Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TEKANAN DARAH

PASIEN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS TOTOLI

PROPOSAL

S1 MEGA SAFITRI
KEPERAWATAN
STIKES
MARENDENG
MAJENE A.1.17.1071
Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius
saat ini. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali
lebih besar terkena penyakit jantung kongestif, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung.

Lansia mengalami Fungsi fisiologis akibat proses degeneratif (penuaan)


sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Seperti :
hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau rematik.

Keluarga merupakan support sistem utama bagi pasien hipertensi dalam


mempertahankan kesehatannya, keluarga memegang peranan penting dalam perawatan
maupun pencegahan. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perilaku melayani
yang dilakukan keluarga, baik dalam bentuk dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan informasi dan dukungan instrumental.

.
Rumusan Masalah

“Bagaimana Hubungan Dukungan Sosial


Keluarga Terhadap Tekanan Darah Pasien
Hipertensi pada Lansia?”
Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga terhadap 1. Bagi Instansi Kesehatan


tekanan darah pasien hipertensi pada lansia.
(Puskesmas Totoli)
Tujuan Khusus

Mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga terhadap 2. Bagi Institusi Pendidikan


 pola makan (Keperawatan, Stikes Marendeng Majene)
 terhadap kelengkapan alat ukur tekanan darah dan
obat-obatan
 kepatuhan lansia dalam mengkonsumsi obat anti 3. Bagi Peneliti Lain
hipertensi.
 intensitas lansia melakukan pemeriksaan 4. Bagi Peneliti
 pemahaman lansia mengenai informasi tatalaksana
Tinjauan Pustaka  Faktor terjadinya Hipertensi (Dapat
dikendalikan)

 1. Gaya hidup modern : Kerja keras


 Konsep Hipertensi penuh tekanan yang mendominasi gaya
hidup masa kini menyebabkan stres
Hipertensi atau tekanan darah tinggi diatas berkepanjangan.
angka normal yaitu 120/80 mmHg. bila  2. Pola makan tidak sehat : Gaya hidup
tekanan darah sistoliknya mencapai nilai
120 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan serba cepat menuntut segala sesuatunya
darah diastoliknya mencapai nilai 80 serba instan, termasuk konsumsi
mmHg atau lebih tinggi. Secara umum makanan.
hipertensi adalah kondisi tekanan darah  3. Obesitas : Berat badan yang berlebih
seseorang yang berada diatas batas tekanan akan membuat aktifitas fisik menjadi
darah normal yaitu 120/80 mmHg berkurang. Akibatnya jantung bekerja
lebih keras untuk memompa darah.
 4. Stres : faktor psikologis yang dapat
meningkatkan tekanan darah
 5. merokok
Faktor hipertensi yang tidak dapat  Konsep Tatalaksana
dikendalikan
 Dalam proses mengatasi hipertensi pada lansia ada
 Ras: Suku yang berkulit hitam lebih 2 kategori pengobatan yang dapat dilakukan.
cenderung terkena hipertensi
 1. Non Farmakologis:

 Genetika: hipertensi beresiko menurun  Penurunan berat badan


kepada anak 25% lebih besar apabila salah
satu orang tua hipertensi dan 60% lebih  Mengurangi asupan garam lalu mengkonsumsi
beresiko jika kedua orang tua hipertensi. sayur dan buah

 Usia: Hipertensi bisa terjadi pada semua  Olahraga lalu berhenti merokok dan mengkonsumsi
usia, tetapi semakin bertambah usia alkohool
seseorang maka resiko terkena hipertensi
 2. Farmakologis
semakin meningkat.
 konsumsi obat antihipertensi
 Jenis Kelamin: Laki-laki cenderung lebih
sering terkena penyakit hipertensi  Cek kesehatan rutin
 Konsep Keluarga  Dukungan instrumental: instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber
Keluarga memegang peran penting dalam pertolongan praktis dan konkrit,
perawatan maupun pencegahan kesehatan diantaranya: kesehatan penderita dalam
pada anggota keluarga lainnya hal kebutuhan makan dan minum,
istirahat, terhindarnya penderita dari
 Dukungan informasional: Dukungan kelelahan.
informasional adalah keluarga berfungsi
sebagai pemberi informasi, dimana  Dukungan emosional :keluarga sebagai
keluarga menjelaskan tentang pemberian tempat yang aman dan damai untuk
saran, sugesti, nasehat, usulan, petunjuk istirahat dan pemulihan serta membantu
dan pemberian informasi. penguasaan terhadap emosi. Dukungan
 Dukungan penilaian: keluarga sebaiknya emosional melibatkan ekspresi empati,
memberikan support, penghargaan, dan perhatian, pemberian semangat,
perhatian kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan
emosional
Kerangka Konsep

Dukungan Sosial
Keluarga Hipertensi

Variabel Independen : Dukungan Sosial


Keluarga

Variabel Dependen : Hipertensi


Metode Penelitian  Populasi dan Sampel: populasi penderita
hipertensi sejak 3 bulan terakhir sebanyak
Jenis dan Rancangan Penelitian: Jenis 108 lansia dan yang menjadi sampel
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam penelitian ini adalah 30 Lansia
dengan pendekatan “cross sectional” dimana sebagai responden
data yang menyangkut variabel independen dan
variable dependen dikumpulkan dalam waktu
yang bersamaan. Pendekatan “cross sectional”  Instrumen Penelitian :
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengumpulan data dalam penelitian ini
dukungan sosial keluarga terhadap tekanan
menggunakan
darah pasien hipertensi pada lansia
1. Observasi menggunakan alat pengukur
 Tempat dan Waktu Penelitian : di tekanan darah, spignomanometer
Puskesmas Totoli terhitung sejak 25 Mei terstandarisasi dan stetoskop
2021 Hingga Agustus 2021 2. Wawancara dengan menggunakan
koesioner dan berisi pertanyaan mengenai
dukungan keluarga.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai