Anda di halaman 1dari 7

Machine Translated by Google

© 2020 Jurnal Internasional Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (IJNMS)


Ini adalah artikel Akses Terbuka yang didistribusikan di bawah ketentuan Lisensi Internasional
Creative Commons Attribution 4.0 yang mengizinkan penggunaan, distribusi, dan reproduksi
non-komersial tanpa batas dalam media apa pun, asalkan karya asli dikutip dengan benar.

e-ISSN: 2686-2123
http://ijnms.net/index.php/ijnms
p- ISSN: 2686-0538
PENELITIAN ASLI

PERAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM STABILISASI


TEKANAN DARAH PASIEN DENGAN HIPERTENSI

Erni Tri Indarti, Oktaffrastya Widhamurti, Remita Yuli Kusumaningrum


STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Email : triindarti77@gmail.com, oktaffrastyaws@gmail.com, renita.yuli@gmail.com

ABSTRAK Kata kunci

Hipertensi merupakan masalah kesehatan bagi sebagian besar masyarakat di


Indonesia. Upaya untuk menurunkan angka kejadian hipertensi dan pengendalian tekanan Efikasi diri,
darah adalah dengan mengubah pola hidup sehat dan dengan mengkonsumsi. Untuk dukungan
mewujudkan pola hidup dan perilaku sehat penderita hipertensi diperlukan self efficacy dan keluarga,
dukungan keluarga serta kerjasama pelayanan kesehatan dengan pihak, keluarga, dan darah
masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah efikasi diri dan dukungan tekanan,
keluarga dalam menstabilkan tekanan darah pasien hipertensi. Penelitian ini merupakan hipertensi
penelitian pra eksperimen dengan pendekatan desain One-Group Pre-Post test design.
Penelitian dilakukan pada 50 orang dengan teknik proportional stratified random sampling di
Desa Ketawang Kecamatan Gondang selama 8 minggu. Pengukuran tekanan darah
dilakukan dengan Spignomanometer merk Onemed yang diberikan sebelum dan sesudah
pasien diberikan konseling efikasi diri dan dukungan keluarga. Data dianalisis dengan uji
SPSS 21 Wilcoxon. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,000 untuk sistole dan diatole
sehingga ada arti bahwa self efficacy konseling dan dukungan keluarga menstabilkan
tekanan darah pasien hipertensi. Konseling self-efficacy dan dukungan keluarga menstabilkan
tekanan darah pada pasien hipertensi, sehingga perlu dikembangkan untuk mengurangi
komplikasi hipertensi.

PENGANTAR menjalani pola hidup sehat seperti dengan


Hipertensi merupakan masalah kesehatan mengurangi konsumsi rokok, tidak mengkonsumsi
utama masyarakat di Indonesia. Angka kejadian makanan yang menjadi faktor penyebab terjadinya
hipertensi di Indonesia sebesar 8,4% dari jumlah hipertensi, menghindari minuman beralkohol,
penduduk, 69,5% berusia > 75 tahun, 8,8% menghilangkan stres dan melakukan olahraga secara
mengkonsumsi obat-obatan, 32,3% tidak rutin teratur serta disiplin dalam minum obat (Svetkey, et
mengkonsumsi obat dengan alasan sudah merasa al., 2009).
sehat sehingga cenderung menderita hipertensi
berat. karena tidak berusaha menghindarinya dan Menurunkan tekanan darah dengan nilai optimal
tidak mengetahui faktor risikonya (Kesehatan, 2018). dan mengendalikan terjadinya komplikasi merupakan
prioritas utama pelayanan kesehatan masyarakat.
Upaya untuk mengurangi angka kejadian efikasi diri seseorang akan mempengaruhi manajemen
hipertensi dan mengontrol tekanan darah pasien perawatan diri. Manajemen perawatan diri penderita
hipertensi adalah dengan hipertensi merupakan

211

Jurnal Internasional Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (IJNMS), Volume 4,


Edisi 3, Desember 2020
Machine Translated by Google

kemampuan internal mempertahankan perilaku keluarga. Konseling adalah suatu proses bantuan
efektif dengan penggunaan obat-obatan yang pemecahan masalah agar klien dapat menyesuaikan
dianjurkan oleh dokter, mengikuti diet dan olahraga, diri secara efektif dengan dirinya sendiri dan dengan
mengontrol secara teratur dan menjaga koping lingkungannya (Amila, 2018).
emosional dengan penyakitnya (Kate R, 2003). Konseling mempengaruhi perubahan perilaku
Efikasi diri mempengaruhi kemampuan individu yang bermanfaat bagi dirinya. Pemberian
seseorang untuk melakukan tindakan perilaku konseling lebih baik diberikan modul atau manual
pencegahan dan penanggulangan penyakit. Jika (Priyanto, 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah
self efficacy dikembangkan pada penderita untuk mengetahui apakah efikasi diri dan dukungan
hipertensi, akan tumbuh rasa percaya diri untuk keluarga dapat menstabilkan kualitas hidup pasien
dapat mematuhi program penatalaksanaan hipertensi.
hipertensi sehingga lansia hipertensi dapat
mengontrol tekanan darahnya (Alwisol, 2006). BAHAN DAN METODE
Keluarga merupakan sistem pendukung utama Penelitian ini merupakan penelitian pra
yang memberikan perawatan langsung bagi eksperimen dengan pendekatan desain One-Group
anggota keluarga lainnya baik yang sehat maupun Pre-Post test design. Penelitian ini dilakukan di
yang sakit. Bentuk dukungan keluarga meliputi Desa Ketawang Kecamatan Gondang selama 8
dukungan informasional, penilaian, instrumental minggu pada tanggal 11 April – 6 Juni 2020.
dan emosional. Dukungan penilaian berupa Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penderita
pemberian dukungan, penghargaan dan perhatian hipertensi primer dan tinggal bersama keluarga inti.
bahkan pengawasan terhadap suatu terapi yang
dilakukan terhadap pasien dengan anggota keluarga. Populasi penelitian ini adalah 110 penderita
Dukungan emosional diwujudkan dalam bentuk hipertensi yang tersebar di 3 dusun di Desa
kasih sayang, kepercayaan, perhatian, Ketawang. Sampel penelitian terdiri dari 50
mendengarkan dan didengar (Amila, 2018). penderita hipertensi di Desa Ketawang Kecamatan
Keluarga yang peduli terhadap anggota Gondang. Teknik pengambilan sampel yang
keluarganya yang menderita hipertensi, akan digunakan adalah proportional stratified random
memperhatikan pemberian makan, mengajak sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang
olahraga bersama, mendampingi dan mengingatkan ditentukan oleh peneliti untuk mendapatkan jumlah
untuk rutin memeriksakan tekanan darah. sampel dari setiap dusun, kemudian dilakukan
Dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga simple random sampling dari setiap dusun.
menunjukkan kepedulian dan perhatian keluarga
sehingga pasien hipertensi akan termotivasi untuk
menjalani pengobatan yang baik dan benar (Rottie Intervensi penelitian ini masing-masing

& Colling, 2017). responden mendapatkan penyuluhan dan modul


Untuk mewujudkan pola hidup dan perilaku tentang efikasi diri dan dukungan keluarga.
yang sehat, penderita hipertensi dituntut memiliki Monitoring dilakukan setiap minggu dengan
self efficacy dan dukungan dari keluarga serta mengunjungi responden dan pengukuran tekanan
kerjasama pelayanan kesehatan dengan pihak lain darah di rumah responden.
yang melibatkan berbagai elemen, termasuk Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
keluarga dan masyarakat. Meningkatkan lembar observasi pengukuran tekanan darah.
pemahaman tentang pentingnya efikasi diri dan Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan
keluarga dalam memberikan dukungan sosial Spignomanometer merk Onemed yang diberikan
terhadap anggota keluarga yang mengalami sebelum dan sesudah pasien diberikan efikasi diri
hipertensi dengan pemberian konseling klien dan dan dukungan keluarga. Data dianalisis
menggunakan SPSS 21 dengan

212
Jurnal Internasional Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (IJNMS), Volume 4,
Edisi 3, Desember 2020
Machine Translated by Google

Uji Wilcoxon karena skala distribusi data tidak normal. Pendidikan

Tidak sekolah 0 0 0,995 0,820


Masalah etik dalam penelitian keperawatan
Dasar 46 92,0
merupakan masalah yang kritis, karena dalam
Sekolah
penelitian keperawatan berkaitan dengan manusia.
Tengah 3 6,0
Etika yang harus diperhatikan adalah informasi
Sekolah
persetujuan, otonomi, kepercayaan, dermawan, non-
1 2,0
maleficient, keadilan dan kesetiaan. Sekolah menengah atas

Etika penelitian dilakukan di Puskesmas


komite etik penelitian Institute Of Profesi

Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia. Ibu rumah tangga 23 46,0 0,855 0,614

Petani 21 42,0
HASIL
Pedagang 3 6,0
Karakteristik responden meliputi umur, 1
Tidak ada pekerjaan 2,0
jenis kelamin, pendidikan, profesi, lama menderita
Dll 2 4,0
dan tinggal bersama. Analisis univariat untuk
Panjang
mengetahui hubungan karakteristik responden
Menderita
dengan tekanan darah sistole dan diastole
0-1 Tahun 14 28,0 0,044 0,551

Berdasarkan tabel 1, penderita hipertensi 1-2 Tahun 12 24,0

yang diteliti berkisar antara 66- 2-3 Tahun 9 18.0

70 tahun sebanyak 13 responden (26%). 3-4 Tahun 9 18.0

Hampir seluruh responden adalah perempuan >4 Tahun 6 12,0


sebanyak 44 responden (88%) dan SD sebanyak
Hidup
46 responden (92%). Penderita hipertensi
Bersama
terbanyak bekerja sebagai ibu rumah tangga
Suami 22 44,0 0,444 0,014
sebanyak 23 responden (46%), lama menderita
Istri 4 8,0
0-1 tahun sebanyak 14 responden (28%) dan
anak-anak 14 28,0
tinggal serumah dengan suami sebanyak 22 responden (44%).
Cucu 7 14,0

Dll 3 6,0
Tabel 1. Karakteristik Responden (n=50)

Tabel 2. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah


Variabel n % nilai p sistole diastol Efikasi Diri dan Dukungan Keluarga (n=50)
nilai p

Usia
Darah n Nilai Median Min Max p
50-55 Tahun 6 12,0 0,378 0,402 Tekanan
56-60 Tahun 9 18.0 Sistole 50 140 130 200 0,000
61-65 Tahun 10 20,0 pra

66-70 Tahun 13 26,0 Sistole


135 125 170
pos
71-75 Tahun 6 12,0
diastol 50 90 70 110 0,000
76-80 Tahun 6 12,0
pra
Jenis kelamin
diastol
80 70 90
Pria 6 12,0 0,359 0,464 pos
Wanita 44 88,0

213
Jurnal Internasional Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (IJNMS), Volume 4,
Edisi 3, Desember 2020
Machine Translated by Google

Berdasarkan tabel 2, Hasil uji statistik tekanan ditempatkan pada arteri. Peningkatan
menunjukkan bahwa terdapat nilai tekanan darah tekanan darah yang disebabkan oleh aktivitas yang
sebelum dan sesudah efikasi diri dan dukungan tidak adekuat akan menimbulkan komplikasi seperti
keluarga diberikan dalam 8 minggu. Hasil uji Wilcoxon penyakit jantung koroner, gangguan fungsi ginjal,
p-value sistole dan diastole 0,000. stroke (Anggara & Prayitno, 2013).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan dengan penelitian Suryani.
DISKUSI Lama menderita hipertensi > 3 tahun. Semakin lama
Para penderita hipertensi yang diteliti menderita hipertensi akan meningkatkan terjadinya
berkisar antara 66-70 tahun. komplikasi yaitu ginjal berupa nefrosklerosis yang
Penelitian ini sesuai dengan merupakan akibat langsung dari iskemia akibat
Penelitian Gadi, yang menyebutkan bahwa hipertensi
meningkat seiring bertambahnya usia.
Mayoritas penderita hipertensi berusia > 65 tahun penyempitan pembuluh darah intrarenal
sebesar 65%. Hal ini disebabkan bertambahnya usia (Suryani, 2018).
struktur pembuluh darah besar, lumen menyempit Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
dan dinding pembuluh darah menjadi kaku dan penelitian Gadi. Kebanyakan dari mereka tinggal

menebal, sehingga mengakibatkan peningkatan bersama suaminya. Keluarga memelihara sistem


tekanan darah sistolik (Gadi, 2017). pendukung yang baik untuk mengontrol pola hidup,
sehingga tekanan darah terkontrol (Gadi, 2017).
Hampir semua responden berjenis kelamin perempuan.

Menurut penelitian Suryani, penderita hipertensi Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

sebagian besar (52,4%) adalah perempuan. terdapat perubahan nilai tekanan darah sebelum dan
Wanita yang mengalami menopause akan memiliki sesudah efikasi diri dan dukungan keluarga diberikan
risiko lebih tinggi terkena hipertensi (Suryani, 2018). dalam 8 minggu. Penelitian Suryani, menyatakan
Perubahan hormonal yang terjadi pada wanita bahwa konseling keluarga efektif terhadap stabilisasi
menopause merupakan faktor penyebab utama. tekanan darah pasien hipertensi (Suryani, 2018).
Wanita yang mengalami menopause memiliki kadar Berdasarkan penelitian Gadi, terdapat pengaruh
estrogen yang lebih rendah dan kadar high density efikasi diri terhadap pengendalian tekanan darah
lipoprotein yang lebih rendah (Lumbantobing, 2008). pada pasien hipertensi. Salah satu faktor yang
Sebagian besar penderita hipertensi bekerja mendukung keberhasilan pengelolaan hipertensi
sebagai ibu rumah tangga. Wanita yang tidak bekerja atau adalah pengendalian tekanan darah. Salah satu
hanya karena ibu rumah tangga berisiko lebih tinggi faktor yang mempengaruhi kontrol tekanan darah
menderita hipertensi dibandingkan wanita yang secara teratur adalah self-efficace (Gadi, 2017).
bekerja. Hal ini mungkin disebabkan karena
kurangnya aktivitas yang dilakukan oleh ibu rumah tangga.
Dengan banyaknya ibu rumah tangga yang sibuk, Hasil penelitian Farida

mereka merasa tidak punya waktu untuk berolahraga dan Susmadi, ada pengaruh self efficacy training
yang menyebabkan kurangnya aktivitas fisik sehingga terhadap tekanan darah sistolik (0,01) tetapi tidak
berisiko menderita hipertensi karena meningkatkan berpengaruh terhadap diastolik (0,07). Pelatihan
risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak efikasi diri pada lansia hipertensi dibangun dengan
mendapatkan aktivitas fisik yang cukup juga 4 komponen yaitu kognitif, motivasional, efektif dan
cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi, seleksi. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pelatihan digunakan oleh lansia hipertensi untuk
di setiap kontraksi. Semakin sulit dan mematuhi program
seringkali otot jantung harus memompa, semakin banyak

214
Jurnal Internasional Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (IJNMS), Volume 4,
Edisi 3, Desember 2020
Machine Translated by Google

pengelolaan. Sehingga dalam waktu 3-4 bulan Hasil penelitian ini sejalan dengan
berikutnya tekanan darah sudah bisa terkontrol. penelitian yang dilakukan oleh Rottie and Colling,
Tekanan diastolik tidak berubah hal ini terjadi tentang Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap
karena pengukuran tekanan diastolik diberikan Kepatuhan pada Penderita Pengobatan
yang peduli
Hipertensi.
terhadapKeluarga
anggota
pada saat jantung dalam kondisi rileks, sedangkan keluarganya yang menderita hipertensi, akan
pada lansia, organ jantung termasuk pembuluh memperhatikan pemberian makan, mengajak
darah sudah mengalami kekakuan/kurang elastis olahraga bersama, mendampingi dan mengingatkan
sehingga pada ujung jantung untuk rutin memeriksakan tekanan darah. Dukungan
yang diberikan oleh anggota keluarga menunjukkan
kontraksi tidak bisa rilkes sempurna. Akibatnya kepedulian dan perhatian keluarga sehingga pasien
saat diukur tekanan darah sistolik tetap tinggi/di hipertensi akan termotivasi untuk menjalani
atas batas normal (Farida & Susmadi, 2019). pengobatan yang baik dan benar (Rottie & Colling,
2017).
Penelitian Amila juga menunjukkan ada
hubungan antara efikasi diri dengan gaya hidup Dukungan keluarga sangat dibutuhkan
penderita hipertensi. Self-efficacy dapat oleh pasien hipertensi yang membutuhkan
meningkatkan dukungan dan motivasi diri terhadap pengobatan yang lama dan berkesinambungan.
gaya hidup sehat yang mengurangi terjadinya Hal ini didukung oleh banyak teori yang telah
komplikasi (Amila, 2018). Hasil penelitian Setyorini menjelaskan tentang fungsi keluarga, salah satunya
menunjukkan ada hubungan antara perawatan diri dalam bidang kesehatan, dimana telah dijelaskan
dengan self bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit maka
keluarga harus segera mengetahui masalah
manajemen keberhasilan pada penderita hipertensi. kesehatannya, memutuskan tindakan apa yang
Self-efficacy sangat dibutuhkan oleh penderita harus dilakukan. diberikan dan menggunakan
hipertensi untuk membuat dirinya termotivasi untuk fasilitas kesehatan yang ada (Ningrum & Hendarsih, 2012).
mendapatkan derajat kesehatan yang lebih baik Teori model promosi kesehatan
melalui kepercayaan dalam pengelolaan perawatan menjelaskan bahwa efikasi diri seseorang akan
diri. Manajemen perawatan diri yang efektif akan mempengaruhi perilaku dan komitmen dalam
mengurangi terjadinya komplikasi, meningkatkan melakukan sesuatu. Efikasi diri penderita penyakit
kepuasan, meningkatkan kepercayaan diri, dan kronis yang tinggi akan meningkatkan harapan
menstabilkan tekanan darah penderita hipertensi terhadap tujuan yang besar dan jelas.
(Setyorini, 2018). Penderita hipertensi akan patuh dan mengelola
Menurut penelitian Bisnu, ada hubungan hipertensi dengan baik jika memiliki keyakinan
antara dukungan keluarga dengan derajat bahwa pengelolaannya membuat kondisinya
hipertensi. Dukungan keluarga merupakan bentuk menjadi minimal stabil dan
perilaku pelayanan yang dilakukan oleh keluarga komplikasi. Penderita hipertensi memerlukan
berupa apresiasi/dukungan emosional, penilaian, perubahan perilaku untuk mengontrol tekanan
informasional dan instrumental bahwa
Menyarankan (Bisnu,keluarga
Mulyadi,Kepel,
2017).& darah. Perubahan perilaku ini membutuhkan efikasi
adalah tempat yang aman dan damai untuk diri. Self-efficacy adalah keyakinan pasien terhadap
membantu pemulihan dari penyakit. Hal ini terjadi aktivitas dan bahwa pasien berperilaku sesuai
karena tidak mungkin seseorang memenuhi dengan harapan yang diinginkan.
kebutuhan fisik atau psikisnya seorang diri. Self-efficacy mempengaruhi
perubahan perilaku dengan mempengaruhi cara
berpikir, memotivasi, dan bertindak (Bandura, 2006).
Individu membutuhkan dukungan sosial yang salah
satunya berasal dari keluarga (Sinaga, 2015).

215
Jurnal Internasional Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (IJNMS), Volume 4,
Edisi 3, Desember 2020
Machine Translated by Google

Penatalaksanaan hipertensi seumur Bisnu, MI, Kepel, BJ, & Mulyadi.


hidup membuat orang merasa kehilangan (2017). Dukungan Keluarga Dengan
motivasi diri, bahkan menimbulkan depresi Derajat Hypertension
Hipertensi
PadaDiPasien
dan ketidaktaatan. Efikasi diri dan dukungan Puskesmas Ranomuut Kota
keluarga merupakan komponen yang sangat
penting bagi penderita hipertensi dalam Manado. e-Journal Keperawatan (e-
melakukan pola hidup sehat. Dukungan KP), Volume 5, Nomor 1, 14947-
keluarga tinggi tetapi jika efikasi diri tidak 30004.
terbentuk maka penderita hipertensi tidak
akan patuh dan sebaliknya. Kepatuhan gaya Farida, I., & Susmadi. (2019). Pengaruh

hidup sehat meminimalkan komplikasi dan Pelatihan Efikasi Diri Terhadap


meningkatkan kualitas hidup pasien hipertensi. Tekanan Darah Lansia Hipertensi.
Efikasi diri yang tinggi masih memerlukan dukungan
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik,,
Volume 15, No. 2.139-144.
keluarga untuk menjalankan segala aktivitas sehari-
hari penderita dalam melakukan perawatan diri,
Gadi, DA (2017). Self-Efficacy terhadap
salah satunya dengan meningkatkan kualitas
Kontrol Tekanan Darah pada Pasien
hidupnya. Self efficacy dan dukungan keluarga
Hipertensi di Puskesmas
Gondokusuman
Yogyakarta.
II
mampu melakukan perawatan secara optimal.
repo.stikesbethesda.ac.id.
.
KESIMPULAN
Self-efficacy tidak dapat optimal tanpa Kate R, LD (2003). Manajemen diri : Sejarah,
pendampingan dari dukungan keluarga. Definisi, Hasil dan Mekanisme.
Konseling self-efficacy dan dukungan keluarga Jurnal Self
menstabilkan tekanan darah pasien hipertensi. Management Education, 26 (1).

Kesehatan, K. (2018). Riset Kesehatan Dasar.


REFERENSI www.kemkes.go.id.
Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian.
Lumbantobing. (2008). Tekanan Darah Tinggi.
Malang: Pers UMM. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Amila, JS (2018). Self Efficacy dan Gaya
Hidup Pasien Hipertensi. Jurnal
Ningrum, SR, & Hendarsih, S. (2012).
Kesehatan Volume
, 9, Nomor 3,
Dukungan Keluarga Dengan Perilaku
360-365.
Makan Pada Pasien Hubungan
Anggara, FH, & Prayitno, N. (2013). Hipertensi di Wilayah Kerja
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Puskesmas Minggir Sleman
Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Yogyakarta. http://
Telaga Murni,. Jurnal Ilmiah digilib.unisayogya.ac.id/, 1-
19.
Kesehatan, 20-25.

Bandura, A. (2006). Pedoman Penyusunan Priyanto. (2009). Komunikasi dan Konseling


Skala Efikasi Diri. Keyakinan Efikasi Aplikasi dalam Sarana Pelayanan
Kesehatan Untuk Perawat dan
Diri pada Remaja. Greenwich:
bidan. Jakarta: Salemba Medika.
Penerbitan Era Informasi.

216
Jurnal Internasional Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (IJNMS), Volume 4,
Edisi 3, Desember 2020
Machine Translated by Google

Rottie, JV, & Colling, FC (2017). Hipertensi Pada Lansia di Desa


Hubungan Dukungan Keluarga Sukamaju Wilayah UPTD Cikalong
dengan Kepatuhan Minum Obat Kecamatan Cimaung.
Pada Lansia Hipertensi di Ruang ejournal.stikesborromeus, 39-46 .
Rawat Inap Bugenvil RSUD Tobelo
i. Jurnal Komunitas & Volume 5, Suryani. (2018). Efektivitas Konseling
Darurat , 12. Nomor 2, 1- Keluarga Terhadap Stabilitas
Tekanan Darah Pasien Hiperetnsi.
ejournal.annurpurwodadi.ac.id,
Setyorini, A. (2018). hubungan self efficacy 114-147.
dengan self care
lansia
management
yang menderita
hipertensi
di Posyandu Lansia Padukuhan Svetkey, LP, Pollak, KI, YancyJr, WS,
Panggang III binaan Puskesmas Dolor, RJ, Batch, BC, Samsa, G.,
Panggang I Gunungkidul . dkk. (2009). Proyek Peningkatan
Hipertensi, Uji Acak Peningkatan
Jurnal Ilmu Kualitas Dokter dan Modifikasi
Kesehatan dan Farmasi, Vol. 2, No. Gaya Hidup Pasien. AHA
2, 58-64.
Jurnal, 54:1226–1233.
Sinaga, A. (2015). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Pencegahan

217
Jurnal Internasional Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (IJNMS), Volume 4,
Edisi 3, Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai