Anda di halaman 1dari 11

SELF EFFICACY DAN GAYA HIDUP PASIEN HIPERTENSI

Amila1, Janno Sinaga2, Evarina Sembiring3


Program Studi Ners, Universitas Sari Mutiara Indonesia
1,2
3
Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia
Universitas Sari Mutiara Indonesia Jl.Kapten Muslim No.79 Medan
email : mila_difa@yahoo.co.id

Abstrak
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular di dunia. Self efficacy umumnya
menggunakan konsep psikososial yang dihubungkan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatur penyakit kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan self
efficay dengan gaya hidup pada pasien hipertensi di Mutiara Homecare Medan. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang melakukan kunjungan ke Mutiara
Homecare Medan. Sampel diambil secara total sampling dan didapatkan 130 orang. Data
yang terkumpul diuji secara statistik dengan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan
mayoritas responden memiliki self efficacy tinggi sebanyak 96,1%, melakukan gaya hidup
sehat sebanyak 96,2%. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat
antara self efficacy dengan gaya hidup pada pasien hipertensi (r = 0,891, p < 0.05). Perawat
dapat meningkatkan self efficacy pasien hipertensi dengan memberikan dukungan dan
motivasi agar meningkatkan gaya hidup sehat untuk mencegah komplikasi lanjut.

Kata Kunci: Gaya hidup, hipertensi, self efficacy


___________________________________________________________________________

SELF EFFICACY AND LIFESTYLE ON HYPERTENSION PATIENTS

Amila1, Janno Sinaga2, Evarina Sembiring3


1,2
Bachelor of Science in Nursing Program, Sari Mutiara Indonesia University
3
Public Health Sciences Program, Sari Mutiara Indonesia University
No.79, Kapten Muslim St. Medan 20123

email : mila_difa@yahoo.co.id

Abstract

Hypertension is one of the major cardiovascular diseases worldwide. Self-efficacy, a widely used
psychosocial concept, is associated with the ability to manage chronic disease. The purposes of this
study were to identify the correlation between self efficacy with lifestyle on hypertension patients.
The data obtained were analyzed by descriptive correlational with crosssectional approach. The
sample of this study was recruited with total sampling as much as 130 people. Data collected by
questionnaire on the hypertension patients who came to Mutiara Homecare Medan. The data were
analyzed by spearman correlation with significance α <0.05. The study showed that self efficacy of
patients with hypertension was majorly high (96,9%), and lifestyle was majorly healthy lifestyle
(96,2%). There was significant correlation between self efficacy with lifestyle on hypertension
patients (r = 0.8.91; p < 0.05). Nurses can increase self efficacy of hypertension patients by providing
support and motivation to improve a healthy lifestyle to prevent further complications .

Keywords : Lifestyle, hypertension, self efficacy


PENDAHULUAN tidak dilakukan sejak dini. Hal ini sejalan
Penyakit hipertensi atau tekanan darah dengan Novian (2013) yang
tinggi merupakan peningkatan tekanan mengemukakan bahwa bagi individu yang
darah persisten yang juga dijuluki mempunyai faktor risiko hipertensi harus
pembunuh diam-diam atau silent killer waspada serta melakukan upaya
karena tidak memiliki gejala yang khas pencegahan sedini mungkin. Penanganan
sehingga seseorang yang mengidap hipertensi terdiri dari penatalaksanaan
hipertensi selama bertahun-tahun tidak farmakologi atau dengan obat yang saat ini
menyadari sampai terjadi kerusakan organ memang telah mengalami kemajuan, tetapi
vital yang cukup berat yang bahkan dapat terdapat banyak laporan yang
menyebabkan kematian (Hafiz, Weta, & menyampaikan bahwa penderita hipertensi
Ratnawati, 2016). yang datang ke Rumah Sakit akan datang
Menurut World Health Organization lagi dengan keluhan tekanan darahnya
(WHO) tahun 2015, diperkirakan tahun tidak mengalami penurunan bermakna
2020 sekitar 1,56 miliar orang dewasa meskipun sudah minum obat sehingga
akan hidup dengan hipertensi. Penduduk harus diikuti dengan penatalaksanaan
Amerika usia diatas 20 tahun yang nonfarmakologi dengan memodifikasi
menderita hipertensi telah mencapai angka gaya hidup (Suoth, Bidjuni, & Malara,
hingga 74,5 juta jiwa (Kemenkes.RI, 2014).
2014). Hipertensi di Indonesia menjadi Gaya hidup sehat menjadi bagian yang
masalah kesehatan dengan prevalensi yang penting dalam penanganan hipertensi
tinggi yaitu sebesar 25,8%. Prevalensi dengan mengurangi berat badan untuk
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), individu yang gemuk, mengadopsi pola
diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), makan DASH (Dietary Approach to Stop
Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat Hypertension), melakukan aktifitas
(29,4%), Gorontalo (29,4%) dan Sumatera fisik/olahraga, menghindari alkohol, kafein
Utara (25%). Prevalensi hipertensi dan kebiasaan merokok agar tidak
meningkat dikarenakan tidak mendapat menimbulkan hipertensi berat yang
penanganan yang baik sehingga mungkin disertai dengan komplikasi yang
menyebabkan komplikasi seperti stroke, berbahaya (Triyanto, 2014). Hasil
penyakit jantung koroner, diabetes, gagal penelitian (Suoth et al., 2014)
ginjal dan kebutaan (Kemenkes.RI, 2014). menunjukkan ada Hubungan Gaya Hidup
Prevalensi hipertensi akan semakin dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas
meningkat apabila penanganan hipertensi Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten
Minahasa Utara dengan nilai p value (α) Homecare Kota Medan. Penelitian ini
0,05. diharapkan memberikan informasi
Dalam memodifikasi gaya hidup, mengenai perilaku gaya hidup pasien
pasien hipertensi harus memiliki self hipertensi, memodifikasi gaya hidup dan
efficacy yang tinggi untuk memotivasi dan memotivasi pasien hipertensi agar
meyakinkan diri sendiri mampu mencapai meningkatkan self efficacy pasien
gaya hidup yang sehat. Dengan memiliki hipertensi.
self efficacy yang tinggi pasien hipertensi
mampu menjalankan gaya hidup sehat METODE
sehingga meminimalkan komplikasi serta Penelitian ini merupakan deskriptif
meningkatkan kualitas hidupnya dan korelasi dengan pendekatan cross
pasien yang memiliki self efficacy yang sectional, berjumlah 130 orang yang
rendah lebih cenderung tidak ditetapkan dengan total sampling.
memperhatikan gaya hidup sehat (Indah, Penelitian ini dilaksanakan di Mutiara
Mamat, & Supriadi, 2014). Homecare pada bulan April – Juli 2018.
Berdasarkan survei pendahuluan yang Instrumen yang digunakan untuk
dilakukan peneliti kepada 5 pasien menilai Self Efficacy menggunakan
hipertensi di unit rawat jalan, 2 pasien kuesioner yang sudah pernah digunakan
mengatakan yakin bahwa hipertensi yang oleh peneliti sebelumnya yaitu Huda
dideritanya akan sembuh jika rutin (2017) dengan nilai reliabilitas 0.746 dan
memeriksa tekanan darah dan minum obat, validitas 1, untuk menilai Gaya Hidup
1 pasien mengatakan yakin bahwa tekanan menggunakan kuesioner yang sudah
darahnya dapat dikendalikan tetapi kurang pernah digunakan oleh peneliti
bisa menghindari makanan yang dapat sebelumnya yaitu Panjaitan (2015) dengan
meningkatkan tekanan darah seperti suka nilai reliabilitas 0,988.
makan daging karena pasien langsung Pelaksanaan penelitian dilaksanakan
minum obat ketika merasakan pusing dan setelah mendapat izin penelitian tertulis
2 pasien lain mengatakan tidak dapat dari Ketua LPPM USM Indonesia.

mengendalikan keinginannya untuk Penelitian dilakukan dengan menekankan

merokok dan minum kopi tetapi runtin masalah etika dengan memperhatikan

untuk melakukan cek tekanan darah. aspek–aspek self determination, privacy

Tujuan penelitian adalah mengetahui and anonymity,benefience, maleficience,

hubungan self efficacy dengan gaya hidup justice.

pada pasien hipertensi di Mutiara


Sebelum pengumpulan data dilakukan, Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
terlebih dahulu dijelaskan kepada bahwa mayoritas responden yang menilai
responden tentang tujuan, manfaat dan self efficacy tergolong tinggi sebanyak
prosedur penelitian. Setelah responden 96,1%.
setuju dilakukan pengambilan data, Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
responden diminta untuk menandatangani bahwa mayoritas responden telah
lembar persetujuan. melakukan gaya hidup sehat sebanyak
Pengolahan data menggunakan 96,2%.
komputer. Analisis data dilakukan secara Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat
univariat dan bivariat pada variabel bebas bahwa responden dengan self efficacy
dan variabel terikat. Uji korelasi antara rendah dan gaya hidupnya tidak sehat
masing-masing variabel bebas dan variabel 3,1%. Sedangkan responden self efficacy
terikat dilakukan dengan uji korelasi tinggi 96,9% dengan gaya hidup tidak
Spearman. sehat 0,8% dan gaya hidup sehat 96,2%.
Hasil uji statistik menunjukkan ada
HASIL PENELITIAN hubungan antara self efficacy dengan gaya
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat hidup pasien hipertensi (p value = 0,001)
bahwa karakteristik responden mayoritas dengan kekuatan hubungan termasuk kuat
berusia antara 56-69 tahun 64,6%, berjenis dengan nilai r = +0,891 yang artinya
kelamin perempuan 54,6%, pendidikan kekuatan hubungan sangat kuat dan
SMA 48,5%, dan lama sakit, 6-16 tahun semakin tinggi self efficacy responden
54,6%. maka semakin baik pula gaya hidup
responden.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=130)

Karakteristik responden %
Umur
42-55 tahun 46 35,4
56-69 tahun 84 64,6
Total 130 100
Jenis kelamin
Laki-laki 59 45,4
Perempuan 71 54,6
Total 130 100
Pendidikan
SD 6 4,6
SMP 16 12,3
SMA 63 48,5
D3 25 19,2
S1 20 15,4
Total 130 100
Lama Sakit
6-16 tahun 71 54,6
17-27 tahun 59 45,4
Total 130 100

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Self Efficacy Pada Pasien Hipertensi (n=130)


Self Efficacy f %
Rendah 4 3,1
Tinggi 126 96,9
Total 130 100

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Gaya Hidup Pada Pasien Hipertensi (n=130)
Gaya Hidup f %
Tidak Sehat 5 3,8
Sehat 125 96,2
Total 130 100

Tabel 4. Hubungan Self Efficacy dengan Gaya Hidup Pada Pasien Hipertensi (n=130)
Gaya Hidup
Self Efficacy Tidak sehat Sehat Total p R
value
F % f % f %
Rendah 4 3,1 0 0 4 3,1
Tinggi 1 0,8 125 96,2 126 96,9 0,001 0,891
Jumlah 5 3,9 125 96,2 130 100

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang


1 Self Efficacy Pasien Hipertensi di dilakukan di Mutiara Homecare Kota
Mutiara Homecare Kota Medan Medan menunjukkan bahwa mayoritas
responden memiliki self efficacy tinggi
sebanyak 96,9%. Hal ini diperoleh dari diri seseorang disebabkan oleh beberapa
hasil jawaban responden sebanyak 130 faktor yaitu usia, jenis kelamin, tingkat
orang dan kuesioner tentang self efficacy pendidikan, dan pengalaman. Hal ini juga
dengan 10 pernyataan sehingga sama hal dengan pasien hipertensi di
menunjukkan bahwa pasien hipertensi Mutiara Homecare. Berdasarkan hasil
memiliki self efficacy yang tinggi dalam penelitian ini didapat mayoritas usia antara
mengubah gaya hidup. 56-69 tahun sebanyak 64,6%, self efficacy
Self efficacy memberikan kontribusi usia lansia terkait pada penerimaan dan
terhadap pemahaman yang lebih baik penolakan terhadap kemampuan yang
dalam proses perubahan perilaku dimiliki seiring dengan terjadinya
kesehatan sehingga sangat penting untuk kemunduran fisik yang dialami. Selain itu,
meningkatkan pengetahuan, perilaku dan pengalaman pasien terhadap gaya
keterampilan seseorang. Seseorang dengan hidupnya juga berhubungan dengan lama
self efficacy yang tinggi akan menganggap sakit. Ketika pengalaman yang dialami
bahwa dirinya mampu menggunakan adalah baik artinya pasien dapat membuat
kemampuan untuk mencapai suatu hasil kesehatannya lebih baik sehingga dari
yang baik sesuai dengan apa yang pengalaman tersebut dapat meningkatkan
diharapkan. Begitu pula sebaliknya, motivasi untuk melakukan gaya hidup
apabila seseorang dengan self efficacy sehat. Namun jika pengalaman
yang rendah akan menganggap bahwa sebelumnya tidak baik maka dari
kemampuan yang dimiliki belum tentu pengalaman tersebut akan menurunkan
dapat membuat dia mampu untuk motivasinya dalam melakukan perawatan
mendapatkan hasil yang diharapkan diri sehingga dapat terjadi penurunan
(Arsyita, 2016). kesehatannya. Pada penelitian ini,
Hal ini didukung oleh penelitian mayoritas lama sakit pasien 6-16 tahun
Keshia (2014) di Poli Klinik Penyakit sebanyak 54,6%.
Dalam Rumah Sakit Umum Daerah DR. Pada penelitian Wantiyah, (2010)
Zainoel Abidin Banda Aceh bahwa mengatakan bahwa faktor yang lebih
mayoritas responden memiliki self efficacy berpengaruh dalam self efficacy pasien
yang tinggi 56,5%. Tetapi dari hasil adalah pengetahuan pasien. Pengetahuan
penelitian ini, ada juga responden yang yang tinggi akan meningkatkan self
memiliki self efficacy rendah yaitu 43,5%. efficacy pasien. Pendidikan erat
Menurut Okatiranti, Irawan, & Amelia dihubungkan dengan pengetahuan dan
(2017) tinggi rendahnya self efficacy pada bukan merupakan salah satu penyebab
terjadinya hipertensi akan tetapi pengendalian faktor resiko komplikasi
pendidikan dapat mempengaruhi gaya yang mungkin terjadi dan juga mengurangi
hidup. Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat keparahan pada pasien yang sudah
didapat mayoritas pendidikan responden mengalami komplikasi. Gaya hidup sehat
SMA sebanyak 48,5%. Semakin tinggi meliputi pengendalian berat badan, tidak
tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien merokok, tidak minum-minuman
diharapkan akan berdampak pada beralkohol dan berkafein, berolahraga dan
peningkatan gaya hidup sehat. memonitoring/mengecek tekanan darah
Hasil penelitian ini menunjukkan secara teratur. Gaya hidup yang efektif
bahwa jenis kelamin mayoritas perempuan dapat meningkatkan kemandirian,
sebanyak 54,6%. Pada penelitian Huda kepercayaan diri serta kualitas hidup
(2017), perempuan lebih mungkin pasien hipertensi (Indah, Mamat, &
mengendalikan tekanan darah dibanding Supriadi, 2014).
laki-laki. Dalam budaya Indonesia, Hal ini sejalan dengan penelitian
sebagian besar laki-laki adalah pekerja dan yang dilakukan oleh Alvino, Sunarti, &
hal ini mungkin disebabkan karena laki- Sunarno (2015) di Poli Umum UPTD
laki memiliki peran penting dalam Kesehatan Kecamatan Sukorejo Kota
keluarga sehingga tidak banyak waktu Blitar yang menunjukkan bahwa upaya
dalam mengontrol tekanan darah mereka. penderita hipertensi dalam
mempertahankan gaya hidup sehat dalam
2. Gaya Hidup Pasien Hipertensi di kategori baik 57,6% yang berarti ada
Mutiara Homecare Kota Medan hubungan antara pola hidup sehat dengan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penurunan tekanan darah. Tetapi ada juga
pada pasien hipertensi di Mutiara responden yang memiliki gaya hidup yang
Homecare Kota Medan didapat bahwa tidak sehat, hal ini dibuktikan dari hasil
mayoritas responden sudah memiliki gaya analisa kuesioner, bahwa responden masih
hidup sehat sebesar 96,2%. Hal ini ada yang mengkonsumsi alkohol dan
didapatkan dari hasil jawaban responden kebiasaan merokok sebanyak 3,1%.
sebanyak 130 orang pada kuesioner yang Menurut Puspita (2009), gaya
diberikan dengan 20 pernyataan tentang hidup dipengaruhi oleh beberapa faktor
gaya hidup pasien hipertensi yang bersifat yaitu faktor pembelajaran, sosial dan
positif dan negatif. emosi dan faktor persepsi dan kognitif.
Gaya hidup sehat pada pasien Sama halnya dengan hasil wawancara
hipertensi berguna untuk pengelolaan dan peneliti terhadap pasien di Mutiara
Homecare Kota Medan bahwa perubahan self efficacy yang tinggi percaya bahwa
gaya hidup dipengaruhi oleh faktor mereka mampu melakukan gaya hidup
persepsi dan kognitif yaitu ketika pasien sehat dan berusaha lebih keras untuk
mengetahui dengan pasti tentang gaya mengatasi setiap tantangan yang ada
hidup sehat dan memahami cara mengatasi sedangkan self efficacy yang rendah
masalah yang timbul maka pasien tahu cenderung akan mudah menyerah dan
kapan berperilaku baik dan buruk sehingga menganggap bahwa pada dasarnya dirinya
hal ini meningkatkan gaya hidup sehat. tidak mampu melakukan gaya hidup sehat.
Tetapi apabila pasien tidak mengetahui Didukung dengan penelitian yang
dengan pasti tentang gaya hidup sehat, dilakukan oleh Harsono (2017) dengan
mereka tidak akan tahu bagaimana judul Hubungan Self efficacy Dengan
mengatasi masalah yang timbul dan tidak Manajemen Perawatan Diri Pada Penderita
tahu kapan berperilaku baik dan buruk. Hipertensi Di Desa Pringapus Kecamatan
Hal ini yang menyebabkan gaya hidup Pringapus Kabupaten Semarang yang
yang tidak sehat. Begitupula dengan hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara
penelitian ini yang menunjukkan ada self efficacy dengan manajemen perawatan
responden memiliki self efficacy tinggi diri pada pasien hipertensi. Semakin tinggi
tetapi dengan gaya hidup yang tidak sehat self efficacy yang dimiliki seseorang maka
sebanyak 0,8%. akan semakin baik pula perawatan diri
yang dilakukan oleh pasien hipertensi.
2. Hubungan Self Efficacy Dengan Dari hasil penelitian ini juga
Gaya Hidup Pasien Hipertensi Di didapatkan bahwa responden yang menilai
Mutiara Homecare Medan self efficacy tergolong tinggi 96,9%,
Berdasarkan hasil uji statistik terdapat 3,8% diantaranya memiliki
didapatkan ada hubungan antara self memiliki gaya hidup yang tidak sehat dan
efficacy dengan gaya hidup dengan nilai p 3,1% self efficacy yang tergolong rendah,
value = 0,001 dan nilai r = 0,891 yang 96,2% diantaranya melakukan gaya hidup
artinya koefisien korelasi yang kuat. Hal yang sehat. Hasil penelitian ini
ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi menunjukkan tidak selamanya self efficacy
self efficacy pasien maka akan semakin mempengaruhi gaya hidup pasien
baik atau sehat juga gaya hidup pasien hipertensi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
hipertensi. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa faktor diantaranya faktor
yang disampaikan oleh Ghufron & pengalaman keberhasilan, pengalaman
Risnawati (2016) bahwa seseorang dengan
orang lain, persuasi verbal dan kondisi modifikasi gaya hidup, seperti olah raga
fisiologis. secara teratur, mengurangi konsumsi
Pasien yang kurang sadar akan makanan berlemak untuk pencegahan
pentingnya gaya hidup menyebabkan hipertensi.
kekambuhan penyakit hipertensi yang
berulang dan bahkan dapat menyebabkan SARAN
komplikasi hingga pada kematian. Gaya Perlu melakukan penelitian lebih
hidup dianggap sulit dilakukan karena lanjut tentang hubungan self efficacy
kurang pemahamandan dukungan dari dengan perawatan diri pasien hipertensi,
orang terdekat atau lingkungan (Hanafi, analisis faktor yang mempengaruhi self
2016). Hal ini sejalan dengan penelitian management behaviour pasien hipertensi.
yang dilakukan oleh (Alvino et al., 2015)
yang mengatakan bahwa gaya hidup DAFTAR PUSTAKA
berperan penting terhadap kesehatan.
Alvino, Sunarti, & Sunarno, I. (2015).
Dengan gaya hidup yang sehat dapat Upaya penderita hipertensi untuk
mempertahankan pola hidup sehat.
menurunkan angka morbiditas dan
Jurnal Keperawatan Terapan, 1(2),
mortalitas pada pasien hipertensi. 41–47. Anna Palmer, B. W. (2007).
Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
Keterbatasan dalam penelitian ini,
Erlangga.
responden yang dijadikan sampel adalah
Arsyita, S. (2016). Hubungan Dukungan
seluruh pasien hipertensi tidak terkecuali
Keluarga Dengan Self Efficacy Pada
pasien hipertensi yang terkomplikasi Pasien Dengan Penyakit Stroke Di
Ruang Rawat Jalan Poli Saraf Rumah
sehingga gaya hidup pasien ada beberapa
Sakit Umum Daerah Sultan Syarif
yang bias. Dan beberapa variabel yang Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.
kemungkinan dapat menimbulkan bias
Elvivin., Lestari, H., & Ibrahim, K. (2015).
karena tidak bisa dikontrol sepenuhnya Analisis faktor risiko kebiasaan
mengkonsumsi garam, alkohol,
seperti pengalaman dan motivasi dari
kebiasaan merokok dan minum kopi
responden dalam melakukan gaya hidup terhadap kejadian hipertensi pada
nelayan suku bajo di pulau tasipi
SIMPULAN kabupaten muna barat tahun 2015.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Penelitian ini menunjukkan hubungan Masyarakat.
yang sangat kuat antara self efficacy Ghufron, & Risnawati. (2016). Teori-teori
psikologi. (R. Kusumaningratri, Ed.).
dengan gaya hidup pasien hipertensi di Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Mutiara Homecare. Komunikasi perawat
Hafiz, M., Weta, I. W., & Ratnawati, N. L.
dalam pendidikan kesehatan dengan K. A. (2016). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Keshia, A. (2014). Hubungan Self Efficacy
Hipertensi Pada Kelompok Lanjut Dengan Motivasi Menurunkan
Usia di Wilayah Kerja UPT Tekanan Darah Pada Pasien
Puskesmas Petang I Kabupaten Hipertensi Di Poli Klinik Penyakit
Badung Tahun 2016. E-Jurnal Dalam Rumah Sakit Umum Daerah
Medika, 5(7), 1–23. DR. Zainoel Abidin Banda Aceh
Tahun 2014.
Hanafi, A. (2016). Gambaran Gaya Hidup
Penderita Hipertensi Di Kecamatan Kowalak, Welsh, M. (2016). Buku Ajar
Sumowono Kabupaten Semarang. Patofisiologi. Semarang: EGC.
Skripsi.
Majid, A. (2017). Asuhan Keperawatan
Harsono, J. (2017). Hubungan Efikasi Diri Pada Pasien Dengan Ganguuan
Dengan Manajemen Perawatan Diri Sistem Kardiovaskular. Yogyakarta:
Pada Penderita Hipertensi Di Desa Pustaka Baru Press.
Pringapus Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang. Retrieved from Notoatmodjo, P. D. S. (2012). Metodologi
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/ Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
documents/5402.pdf Cipta.

Hartono, D. R. (2012). Pengaruh Self Novian, A. (2013). Faktor yang


Efficacy (Efikasi Diri) Terhadap Berhubungan dengan Kepatuhan Diit
Tingkat Kecemasan Mahasiswa Pasien Hipertensi( Studi Pada Pasien
Fakultas Kedokteran Universitas Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam
Sebelas Maret. Diglib.Uns.Ac.Id, Sultan Agung Semarang Tahun
(Efikasi, Kecemasan), 1–61. 2013 ), 26–60.

Howard S. Friedman, M. W. S. (2008). Okatiranti, Irawan, E., & Amelia, F.


Kepribadian: teori klasik dan riset (2017). Hubungan Self Efficacy
modern jilid 1. Jakarta: Erlangga. Dengan Perawatan Diri Lansia
Hipertensi. Jurnal Keperawatan BSI,
Huda, S. (2017). Hubungan Antara Efikasi V(2), 130–139. Retrieved from
Diri Dengan Manajemen Perawatan http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.
Diri Pada Penderita Hipertensi php/jk/article/view/2631
Dewasa Di Kabupaten Jepara.
Keperawatan Dan Kesehatan Ode, S. La. (2017). Asuhan Keperawatan
Masyarakat, 2(5). Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Indah, P. L., Mamat, L., & Supriadi. Panjaitan, R. (2015). Hubungan Gaya
(2014). Hubungan dukungan keluarga Hidup dengan Kejadian Hipertensi di
dan self efficacy dengan perawatan Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
diri lansia hipertensi. Jurnal Medan tahun 2015. SKripsi, 2015.
Kesehatan Komunitas Indonesia, 10,
993–1003. Pertiwi, N. G. (2015). Pengaruh Self
Efficacy Terhadap Hasil Belajar Pada
Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin Hipertensi. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Daerah
Infodatin, (Hipertensi), 1–7. Binaan IV Kecamatan Cilacap
https://doi.org/10.1177/10901981740 Selatan Kabupaten Cilacap.
0200403
Puspita, R. W. (2009). Gaya Hidup Pada
Mahasiswa Penderita Hipertensi. Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suoth, M., Bidjuni, H., & Malara, R. T.
(2014). Hubungan Gaya Hidup Wantiyah. (2010). Analisis Faktor-Faktor
dengan Kejadian Hipertensi di yang Mempengarhi Efikasi Diri
Puskesmas Kolongan Kecamatan Pasien Penyakit Jantung Koroner
Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. dalam Konteks Asuhan Keperawatan
Ejournal Keperawaan (E-Kp), 2(1), Di RSUD dr. Soebanji Jember. Tesis
1–10. FIKUI

Susilo, dr. Y., & Wulandari, A. (2011). Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). KMB
Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. 1 Keperawatan Medikal Bedah
Yogyakarta: Andi. Keperawatan Dewasa Teori dan
Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha
Sutanto. (2010). Cekal Penyakit Modern Medika.
Hipertensi Stroke Jantung Kolesterol
Dan Diabetes. Yogyakarta: CV. Andi Wulandari, N. (2009). Solusi Sehat
Offset. Mengatasi Hipertensi. Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan
Keperawatan Bagi Penderita

Anda mungkin juga menyukai