ABSTRAK
Penyakit tidak menular menjadi penyakit tersering yang diderita kelompok geriatrik. Hipertensi masuk
dalam sepuluh penyakit terbanyak pada geriatrik. Kepatuhan merupakan penentu utama efektivitas
pengobatan penyakit dengan terapi jangka Panjang seperti hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan kepatuhan dengan outcome therapy antihipertensi pada geriatrik di Panti
Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Juli 2020
dengan desain penelitian cross sectional. Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner
medication adherence rating scale (MARS). Outcome therapy dinyatakan tercapai jika tekanan darah
< 150/90 mmHg. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 62,5% responden memiliki kepatuhan yang
rendah terhadap terapinya. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan dengan
outcome therapy (nilai p 0,325), namun responden yang memiliki kepatuhan tinggi lebih banyak
mencapai target outcome therapy-nya (55,6%) dibandingkan yang tidak mencapai target.
Kata Kunci: Geriatrik, Hipertensi, Kepatuhan Minum Obat
ABSTRACT
Non-communicable diseases are the most common diseases suffered by the geriatric group.
Hypertension is included in the top ten diseases in geriatrics. Adherence is a major determinant of the
effectiveness of treatment diseases with long term therapy such as hypertension. This study aims to
analyze the relationship between adherence and outcome of antihypertensive therapy in geriatrics at
the Tresna Werdha Nirwana Puri Social Center, Samarinda. The study was conducted in June – July
2020 with a cross sectional research design. Measuring adherence using a questionnaire medication
adherence rating scale (MARS). The outcome therapy was stated to be achieved if the blood
pressure was < 150/90 mmHg. The results showed that 62,5% of respondents had low adherence to
the therapy. There was no significant relationship between adherence and therapeutic outcome (p
value 0,325), however, respondents who had high adherence reached more of their therapeutic
outcome targets (55,6%) than those who did not.
Keywords: Geriatrics, Hypertension, Medication Adherence
PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah menjadi 10,5% pada tahun 2035. Peningkatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 persentase populasi ini berdampak pada
tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan peningkatan masalah kesehatan yang
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, lanjut usia berhubungan dengan geriatrik (Heryanah,
(lansia atau geriatrik) merupakan seseorang 2015).
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Penyakit tidak menular menjadi penyakit
Penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 65 tersering yang diderita kelompok lansia.
tahun diperkirakan mengalami kenaikan Hipertensi masuk dalam sepuluh penyakit
signifikan, dari proporsi 5% pada tahun 2010 terbanyak pada tahun 2013, dan penyakit ini
Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 8
Rizki Nur Azmi, Dwi Lestari, Dia Urahman, Sellania Tifana 2021
menduduki posisi nomor satu menjadi penyakit telah divalidasi dengan nilai Cronbach Alpha
terbanyak diderita lansia di Indonesia 0,803 (Alfian & Putra, 2017). MARS-5 terdiri
(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Kepatuhan dari 5 item pertanyaan yang menilai perilaku
merupakan penentu utama efektivitas ketidakpatuhan meliputi lupa minum obat,
pengobatan penyakit dengan terapi jangka mengubah dosis, berhenti minum obat,
panjang seperti hipertensi (Rao et al., 2014). melewatkan dosis dan menggunakan obat
Masalah kepatuhan pengobatan seringkali kurang dari yang diresepkan. Tingkat
terjadi pada lansia, hal ini dipengaruhi oleh kepatuhan responden dinilai dengan melihat
beberapa penyakit kronis yang diderita frekuensi dari jawaban tiap pertanyaan meliputi
seorang individu lansia sehingga selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan
membutuhkan terapi obat yang lebih banyak tidak pernah, dengan urutan skor dari selalu (1
(polifarmasi). Sekitar 50% individu lansia poin) sampai tidak pernah (5 poin). Skor yang
menerima lima atau lebih obat dan 10% didapat dijumlah dan dipresentasikan dengan
menerima lebih dari sepuluh obat. Kepatuhan menggunakan kriteria sebagai berikut: total
yang buruk dapat mengurangi outcome skor < 25 mengindikasikan kepatuhan rendah,
therapy yang optimal, meningkatkan resiko sedangkan skor maksimal 25 adalah
terjadinya komplikasi, memperburuk kualitas kepatuhan tinggi (Katadi et al., 2019).
hidup, dan meningkatkan biaya perawatan Outcome therapy yang dilihat adalah
kesehatan (Rao et al., 2014; Marengoni et al., tekanan darah responden penelitian yang
2016). Dalam sebuah penelitian di lima Negara diukur satu kali saat pengambilan data.
Eropa, meningkatkan persentase kepatuhan Berdasarkan JNC VIII, outcome therapy
pasien dengan pengobatan antihipertensi penggunaan antihipertensi yang dijadikan
hingga 70% diperkirakan dapat mengurangi target ialah tekanan darah < 150/90 mmHg
biaya perawatan kesehatan terkait pada pasien hipertensi di atas 60 tahun tanpa
kardiovaskular sebesar 461 juta dolar (Boeni et penyakit penyerta diabetes dan penyakit ginjal
al., 2014). Dalam penelitian sebelumnya juga kronis (Muhadi, 2016). Responden penelitian
menunjukkan adanya hubungan yang dibagi menjadi kelompok tercapai dan tidak
signifikan antara kepatuhan minum obat tercapai berdasarkan target terapi.
dengan luaran klinis terapi. Penelitian yang
dilakukan oleh Adisa et al. (2018), menemukan Bahan
bahwa pasien hipertensi yang patuh pada Bahan penelitian yang digunakan dalam
pengobatan memiliki tekanan darah yang lebih penelitian adalah rekam medik responden
terkontrol dibandingkan pasien hipertensi yang penelitian yang ada di klinik panti. Data yang
tidak patuh. diambil ialah nomor rekam medik, jenis
Berdasarkan penelitian di atas, penelitian kelamin, usia, riwayat penyakit dan obat yang
saat ini bertujuan untuk melihat adanya digunakan.
manfaat dari kepatuhan minum obat
antihipertensi terhadap tercapainya outcome Metode
therapy pada geriatrik di Panti Sosial Tresna Penelitian diawali dengan pendataan
Werdha Nirwana Puri Samarinda. riwayat penyakit penghuni panti dari klinik
kesehatan yang berada di Panti Sosial Tresna
METODE PENELITIAN Werdha Nirwana Puri Samarinda. Didapatkan
Penelitian ini merupakan penelitian 35 orang memiliki riwayat hipertensi esensial,
observasional dengan desain cross sectional. dengan perhitungan minimal sampel
Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna menggunakan rumus slovin didapatlan minimal
Werdha Nirwana Puri Samarinda pada bulan sampel dalam penelitian ialah 23 orang.
Juni – Juli 2021. Subjek penelitian merupakan Data dikumpulkan dari rekam medik
penghuni panti yang memiliki riwayat penyakit maupun hasil kuesioner dianalisis
hipertensi dan bersedia mengisi kuesioner menggunakan aplikasi Statistical Package for
penelitian (responden penelitian). the Social Sciences (SPSS) versi 24. Seluruh
hasil analisis data dinilai bermakna signifikan
Alat secara statistik jika nilai p < 0,05. Data berupa
Kepatuhan minum obat diukur continuous ditampilkan dengan mean ±
menggunakan kuesioner medication standar deviasi dan data berupa kategorik
adherence rating scale (MARS) yang telah ditampilkan dengan persentase. Data
diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dan karakteristik dan tingkat kepatuhan responden
Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 9
Rizki Nur Azmi, Dwi Lestari, Dia Urahman, Sellania Tifana 2021
dianalisis secara deskriptif. Hubungan antara penelitian. Jensi kelamin perempuan dan usia
tingkat kepatuhan dan outcome therapy lanjut (≤ 70 tahun) merupakan kriteria
dianalisis menggunakan uji Fisher. terbanyak yang menjadi responden dalam
penelitian. Penyakit vascular yang diderita
HASIL DAN PEMBAHASAN responden ialah stable angina pectoris dan
Dalam penelitian ini didapatkan 24 post stroke. Karakteristik responden penelitian
penghuni panti yang memiliki riwayat penyakit dapat dilihat pada tabel 1.
hipertensi dan bersedia menjadi responden
Kepatuhan minum obat responden yang terdiri dari 5 pertanyaan. Distribusi skor
penelitian diukur menggunakan kuesioner dari jawaban kuesioner dapat dilihat pada tabel
medication adherence rating scale (MARS-5) 2.
Berdasarkan tabel 2, rata-rata total skor 50% pada populasi Asia dengan hipertensi.
kepatuhan minum obat responden adalah Adanya penyakit penyerta terkait vascular
22,46 yang mengindikasikan kepatuhan menyebabkan dua kali lipat pasien tidak patuh
rendah. Dalam penelitian Kwint et al. (2013), pada pengobatannya, sehingga pasien dengan
pasien tidak patuh memiliki skor MARS ≤ 22. komorbiditas perlu lebih dipantau
Dalam penelitian Alfian et al. (2020), kepatuhannya terhadap pengobatan (Kang,
ditemukan bahwa pasien dengan terapi Koh and Tan, 2020). Dalam penelitian Adisa et
antihipertensi di atas usia 60 tahun lebih al. (2018), didapatkan beberapa alasan pasien
banyak yang tidak patuh pada pengobatannya tidak patuh minum obat meliputi lupa,
dibandingkan pasien yang lebih muda, rata- timbulnya efek samping, biaya pengobatan,
rata skor MARS yang didapatkan pada lebih menyukai pnegobatan herbal
kelompok pasien yang tidak patuh adalah 20,2. dibandingkan konvensional dan terlalu banyak
Sehingga hasil penelitian ini serupa dengan obat yang harus diminum. Faktor kepercayaan
penelitian sebelumnya, yaitu populasi geriatrik pada pengobatan juga berkaitan dengan
memiliki kepatuhan minum obat yang rendah. kepatuhan minum obat, sehingga penyedia
Prevalensi kepatuhan minum obat yang layanan kesehatan sebaiknya mengidentifikasi
rendah pada antihipertensi ditemukan sekitar
Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.2 Agustus 2021 10
Rizki Nur Azmi, Dwi Lestari, Dia Urahman, Sellania Tifana 2021
dan menangani keyakinan pengobatan selama konseling pasien (Alfian et al., 2020).
2020. Prevalence and Factors Associated Senior Italia Federanziani Advisory Board,
with Adherence to Anti-hypertensives Drugs and Aging, 33(9), pp. 629–637.
Among Adults with Hypertension in a Muhadi. 2016. JNC 8 : Evidence-based
Developed Asian Community: A Cross- Guideline Penanganan Pasien Hipertensi
sectional Study, Proceedings of Singapore Dewasa, Cermin Dunia Kedokteran, 43(1),
Healthcare, 29(3), pp. 167–175. pp. 54–59.
Katadi, S., Andayani, T. M. and Endarti, D. Norberg, S. and Gustafsson, M. 2018. Older
2019. The Correlation of Treatment Peoples’ Adherence and Awareness of
Adherence with Clinical Outcome and Changes in Drug Therapy after Discharge
Quality of Life in Patients with Type 2 from Hospital, Pharmacy, 6(38), pp. 1–5.
Diabetes, Jurnal Manajemen dan Permatasari, J., Dewi, R. and Tampubolon, N.
Pelyanan Farmasi, 9(1), pp. 19–26. Y. K. 2018. Evaluasi Kepatuhan Pasien
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Hipertensi Lanjut Usia Melalui Home
Analisis Lanjut Usia. Pusat Data dan Pharmacy Care di Wilayah Kerja
Informasi, pp. 1–7. Available at: Puskesmas Paal V Jambi, Riset Informasi
pusdatin.kemkes.go.id. Kesehatan, 7(2), pp. 166–173.
Kwint, H. F. et al. 2013. Medication Adherence Rao, C. R. et al. 2014. Treatment Compliance
and Knowledge of Older Patients With and among Patients with Hypertension and
Without Multidose Drug Dispensing, Age Type 2 Diabetes Mellitus in a Coastal
and Ageing, 42(5), pp. 620–626. Population of Southern India, International
Marengoni, A. et al. 2016. Strategies to Journal of Preventive Medicine, 5(8), pp.
Improve Medication Adherence in Older 992–998.
Persons: Consensus Statement from the