Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN TERJADINYA PENYAKIT HIPERTENSI


DI PUSKESMAS KRANGGAN
TEMANGGUNG

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
LAILATUL MUTMAINNAH
201510201147

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN TERJADINYA PENYAKIT HIPERTENSI
DI PUSKESMAS KRANGGAN
TEMANGGUNG

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
LAILATUL MUTMAINNAH
201510201147

Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui untuk di Publikasikan pada


Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Oleh :

Pembimbing : Ns. Diyah Candra AK., MSc.

Tanggal : 21 Mei 2019

Tanda tangan :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TERJADINYA PENYAKIT HIPERTENSI
DI PUSKESMAS KRANGGAN
TEMANGGUNG1

Lailatul Mutmainnah2 , Diyah Candra Anita3

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan pada sistem
kardiovaskuler, dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal
(140/90 mmHg). Hipertensi disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor
demografi, obesitas dan merokok.
Tujuan: Mengetahui hubungan faktor demografi, obesitas dan merokok dengan
terjadinya penyakit hipertensi di Puskesmas Kranggan Temanggung.
Metode: Penelitian ini menggunakan merupakan penelitian analitik observasional
dengan pendekatan retrospektif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 90 responden. Teknik analisis data
menggunakan Kendall Tau dan regresi logistik berganda.
Hasil: Hasil penelitian diketahui responden mayoritas berusia diatas 66 tahun sebanyak
32 responden (35,6%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 77 responden (85,6%),
pendidikan SD sebanyak 37 responden (41,1%), bekerja sebanyak 59 responden
(65,6%), berat badan normal (tidak obesitas) 44 responden (48,9%), tidak merokok
sebanyak 78 responden (86,7%), hipertensi tahap 1 sebanyak 28 responden (31,1%).
Faktor usia (p=0,030), obesitas (p= 0,022) memiliki hubungan dengan terjadinya
hipertensi, jenis kelamin (p=0,452), pendidikan (p=0,825), pekerjaan (p=0,228), dan
merokok (p=0,381) tidak memiliki hubungan dengan terjadinya hipertensi. Faktor yang
paling dominan terhadap terjadinya hipertensi adalah faktor usia (p=0,000).
Simpulan dan saran: Terdapat hubungan antara faktor usia dan obesitas dengan
terjadinya penyait hipertensi. Tidak terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan dan merokok dengan terjadinya penyakit hipertensi. Saran dari
penelitian ini dapat menambah informasi dan menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya.
Kata kunci : Hipertensi, Faktor Demografi, Obesitas dan Merokok.
Kepustakaan : 10 buku, 10 skripsi, 20 jurnal, 9 internet
Jumlah halaman : xi halaman, 66 lembar, 2 gambar, 13 lampiran

1
Judul Skripsi.
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
THE ANALYSIS OF FACTORS ASSOCIATED WITH THE OCCURRENCE OF
HYPERTENSION IN KRANGGAN PRIMARY HEALTH CENTER
TEMANGGUNG1

Lailatul Mutmainnah2,Diyah Candra Anita3

ABSTRACT

Background: Hypertension is a health problem in the cardiovascular system, in which a


person experiences an increase in blood pressure above normal (140/90 mmHg).
Hypertension is caused by many factors such as demography, obesity and smoking.
Objective: This study aims to determine the relationship between demographic factors,
obesity and smoking with the occurrence of hypertension in KrangganPrimary Health
Center, Temanggung.
Method: This study was an observational analytic study with a retrospective approach.
The sampling technique used total sampling. The samples in this study were 90
respondents. Data analysis techniques used Kendall Tau and multiple logistic
regressions.
Results: The study showed that 32 respondents (35.6%) aged over 66 years that were,
77 respondents(85.6%)were female, 37 respondents (41.1%) had elementary education,
59 respondents (65, 6%) were working, 44 respondents (48.9%) had normal weight (not
obese), 78 respondents (86.7%) were not smoking, 28 respondents (31.1%) were in stage
I of hypertension. Age factors obtained (p = 0.030) and obesity obtained (p = 0.022).
Age and obesity factors had a relationship with the occurrence of hypertension. Gender
obtained (p = 0.452), education obtained (p = 0.825), occupation obtained (p = 0.228),
and smoking obtained (p = 0.381). Gender, education, occupation and smoking habit had
no relationship with the occurrence of hypertension. The most dominant factor in the
occurrence of hypertension was age (p = 0,000).
Conclusions and suggestions: There is a relationship between age and obesity factors
and the occurrence of hypertension. There is no relationship between gender, education,
employment and smoking habit factors and the occurrence of hypertension. The
respondents are suggested to know the causes of hypertension in order to reduce the
incidence of hypertension.

Keyword : Hypertension, demographic factor, obesity and smoking.


Bibliography : 10 books, 10 theses, 20 journals, 9 internet sources
Pages : xi pages, 66 pages, 2 figuers, 13 appendices

1
The title of the thesis
2
Student of School of Nursing, Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Lecturer of School of Nursing, Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN selama satu bulan. Selain itu diperoleh
data kematian akibat menderita
Hipertensi merupakan salah satu
hipertensi sebanyak 11 orang. Upaya
masalah kesehatan yang banyak
yang dilakukan oleh Puskesmas
dijumpai pada masyarakat khususnya
Kranggan Temanggung dalam
diusia dewasa. Hipertensi kerap kali
menangani masalah yaitu mengadakan
diawali dengan adanya tanda dan gejala
kegiatan prolanis setiap satu bulan
seperti peningkatan tekanan darah diatas
sekali dan mengadakan posbindu di
normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg.
beberapa desa.
Hal tersebut terjadi sebagai efek dari
METODE PENELITIAN
kerja jantung yang semakin berat
Jenis penelitian ini adalah analitik
memompa darah dalam upaya
observasional yang bertujuan mencari
pemenuhan kebutuhan oksigen dan
hubungan antara variabel yang diteliti.
nutrisi tubuh (Sudarmoko, 2015).
Pendekatan waktu yang digunakan
World Health Organization
adalah retrospektif.
(WHO) tahun 2010 menyebutkan bahwa
Populasi dalam penelitian ini
hipertensi atau dikenal dengan tekanan
adalah pasien yang memeriksakan
darah tinggi merupakan masalah
kesehatannya di Puskesmas Kranggan
kesehatan masyarakat secara global.
Temanggung. Populasi dalam penelitian
10% dari total populasi dunia
ini diambil dalam satu bulan yaitu pada
merupakan penderita hipertensi (Irianto,
bulan Januari tahun 2019 terdapat 90
2014).
pasien yang berkunjung untuk
Berdasarkan studi pendahuluan
memeriksakan kesehatannya ke
yang dilakukan oleh peneliti pada
Puskesmas Kranggan Temanggung.
tanggal 22 September 2018 di
Teknik pengambilan sampel yang
Puskesmas Kranggan Temanggung
digunakan pada penelitian ini adalah
diperoleh data bahwa kasus hipertensi
teknik total samplimg. Instrumen yang
selama tahun 2018 berjumlah 1.534
digunakan dalam penelitian ini adalah
kunjungan yang terdiri dari pasien lama
rekam medis pasien dan lembar
dan pasien baru. Populasi penelitian ini
pencatatan atau lembar observasi.
sebanyak 90 responden yang diambil
HASIL

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor Demografi

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Faktor Demografi Responden di Puskesmas
Kranggan Temanggung
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Usia
a. 26-35 tahun (masa dewasa 5 5,6
awal)
b. 36-45 tahun (masa dewasa 10 11,1
akhir)
c. 46-55 tahun (masa lansia 19 21,1
awal)
d. 56-65 tahun (masa lansia 24 26,7
akhir)
e. 66 tahun keatas (masa 32 35,6
manula)
Jenis kelamin
a. Perempuan 77 85,6
b. Laki-laki 13 14,4
Pendidikan
a. Tidak sekolah 21 23,3
b. SD 37 41,1
c. SMP 12 13,3
d. SMA 16 17,8
e. S1 4 4,4
Pekerjaan
a. Bekerja 59 65,6
b. Tidak bekerja 31 34,4
Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat jenis kelamin perempuan (85,6%),


diketahui karakteristik responden pada Berdasarkan Berdasarkan pendidikan
penelitian ini adalah berdasarkan usia mayoritas responden sekolah dasar (SD)
mayoritas dengan rentang usia 66 tahun sebanyak (41,1%). Berdasarkan
keatas (35,6%). Berdasarkan jenis pekerjaan adalah mayoritas responden
kelamin mayoritas responden dengan dengan bekerja sebanyak (65,6%).
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Data Pengkajian

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Data Pengkajian Responden
di Puskesmas Kranggan Temanggung
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Obesitas
a. Kurus 5 5,6
b. Normal 44 48,9
c. Gemuk 14 15,6
d. Obesitas 27 30,0
Merokok
a. Merokok 12 13,3
b. Tidak merokok 78 86,7
Tekanan darah
a. Optimal 13 14,4
b. Normal 10 11,1
c. Normal Tinggi 13 14,4
d. Hipertensi Tahap 1 28 31,1
e. Hipertensi Tahap 2 19 21,1
f. Hipertensi Tahap 3 7 7,8
Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.2 responden dengan kategori tidak


menunjukkan mayoritas responden merokok sebanyak (86,7%).
dengan kategori normal sebanyak Berdasarkan tekanan darah mayoritas
(48,9%). Berdasarkan merokok responden dengan kategori hipertensi
menunjukkan bahwa mayoritas tahap 1 sebanyak (31,1%).
3. Hubungan Usia dengan Terjadinya Penyakit Hipertensidi Puskesmas Kranggan

Temanggung

Tabel 4.3
Hubungan Usia dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi
di Puskesmas Kranggan Temanggung
Tekanan Darah
Correlation
Normal Hipertensi Hipertensi Hipertensi Total P value
Usia Optimal Normal coefficient
tinggi tahap 1 tahap 2 tahap3
F % F % F % F % F % F % F % 0,030 0,187
26-35 4 80,0 0 0,0 0 0,0 1 20,0 0 0,0 0 0,0 5 100,0
36-45 2 20,0 2 20,0 0 0,0 3 30,0 3 30,0 0 0,0 10 100,0
46-55 4 21,1 1 5,3 1 5,3 9 47,4 3 15,8 1 5,3 19 100,0
55-65 1 4,2 5 20,8 7 29,2 3 12,5 12 37,5 5 20,8 24 100,0
66 2 6,3 2 6,3 5 15,6 12 37,5 10 31,3 1 3,1 32 100,0
keatas
Total 13 14,4 10 11,1 13 14,4 28 31,1 19 21,1 7 7,8 90 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui 0,030 <0,05 yang berarti ada hubungan
bahwa dari 90 responden sebagian besar antara usia dengan terjadinya penyakit
memiliki usia diatas 66 tahun dan hipertensi.
mengalami hipertensi tahap 1 yaitu 37,5
%. Hasil uji statistik diperoleh P value
4. Hubungan Jenis Kelamin dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi di Puskesmas

Kranggan Temanggung

Tabel 4.4
Hubungan Jenis Kelamin dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi
di Puskesmas Kranggan Temanggung
Tekanan Darah
P Correlation
Jenis Normal Hipertensi Hipertensi Hipertensi Total
Optimal Normal value coefficient
Kelamin tinggi tahap 1 tahap 2 tahap3
F % F % F % F % F % F % F % 0,452 0,071
Perempuan 12 15,6 10 13,0 11 14,3 21 27,3 17 22,1 6 7,8 77 100,0
Laki-laki 1 7,7 0 0,0 2 15,4 7 53,8 2 15,4 1 7,7 13 100,0
Total 13 14,4 10 11,1 13 14,4 28 31,1 19 21,1 7 7,8 90 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh P value0,452 > 0,05 yang


diketahui bahwa dari 90 responden berarti tidak ada hubungan antara jenis
sebagian besar berjenis kelamin kelamin dengan terjadinya penyakit
perempuan dan mengalami hipertensi hipertensi.
tahap 1 yaitu 27,3 %. Hasil uji statistik
5. Hubungan Pendidikan dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi di Puskesmas

Kranggan Temanggung
Tabel 4.5
Hubungan Pendidikan dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi
di Puskesmas Kranggan Temanggung
Tekanan Darah
P Correlation
Normal Hipertensi Hipertensi Hipertensi Total
Pendidikan Optimal Normal value coefficient
tinggi tahap 1 tahap 2 tahap 3
F % F % F % F % F % F % F % 0,825 -0,019
Tidak 1 4,8 2 9,5 4 19,0 8 38,1 5 23,8 1 4,8 21 100,0
sekolah
SD 6 16,2 4 10,8 6 16,2 12 32,4 8 21,6 1 2,7 37 100,0
SMP 2 16,7 1 8,3 1 8,3 3 25,0 2 16,7 3 25,0 12 100,0
SMA 4 25,0 2 12,5 2 12,5 5 31,3 1 6,3 2 12,5 16 100,0
S1 0 0,0 1 25,0 0 0,0 0 0,0 3 75,0 0 0,0 4 100,0
Total 13 14,4 10 11,1 13 14,4 28 31,1 19 21,1 7 7,8 90 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 dapat %. Hasil uji statistik diperoleh P value


diketahui bahwa dari 90 responden 0,825 > 0,05 yang berarti tidak ada
sebagian besar berpendidikan SD dan hubungan antara pendidikan dengan
mengalami hipertensi tahap 1 yaitu 32,4 terjadinya penyakit hipertensi.
6. Hubungan Pekerjaan dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi di Puskesmas

Kranggan Temanggung.

Tabel 4.6
Hubungan Pekerjaan dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi
di Puskesmas Kranggan Temanggung
Pekerjaan Tekanan Darah Total P Correlation
Optimal Normal Normal Hipertensi Hipertensi Hipertensi value coefficient
tinggi tahap 1 tahap 2 tahap 3
F % F % F % F % F % F % F % 0,228 0,114
Bekerja 9 15,3 7 11,9 12 20,3 15 25,4 12 20,3 4 6,8 59 100,0
Tidak bekerja 4 12,9 3 9,7 1 3,2 13 41,9 7 22,6 3 9,7 31 100,0
Total 13 14,4 10 11,1 13 14,4 28 31,1 19 21,1 7 7,8 90 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 dapat uji statistik diperoleh P value 0,228 >
diketahui bahwa dari 90 responden 0,05 yang berarti tidak ada hubungan
sebagian besar bekerja dan mengalami antara pekerjaan dengan terjadinya
hipertensi tahap 1 yaitu 25,4 %. Hasil penyakit hipertensi.
7. Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi di Puskesmas Kranggan

Temanggung
Tabel 4.7
Hubungan Obesitas dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi
di Puskesmas Kranggan Temanggung
Tekanan Darah
P Correlation
Normal Hipertens Hipertens Hipertensi Total
Pendidikan Optimal Normal value coefficient
tinggi i tahap 1 i tahap 2 tahap 3
F % F % F % F % F % F % F % 0,022 0,204
Kurus 2 40,0 1 20,0 1 20,0 0 0,0 1 20,0 0 0,0 5 100,0
Normal 7 15,9 6 13,6 6 13,6 14 31,8 9 20,5 2 4,5 44 100,0
Gemuk 3 21,4 1 7,1 1 7,1 6 42,9 3 21,4 0 0,0 14 100,0
Obesitas 1 3,7 2 7,4 5 18,5 8 29,6 6 22,2 5 18,5 27 100,0
Total 13 14,4 10 11,1 13 14,4 28 31,1 19 21,1 7 7,8 90 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 dapat 1 yaitu 31,8 %. Hasil uji statistik


diketahui bahwa dari 90 responden diperoleh P value 0,022> 0,05 yang
sebagian besar memiliki berat badan berarti ada hubungan antara obesitas
normal dan mengalami hipertensi tahap dengan terjadinya penyakit hipertensi.
8. Hubungan Merokok dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi di Puskesmas Kranggan

Temanggung

Tabel 4.8
Hubungan Merokok dengan Terjadinya Penyakit Hipertensi
Di Puskesmas Kranggan Temanggung
Tekanan Darah
P Correlation
Normal Hipertensi Hipertens Hipertensi Total
Pekerjaan Optimal Normal value coefficient
tinggi tahap 1 i tahap 2 tahap 3
F % F % F % F % F % F % F % 0,381 -0,,83
Merokok 1 8,3 0 0,0 2 16,7 6 50,0 1 8,3 2 16,7 12 100,0
Tidak 12 15,4 10 12,8 11 14,1 22 28,2 18 23,1 5 5,4 78 100,0
merokok
Total 13 14,4 10 11,1 13 14,4 28 31,1 19 21,1 7 7,8 90 100,0

Berdasarkan tabel 4.8 dapat %. Hasil uji statistik diperoleh P value


diketahui bahwa dari 90 responden 0,381> 0,05 yang berarti tidak ada
sebagian besar tidak merokok dan hubungan antara merokok dengan
mengalami hipertensi tahap 1 yaitu 28,2 terjadinya penyakit hipertensi.
9. Faktor yang paling dominan dengan terjadinya penyakit hipertensi di Puskesmas

Kranggan Temanggung
Tabel 4.9
Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik ordinal yang berhubungan
dengan faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi
di Puskesmas Kranggan Temanggung
Variabel Estimate Df Wald Sig.
Usia 0,752 1 13,717 0,000*
Obesitas 0,750 1 11,216 0,001
Jenis kelamin -0,771 1 0,461 0,497
Pendidikan 0,218 1 1,173 0,279
Pekerjaan 0,483 1 1,377 0,241
Merokok -0,876 1 0,570 0,450

Berdasarkan tabel 4.9 dapat signifikan adalah variabel usia 13 kali


diketahui bahwa faktor dominan paling akan terkena penyakit hipertensi.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Karekteristik tekanan darah di penelitian T Aprillya (2016) yang


Puskesmas Kranggan Temanggung
menyatakan bahwa mayoritas responden
Responden yang memiliki
mengalami hipertensi jumlahnya lebih
tekanan darah optimal sebanyak 13
banyak dibandingkan dengan responden
responden (14,4 %), responden yang
yang tidak mengalami hipertensi.
memiliki tekanan darah normal
Menurut peneliti berdasarkan hasil
sebanyak 10 responden (11,1%).
yang didapatkan pada tabel 4.2
Responden yang memiliki tekanan
menunjukkan bahwa paling banyak
darah normal tinggi sebanyak 13
memiliki tekanan darah yaitu hipertensi
responden (14,4%). Responden yang
tahap 1 yaitu 28 orang (31,1 %) karena
mengalami hipertensi tahap 1 sebanyak
ada beberapa hal yang mempengaruhi
28 responden (31,1%). Responden yang
tekanan darah, yaitu usia, obesitas,
mengalami hipertensi tahap 2 sebanyak
pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin
19 responden (21,1%). Responden yang
dan merokok sehingga dapat
mengalami hipertensi tahap 3 sebanyak
mengakibatkan tekanan darah naik.
7 responden (7,8%).
2. Usia dengan kejadian penyakit
Faktor tekanan darah pada
hipertensi di Puskesmas
penelitian ini mayoritas responden Kranggan Temanggung.
Faktor usia mayoritas ada pada
mengalami hipertensi dan paling banyak
rentang 66 tahun keatas. Faktor
yaitu responden dengan hipertensi tahap
demografi yaitu faktor usia dalam
1. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian ini sejalan dengan penelitian
Dien (2014) yang menyatakan bahwa seiring bertambahnya usia belum pasti
responden yang menderita hipertensi tingkat hipertensinya lebih parah.
mayoritas responden dengan umur > 60 3. Jenis kelamin dengan kejadian
penyakit hipertensi di Puskesmas
tahun.
Kranggan Temanggung.
Akibat bertambahnya umur, Baik laki-laki maupun wanita
terjadi penurunan fungsi fisiologis dan memiliki resiko yang sama besar
daya tahan tubuh yang terjadi mengalami hipertensi. Resiko lebih
karenaproses penuaan yang dapat tinggi dialami wanita dengan usia diatas
menyebabkan seseorang rentan terhadap ≥ 65 tahun keatas. Berdasarkan
penyakit salah satunya yaitu penyakit Riskesdas (2013) proporsi penderita
hipertensi (Kemenkes RI, 2013). hipertensi di Indonesia berdasarkan
Merujuk pada tabel 4.3 didapatkan hasil jenis kelamin yaitu perempuan sebanyak
bahwa faktor usia dalam penelitian ini 28,8 % dan laki-laki sebanyak 22,8 %.
mayoritas berumur 66 tahun keatas Hal ini sesuai dengan penelitian Arifin
sebanyak 23 responden yang mengalami (2016) yang juga menunjukkan bahwa
hipertensi. Namun, terdapat 8 responden prevalensi hipertensi pada perempuan
yang tidak mengalami hipertensi. lebih tinggi dibandingkan dengan laki-
Terjadinya hipertensi pada faktor laki yaitu (61,3 %).
usia dalam penelitian ini terlihat Hasil penelitian ini diketahui
semakin bertambahnya usia maka bahwa mayoritas responden berjenis
terjadinya hipertensi semakin kelamin perempuan lebih tinggi
meningkat. Pada penelitian ini usia 66 dibandingkan dengan jenis kelamin laki-
tahun keatas terdapat 37,5 % yang laki yaitu sebanyak 44 responden
mengalami hipertensi tahap 1, akan berjenis kelamin perempuan yang
tetapi pada kelompok usia 55-65 tahun mengalami hipertensi (57,2%). Namun,
terdapat 37,5% yang mengalami terdapat 33 responden yang tidak
hipertensi tahap 2. Artinya pada mengalami hipertensi. Berdasarkan
kelompok usia 55-65 tahun lebih tinggi analisis data menggunakan kendall tau
grade hipertensinya dibandingkan pada tabel 4.4 diperoleh nilai P = 0,452 ;
dengan kelompok usia 66 tahun keatas. P > 0,05 yang artinya tidak ada
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara jenis kelamin dengan pendidikan tidak berhubungan dengan
terjadinya hipertensi. terjadinya penyakit hipertensi.
Tidak adanya hubungan antara Ketidakadanya hubungan pendidikan
jenis kelamin dengan hipertensi pada dengan terjadinya hipertensi pada
penelitian ini disebabkan karena adanya penelitian ini karena masih ada faktor-
faktor lain yang mempengaruhi faktor lain dalam penelitian ini yang
hipertensi seperti berat badan berlebih menyebabkan terjadinya hipertensi
atau obesitas dan kemungkinan diantaranya faaktor usia dan obesitas.
disebabkan bahwa mayoritas perempuan Resonden yang berpendidikan rendah
pada saat ini telah bekerja, sehingga mereka belum atau tidak mengetahui
dapat mempengaruhi kondisi psikologis. tentang cara menjaga kesehatan dirinya
sehingga kebanyakan responden yang
4. Pendidikan dengan kejadian berpendidikan rendah terkena
penyakit hipertensi di Puskesmas
hipertensi. Sedangkan responden yang
Kranggan Temanggung.
Hasil penelitian ini pada tabel berpendidikan tinggi mereka
4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas mendapatkan informasi yang lebih,
responden berpendidikan SD berjumlah sehingga mereka mengetahui bagaimana
21 responden yang mengalami menjaga kesehatan dirinya. Walapun
hipertensi dan terbanyak terdapat pada pada zaman sekarang ini semua
hipertensi tahap 1 yaitu 32,4%. Namun, kalangan termasuk yang berpendidikan
terdapat 16 responden yang tidak rendah mempunyai hp android dimana
mengalami hipertensi. Hasil analisis bisa untuk mengakses internet dan
dengan dengan uji kendall tau digunakan untuk mencari info-info
didapatkan nilai P = 0,825 ; P > 0,05. tentang penyakit, tetapi mereka akan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sulit menangkap informasi yang
dalam penelitian ini tidak terdapat didapatkan dan jika tidak dengan
hubungan antara pendidikan dengan diimplementasikan dalam kehidupan
terjadinya hipertensi. sehari-harinya menginggat responden
Berdasarkan hasil penelitian dalam penelitian ini mayoritas yang
yang telah dikemukakan dapat dianalisis terkena hipertensi pada kelompok usia
bahwa pada penelitian ini faktor 66 tahun keatas yang tergolong sudah
memasuki usia lansia. Akan berbeda Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan orang yang mempunyai hp dengan teori yang menyatakan bahwa
android dan berpendidikan tinggi, orang yang bekerja akan lebih kecil
mereka akan cepat menangkap risikonya terkena hipertensi. Namun,
informasi yang didapatkan dan hasil dalam penelitian ini kejadian
mengimplementasikan kekehidupan hipertensi sebagian besar dialami oleh
sehari-harinya. responden yang bekerja. Hasil penelitian
5. Pekerjaan dengan kejadian ini sejalan dengan penelitian yang
penyakit hipertensi di Puskesmas
dilakukan oleh Amu (2015) yang
Kranggan Temanggung.
Hasil penelitian ini pada tabel menyatakan bahwa kejadian hipertensi
4.6 dapat diketahui bahwa mayoritas sebagian besar terjadi pada pekerja dan
responden bekerja berjumlah 31 orang yang tidak bekerja justru
responden yang mengalami hipertensi. terlindungi dari hipertensi.
Namun, terdapat 28 responden yang 6. Obesitas dengan kejadian
penyakit hipertensi di Puskesmas
bekerja dan tidak mengalami hipertensi.
Kranggan Temanggung.
Hasil analisis dengan uji kendall tau Faktor obesitas dalam penelitian
didapatkan nilai P = 0,228 ; P > 0,05. ini mayoritas dengan berat badan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa normal, namun terdapat 27 responden
dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang mengalami obesitas. Hasil
antara pekerjaan dengan terjadinya penelitian ini sejalan dengan penelitian
hipertensi. Ardania (2012) yang menyatakan bahwa
Penelitian ini memiliki hasil sebagian besar responden yang
bahwa penyakit hipertensi mayoritas menderita hipertensi adalah responden
menyerang responden yang bekerja. Hal yang mengalami overweight. Hasil
tersebut bisa dibilang terjadi karena penelitian ini juga sejalan dengan
beban responden yang bekerja lebih penelitian Sulistiyowati (2010) yang
berat dari pada responden yang tidak menyatakan bahwa pada kelompok
bekerja dan keadaan tersebut dapat kasus mayoritas responden yang tidak
memicu timbulnya stres pada responden mengalami obesitas.
yang bekerja sehingga dapat Hasil penelitian ini pada tabel
menyebabkan penyakit hipertensi. 4.7 dapat diketahui bahwa dari 90
responden mayoritas memiliki IMT mengakibatkan terjadinya obesitas dan
normal sebanyak 44 responden dan 25 secara tidak langsung dapat
mengalami hipertensi. Namun, dari 90 mengakibatkan hipertensi, seperti
responden terdapat 27 responden yang makan makanan yang mengandung
mengalami obesitas dan sebanyak 19 lemak tinggi, makanan cepat saji,
responden yang mengalami hipertensi. mengkonsumsi kopi dan teh akan
Hasil analisis dengan uji kendall tau mengakibatkan hipertensi.
didapatkan nilai P = 0,022; P < 0,05. 7. Merokok dengan kejadian
penyakit hipertensi di Puskesmas
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Kranggan Temanggung.
dalam penelitiann ini terdapat hubungan Hasil penelitian ini pada tabel
antara obesitas dengan terjadinya 4.8 dapat diketahui bahwa mayoritas
hipertensi. Dari hasil tersebut responden tidak merokok berjumlah 78
mempunyai arti bahwa penyakit responden dan yang mengalami
hipertensi tidak hanya menyerang orang hipertensi sebanyak 45 responden.
yang obesitas namun, juga dapat Sedangkan jumlah responden yang
menyerang orang yang mempunyai merokok sebanyak 12 responden dan
berat badan normal. Hasil pada tabel yang mengalami hipertensi sebanyak 9
tabulasi silang antara obesitas dengan responden. Hasil analisis dengan kendall
kejadian hipertensi dapat dilihat bahwa tau didapatkan nilai P = 0,381 ; P >
responden lebih banyak megalami 0,05. Sehingga dapat disimpulkan dalam
hipertensi tahap 1. penelitian ini tidak ada hubungan antara
Berdasarkan hasil penelitian merokok dengan terjadinya hipertensi.
yang telah dikemukanan maka dapat Semua orang baik yang merokok dan
dianalisis bahwa pada penelitian ini yang tidak merokok akan mempunyai
faktor obesitas mempemgaruhi resiko relatif sama terkena hipertensi
terjadinya hipertensi. Peneliti menduga jika tidak menjaga kesehatannya dengan
adanya hubungan antara obesitas baik.
dengan terjadinya hipertensi disebabkan Hasil penelitian ini bertentangan
karena faktor pola gaya hidup yang dengan penelitian yang dilakukan oleh
dijalani responden setiap harinya. Gaya Kartikasari (2012) yang menyatakan
hidup yang tidak sehat akan bahwa kebiasaan merokok terbukti
sebagai faktor risiko hipertensi dengan dengan pola hidup yang sehat seperti
nilai P = 0,010. Hal tersebut melakukan kegiatan olahraga rutin
menunjukkan bahwa orang dengan walaupun sebentar namun dengan
kebiasaan merokok memiliki resiko frekuensi yang sering, mengkonsumsi
terserang hipertensi lebih besar makanan yang sehat dan bergizi,
dibandingkan dengan orang yang tidak meningalkan kebiasaan yang buruk
merokok. seperti merokok, mengkonsumsi
Ketidakadanya hubungan yang alkohol, minum kopi dan teh terlalu
signifikan antara merokok dengan banyak dan sering. Sehingga diusia
hipertensi disebabkan karena masih ada yang tua ini diharapkan untuk menjaga
faktor lain yang menyebabkan kesehatan tubuhnya yang bertujuan
hipertensi pada penelitian ini untuk meminimalkan terkena bebbagai
diantaranya faktor usia dan obesitas. macam penyakit misalnya penyakit
Responden mayoritas berjenis kelamin hipertensi.
perempuan dan kebanyakan perempuan SIMPULAN
Distribusi karakteristik
tidak mengkonsumsi rokok karena
responden mayoritas berusia diatas 66
mereka sangat menjaga kesehatan
tahun sebanyak 32 responden (35,6%),
tubuhnya.
berjenis kelamin perempuan sebanyak
8. Faktor yang paling berpengaruh
terhadap kejadian penyakit 77 responden (85,6%), pendidikan SD
hipertensi di Puskesmas
sebanyak 37 responden (41,1%), bekerja
Kranggan Temanggung.
Dari hasil analisis multivariat sebanyak 59 responden (65,6%), berat
pada penelitian ini didapatkan faktor badan normal (tidak obesitas) 44
yang paling dominan dengan terjadinya responden (48,9%), tidak merokok
hipertensi adalah faktor usia. Maka sebanyak 78 responden (86,7%),
peneliti berasumsi bahwa semakin hipertensi tahap 1 sebanyak 28
bertambahnya usia maka akan semakin responden (31,1%).
besar risikonya terkena hipertensi. Hal Ada hubungan antara faktor usia dan
tersebut dikarenakan diusia yang obesitas dengan terjadinya penyakit
semakin tua akan rentan terkena hipertensi di Puskesmas Kranggan
berbagai macam penyakit. Seiring Temanggung dengan tingkat signifikan
bertambahnya usia juga harus diimbangi
usia p=0,030(p< 0,05), obesitas Temanggung dengan tingkat signifikan
p=0,022(p< 0,05). jenis kelamin p=0,452 (p> 0,05),
Tidak ada hubungan antara jenis pendidikan p=0,825 (p> 0,05),
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pekerjaan p=0,228 (p> 0,05), dan
merokok dengan terjadinya penyakit merokok p=0,381 (p> 0,05).
hipertensi di Puskesmas Kranggan
Faktor yang paling dominan Hipertensi Di Wilayah
berhubungan dengan terjadinya penyakit Perkotaan Dan Pedesaan
hipertensi di Puskesmas Kranggan Indonesia Tahun 2013.
Temanggung adalah faktor usia (p= Universitas Islam Negri Syarif
0,000). Variabel usia memiliki nilai Hidayatullah Jakarta. Dalam
wald 13,717 lebih tinggi dibandingkan http://repository.uinjkt.ac.id/ds
dengan obesitas (nilai wald = 11,216), pace/bitstream/123456789/380
ini artinya faktor usia dominan 70/1/DINA%20ADLINA%20
pengaruhnya terhadap terjadinya AMU-FKIK.pdf , diakses 14
penyakit hipertensi. Oktober 2018.
SARAN Ardania, Siti. (2012). Hubungan Indeks
Berdasarkan penelitian yang Massa Tubuh Dengan Tekanan
telah dilakukan di Puskesmas Kranggan Darah Pada Masyarakat Di
Temanggung didapatkan saran sebagai Kelurahan Pakuncen
berikut: bagi responden adalah hasil Wirobrajan Yogyakarta.
penelitian ini dapat digunakan untuk Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
menambah pengetahuan tentang faktor- ‘Aisyiyah Yogyakarta. Dalam
faktor penyebab hipertensi sehingga http://digilib.unisayogya.ac.id/
masyarakat dapat mencegah terjadinya 897/1/NASKAH%20PUBLIKASI_
penyakit hipertensi dan menurunkan SITI%20ARDANIA.pdf diakses
angka terjadinya penyakit hipertensi. pada 10 April 2019.
DAFTAR PUSTAKA Dien, Nieky, Gryti. (2014). Hubungan
Amu, Dina, Aldina. (2015). Faktor- Indeks Massa Tubuh (IMT)
faktor Yang Dengan Tekanan Darah Pada
BerhubunganDengan Penderita Hipertensi DI
Poliklinik Hipertensi Dan Kesehatan Kementrian
Nefrologi BLU RSUP PROF. Kesehatan RI.
DR. R.D. Kandou Manado.
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan
Universitas Sam Ratulangi
Dasar. Diakses tanggal 7 April
Manado. Dalam
2018, dari
https://media.neliti.com/medi
http://www.depkes.go.id/resou
a/publications/114369-ID-
rces/download/general/Hasil%2
hubungan-indeks-massa-
0Riskesdas%202013.pdf.
tubuh-imt-dengan-t.pdf ,
diakses 10 April 2019. Sudarmoko, A. (2015). Sehat Tanpa
Hipertensi: Yogyakarta.
Irianto, K. (2014). Epidemiologi
Cahaya Atma Pustaka.
Penyakit Menular & Tidak
Sulistiyowati. (2010). Faktor-faktor
Menular: Panduan Klinis.
yang Berhubungan dengan
Alfabeta: Bandung.
Kejadian Hipertensi di
Kartikasari, N.A. (2012). Faktor Risiko Kampung Botton Kelurahan
Hipertensi Pada Masyarakat Magelang Kecamatan
Di Desa Kabongan Kidul Magelang Tengah Kota
Kabupaten Rembang. Magelang Tahun 2009.
Universitas Diponegoro. Dalam Semarang: Universitas Negri
https://media.neliti.com/medi Semarang.
a/publications/115982-ID-
T, Aprillya, M. (2016). Hubungan
faktor-risiko-hipertensi-pada- Antara Umur, Aktivitas
masyarakat.pdf , diakses 14 Fisik Dan Stress Dengan
Oktober 2018. Kejadian Hipertensi Di
Puskesmas Kawangkoan.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan
Fakultas Kesehatan
Dasar 2013. Jakarta: Badan
Masyarakat Universitas Sam
Penelitian dan Pengembangan
Ratulangi:Manado.

Anda mungkin juga menyukai