Relung adalah watak komunitas walaupun acapkali dikatakan suatu relung
dengan nama jenis populasi yang menghuninya. Relung sebenarnya adalah ruang
tempat populasi dalam struktur komunitas yang tidak bermakna sama sekali kalau
komunitas itu tidak ada. Komunitas dalam ekosistem yang memiliki faktor-faktor
lingkungan kurang serupa dapat mempunyai satu atau lebih relung yang serupa.
Adaptasi populasi yang menghuni relung itu seringkali juga sangat identik walaupun
walaupun
sama sekali tidak terkait. Teladan situasi ini dibuktikan mengenai jenis-jenis kaktus
yang hidup di gurun Amerika Serikat sebelah barat yang identik dengan spesies famili
lain yang hidup di gurun Afrika sebelah Selatan. Keduanya tidak ada kaitannya sama
sekali.
Begitu banyak teladan lain dari jenis-jenis burung yang hidup pada dua
ekosistem berjauhan sama sekali. Seperti telah sempat disinggung di muka situasi ini
disebut ekuivalen ekologik .
Sifat lain dari watak relung ialah bahwa tidak ada dua spesies yang hidup
dalam komunitas yang sama dapat menghuni relung yang sama. Keadaan ini telah
lama dibuktikan oleh percobaan klasik oleh Gause (1934), seorang ilmuwan Rusia
yang memelihara spesies-spesies Paramaecium dalam sebuah ruang yang sama.
Ketika Gause memelihara P. Aurelia
Aurelia bersama P. Caudatum
Caudatum dalam ruangan itu,
setelah enam belas hari hanya P. Aurelia
Aurelia yang tinggal (semua P. Caudatum
Caudatum mati).
Tetapi ketika P. Bursaria dipelihara
Bursaria dipelihara bersama P.caudatum
P.caudatum,, keduanya tetap dapat hidup
Ekologi
98
Buku jar
2. Habitat
Aspek penting dari relung populasi ialah orbit (menyatakan range range yang
merupakan ruang kehidupan spesies lingkungan geografi yang luas) dan habitat
(menyatakan ruang kehidupan lingkungan lokasinya) yang menunjukkan yang
menunjukkan tempat populasi hidup dan berfungsi dalam ekosistem. Habitat ialah
toleransi dalam orbit tempat suatu spesies hidup termasuk faktor lingkungan yang
cocok dengan syarat hidupnya. Perbedaan habitat itu dapat ditunjukkan pada daun-
daunan Eucalyptus blakelyi di dataran tinggi Australia Tenggara yang merupakan
habitat bagi Cardiaspin
Cardiaspina
a albitextura.
albitextura. Begitu juga dalam percobaan yang dilakukan oleh
Gause menunjukkan habitat P.Bursaria
P.Bursaria berbeda
berbeda dengan habitat P. Caudatum.
Caudatum.
Semacam spesies organisme penghancur (pembusuk) daun hanya hidup pada
lingkungan sel-sel daun lapisan atas fotosintesis, sedangkan spesies organisme
penghancur lainnya hidup pada sel-sel daun bawah pada lembar daun yang sama
hingga mereka hidup bebas dan tidak saling mengganggu. Lingkungan sel-sel dala
selembar daun di atas disebut mikrohabitat sedangkan keseluruhan daun dalam
lingkungan makro disebut makrohabitat . Lingkungan iklim kedua habitat tersebut itu
tentunya juga tidak sama, yang disebut iklim mikro
mikro (microclimate
microclimate)) pada lingkungan
pertama dan yang terakhir disebut iklim makro (macroclimate
macroclimate).
).
3. Penyebaran Relung
Pengaruh relung yang menunjukkan posisi populasi dalam komunitas kepada
komunitas merupakan fungsi spektrum keseluruhan faktor yang mempengaruhi
komunitas itu. Dapat terjadi dua spesies yang menggantungkan makanannya pada
organisme yang sama seperti Psyllaephagus genistus genistus dan P. Enus,
Enus, keduanya
menyerang Cardiaspin
Cardiaspina
a albitextura,
albitextura, tetapi ternyata kedua Psyllaephagus menyerang
Cardiaspina pada
Cardiaspina pada dua tingkat pertumbuhan larva serangga itu yang berbeda. Dengan
demikian pada hakekatnya kedua Psyllaephagus
Psyllaephagus masing-masing memiliki relung
sendiri yang bersinggungan dalam ekosistem yang berwujud karena gradasi
pemanfaatan faktor-faktor lingkungan yang berbeda, seperti Gambar 8.4.
8.4.
Gambar 8.4. Diagram Satu Segi Relung Dua Populasi
Ekologi 99
Buku jar
Faktor-faltor yang dimkasud itu misalnya faktor fisik dan kimia lingkunga
abiotik, spesies dan ukuran organisme sebagai sumber makanan atau interaksi
interspesifik lain yang lebih rumit. Kurva tersebut menggambarkan respons terhadap
keanekaragaman faktor yang berpengaruh luas, kurva merupakan jumlah makanan
segala ukuran yang merupakan pakan populasi. Jika faktor lingkungan adalah
temperatur, maka luas kurva adalah populasi. Kurva tersebut dapat dikembangkan
dengan mengubah faktor lingkungan, misalnya dengan perbedaan kelembapan udara
akan diperoleh Gambar 8.5.
Gambar 8.5. Diagram Relung-Relung Dan Populasi Dalam Proses Terhadap Dua
Faktor Lingkungan
Yang penting dari diagram tersebut ialah ilustrasi pola-pola interaksi di antara
populasi dihubungkan dengan ruangan relung multidimensional (niche-space( niche-space).
).
Tumpang-tindih relung berkurang dan relung-relung itu cenderung memisah pada
lingkungan yang stabil, tetapi pada lingkungan yang gersang relung-relung cenderung
agak berpisah.
Aturan umum yang berlaku dalam tumpang
tumpang tindih relung-relung itu ial
ialah
ah bahwa
individu-individu dalam area tumpang-tindih saling bersaing. Seleksi alam akan
menampilkan yang kuat tergambar pada ilustrasi dua relung yang tumpang-tindih
berikut ini, yang menggambarkan perubahan pola tumpang-tindih dua skenario;
Pertama, kedua relung mengecil dan terjadi spesialisasi. Skenario kedua, salah satu
Ekologi
100
Buku jar
Ekologi
101
Buku jar
Salah
lingkungan satu penyebab
populasi struktur
ialah proses aliran komunitas mempengaruhi
bahan nutrisi. keanekaragaman
Dalam komunitas yang sangat
sederhana, sedangkan jalur aliran energi dan nutrisi terbatas, sterbuka sedikit bagi
organismenya untuk memberikan reaksi apabila terjadi perubahan aliran itu.
Fleksibilitas jaringan pakan sangat terbatas, populasi yang bereaksi sangat kuat
terhadap fluktuasi lingkungan abiotik akan menyebabkan fluktuasi yang paralel pada
populasi lain pada komunitas. Pengaturan stabilitas komunitas dalam hal ini lebih
banyak ditentukan oleh perubahan eksternal lingkungan abiotik, dan sangat sedikit
oleh kemampuan mengatur diri faktor-faktor biologik.
Dalam komunitas yang lebih beragam dengan lebih banyak populasi pada
setiap jenjang tropik, serta lebih besar peluang populasi memperoleh pakan pada lebih
dari satu jenjang terbuka, fleksibilitas lebih besar dari pola arus energi. Apabila tidak
ada spesies yang dominan, maka semua populasi secara relatif independen, maka
mekanisme kendali interspesifik dalam komunitas dapat menahan berbagai pengaruh
perubahan abiotik. Spesies dominan berpengaruh lebih besar terjadi pada komunitas
hingga interaksi sesamanya lebih besar dan tentunya dengan peran spesies dominan
yang lebih besar.
Keterkaitan struktur komunitas dengan keteguhannya jauh melampaui faktor
kerumitan jaringan pakan. Interaksi antarspesies yang mempengaruhi pengaturan
populasi dan stabilitasnya tergantung pada faktor perubahan habitat dan tidak ada
hubungannya dengan aliran energi. Hal ini dapat dilihat pada diagram Gambar 8.8.
Ekologi
102
Buku jar
Gambar 8.8. Diagram keterkaitan spesies-spesies dalam komunitas. (a) komunitas
rumit dengan interaksi stabilitas yang besar, (b) komunitas sederhana
dengan interaksi stabilitas normal.
Ekologi
103
Buku jar
Gambar 8.9. Pengaruh dominasi pada komunitas sederhana (a) pengaruh dominasi
jelas; (b) interaksi
interaksi seragam.
D. Pola-Pola Komunitas
1. Keteguhan Lingkungan dan Keanekaragaman Komunitas Komunitas
Segala aspek komunitas berubah pada ruangan yang berlainan, termasuk
struktur komunitas dengan fenomenanya yang terkait, seperti stabilitas komunitas atau
penyebaran
penyebara n geografik populasi dan komunitas tertentu. Pada umumnya pola distribusi
penyebaran komunitas dikendalikan oleh faktor abiotik seperti suhu, curah huja, atau
salinitas yang terjadi luas dan dikendalikan faktor-faktor yang bersifat regional dalam
wilayahHalsempit,
yangyang dipengaruhi
menarik oleh heterogenitas
dan penting ekosistem.
pada pola distribusi komunitas ialah bahwa
aspek struktur komunitas, yaitu keanekaragaman
keanekaragaman dan
dan stabilitas komunitas,
komunitas, ttergantun
ergantung
g
pada keteguhan lingkungan ekosistem. Ekosistem dengan lingkungan stabil seperti
hutan tropik, humida dan terumbu karang misalnya, disebabkan sangat teguhnya
stabilitas faktor abiotik penting terutama iklim yang kadar perubahannya rendah serta
dapat diantisipasikan. Karena watak lingkungan seperti itu, organisme banyak yang
kemudian mengembangkan spesialisasi pada lingkungan yang dapat meningkatkan
efisiensi memenuhi tuntutan lingkungannya, sehingga memiliki kemampuan efektif
dalam persaingan interspesifik. Kecenderungan spesialisasi ini tentunya sebagai
akibat kecenderungan proses diversifikasi relung. Sifat yang demikian memang
merupakan watak lingkungan yang stabil.
Watak logik komunitas seperti itu mengandung
mengandung banyak jumlah
jumlah populasinya,
populasinya,
tetapi anggotanya (individu) terbatas dan dominasipun tidak ada. Dengan demikian
terlihat langsung kaitan keteguhan ekosistem itu dengan keteguhan komunitas dan
keanekaragaman komunitas yang tinggi. Dengan kata lain dalam ekosistem yang
Ekologi
104
Buku jar
Ekologi
105
Buku jar
komunitas. Sedangkan pada kurva B spesies pada kedua ujung gradasi sama sekali
berbeda. Satu sifat komunitas lain dalam kaitannya dengan fakta batas dan gradasi
komunitas itu ialah zona diantara dua komunitas yang membentuk transisi. Sifat itu
dibuat diagramnya oleh WB.Clapham (1973) seperti Gambar 8.11.
8.11.
Zona transisi di antara dua komunitas yang berbeda dapat merupakan ruang
sempit yang hanya beberapa meter saja, namun sering juga cukup luas hingga
membentuknya.
membentukny a. Komunitas baru seperti diagram di atas, zona yang terbentuk memiliki
keanekaragaman lebih tinggi dari keanekaragaman masing-masing yang tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental lingkungan, kecuali terjadi perubahan pada
salah satu komunitas yang membentuknya.
membentuknya.
Ekologi
106
Buku jar
ini dalam jangka waktu yang lebih lama mengakibatkan perubahan besar pada
komposisi dan struktur suksesi ekologik, sebagai reaksi komunitas perubahan faktor
biotik fundamental dan evolusi komunitas.
Dalam contoh tulisan ini suksesi ekologik digambarkan dari awal suatu
ekosistem hutan yang mengalami kebakaran besar sehingga mengakibatkan lahan
menjadi gundul. Kendati demikian pada lahan gundul itu dapat tersisa vegetasi akar-
akaran dan biji-biji dorman yang mulai hidup kembali membentuk ekosistem baru.
Jenis-jenis pertama yang mulai membentuk komunitas baru itu disebut jenis pionir,
yang memelopori kehidupan di lingkungan gersang yang kemudian mati, ditambah
semak-semaknya sewaktu masih tumbuh dan meningkatkan mutu kondisi lingkungan
biotik, yang memungkinkan organisme lain hidup, baik yang dominan di tempat
maupun kedatangan spesies baru dari luar, meningkatkan komunitas semakin
dewasa. Pertumbuhan komunitas semakin dewasa ini disebut proses suksesi. Proses
ini berlanjut terus menuju keseimbangan puncak yang dalam tulisan ini disebut
d isebut puncak
keseimbangan dinamik (PKD/klimaks).
Walaupun suatu saat PKD tampaknya tercapai, secara alami komunitas itu
sesungguhnya berlanjut terus dalam suksesi menuju PKD baru yang lebih stabil.
Proses itu digambarkan pada diagram Gambar 8.12 .
Menarik untuk dilihat lebih dekat ialah kedudukan dan peran bermacam jenis
pionir yang ternyata begitu penting dalam suksesi primer. Pada dasarnya jenis-jenis itu
hisup pada lingkungan habitat yang sangat gersang. Jenis pionir harus merupakan
jenis generalis dengan relung yang lebar, mampu bertahan terhadap fluktuasi faktor
abiotik yang tidak melemah karena pengaruh kekuatan intrakomunitas.
intrakomunitas.
Produksi primer dan biomassa komunitas pionir ternyata rendah, jadi rasio
produksi primer terhadap biomassa terjadi maksimum pada stadium awal suksesi
seperti kurva Gambar 8.13.
8.13.
Rasio tersebut merupakan ukuran jumlah energi fotosintesis yang diikat dan
diperlukan membangun tingkat biomassa tertentu. Jadi merupakan ukuran
transformasi eergi. Tingginya rasio awal pada suksesi menunjukkan keperluan energi
untuk membuat tingkat biomassa itu, atau dapat dikatakan jenis pionir sebagai spesies
generalis tidak cukup efisien mengikat energi. Keanekaragaman komunitas pionir
Ekologi
107
Buku jar
memang rendah, jadi jaringan pakan kurang berkembang, dan interaksi interspesifik
terjadi minimal. Ekosistem tingkat awal suksesi relatif terbuka terhadap nutrisi; dengan
kata lain fase organik siklus nutrisi kurang berkembang, aliran nutrisi ke dalam dan
keluar sistem berlangsung mudah. Jadi komunitas pionir organismenya kurang
bekembang dan tidak stabil. Akan tetapi kehadiran komunitas pionir yang terdiri dari
populasi-populasi yang tahan akan kondisi gersang dari tahap-tahap suksesi awal.
Buku jar
Ekologi
109
Buku jar
Buku jar
Gambar 8.15 Bagan Rekonstruksi jaringan pakan komunitas vertebrata modern. (a) Awal ampibi memasuki darat 350 juta tahun; (b)
Jaring pakan vertebrata yang masih didasarkan rantai pakan akuatik 300 juta tahun yang lalu; (c) Komunitas vertebrata
modern dengan tampilnya vertebrata herbifora terestis 250 juta tahun lalu.
Ekologi
111
Buku jar
BAB IX
ENERGI DAN MATERI
Gambar 9.1. Bagan pertukaran dan nutrisi dalam suatu ekosistem hipotesisi (Ian
Desmukh, 1986).
anggota komunitas.memperoleh
tumbuh-tumbuhan Sebagian besar nutrisi berputas
nutrisinya (siklus) dalam ekosistem,
dari simpanan-simpanan ( pools
pools))
organik lingkungan di dalam ekosistem di atmosfer, air, tanah atau sedimen.
Nutrisi ini mengalir melalui jaringan pangan dalam bentuk molekul-molekul
organik, namun sebagian besar kembali ke simpanan-simpanan inorganik
Ekologi
112
Buku jar
Buku jar
Gambar 9.2.a. disposisi SS dalam atmosfer, ke bumi dan kembali ke alam bebas
(Albedo).
Ekologi
114
Buku jar
Ekologi
115
Buku jar
Jika Gambar
angka insolasi data
318.000 dan Tabel
ly/tahun bagi di atas dimanfaatkan
komunitas tumbuhan lagi dapat digunakan
di Hamburg, 1% dari
energi ini yaitu 3.180 ly/tahun dimanfaatkan oleh jaringan-jarinan hidup. Angka ini
memang kelihatan sangat kecil tetapi dibandingkan dengan energi yang
diperlukan untuk memanaskan lapisan bawah atmosfer jumlahnya tidak jauh
berbeda. Jadi walaupun energi itu kelihatan kecil sekali dibandingkan dengan
potensi energi cahaya matahri yang begitu besar, peranannya bagi dunia
kehidupan sangat berarti. Uraian yang baru saja di tulis itu menunjukkan
memang dunia kehidupan hanya merupakan salah satu aspek saja dari
ekosistem, dan energi diperlukan juga oleh aspek-aspek ekosistem lainnya, yaitu
keseimbangan udara, keseimbangan air dan keseimbangan padat bumi, yang
kahirnya menciptakan keseimbangan ekosistem besar di dunia ini.
Adapun yang lebih menarik sebagai catatan akhir tentang pemanfaatan
pemanfaatan
cahaya matahari itu ialah membandingkan kemampuan ekosistem alam yang
memanfaatkan energi tersebut itu dibandingkan dengan upaya manusia dalam
budidaya pertanian. Ternyata setelahsetelah diperhitungkan
diperhitungkan,, rata-rata pemanfaatan
pemanfaatan
energi cahaya matahari oleh ekosistem alam mencapai dua sampai tujuh kali
lebih besar dari pada energi yang dihasilkan oleh budidaya tanaman manusia.
Hal ini berarti bahwa manusia harus membayar mahal dalam proses produksi
pangannya karena terpaksa memberikan subsidi BBM dalam bentuk alat-alat dan
bahan-bahan pertanian dalam mencapai tingkat produksi itu.
bahan-bahan
Ada beberapa bentuk energi yang digunakan dunia kehidupan namun
pada dasarnya merupakan salah satu dari dua kelompok yaitu energi radiasi dan
energi terikat. Energi radiasi merupakan energi yang langsung ditangkap dari
gelombang-gelombang elektromagnetik, sedangkan energi terikat merupakan
energi kimia potensial yang sudah terikat dalam banyak bahan organik, baik
sebagai pupuk, dan lain-lain. Organisme yang dapat memanfaatkan energi dari
bahan-bahan
organisme anorganik
yang menjadi
langsung bahan-bahan
memanfaatkan sinarorganik disebut
matahari autotrop,
autotrop
disebut , dan
autotrop
fotosintetik .
Ada juga organisme kemosintetik autotrop yang
autotrop yang langsung memanfaatkan
energi kimia anorganik; organisme yang tidak dapat memanfaatkan sumber-
sumber abiotik tetapi sangat tergantung pada molekul-molekul organik tinggi
energi (makanan) sebagai pasokan energi disebut heterotropik .
Ada dua tipe organisme heterotropik ya
yaitu
itu organisme yang
yang mengandalkan
mengandalkan
energinya dari organisme hidup, dan dekomposan yang tergantung pada
organisme mati atau senyawa organik yang tersebar di lingkungan alam.
Ekologi
116
Buku jar
Oksidasi gula oleh organisme itu disebut respirasi , dan energi yang
dilepaskan melalui respirasi itu tinggal secara permanen dalam ekosistem.
Semua energi cahaya matahari yang diikat oleh tanaman menjadi gula dan
ditumpuk dalam daun-daunan tanaman hijau itu berasal dari karbondioksida dan
air yang diikat oleh energi cahaya matahari. Jadi, energi cahaya matahari yang
telah terikat dalam jaringan hidup dalam bentuk gula itu dibebaskan lagi oleh
oksigen dan menghasilkan kembali CO2 dan H2O.
Gambar 9.3 diagram produksi dan pemanfaatan energi terikat oleh tanaman
Ekologi 117
Buku jar
Karena seluruh energi yang digunakan oleh tanaman hijau itu telah
diubah menjadi gula, secara teoriti besarnya energi itu dapat dihitung dengan
mengukur jumlah gula yang diproduksinya. Jumlah energi itu disebut produksi
prime bruto (GPP). Akan tetapi pada prakteknya hal itu sulit diukur. Lain halnya
dengan produksi hasil respirasi (reaksi kedua di atas) yang disebut produksi
primer netto (NPP) yang dapat diukur dengan alat-alat tersedia (Odum, 1968).
Begitu juga dengan besarnya respirasi (R), maka produksi primer bruto itu
dihitung dengan menjumlahkan NPP dengan R.
GPP sangat berguna bagi pengetahuan ekosistem sehari-hari, dan
manusia dapat mengetahui produktivitas ekosistem-ekosistem alam seperti tabel
di bawah ini.
Tabel 9.2 Perkiraan Produksi Primer Bruto Beberapa Tipe Ekosistem
Ekosistem Luas (106 km2) Produksi primer bruto
(ly/tahun)
Lautan
Laut terbuka 326,0 100
Zona pesisir 34,0 200
Zona arus balik 0,4 600
Estuaria & terumbu karang 2,0 2000
Daratan
Gurun dan tundra 40,0 20
Padang rumput 42,0 250
Hutan kering 9,4 250
Hutan konifer boreal 10,0 300
Pertanian tradisional 10,0 300
Hutan temperatur basah 4,9 800
Pertanian mekanis 4,0 1,200
Hutan-hutan lembab & 14,7 2000
subtropik
5. Efisiensi Fotosintesis
Fotosintesis
Neraca energi (energy budget ) adalah estimasikeluar masuknya energi
dari suatu sistem. Estimasi potensi produktivitas primer maksimum dapat
diperoleh dari efisiensi potensial fotosintesis (Loomis dan Williams,
W illiams, 1963). Angka
maksimum bagi pemasukan seluruh energi sinar matahari adalah 7000
kkal/m2/hari, yang dicapai pada daerah sedang selama musim panas atau di
daerah tropis selama waktu tak berawan atau mendung (Szeicz, 1968). Nilai ini
mewakili batas dari potensi pemasukan energi ke dalam ekosistem (tabel 7-1).
Walaupun demikian. Kebanyakan energi ini berada dalam bagian spektrum
ultraviolet dan infrared (gambar 7-1) dimana mereka tidak efektif dalam
fotosintesis. Kira-kira 45% dari total energi radiasi terletak pada bagian spektrum
cahaya yang tampak (visible) yaitu 400-700 um, dimana dapat diabsorbsi oleh
pigmen-pigmen fotosintetik. Hal ini berarti 55% dari total energi radiasi, tidak
terpakai.
Tabel 9.3. Neraca energi untuk produktivitas primer netto di bawah kondisi
optimum.
Kilo kalori per m2 per hari Prosentase Kumulatif
Masukan (input) Hilang Input hilang
Sinar matahari, 7 000 100
Ekologi
118
Buku jar
Produktivitas
476 = sekitar netto,
120 Respirasi, 159 6.8 = Pn 2.3 = R
2
g/m /hari
(Pengukuran maksimum
kira-kira 3%)
Kebanyakan daun tumbuh tumbuhan mengabsorbsi energi dalam jumlah
besar (kira-kira 90%) dan bagian spektrum cahaya yang tampak dan banyak
membiaskan atau memindahkan cahaya ultrafiolet dan infrared (gambar 7-1).
Dari 7000 kkal/m2/hari, kira-kira 2 735 kkal dapat dimanfaatkan secara potensial
oleh proses fotosintetik. Sekitar 30% dari energi yang tersedia ini dilepaskan
dengan cara absorbsi tak aktif, sedangkan sisanya 70%, berperan dalam
perantara pembentukan pemindahan energi secara fotokhemis ke fotosintesis
(Mahler dan Cordes, 1966)). Dari total energi yang mencapai produsen-produsen
primer pada hari yang sangat terang,
terang, penuh dengan cah
cahaya
aya matahari,
matahari, hanya
sekitar 28% diabsorbsi ke dalam bentuk yang menjadi bagian pemasukan energi
ke dalam ekosistem-ekosistem. Sesuai dengan tujuan kita, maka kita tidak perlu
menilai secara kompleks pemindahan energi secara terperinci yang tercakup
dalam beberapa tahap berikutnya, kecuali untuk menunjukkan bahwa minimum 8
Einstein (mole quanta) sinar dibutuhkan untuk menggerakkan satu mol
karbohidrat (Myers, 1974). Jadi hilangnya sebagian besar energi yang kedua
pada fotosintesis digunakan untuk memindahkan energi fotokhemis yang tak
stabil menjadi komponen-komponen biokhemis yang stabil.
Berdasarkan teori maksimum energi sinar matahari yang dapat diubah
menjadi bentuk komponen karbohidrat yang stabil (CH 2O) adalah 9%. Secara
teoretis, batas tertinggi produktivitas bruto adalah 635 kkal/m2/hari, dimana
berubah ke massa bahan organik sebesar 165 g/m2/hari. Fotosintesis bruto
2
sebesar dan
respirai 165g/m /hari kemudian
produksi harus
netto.batas dibagi-bagi
terrendah oleh sekitar
respirasi tumbuh-tumbuhan antara
25% dari nilai P g
(Thornley, 1970), dengan meninggalkan produktivitas primer neto maksimum
sebesar 124/g/m2/hari. Batas tertinggi
tertinggi secara teoretis
teoretis di dasarkan pada cahaya
maksimum, efesiensi maksimum perubahan cahaya menjadi karbohidrat dan
respirasi minimum. Jelaslah bahwa tumbuh-tumbuhan yang pernah diamati tidak
ada yang dapat mencapai produktivitas
produktivitas neto tertinggi tersebut.
Bukti catatan bagi produktivitas neto harian adalah 54 g/m 2/hari, dimana
nilai tersebut merupakan nilai bagi pertumbuhan rumput-rumput tropis dalam
lingkungan radiasi kuat (Loomis et al . 1971). Nilai ini merupakan 44% dari nilai
maksimum secara teoretis. Jadi, produktivitas primer netto tidak dibatasi oleh
kesanggupan pengubahan cahaya yang tidak dapat dipisahkan dari proses
fotosintetik. Sebagian kecil dari bab ini pada prinsipnya merupakan pengamatan
Ekologi
119
Buku jar
B. Tipe-Tipe Fotosintensis
Tiga macam perbedaan yang mendasar dari fotosintesis dapat dibedakan
oleh produk awal biokhemis dari fotosintesis dan beberapa sifat fisiologis serta
jenis strukturnya.
strukturnya. (Tabel 9.4).
1. Yang disebut tanaman-tanaman C3; jika produk awal yang stabil berasal dari
pengikatan/fiksasi karbon yaitu 3-karbon asam organik, yang berasal dari
proses karboksilasi dan pemecahan dari molekul aseptor 5-karbon
Ekologi
120
Buku jar
Ini merupakan distribusi tipe fotosintetis yang paling luas, terjadi atas dasar
reaksi pengikatan karbon di dalam semua algae dan pada tanaman-tanaman
berpembuluh.
2. Pada tanaman-tanaman C4, produk awal yang stabil dari fotosintesis adalah
4- karbon asam organik yang berasal dari proses karboksilasi molekul
aseptor 3 –
3 – karbon
karbon
Asam fosfoenolpiruvat
fosfoenolpiruvat (C3) + CO2 = asam oksaloasetat (C4) ini
merupakan dasar reaksi fiksasi karbon yang kurang umum, hanya terjadi di
dalam tanaman berpembuluh. Umumnya hal tersebut terjadi di dalam rumput-
rumputan yang meliputi kira-kira setengah dari tanaman-tanaman C 4 yang telah
diketahui (Krenzer et al. 1975).
al. 1975). Laju fotosintetik netto pada tanaman-tanaman C 4
biasanya tinggi. Catatab mengenai laju produktivitas netto telah ditunjukkan pada
bagian terdahulu, yang mencakup rumput-rumputan C4. meskipun produk awal
fotosintesis di dalam tanaman C4 adalah asam organik C4 reaksi C3 merupakan
sebuah faktor yang nyata pada asimilasi berikutnya.
3. Fiksasi karbon dalam tanaman CAM ditambah dengan metabolisme yang yang
unik yang kemudian dinamakan Crassulacean Acid Metabolism
Metabolism (CAM),
dimana melibatkan proses karboksilasi ganda yang berurutan. Keduanya
termasuk dalam rekasi-reaksi yang telah
t elah diuraikan sebelumnya.
sebelumnya. Sebuah sifat
yang ganjil dari tanaman-tanaman CAM ialah, mereka dapat
mengasimilasikan CO2 pada malam hari. Mereka sering mempunyai irama
stomata yang ganjil karena stomatanya menutup pada siang hari dan
membuka pada malam hari, ini merupakan gambaran bahwa tanaman-
tanaman CAM dapat diadabtasikan untuk pengawetan air. Pembukaan
stomata pada malam hari terjadi ketika tekanan penguapan rendah dan
penutupannya terjadi pada siang hari ketika tekanannya tinggi.
Kenyataannya sindrom CAM terutama berkembang baik pada tanaman-
tanaman sukulen dan beberapa tanaman lain yang tumbuh di bawah kondisi
kering yang ekstrim.
Ekologi
121
Buku jar
lebih tebal, yang tersimpan dengan baik di bawah permukaan daun sebelah luar.
Keseimbangan antara hilangnya air dan pengambilan CO2 umumnya dinilai
sebagai efisiensi penggunaan air (Water Use Efficiency = WUE) yang dapat di
definisikan sebagai berikut
Dari percobaan yang baru saja dijelaskan di atas, WUE untuk kedua spesies
(gambar 7-2) adalah 166 g HOH/g CO2 bagi tanaman CAM. Tanaman C3 kira-
kira 4 kali lebih banyak kehilangan air perunit pada fiksasi karbon dari pada
tanaman CAM
Gambar 9.4. Pola fotosintesis diurnal (garis terang) dan transpirasi (garis
gelap) pada (a) tanaman bunga matahari, tanaman C 3 yang
diadabtasikan pada habitat berkadar air tinggi. (b) tanaman sukulen
CAM dari padang pasir. Spesies dari padang pasir mempunyi irama
Ekologi
122
Buku jar
neto positif
neto semacam dalam
itukeadaan gelap,
tergantung padajikacahaya?
secara umum
Tentu diduga bahwa pengambilan
saja keseimbangan secara
keseluruhan pada tanaman-tanaman CAM juga tergantung pada cahaya.
Walaupun demikian, kelihatannya mereka menyimpan zat tepung pada siang hari
dari metabolisme yang khas C 3, meskipun pada kecepatan yang lebih rendah,
kemudian zat tepung tersebut dihidrolisa dan hasilnya dialirkan melalui 2
karboksilasi (baik untuk C3 maupun untuk C4) selama keadaan gelap. Inipun
sangat ganjil dan merupakan pola yang rumit dari produksi primer yang hanya
sedikit sekali dimengerti oleh para ahli biokimia. Cukuplah untuk dikatakan
bahwa hal itu merupakan suatu bagian terpenting dari adaptasi tanaman-
tanaman CAM tehadap habitat yang kering.
Ekologi
123
Buku jar
Gambar 9.5. Pengaruh intensitas cahaya dan temperatur daun terhadap laju
relatif fotosintesis neto; (a,c) suatu tanaman (Typha
(Typha latifolia)
latifolia) dengan
skemafotosintetik
skemafotosinteti k C3, (b,d) suatu tanaman (Tidestroma
(Tidestroma oblongifolia)
oblongifolia)
dengan fotosintesis C. (a) McNaughton et al . 1974: (c)
McNaughton, 1973; (b,d) Bjorkman et al . 1972.
Buku jar
3. Geometri Kanopi
Informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas primer
pada setiap tanaman terjadi pada tingkatan yang spesifik, keadaan yang sama
juga terjadi pada daun-daun yang terisolasi. Dalam hal ini kita hanya
memperhatikan salah satu faktor yang kompleks yang mempengaruhi
produktivitas primer, yaitu struktur
struktur 3 dimensi dari
dari suatu kanopi vegetasi
vegetasi (monsi
dan saeki, 1953). Faktor struktural ini mempengaruhi efisiensi kanopi sebagai
suatu penangkap cahaya.
Ekologi
125
Buku jar
tercapai (kira-kira 3), ketika nilai Pg dibuat stabil, dan pertambahan lebih lanjut
tidak mengubah produktivitas ini, meskipun pada suatu laju yang dikurangi.
Disamping itu penurunan absolut produktivitas neto.
Dua faktor mungkin terlibat didalam pemisahan yang membagi input
energi diantara fungsi asimilasi dan fungsi pemeliharaan. Pertama, daun-daun
yang letaknya lebih rendah lebih banyak berada di daerah yang terkena
bayangan jika kanopi berkembang, sehingga kemungkinan jumlah cahaya yang
diterima berkurang. Kedua, struktur pendukung, terutama batang, lebih banyak
dibutuhkan dengan berkembangnya kanopi, sehingga perbandingan jaringan
produktif dan jaringan konsumtif menurun jika LAI bertambah. Kecendrungan
rasio R/Pg di luar level pada LAI yang tinggi diperoleh dari reduksi pengganti laju
respirasi per unit jaringan.
Gambar 9.7. Hubungan antara indeks luas daun (LAI= permukaan daun per unit
permukaan tanah) dan keseimbangan Pg, Pn dan R pada komunitas
clover sintetik (Mc Cree dan troughton. 1996.
Ekologi
126
Buku jar
menjadi seimbang pada nilai kurang dari 1. sustainable yield untuk level tropik
yang lebih tinggi tergantung pada keseimbangan tersebut.
Gambar 9.8.sintetik
Perkembangan
Perkemb angan indeks
indewaktu
berdasarkan ks luasdan
daun
daun (LAI) pada
pemisaha daunkomunitas
koantara
munitasbiomas
clover
hidup dan biomas mati ( Mc Cree dan Troughton 1996).
Dua faktor tambahan, bersama-sama dengan LAI, penting dalam
menentukan efisiensi penangkapan
penangkapan cahaya oleh vegetasi yaitu: distribusi vertikal
LAI dan orientasi/posisi lembar daun terhadap matahari. Ada dua macam tipe
umum profil-profil.
Ekologi
127
Buku jar
Tabel 9.5. Distribusi densitas sudut daun dari beberapa spesies tanaman
dengan struktur kanopi dan tiga tipe kanopi ideal yang berbeda a
Ekologi 128
Buku jar
lebih vertikal sampai ke tanaman bunga matahari yang lebih horisontal (Tabel
9.5).
Gambar 9.10. Sifat-sifat jenuh cahaya pada tanaman-tanaman padi yang sama
ketika secara fisik posisi daun-daun dibatasi dalam keadaan
horizontal atau vertikal (Monsi et al. 1973).
al. 1973).
Sudut daun berkaitan dengan densitas vertikal. Kanopi tipe berdaun lebar
dengan densitas daun terkonsentrasi ke arah permukaan, cenderung lebih
mengarah ke kanopi yang lebih horizontal kanopi tipe berdaun sempit (tipe
rumput) dengan densitas daun terkonsentrasi pada bagian tengah cenderung
mengarah ke kanopi
tanaman padi, vertikal. pentingnya
menunjukkan Modifikasi eksperimen dari posisi
faktor ini sebagai suatusudut daun
faktor pada
penentu
bagi produktivitas(Gambar 9.10). Pada intensitas cahaya rendah, terjadi sedikit
perbedaan antara laju asimilasi dari kanopi yang berdaun tegak dan kanopi yang
berdaun horizontal, tetapi kanopi horizontal menjadi jenuh cahaya pada
intensitas cahaya yang lebih rendah dibandingkan dengan tanaman-tanaman
yang berdaun tegak. Jadi kanopi-kanopi tegak lebih produktif dari pada kanopi-
kanopi horisontal pada habitat yang intensitas cahayanya lebih tinggi
Pada umumnya pengaruh geometri kanopi terhdap produksi primer dapat
diringkas sebagai berikut (Monsi et al . 1973): (1) apabila LAI kurang dari 3, P n
cenderung tergantung, terutama pada LAI, dan kanopi-kanopi horisontal
mempunyai suatu keuntungan, tidak tergantung letak lintang. (2) apabila LAI
melebihi 3, kanopi-kanopi tegak lebih efektif, terutama pada garis lintang yang
Ekologi
129
Buku jar
lebih rendah. (3) kanopi horisontal dari tipe berdaun lebar akan lebih efektif pada
intensitas cahaya rendah dan ketika matahari berada di atas kepala. Kanopi
vertikal dari tipe berdaun sempit akan lebih efektif pada intensitas cahaya
yangkuat dan ketika posisi matahari rendah.
Ekologi
130
Buku jar
Ekologi
131
Buku jar
Gambar 9
9.13.
.13. Piramida
Piramida komunitas
komunitas yang
yang umum;
umum; a. Piramida populasi; b.
Piramida biomassa;
biomassa; c. Piramida produktivitas.
produktivitas.
Tabel 9.6. GPP (ly/tahun) dan respirasi pada jenjang-jenjang tropik empat
ekosistem.
Ekologi
132
Buku jar
Gambar 9.14 Bagan Rantai Pakan
Pakan Detritus
Ekologi
133
Buku jar
selama
berjalanoksigen
simultanbebas tersedia.
dengan Tetapiorganisme
bantuan manakala anaerobik.
tidak ada oksigen,
Proses poses dapat
terakhir ini
disebut fermentasi, yang sudah dikenal dan dipraktekkan oleh leluhur bangasa
Indonesia seperti dalam pembuatan tempe, oncom dan tape. Di negara maju
proses fermentasi sekarang menjadi proses-proses penting dalam industri
modern seperti dalam parik
parik obat dan/atau banya
banyak
k ragam pabrik makanan sehat
(suplemen, dll).
Perlu ditambahkan bahwa di alam bebas kedua rantai pakan (perumputan
dan detritus) seringkali malahan berlangsung bersamaan dalam satu sistem
seperti terjadi pada komunitas lauta dan hutan, seperti diilustrasikan di bawah ini.
Gambar 9.16. Model arus energi komunitas hutan dan lautan (energi dalam
satuan ly selama 10 hari) (Odum,1963).
Ekologi
134
Buku jar
Yang menarik juga dicatat dari kenyataan kesatuan sistem rantai pakan
itu ialah data efisiensi respirasi yang berbeda pada ekosistem berbeda seperti
Tabel 9.7 di
di bawah ini;
E. Siklus Biogeokimia
Jika aliran energi merupakan arus satu arah yang diperbaharui terus dari
pasokan SS, alian materi yang dipelukan terus dunia kehidupan pada dasarnya
bersifat dua arah, karena bahan-bahan kimia terbatas persediaannya hingga
harus digunakan lagi melalui proses perputaran (siklus). Karena proses siklus
materi tidak hanya terjadi dalam tubuh organisme (biota) tetapi berlangsung
berlangsung juga
dalam lingkungan abiotik, proses ini disebut siklus biogeokimia
biogeokimia..
Aliran bahan-bahan kimia dalam biota terjadi melalui rantai pakan yang
mengikuti arus aliran oksigen dalam organisme, yang bagi beberapa elemen
sudah merupakan siklus lengkap, tetapi bagi elemen-elemen lain belum karena
Ekologi
135
Buku jar
yang lengkap. Akan tetapi sebagian ada yang difermentasikan dan atau
membentuk
menunjukkanjaringan
kegiatan lainnya menjadi yang
banyak sumber karbon terikat.
dapat Illustrasi
memasok gambar
karbon juga
itu tampak
pada ilustrasi cadangan karbon, termasuk dari lautan.
Gambar 9.17 Siklus karbon; fase biotik digambarkan dengan arsir (shaded
( shaded )
2. Siklus Nitrogen
Nitrogen
Seperti siklus karbon, nitrogen mempunyai cadangan atmosfer namun
dalam bentuk nitrogen molekuler (N2) yang mulia (inert
(inert ) dan hanya bakteri yang
dapat memanfaatkannya.
memanfaatkannya.
Seperti hara lainnya yang berlainan dengan karbon dan oksigen, nitrogen
memasuki rantai pakan melalui akar tumbuhan vaskuler atau dinding sel
tumbuhan nonvaskuler diikat jadi molekul organik seperti berbagai asam amino
Ekologi
136
Buku jar
dan protein, pigmen, asam nukleat dan vitamin yang mengalir dalam rantai
pakan. Walaupun dibuang sebagai kotoran dan urin, tidak ada nitrogen hilang
dalam respirasi ke atmosfer kecuali karena peristiwa kebakaran (hutan atau
padang rumput).
Daur ulang nitrogen terjadi melalui rantai pakan detritus oleh organisme
detritus (nitrosomonas) menjadi senyawa amino (-NH2) lalu terbebas jadi
amoniak (NH3). Proses ini disebut deaminasi . Oleh bakteri nitrosomonas lalu
dioksidasi jadi nitrit melalui reaksi
2NO2- + O2 2NO3-
Gambar 9.18 Siklus nitrogen; fase organik dalam air digambarkan pada kotak
putih
3. Siklus Belerang
Fase atmosfer fase belerang relatif kurang mengemuka, fase sedimennya
sedimennya
lebih dominan. Akan tetapi dengan meningkatnya peristiwa belerang di udara
pada akhir-akhir ini fase atmosfer menjadi menarik. Belerang diserap organisme
sebagai SO4-2 dan melalui akar tumbuhan diikat dalam berbagai asam amino dan
Ekologi
137
Buku jar
protein. Seperti juga elemen lain belerang mengikuti rantai pakan perumputan
secara umum dengan limbahnya yang banyak dalam feses; penyimpangan
hanya terjadi karena kebakaran hutan/padang rumput tempat terjadinya oksidasi
menjadi belerang dioksida.
Bermacam-macam bakteri berperan dalam bermacam trasformasi
belerang dalam lingkungan aerobik dan anaerobik pada sedimen atau dasar
lautan, menjadikan belerang kemudian tersedia bagi organisme. Pada dasarnya
fase-fase sedimen dan atmosfer siklus belerang peranannya sama penting
karena mengikuti rantai pakan perumputan organisme hidup.
Gambar 9.20. Siklus belerang; fase organik digambarkan dengan arsir (shaded
( shaded )
batubara dengan
bereaksi atau BBM terbentuk
air menjadi SOsulfit.
asam
2 dan bereaksi (fotokimia) menjadi SO 3 lalu
4. Siklus Fosfor
Secara alami fosfor dijumpai sebagai fosfat (PO 4-2, HPO4-2 atau H2PO4-)
yang terbentuk larutan ion-ion fosfat anorganik, larutan fosfat organik, fosfat
138
Ekologi
Buku jar
partikulat (bagian molekul organik atau inorganik yang tak larut) atau fosfat
mineral dalam batuan atau sedimen.
Seperti juga semua nutrisi dengan sedimen sebagai cadangannya,
sumber fosfat utama adalah batuan kristal yang dilapukkan dan hanyut dalam
erosi, dan tersedia bagi organisme hidup sebagai ion-ion fosfat yang memasuki
tanaman melalui perakaran melalui jaringan hidup. Jalur rantai pakan
perumputan yang dilampaui fosfor serupa dengan jalur-jalur nitrogen dan
belerang yang terutama diendapkan sebagai feses. Hanya melalui peristiwa
kebakaran (hutan dan padang rumput) fosfat lepas ke atmosfer).
Dalam siklus detritus molekul-molekul besar berisi fosfat di degradasikan
menjadi ion-ion fosfat inorganik yang segera tersedia bagi autotrop, atau
diendapkan sebagai butir-butir sedimen tanah ekosistem terestis atau ekosistem
perairan.
Gambar 9.21 siklus fosfor; fase organik digambar
digambarkan
kan dengan arsir (shaded
( shaded )
5. Siklus Hidrologik
Karena vitalnya air, disini sedikit disinggung siklus hidrologik yang secara
fundamental berbeda dengan berbagai macam siklus materi sebelumnya.
Walaupun air tidak memasuki senyawa kimia menjadi senyawa organik maupun
Ekologi
139
Buku jar
anorganik, air hadir di dalam siklus secara utuh. Air secara relatif tidak terdapat
dalam jaringan hidup yang terikat senyawa kimia walaupun 71% jaringan
organisme hidup mengandung air.
Banyak kepentingan air bagi organisme, yaitu; sebagai medium dari hara-
hara mineral yang mengantarkannya ke tanaman autotropik; merupakan bagian
dari jaringan hidup sebagai cairan air atau bagian dari molekul organik; menjadi
regulator panas tubuh tanaman dan satwa; merupakan medium sedimen sebagai
sebagai sumber utama nutrisi mineral yang melarutkannya bagi kepentingan
ekosistem setempat; merupakan bagian terbesar dari permukaan bumi dan
berperan dominan dalam ekosistem akuatik.
Siklus hidrologik didorong oleh energi SS dan gaya tarik bumi. Seperti
telah dikemukakan 80% energi insolasi tidak segera menjadi gelombang
elektromagnetik, tetapi menguapkan air di atmosfer, yang apabila terdapat cukup
butir-butir inti hujan, uap air itu segera turun kembali sebagai hujan karena cukup
beratnya untuk ditarik oleh gaya tarik bumi. Air tidak terbagi merata dipermukaan
dipermukaan
bumi; 95% jumlah air itu secara kimiawi diikat dalam batu-batuan yang kemudian
tidak turut dalam sirkulasi. Dari sisanya 97,3% terdapat di lautan, 2,1% berbentuk
berbentuk
gunung es di kutub-kutub bumi atau glatser-glatser permanen, dan sisanya
merupakan air segar dalam bentuk uap air atmosfer, air bumi, air tanah atau air
permukaan di daratan. Semua ini dapat dilihat pada Tabel 9.8 di bawah. Siklus
iar dari permukaan bumi dan atmosfer berlangsung sangat cepat.
Ekologi
140
Buku jar
Dari kedua siklus di atas neraca air yang beredar disimpulkan pada Tabel 9.9 di
bawah ini.
Ekologi
141
Buku jar
Bagi dunia kehiupan biasanya sumber air diambil dari wilayah tangkap air
(catchments areas)
areas) yang bergerak pada permukaan tanah, biasanya dalam
daerah aliran sungai (watershead
(watershead ).
). Tubuh batu-batuan tempat air bumi mengalir
di atasnya disebut aquiver , dan sumur artesis mengambil air dari sumber ini.
Gambar 9.24
9.24 mengilustrasikan bagaimana distribusi air berlangsung di bawah
tanah.
Ekologi
142
Buku jar
BAB X
KONSEP SUKSESI
a. Menurut Barbour
1. Suksesi Primer , Bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali,
sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total,
menyebabkan di tempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya
terjadilah habitat baru.
Gambar 10.1. Diagram profil skematis suksesi primer di kawasan tengah dan
atas, krakatau. Kawasan tengah;
tengah; (a) komunitas paku-pakuan dan
ganggang, (b) komunitas rumput pioner, (c) komunitas gelagah,
(d) hutan mahang dan ara, dan (e) hutan gempol campuran.
Kawasan atas
atas (a) komunitas paku-pakuan dan ganggang, (b)
komunitas Cyrtandra,, (c) hutan gempol, (d) hutan gempol
Cyrtandra
campuran.
Ekologi
143
Buku jar
Ekologi
144
Buku jar
Ekologi
145
Buku jar
b. Menurut Clements
Clements
Nudasi : Ekspose terhadap lahan.
Migrasi : Masuknya propagul dari lingkungan sekitar.
Eksesi : Germinasi dan pertumbuhan awal.
Kompetisi : Persaingan antara spesies tanaman.
Reaksi : Efek autogenik
autogenik terhadap habitat.
Stabilisasi : Pencapaian klimaks.
c. Menurut Odum
Fasilitasi
Inhibisi
Toleransi
Ekologi
146
Buku jar
Buku jar
BAB XI
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Dalam dunia modern ini ilmu dan teknologi merupakan tulang punggung
perkembangan ekonomi. Ilmu dan teknologi pada hakeketanya adalah informasi.
Hukum ekologi menyatakan, barang siapa yang menguasai jenis, jumlah dan
waktu arus informasi, dia menguasai arus materi dan energi. Dengan
menerapkan hukum ini pada ekologi manusia, jelaslah dengan kesenjangan ilmu
dan negara sedang berkembang kesenjangan ekonomi akan makin besar pula
(Otto Soemarwoto, 1991). Sumber daya hayati dengan segala
keanekaragamannya mempunyai peranan yang besar dalam menjamin
kelestarian peradaban suatu bangsa. Kemampuan mengelola
pengekspotasiannya secara terlanjutkan, kemahiran dalam mendapatkan
alternatif bagi sesuatu komoditas yang mulai melangka, pengembangan
potensinya yang belum terungkap, pengetahuan mengembangkannya melalui
perakitan dan teknologi pemanfaatan lainnya haruslah dimiliki dan dikuasai.
Kalau tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimaksud, suatu
ketika dikhawatirkandapat dikuasai bangsa lain dengan berbagai cara untuk
mendapatkannya
mendapatkanny a tanpa disadari.
Kekayaan alam Indonesia meliputi sumber daya tak terhabiskan seperti
sinar surya, angin, arus laut. Sumber daya alam tak terpulihkan adalah mineral,
minyak dan teknologi dan sumber daya manusia yang menguasainya.
Kesemuanya bersama-sama merupakan unsur pembentukan lingkungan hidup
yang melahirkan gejala fenomena alam berupa ekosistem yang unik tetapi
beranekaragam. Keanekaragaman alam dalam bentuk inilah yang tersedia bagi
bangsa Indonesia untuk dimanfaatkan secara bijaksana guna menunjang
kehidupan bangsa dalam bernegara.
Ekologi
148
Buku jar
Ekologi 149
Buku jar
Indonesia terdiri dari 17.358 pulau besar dan kecil yang mengalami proses
pembentukan yang berbeda-beda dengan sejarah geologi yang tidak sama pula.
Bentangan yang luas dengan susunan daratan dan lautan yang tidak seragam
mengakibatkan keanekaragaman dan kisaran iklim yang luas. Kenaeka ragaman
jenis yang menghuni alam Indonesiapun
Indonesiapun luar biasa banyaknya.
banyaknya. Mudah
dimengerti bahwa perpaduan antara tanah dan iklim yang beranekaragam, letak
geografi yang membentang luas serta jenis-jenis makhluk hidup yang bervariasi
akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka ragam.
Keanekaragaman hayati yang terhimpun dalam berbagai ragam tipe
ekosistem berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung pada
kehidupan. Dalam segala tipe ekosistem, mulai dari yang paling sederhana
sampai pada yang paling lengkap akan terjadi dua aspek penting yaitu adanya
siklus energi dan daur mineral. Semua komponen ekosistem itu akan
menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsi dan relung masing-masing. Begitu
pula terjadinya proses biologi yang melibatkan keseluruhan makhluk yang
beraneka ragam dapat menjamin tersedianya oksigen di udara dalam jumlah
konstan. Ekosistem alamipun merupakan salah satu perangkat penataan air,
karena daur airpun dapat melewati makhluk yang terkandung dalam ekosistem
itu. Dengan beranekaragama ekosistem, terdapat pula keanekaan flora dan
fauna. Hal ini juga akan menjamin semakin tinggi pula pembaruan genetika yang
akan memperkaya keanekaragaman hayati, yang akan mempertinggi pula
ketahanan ekosistem terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Ekosistem itu
sebenarnya merupakan satu-satunya tapak tempat berlangsungnya evolusi
dalam segala pengejawantahan bentuk dan tingkatnya. Dalam ekosistem
terdapat bank gen, yang memungkinkan
memungkinkan terjadinya pertukaran gen secara bebas
dalam populasi setiap jenis.
Keanekragaman cenderung akan rendah dalam ekosistem-ekosistem
yang secara fisik terkendali biologi. Sedikit jenis dengan jumlah yang besar,
banyak jenis yang langka dengan jumlah yang kecil. Kenaekaragaman jenis
mempunyai sejumlah komponen yang dapat memberi rekasi secara berbeda-
beda terhadap faktor geografi, perkembangan atau fisik. Keanekaragaman yang
tinggi berarti mempunyai rantai-rantai makanan yang panjang dan lebih banyak
kasus dari simbiosis (interaksi), kendali yang lebih besar untuk kendali umpan
balik negatif yang dapat mengurangi gangguan-gangguan, dan karenanya akan
meningkatkan kemantapan. Lebih banyak energi yang mengalir ke dalam
keanekaragaman, biaya pemeliharaan antitermal yang dibebankan oleh
lingkungan fisik dapat dikurangi
Ekologi
150
Buku jar
Gambar 11.1. Keanekaragaman hayati dari makhluk-makhluk kecil yang tidak
dapat diabaikan (Davie, 1983).
Ekologi
151
Buku jar
Ekologi
152
Buku jar
Gambar 11.2. Berbagai jenis vegetasi yang membutuhkan lingkungan yang
sesuai dengan nicianya masing-masing dalam komunitasnya,
(Davie. F, 1983).
Ekologi
153
Buku jar
Kanada yang 90% produksinya berasal dari tumbuhan yang diintroduksi dari luar
negeri. Tanaman pertanian dan hewan ternak dengan terus menerus harus
mendapatkan infus gen baru untuk menaikkan kualitasnya yang sesuai dengan
permintaan pasar yang selalu berubah-ubah. Mengubah sifatnya yang sesuai
dengan teknologi pertanian dan pengolahan pascapanen yang mutakhir untuk
mengatasi hama dan penyakit baru serta untuk menjaga keanekaan hayati guna
menjaga resiko serangan hama dan penyakit dan perubahan pasar. Kepentingan
ekonomi yang terkait padanya sangat besar. Industri farmasi mendapatkan
keuntungan bermilliar dollar dari pengembangan obat dari Raufofia serpentina
serpentina
(obat tekanan darah tinggi), Dioscorea composita
composita (steroid) dan vinka
(Catharanthus roseus,
roseus, obat anti kanker darah).
Pada pakar asing sering melakukan ekspedisi baik secara legal maupun
tidak legal, dengan tujuan untuk mendapatkan sekelompok tumbuhan atau
hewan tertentu. Ketidak adilan yang sering dijumpai di negara yang sedang
berkembang dimana jenis liarnya dianggap tidak mempunyai nilai ekonomi,
dengan masukkan teknologi atau rekayasa gen jenis tersebut mendapatkan
paten. Negeri asal jenis itupun harus membelinya bila menginginkan. Jelas
sumber gen yang berasal dari negara sedang berkembang justru dapat memukul
balik negara itu. Isu keanekaan hayati bukanlah sekedar isu ilmiah, melainkan
dilandasi oleh politik dan ekonomi global. Barang siapa menguasai sumber daya
gen, dia akan mempunyai pula kekuasaan politik dan ekonomi.
Mengingat besarnya jumlah jenis yang kita miliki di Indonesia kita harus
mengelompokkan jenis-jenis ini berdasarkan pemanfaatannya. Dari kelompok-
kelompok ini mana yang perlu kita garap karena diperlukan untuk kebutuhan
dasar atau untuk mendatangkan uang berupa devisa. Dari yang terpilih ini, kita
harus sepakat untuk menjaganya sungguh-sunggu, sebab nasib bangsa kita
terletak pada jenis-jenis ini. Yang tidak bisa kita garap, karena keterbatasan ilmu
dan teknologi kita relakan untuk kemanusiaan, sebab tanpa kita menggarapnya
ataupun melestarikan, jenis-jenis tersebut akan hilang begitu saja. Kalau kita
tidak relakan melepaskannya, maka kita berkewajiban untuk menguasai IPTEK
penggarapannya sehingga plasma nutfah itu tidak mubazir. Hasruslah disadari
bahwa tidak ada gunanya kita berteriak bahwa Indonesia kaya plasma nutfah
E. Tipe-Tipe Ekosistem
Pengenalan tipe-tipe ekosistem didasarai pada ciri-ciri komunitas yang
paling menonjol. Khususnya untuk ekosistem darat yang digunakan adalah
komunitas tumbuhan atau vegetasinya, karena wujud vegetasi adalah
pencerminan fisiognomi atau penampaka luar interaksi antara tumbuhan, hewan
dan lingkungannya. Pada dasarnya di Idonesia terdapat empat kelompok utama
ekosistem yaitu:
1. Eksistem bahari/pantai
bahari/pantai yang
yang terdiri dari:
a) Ekosistem laut dalam.
b) Pantai pasir dangkal.
c) Pantai berbatu-batu
d) Terumbu karang
e) Pantai lumpur dan
f) Hutan bakau
Ekologi
154
Buku jar
Buku jar
Buku jar
BAB XII
METODE SAMPLING EKOLOGI
A. Kepadatan (Density)
Kepadatan (density=
(density=D)
D) adalah jumlah individu perunit area (luas) atau
unit volume, sedangkan kelimpahan (abundance= ( abundance= N) adalah jumlah
individudalam
individudalam suatu areal (tempat) tertentu. Untuk mengetahui perbedaan antara
kepadatan dan kelimpahan perhatikan contoh berikut. Bila dalam suatu tempat
seluas 2,5 hektar hidup suatu spesies hewan dengan kelimpahan (N)= 100 ekor,
maka kepadatan (D) hewan itu adalah 40 ekor/hektar.
Dalam suatu tempat tidak semuanya merupakan habitat yang layak bagi
suatu spesies hewan. Mungkin dari tempat itu hanya sebagian saja yang
merupakan habitatyang layak bagi hewan tersebut. Kepadatan hewan yang
mendiamibagian tertentu ini dinamakan kepadatan mutlak (absolute
( absolute density )
atau kepadatan ekologi (ecological density) contoh, terdapat 1 ekor tusa dalam
2,5 hektar, jika hanya separoh dari tempat ini merupakan habitat yang layak bagi
rusa tersebut, maka kepadatan mutlak (kepadatan ekologi) rusa itu adalah80
ekor/hektar.
Dalam sampling fauna, menentukan kepadatan mutlak sering kali tidak
mungkin dilakukan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat indeks
kepadatan (index
(index of density = ID )
) yang umum digunakan untuk keperluan
pembandingan. Indeks itu dapat dinyatakan sebagai jumlah individu perunit
habitat atau jumlah individu per unit luas.
Contoh jumlah individu per unit habitat misalnya jumlah lebah perdaun
atau jumlah atau jumlah parasit per organisme inang. Sedang jumlah individu per
unit usaha misalnya jumlah belalang per sapuan jaring. Jumlah ikan yang
tertangkap perjam, jumlah burung yang terlihat perkilometer berjalan, ataujumlah
tikus yang tertangkap per perangkap permalam.
permalam.
Dalam sampling tumbuhan, permasalahan yang sering dihadapi adalah
dalam menentukan suatu individu tanaman. Tumbuhan berbentuk pohon atau
herba, bayaknya individu dapat dihitung dari banyaknya tegakkan. Untuk
tanaman yang tumbuh dalam kelompok atau berproduksi secara vegetative atau
rhizoma di dalam tanah, cara yang umum digunakan adalah menganggap
individu-individu tersebut terputus-putus. Sedangkan untuk tanaman yang
tumbuh dalam bentuk rumpun, maka setiap rumpun dianggap sebagai satu
individu. Untuk kondisi seperti ini jenis pengukuran yang paling cocok adalah
dengan mengukur luas penutupan baik aerial coverage
coverage (penutupan tajuk)
Ekologi
157
Buku jar
maupun
(kepadatan).basal coverage
coverage (penutupan batang) atau biomassa bukan density
Untuk keperluan perbandingan, misalnya membandingkan kepadatan
suatu populasi secara relatif dengan populasi lainnya atau secara relatif dengan
populasi yang sama namun pada waktu yang berbeda-beda, suatu pengukuran
yang digunakan adalah kepadatan relative ( relative
relative density =
= RD). RD adalah
proporsi antara jumlah total individu semua spesies. Contoh dalam suatu tempat
terdapat 50 pohon, 30 pohon diantaranya adalah jeruk; maka RD (kepadatan
relatif) jeruk adalah 50/30 atau 0,60.
B. Frekuensi
Dalam ekologi, frekuensi (F) dipergunakan untuk menyatakan proposi
antara jumlah sample yang berisi suatu spesies tertentu dengan jumlah total
sample. Jika suatu spesies ditemukan dalam 7 dari 10 sampel yang didapat,
maka berarti spesies itu mempunyai frekuensi 7/10 atau 0,7. Hal ini berarti juga
bahwa kemungkinan ditemukannya spesies itu dalam satu sampel adalah 0,7.
Frekuensi relatif (relative frequency= RF) suatu spesies adalah frekuensi dari
suatu spesies dibagi dengan jumlah frekuensi dari semua spesies dalam
komunitas.
C. Biomassa
Biomassa (B) adalah berat individu suatu populasi dan sering dinyatakan
per unit luas atau volume. Misalnya berat (Kg) rusa per ha hutan atau mg
fitoplankton perliter air kolam. Biomassa biasanya digunakan dalam
menggambarkanstruktur
menggamba rkanstruktur tropic dari suatu komunitas.
D. Luas Penutupan
Luas penutupan
suatu spesies (C) dengan
tumbuhan adalah proporsi antara
luas total luas tempat
habitat. Dalamyang ditutupi luas
mengukur oleh
penutupan ini dapat dilakukan dengan cara mengukur luas penutupan tajuk
(aerial coverage)
coverage) atau luas penutupan batang (basal
( basal coverage)
coverage) pengukuran
aerial coverage dilakukan dengan cara mengukur luas tajuk setelah di
proyeksikan tegak lurus ke tanah; pengukuran aerial coverage cocok diterapkan
untuk jenis rumput-rumputan. Sedangkan basal coverage dilakukan dengan cara
mengukur luas batang yang diukur 1,5 meter di atas tanah (setinggi dada), dan
cocok diterapkan untuk tumbuhan tingkat pohan.
Luas penutupan relatif (relative coverage= RC) dari suatu spesies adalah
proporsi antara luas penutupan suatu spesies dengan luas penutupan smua
spesies dalam komunitas.
k omunitas.
Ekologi
158
Buku jar
Ekologi
159
Buku jar
besaranDalam analisis
yang harus data vegetasi
dihitung adalah: dengan menggunakan metode plot, besar-
1. Kepadatan (D) dengan rumus,
ni
Di
A
Dengan catatan:
Di = kepadatan untuk spesies i
ni = jumlah total individu untuk spesies i
A = luas total habitat
habitat yang disampling
disampling
Ekologi
160
Buku jar
ni
RDi atau
n
Di Di
RDi
TD D
Dengan catatan,
RDi = kepadatan relatif spesies i
ni = jumlah total individu untuk spesies i
n = jumlah total individu
individu dari semua spesies
Di = kepadatan spesies i
TD = kepadatan untuk semua spesies
D = jumlah total kepadatan dari semua spesies.
RFi Fi
F
Dengan catatan,
RFi = frekuensi relatif spesies i
Fi = frekuensi spesies i
F = jumlah frekuensi untuk semua spesies.
5. Luas penutupan (C) dengan rumus;
Ai
Ci
A
Dengan catatan;
Ci = Luas penutupan spesies i
Ai = Luas penutupan
penutupan total oleh spesies i (dihitung dengan basal
coverage atau foliage
f oliage coverage)
A = luas habitat
habitat yang disampling
disampling
Ekologi
161
Buku jar
Ekologi
162
Buku jar
Gambar 6
Keterangan :
Jalur A (lebar 20 meter) dengan petak-petak 20 m x 20 m,
Jalur B (lebar 10 meter) dengan petak-petak 10 m x 10 m,
Jalur C (lebar 2 meter ) dengan petak-petak 2 m x 2 m atau 2 m x 5 m.
Ekologi
163
Buku jar
Dengan catatan,
Fi adalah frekuensi spesies i,
Ji adalah jumlah
K adalah jumlah total
interval line intersept
interval dimana
pada garis spesies i terdapat,
transek.
Ekologi
164
Buku jar
3. Metode Kuadran
a. Prosedur .
Metode kuadran umumnya dilakukan bila hanya vegetasi tingkat
pohon saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah dan lebih cepat
digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir
volumenya.
Ada dua macam metode kuadran yang akan dijelaskan pada bagian
ini yaitu:
1. Metode Point-Quarter,
Point-Quarter,
2. Metode wandering-quarter.
Syarat penerapan metode point-quarter
metode point-quarter yaitu
yaitu distribusi pohon yang diteliti
harus acak. Metode ini tidak dapat digunakan untuk populasi pohon yang
mengelompokkannya tinggi (mengelompok) atau menempati ruang secara
seragam. Untuk mengatasi permasalahan itu, Catana (1963) telah memodifikasi
metode point-quar
metode point-quarter
ter menjadi suatu metode yang dikenal dengan nama metode
wandering-quarter yang dapat diterapkan pada populasi pohon dengan pola
distribusi acak, mengelompok ataupun seragam.
Pada metode point-quater , terlebih dahulu menentukan titik-titik di
sepanjang garis transek. Jarak satu titik dengan titik lain dapat ditetukan secara
acak atau sistematis. Masing-masing titik dianggap merupakan pusat dari
kompas, sehingga setiap titik didapat 4 buah kuadran. Pada masing-masing
kuadran inilah kemudian dilakukan pendaftaran dan pengukuran luas penutupan
satu pohon
antara yang
pohon terdekatdengan
terdekat dengantitik
titik pusat
pusat kuadran,
kuadran selain itu pula
(Gambar diukur
12.7). jarak
Prosedur
pengukuran ini terus dilanjutkan pada titik-titik lainnya
lainnya sampai akhir transek.
Ekologi
165
Buku jar
Buku jar
1. Jarak pohon
pohon rata-rata (d), dengan
dengan rumus:
rumus:
(d 1 d 2 ...dn)
d
n
Dengan catatan:
d1....dn = jarak masing-masing
masing-masing pohon ke titik pusat kuadran
n = banyaknya pohon.
5. Luas penutupan
penutupan suatu jenis (Ci),
(Ci), dengan
dengan rumus:
rumus:
( Ai )( Di)
Ci
ni
Ai = luas penutupan jenis i
Di = kepadatan mutlak jenis i
ni = jumlah pohon jenis i
6. Luas penutupan
penutupan relatif
relatif suatu jenis (RCi),
(RCi), dengan rumus ;
Ci
RCi
C
Dengan catatan ;
Ci = luas penutupan jenis i
C = luas penutupan seluruh jenis.
Ekologi
167
Buku jar
Fi Ji
K
Dengan catatan;
Ji = jumlah kuadran ditemukannya
ditemukannya jenis i
K = jumlah seluruh kuadran
9. Nilai penting suatu jenis (Importance Value = IVi) jumlah dari ketiga
pengukuran relatif di atas (RDi,RFi dan RCi) dikenal sebagai nilai penting
(importance value = IVi).
N n ( M
)(n)
atau N
M R R
Dengan catatan;
N = besarnya populasi total.
Ekologi
168
Buku jar
bertanda. Dengan
mujair dalam kolam menggunakan
adalah, rumus diatas, maka besarnay populasi ikan
( M
)(n) (100
100)(150
150)
N = = 300 ekor
R 50
3. juga harus
individu sama
yang antara yang
bertanda bertanda
bertandadistribusi
mempunyai dan tidak
tidak bertanda.
yang menyebar merata
dalam populasi, sehingga antara individu bertanda dengan tidak bertanda
mempunai kesempatan yang sama untuk tertangkap pada penangkapan
kedua. Pemberian tanda tidak menyababkan terjadinya perubahan
tingkah laku dan daya tahan tubuh individu yang diberitanda, sehingga
sakit dan mudah termangsa spesies lain atau mati.
Ekologi
169
Buku jar
(100
100)(150 0 50)(15
150)(10
100 0 50)
150
SE (50)3 = 24,5
N + (t)(SE)
Dengan catatan,
T=(df, ), lihat tabel ”distribusi”, dengan df (derajat bebas)= ,
(tingkat signifikansi)=0,05,
signifikansi)=0,05, sehingga diperoleh t=1,96.
N
D
A
b. Metode schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode lincoln-peterson (karena sampel
yang diambil relatif kecil), dapat digunakan metode schnabel.
Metode schnabel selain membutuhkan asumsi yang sama dengan
metode lincoln-peterson, juga ditambah dengan asumsi bahwa ukuran populasi
harus konstan dari satu periode sampling dengan periode berikutnya.
Pada metode ini, penangkapan, penandaan dan pelepasan kembali
hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling, semua hewan
yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini
besarnay populasi dapat diduga dengan rumus:
(ni. Mi)
N=
Ri
Ekologi 170
Buku jar
Dengan catatan,
Mi adalah jumlah tota hewan yang tertangkap
tertangk ap periode ke i ditambah periode
sebelumnya,
ni adalah jumlah hewan yang tertangkap
tertangka p pada periode i
Ri adalah jumlah hewa yang tertangkap
tertangk ap kembali pada periode ke i.
Karena pengambilan sampel cara diatas dilakukan berulang kali maka hal
ini akan mengurangi kesalahan sampling. Kesalahan baku (SE) metode ini
diitung dengan rumus seperti di bawah ini :
1
SE=
1 (k 1)
1
( N Mi) N ( N ni
Dengan catatan,
K adalah jumlah periode sampling
Mi jumlah total hewan yang bertanda
Untuk memudahkan memahami teori diatas, perhatikanlahdata
perhatikanlahdata pada tabel 1.